• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5. Gambaran Konstruksi Pola A:B data 1

Hasil analisis Data 1 menunjukkan bahwa Subjek (FN) merupakan kategori nomina manusia (human) dan ayam lapeh malam sebagai predikatnya

Upiak bak ayam lapeh malam

Terbanding (Subjek yang dibandingkan)

Pembanding (Objek yang dibandingkan) CARA

termasuk bukan manusia (nonhuman). Konsep ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Lunsford (dalam Ching, ed., 1980:159-161).

4.2.1.1.2 Struktur Metafora BMDP 2

Data 2 : Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh, jan bak kabau dicucuak

iduangnyo.

(Seorang kepala keluarga hendaknya tegas, jangan seperti kerbau dicucuk hidungnya)

K

K1 K2

Subjek1 predikat1 subjek2 predikat2

Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh, jan bak kabau dicucuak

iduangnyo.

Diagram 3. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 2 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas K1 dan K2 masing-masing memiliki Subjek dan Predikat. Subjek pada K2 bersifat elipsis karena subjek yang sama dengan K2. Dalam kasus di atas, data 2 menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP (2) terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

K1 K2

FN1 FV1 FN2 FV2

Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh, jan bak kabau dicucuak iduangnyo.

Diagram 4. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 2 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut.

K = K1 + K2

K1 = subjek1 (FN1) + predikat1 (FV1) K2 = subjek2 (FN2) + predikat2 (FV2) Subjek1 (FN1) = Sa urang kapalo keluargo Predikat1(FV1) = handaknyo tageh

Subjek2 (FN2) = ∅ (sa urang kapalo keluargo). Predikat2 (FV2) = jan bak kabau dicucuak iduangnyo.

Sesuai dengan tuturan data 2 dengan interpretasi Sa urang kapalo keluargo (seorang laki-laki) sebagai (terbanding) dibandingkan dengan kabau dicucuak iduangnyo ‘terlalu menurut, tidak tegas’ sebagai pembanding menggambarkan data tuturan BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora (lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6). Dari konstruksi data 2 di atas dapat dilihat bahwa posisi

metafora terletak pada posisi predikat, maka data 2 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi pola A : B tentang data 2 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama seperti data 1.

4.2.1.1.3 Struktur Metafora BMDP 3

Data 3 : Mak Atek bak manggadangkan anak ula (Ibu Atek seperti membesarkan anak ular).

K

Subjek predikat

Mak Atek bak manggadangkan anak ula

Diagram 5. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 3 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas K1 terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional (lihat Alwi, 2003), menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP (3) terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K FN1 FV1 FD FV2 FN2 KD V N1 N2 Mak Atek bak manggadangkan anak ula

Diagram 6. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 3 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut.

K = Subjek (FN) + Predikat (FV1) Subjek (FN1) = mak atek

FV1 = FD + FV2 + FN2 FD = KD = bak

FV2 = V = menggadangkan FN2 = N1 (anak) + N2 = (ula)

Sesuai dengan tuturan data 3 dengan interpretasi Mak Atek (seorang wanita) sebagai (terbanding) dibandingkan dengan manggadangkan anak ula sebagai pembanding menggambarkan data 3 BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora sama seperti data 1 dan 2 (lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6). Dari konstruksi data 3 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 3 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi

pola A : B tentang data 3 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama dengan gambar di data 1 dan 2.

4.2.1.1.4 Struktur Metafora BMDP 4

Data 4 : Makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek.

(Makanya, janganlah kamu seperti terpijak bara panas). K

FD Subjek predikat

makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek.

Diagram 7. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 4 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas Frasa Depan + Subjek dan Predikat. Kasus di atas, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP (3) terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FD FN FV

Makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek. Diagram 8. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 4 Berdasarkan Fungsi

Sintaksis

Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut.

K = FD + FN + FV FD = makonyo, janganlah Subjek (FN1) = awak

FV = bak tapijak baro angek.

Sesuai dengan tuturan data 4 dengan interpretasi awak (bisa berlaku untuk seorang pria atau wanita) sebagai (terbanding) dibandingkan dengan tapijak baro angek sebagai pembanding menggambarkan data 4 BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora sama seperti data 1 , 2, dan 3 (lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6). Dari konstruksi data 4 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 4 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi pola A : B tentang data 4 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama dengan gambar di data 1, 2 dan 3. 4.2.1.1.5 Struktur Metafora BMDP 5

Data 5 : Hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak (Hidupnya seperti bergantung di akar lapuk).

