• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Temuan Penelitian

4.3.5 Gambaran Kesurupan Menurut Ahli (Psikiater)

Istilah kesurupan dari sisi medis masuk dalam kategori disosiatif yang disebabkan karena suatu stresor dan juga kemungkinan didasari gangguan kepribadian.

Gini mas, sebelumnya jangan mencampur adukkan dulu ilmu medis dengan ilmu spiritual, karena kita melihat suatu gangguan itu pasti ada dasar penyebabnya, itu pasti ada dasarnya, dia tidak datang dengan sendirinya, kayak kemarin kan sudah saya jelaskan, itu terjadi akibat stresor-stresor yang itu dia anggap amat sangat berat, ya mungkin bagi teman satunya misalnya itu stressor yang bisa dilewati karena sebuah stressor itu tidak selalu menyebabkan seseorang mengalami suatu gangguan, bisa stressor hanya menyebabkan gangguan sementara kemudian ia bangkit akibat stresor tersebut.(E1-W1:090613)

Gangguan disosiatif yang didasari kemungkinan ada gangguan kepribadian.(E1-W2:090613)

Gangguan disosiatif berupa kesurupan ada kemungkinan didasari karena Gangguan kepribadian histerikal dan gangguan cemas yang mungkin pembentukannya dipengaruhi karena lingkungan, pola asuh, masalah ekonomi, pertemanan.

Ya gangguan kepribadian mungkin histerikal, gangguan cemas, ya itu kenapa ia memiliki gangguan kepribadian, harus dilihat lagi kebelakangnya, kemungkinan lingkungannya, pola asuhnya, ia diasuh oleh ibu yang mengalami gangguan jiwa atau ia mungkin dihimpit masalah ekonomi atau ia dihimpit oleh pertemanan gitu.(E1-W3:090613)

Kesurupan dari sisi medis cenderung masuk dalam golongan gangguan disosiatif atau konversi. Kesurupan masuk dalam trans disosiatif. Dan disosiatif

merupakan salah satu mekanisme pertahanan jiwa manusia dan setiap orang berbeda-beda. Disosiatif sendiri merupakan terpecahnya suatu kesadaran karena cemas atau bahkan depresi yang amat sangat yang dialami oleh seseorang.

Iya disosiatif atau konversi.(E1-W4:090613) Itu hanya istilah nama.(E1-W5:090613)

Disosiatif itu dasarnya adalah terpecahnya kesadaran, begitupun juga konversi, disebabkan karena suatu depresi yang amat sangat, cemas yang amat sangat dia jadi mengalami suatu amnesia namanya karena ketegangan yang amat sangat.(E1-W6:090613)

Iya ada macam-macam, ada amnesia, fuga, tapi kalau kesurupan masuknya trans disosiatif. Jadi tergantung mekanisme pertahanan jiwanya dia memakai apa atau tidak semua orang sama, artinya mengalami suatu gangguan disosiatif yang bagaimana.(E1-W7:090613)

4.3.5.2 Hubungan Sosial Orang yang Sering Mengalami Kesurupan

Orang yang berpotensial mengalami gangguan kesurupan adalah orang yang memiliki kecenderungan gangguan kepribadian baik histerikal atau yang biasa disebut gangguan kepribadian histrionik dan gangguan kepribadian cemas atau cenderung dependen. Hubungan sosial orang yang sering mengalami pasti terhambat tapi tidak semua orang yang sering mengalami kesurupan mempunyai pribadi yang tertutup.

Ya yang pasti memiliki kecenderungan gangguan kepribadian baik histerikal ataupun gangguan cemas.(E1-W8:090613)

Ya pastinya terhambat, kalau gangguan kecemasan pasti hubungan sosialnya kurang baik, histerikal pasti sosialnya kurang baik, jadi hendaya nya pada sosial.(E1-W9:090613)

Kalau tertutup, nggak mesti ya, tertutup itu biasanya pada orang anti sosial, orangnya tertutup, kalau kecemasan bisa tertutup tapi tidak selalu tertutup.(E1-W10:090613)

4.3.5.3 Gejala Trans Disosiatif

Gejala yang muncul saat orang mengalami trans disosiatif antara lain bisa lupa ingatan, atau gangguan jiwa yang lain seperti berbicara sendiri, seperti patung (stupor), tidak mengenal orang lain dan lingkungannya.

