• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

B. Gambaran Khusus

Kesehatan Masyarakat Menurut Winslow, 1920 (Notoatmodjo. S.

2010) Kesehatan Masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:

a. Perbaikan sanitasi lingkungan;

b. Pemberantasan penyakit menular;

c. Pendidikan kebersihan perorangan;

d. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini serta pengobatan;

e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Sesuai dengan perkembangan masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat, maka kesehatan masyarakat sampai sekarang ini mencakup berbagai sub-bidang yaitu: Epidemiologi dan Biostatistik, kesehatan dan sanitasi lingkungan, kesehatan kerja, perilaku kesehatan, kesehatan ibu dan anak, masalah gizi, masalah penyakit menular dan tidak menular, manajemen kesehatan masyarakat serta pendidikan atau promosi kesehatan masyarakat.

2. Promosi Kesehatan

Notoatmodjo. S. 2010, Definisi istilah Promosi Kesehatan dalam

15

ilmu kesehatan masyarakat (health promotion) mempunyai dua pengertian.

Pengertian Promosi Kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Level and Clark, mengatakan adanya 5 tingkat pencegahan penyakit dalam perspektif kesehatan masyarakat, yakni:

a. Health Promotion (peningkatan/ promosi kesehatan)

b. Specific Protection (perlindungan khusus melalui imunisasi)

c. Early Diagnosis and Prompt Treatment (diagnosis dini dan pengobatan segera)

d. Disability Limitation (membatasi atau mengurangi terjadinya kecacatan)

e. Rehabilitation (pemulihan)

Sedangkan pengertian yang kedua, Promosi Kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau

“menjual” kesehatan. Dengan kata lain, Promosi Kesehatan adalah

“memasarkan” atau “memperkenalkan” pesan-pesan kesehatan atau

“upaya-upaya” kesehatan, sehingga masyarakat “menerima” pesanpesan tersebut, yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat.

Lawrence Green, 1984 (Notoatmodjo, 2010) merumuskan definisi Promosi Kesehatan adalah “segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan”.

Promosi kesehatan sebagai pendekatan terhadap faktor perilaku kesehatan yang kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan perilaku tersebut. Menurut Lawrence Green, 1980 (Notoatmodjo, 2010), perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu:

a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Faktor yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang atau masyarakat adalah pengetahuan dan sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa yang akan dilakukan.

b. Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Faktor pemungkin atau pendukung perilaku adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat.

c. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Pengetahuan, sikap, dan fasilitas yang tersedia kadang belum menjamin terjadinya perilaku masyarakat. Toma (Tokoh Masyarakat) merupakan faktor penguat terjadinya perilaku. Selain itu, peratura, undang-undang, surat keputusan dari pemerintah juga merupakan faktor penguat lainnya dalam terjadinya sebuah perilaku.

Berdasarkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter: 1986) (Notoatmodjo, 2010) mengatakan bahwa Promosi Kesehatan adalah

“upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.

Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku. Maka dapat disimpulkan Promosi Kesehatan adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik didalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dsb).

3. Tugas Pokok seksie Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Bogor

1) Memimpin pelaksanaan tugas Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

17

2) Menyusun rencana kerja Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

3) Mendistribusikan pekerjaan dan memberikan arahan pelaksanaan tugas kepada bawahan;

4) Mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

5) Menyusun konsep kebijakan di bidang Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

6) Menyusun konsep pedoman dan petunjuk teknis di bidang Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

7) Melaksanakan koordinasi upaya promosi kesehatan penyakit menular dan penyakit tidak menular;

8) Melaksanakan koordinasi upaya promosi kesehatan lingkungan dan keamanan pangan;

9) Melaksanakan koordinasi upaya promosi kesehatan tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);

10) Melaksanakan koordinasi upaya promosi kesehatan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);

11) Melaksanakan koordinasi upaya promosi kesehatan Gizi dan kesehatan keluarga;

12) Melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bidang kesehatan melalui multi media;

13) Menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di 5 (lima) tatanan;

14) Melaksanakan kemitraan dengan berbagai institusi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemangku kebijakan;

15) Memfasilitasi pembentukan dan melaksanakan pembinaan Kelurahan Siaga Aktif;

16) Memfasilitasi pembentukan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM);

17) Melaksanakan Pembinaan posyandu, Posbindu, Pos kesehatan

pesantren, Pos Upaya Kesehatan Kerja, dan UKBM lainnya;

18) Melaksanakan pembinaan Pramuka Saka Bakti Husada, Karang Taruna Husada;

19) Melaksanakan pembinaan Taman Obat Keluarga;

20) Melaksanakan pembinaan Komunitas Warga Tanpa Rokok, Peduli HIV, Peduli kesehatan jiwa dan Peduli kesehatan Gigi;

21) Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi di bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat;

22) Menyusun konsep Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan (SP)) Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

23) Menyusun RKA dan DPA serta melaksanakan DPA;

24) Menyusun Perjanjian Kinerja lingkup Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

25) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

26) Menyusun laporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat;

27) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

4. Strategi Promosi Kesehatan

Strategi adalah teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan rumusan WHO, 1994 (Notoatmodjo, 2010), strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari 3 hal, yaitu:

a. Advokasi (Advocacy)

Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Advokasi promosi kesehatan adalah pendekatan kepada para pembuatan keputusan atau penentu kebijakan diberbagai sektor, dan diberbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan

19

dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.

b. Dukungan Sosial (Social Support)

Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (Toma), baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara 17 sektor kesehatan sebagai pelaksana program kesehatan dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Dengan kegiatan ini, toma pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya Bina Suasana yang kondusif terhadap kesehatan.

c. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)

Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan utamanya adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk, misalnya: koperasi, pelatihan untuk kemampuan peningkatan pendapatan keluarga (income generating skill).

Dokumen terkait