K

Subjek predikat

hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak

Diagram 9. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 5 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Struktur dasar kalimat data metafora BMDP (5) terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K FN1 FV1 FV2 FD KD FN2

hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak

Diagram 10. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 5 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut.:

K = FN + FV

Subjek (FN1) = hidupnyo Predikat (FV1) = FV2 + FD FV2 = bak bagantuang

FD = KD (di) + FN2 (aka lapuak)

Dari data 5 tuturan dengan interpretasi awak (bisa berlaku untuk seorang pria atau wanita) sebagai (terbanding) dibandingkan dengan tapijak baro angek sebagai pembanding menggambarkan data 5 tuturan BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora sama seperti data 1, 2, 3 dan 4 (lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6). Dari konstruksi data 5 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 5 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi pola A : B tentang data 5 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama dengan gambar di data 1, 2 ,3 dan 4.

4.2.1.1.6 Struktur Metafora BMDP 6

Data 6 : Manantu mak Tageh yo bana-bana bak gadih julong basubang. (Menantu mak Tageh benar-benar seperti gadis baru bersubang).

K

Subjek predikat

menantu mak Tageh bana-bana bak gadih julong basubang. Diagram 11. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 6 Berdasarkan Tata

Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Struktur dasar kalimat data metafora BMDP (6) terdiri atas unsur- unsur frasa sebagai berikut.

K FN1 FV1 N1 N2 FA FV2 KD FN2

menantu mak Tageh bana-bana bak gadih julong basubang. Diagram 12. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 6 Berdasarkan

Fungsi Sintaksis

Kaidah penulisan kembali struktur tuturan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut.

K = FN1 + FV1

Subjek (FN1) = N1 (menantu) + N2 (mak Tageh) Predikat (FV1) = FA + FV2

FV2 = KD (bana-bana)

FD = KD (bak) + FN2 (gadih julong basubang )

Dari data 6 tuturan dengan interpretasi Menantu mak Tageh sebagai (terbanding) dibandingkan dengan bana-bana bak gadih julong basubang sebagai pembanding menggambarkan data 6 tuturan BMDP ini diklasifikasikan sebagai metafora sama seperti data 1, 2, 3, 4 dan 5 (lihat Aristoteles dalam Vehraar, 1981:6). Dari konstruksi data 6 di atas dapat dilihat bahwa posisi metafora terletak pada posisi predikat, maka data 6 dinyatakan sebagai metafora predikat. Gambaran konstruksi pola A : B tentang data 6 ditandai dengan Morfem terikat secara sintaksis dapat digambarkan sama dengan gambar di data 1, 2 ,3, 4 dan 5.

4.2.1.1.7 Struktur Metafora BMDP 7 Data 7. P: Tantulah iyo, kama ka pai lai?

Tentulah iya, kemana akan pergi lagi?

W: Itu teori mak, tapi prakteknyo dimasyarakaik, urang manggadai dek ingin tapuji teori di dalam kampuang. Baralek maundang orgen tunggal, atau ingin bahonda nan bak urang balaia sawah salupak. (‘Itu teori mak, tapi prakteknya dimasyarakat, orang menggadai

karena ingin terpuji di dalam kampung. Pesta mengundang organ tunggal, atau ingin berhonda seperti orang berlayar disawah yang sepetak’).

Bentuk maundang (orgen tunggal, atau ingin bahonda) sebagai predikat atau FV mengacu makna urang balaia sawah salupak ‘sesuatu yang tidak mungkin terjadi’. Cara mengimplikasikan salah satu komponen dari nomina urang (B) pada

frasa nomina sintaksis baralek ‘pesta’ dengan menggunakan morfem terikat secara sintaksis cara nan bak (‘seperti’). Artinya perbandingan ini merupakan metafora BMDP dan diklasifikasikan berstruktur konstituen seperti berikut ini. K1

Subjek 1 Predikat 1 Konj. K2

nan bak

Subjek 2 Predikat 2 Baralek maundang orgen tunggal,

atau ingin bahonda

urang balaia sawah salupak Diagram 13. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 7 Berdasarkan Tata

Bahasa Transformasi

Sama seperti analisis sebelumnya, berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional (lihat Alwi, 2003), menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 7 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K1

FN1 FV1 Konj. K2

nan bak FN2 FV2

Baralek maundang orgen tunggal,

atau ingin bahonda urang balaia sawah salupak

Diagram 14. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 7 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 7 dapat disusun sebagai berikut. a. K1 = Subjek 1 (FN1) + Predikat 1(FV1) b. Subjek1 (FN1) = baralek

c. Predikat 1 (FV1) = maundang (orgen tunggal, atau ingin bahonda) nan bak urang balaia sawah salupak.

d. Konj. = nan bak

e. K2 = Subjek 2 + Predikat 2 f. Subjek 2 = urang

g. Predikat 2 = balaia sawah salupak.