Yang muncul? Ya bisa lupa ingatan, bisa gangguan jiwa yang lainnya, misalnya bicara sendiri, misalnya kayak patung namanya stupor, tidak mengenal orang lain, dengan lingkungannya.(E1-W11:090613)

Saat gejala yang muncul teriak-teriak yang tanpa makna, sebenarnya Dia mengalami kekacauan palsu, dan Dia sebenarnya mencari keuntungan dari tindakannya tersebut, yaitu diperhatikan dan dilindungi oleh orang lain.

Kalau berteriak-teriak itu dia mengalami kekacauan, kekacauan palsu, jadi saat dia berteriak-teriak, dia mengambil keuntungan dari berteriak misalnya dia dilindungi orang banyak misalnya, atau memang saat dia teriak mengalami ketegangan yang amat tinggi, itu sebenarnya dia tidak pingsan tapi dia mengambil keuntungan dari peristiwa itu, dia berteriak-teriak kan capek, dari capek itu dia kelelehan kan, kalau kelelahan kan oksigen diotak mengalami kekurangan la itu menyebabkan pingsan.(E1-W16:090613)

Supaya melihat seseorang benar mengalami gangguan disosiatif atau tidak membutuhkan pengalaman yang tinggi. Karena kemungkinan juga ada malingering. Malingering adalah usaha, kegiatan atau tindakan yang dilakukan guna untuk mendapatkan keuntungan, atau berpura-pura.

Ya memang sulit ya mas, kita jam terbangnya harus tinggi, kita bisa melihat orang mengalami gangguan disosiatif, histerikal, konversi atau tidak apakah hal yang dilakukan itu bagian dari usaha dia untuk malingering, malingering itu suatu usaha, kegiatan atau tindakan yang dia lakukan untuk mendapatkan keuntungan dari hal tersebut, misalnya dia harus menyelesaikan tugas hari ini misalnya, karena dia tidak mampu dia melakukan hal itu dan akhirnya terbebas, malingering namanya, berpura-pura.(E1-W17:090613)

Jika seseorang benar mengalami kesurupan saat setelah di bawa ke tempat alternatif atau kiyai maka tidak akan meninggalkan sisa. Gejala sisa nampak dari perilaku dan emosional. Gejala sisa gangguan jiwa antara lain sering melamun, lupa akan identitas, suka menyendiri, itu gejala yang paling ringan.

Iya jam terbangnya harus tinggi, pokoknya gitu kalau dia memang benar-benar mengalami kesurupan, di alternatif misalnya kita bawa orang ini kekiyai misalnya, dia tidak akan meninggalkan sisa pasti sembuh, tapi kalau dia mengalami gangguan disosiatif ya dia bisa juga mengambil malingering itu, seumpama dia diundangkan pak kiyai terus dia sembuh, tapi dia masih meninggalkan sisa, sisanya apa, dasarnya apa dia mengalami itu, dasarnya misalnya depresi, stres, ada konflik apa, la kita nyarinya kebelakang.(E1-W18:090613)

Iya nampak, ya itu perilaku bisa, emosionalnya bisa.(E1-W19:090613) Iya itu namanya gejala sisa, ngalamunnya karena dia sudah mengalami suatu gangguan jiwa, jadi dia lupa akan identitasnya, yang paling ringanlah, orang yang mengalami gangguan akan identitasnya yang paling ringan itu juga ya ngalamun, suka lupa, senengnya menyendiri gitu.(E1-W20:090613)

4.3.5.4 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Trans Disosiatif 4.3.5.4.1 Faktor Internal

Faktor-faktor yang mempengaruhi secara faali karena adanya gangguan neotransmiter di otak, karena gangguan emosional. Secara etiologi masuk biopsikososial. Dan gangguan disosiatif bisa dimasukkan dalam gangguan jiwa yang dasarnya biopsikososial, biologinya mungkin karena genetik. Dan faktor yang lain adalah faktor trauma atau kejadian yang tidak menyenangkan waktu kecil.

Kalau faktor secara teoritis ya, adanya gangguan neurotransmiter di otak, biasanya juga bisa karena gangguan emosional akibat adanya gangguan fisik, atau ya itu, sebenarnya etiologinya itu biopsikososial dasarnya gangguan jiwa itu, jadi gangguan disosiatifkan juga bisa dimasukkan dalam kategori gangguan jiwa, jadi dasarnya adalah biopsikososial, biologinya dia genetik, genetiknya mungkin keturunan dari

orang tuanya atau mbahnya, yang mempunyai gangguan kepribadian atau diasuh oleh orang tua yang memiliki gangguan cemas misalnya…( E1-W12:090613)

Jadi gangguan disosiatif itu juga ada pengaruh trauma atau kejadian yang tidak menyenangkan waktu kecil. Jadi seperti yang saya omongkan tadi yaitu faktor biopsikososial, misalnya melihat kedua orang tuanya bertengkar lalu terbawa sampai dewasa, jadi kalau lihat orang bertengkar dia semaput misalnya, dia mengalami suatu amnesia disosiatif atau mengalami kejang(E1-W15:090613)

4.3.3.4.2 Faktor Eksternal

Faktor sosial, mungkin karena lingkungannya tidak mendukung dan Faktor eksternal berpengaruh lebih besar daripada faktor internal.

…atau lingkungannya tidak mendukung.(E1-W11:090613)

Emm gini, gampangnya gini, mungkin dia di sekolahnya berprestasi tapi lingkungan dekat rumahnya mayoritas pengangguran misalnya pedagang misalnya, kemudian tidak ada support untuk mencapai suatu prestasi.(E1-W12:090613)

Iya jadi kan faktor eksternal itukan 75 % kan lebih besar dari pada faktor internal.(E1-W13:090613)

4.3.5.5 Treatment yang Dilakukan

Saat melihat orang yang mengalami kesurupan langsung bawa ketempat yang tenang, jangan berkerumun karena dapat memicu terjadinya kesurupan pada orang lain. Treatment yang tepat adalah dengan CBT (Cognitive Behavior Therapy).

Misalnya kita berada dalam suatu arena kesurupan, ya kita berusa menenangkan, dengan cara apa? Ya terserah, dibawa ketempat yang tenang, jangan berkerumun, kalau orang yang namanya pingsan itu kan butuh suatu udara, butuh situasi yang tenang, karena kan mereka bisa terjadi secara beramai-ramai, bahkan dia kalau melihat temannya yang kesurupan dia takut lalu dia teriduksi mengalami kesurupan, itu kalau yang memiliki gangguan kepribadian cemas atau dependen kalau yang histerikal atau histrionik dia cenderung ikut-ikutan karena ingin diperhatikan, ingin lebih menonjol dari temannya.(E1-W21:090613)

CBT, Cognitive Behavior Theraphy, tapi kalau dia menimbulkan perilaku yang sampai menjurus ke gangguan jiwa yang lainnya ya terpaksa pakai

terapi, terapinya apa? Ya sesuai dengan yang dimunculkan, dari pemeriksaannya itu.(E1-W22:090613)

4.3.5.6 Paska Terjadinya Kesurupan

Sikap orang disekitar seharusnya tidak memanjakan tapi mencoba merubah perilakunya, kognitifnya, memberi masukan dan memberi tanggung jawab sesuai kemampuannya.

Ya coba dirubah perilakunya, dirubah kognitifnya, sesuai umurnya, beri masukkan, jadi tidak memanjakan dia tapi beri tanggung jawab yang sesuai kemampuannya.(E1-W23:090613)