Gambaran struktur metafora BMDP dapat polakan sebagai berikut: (A) + FV : Instrumen Banding (IB) + (B). Di sini, penggunaan bentuk maundang (Predikat 1) mengacu pada makna ‘sesuatu yang tidak mungkin terjadi’ pada Predikat 2 (= berlayar di sawah sepetak). Frasa nomina urang (human) merupakan terbanding tidak dapat melakukan pekerjaan berlayar di sawah sepetak.

4.2.1.1.8 Struktur Metafora BMDP 8

Data 8. P: Itu karajo nan menyimpang, indak basuo alua jo patuik. Alasan bacari-cari Pipi ditembak jo mariam nan parahnyo..ha....

(‘Itu kerja yang menyimpang, tidak berjumpa alur dengan patut. Alasan dicari-cari Pipi ditembak dengan meriam yang parahnya..ha...’)

W: A tu mak? (‘Apa itu mak?’)

Ujaran di atas membandingkan antara pipi ‘pipi’ sebagai (A) terbanding dengan frasa ditembak jo mariam ‘ditembak denga meriam’ (pembanding) didasarkan

atas pengertian analogi yang dicanangkan oleh Aristoteles (dalam Hester, 1976:14). Analogi ini dipahami sebagai terdapatnya persamaan asosiasi antara pemahaman seorang penutur (terbanding) tentang suatu situasi yang telah disepakati secara sosial yang bermakna kesadaran akan keadaan yang ada/atau hal yang tidak terlalu berlebihan. Data 8 dapat dikategorikan sebagai metafora predikat.

K

Subjek Predikat

Pipi ditembak jo mariam.

Diagram 15. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 8 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Sama seperti analisis sebelumnya, berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional (lihat Alwi, 2003), menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 8 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FN FV

Pipi ditembak jo mariam.

Diagram 16. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 8 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 9 dapat disusun sebagai berikut. a. K1 = Subjek (FN) + Predikat (FV)

b. Subjek (FN) = pipi

c. Predikat (FV) = ditembak jo mariam.

Perbandingan yang terdapat pada Data 8 menunjukkan unsur (A) terbanding pipi yang tidak mungkin diperlakukan dengan ditembak dengan meriam (pembanding) (B).

4.2.1.1.9 Sruktur Metafora BMDP 9

Data 9. P: Si mamak nan seharusnyo mengayomi kamanakan malah beliau yang keras mau menggadai karena penghulu merestui...karena apa? Cepat-epat meneken surat biar mandapek he..he..he

(‘Si mamak yang seharusnya mengayomi kemenakan malah beliau yang keras mau menggadai karena penghulu merestui..karena apa? Cepat—cepat meneken surat biar mendapat he..he..he..’)

K

Subjek Predikat

Cepat-cepat meneken surat biar mandapek ...

Diagram 17. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 9 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Sama seperti analisis sebelumnya, berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional (lihat Alwi, 2003), menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 9 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FN FV

Cepat-cepat meneken surat biar mandapek ...

Diagram 18. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 9 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 10a dapat disusun sebagai berikut. K = Subjek + Predikat

Subjek = Cepat-cepat meneken surat Predikat = biar mandapek....

Simpulan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah struktur data 9 menunjukkan pola metafora BMDP sebagai struktur pola yang sama dengan data- data diatas. Karena penanda (biar mandapek) yang menunjukkan metaforanya adalah berupa predikat, artinya Data 9 dapat dinyatakan sebagai metafora predikat.

4.2.1.1.10 Struktur Metafora BMDP 10

Data 10 : W: Nampak suka tarisaram-siram yo mak... (‘Nampak suka tersiram-siram ya mak.’) K

KD Subjek Predikat

Nampak suka tarisaram-siram

Diagram 19. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 10 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Kata Depan, Subjek (elipsis) dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional (lihat Alwi, 2003), menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 10 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FD FN FV

Nampak suka tarisaram-siram

Diagram 20. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 10 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 10 dapat disusun sebagai berikut. K = FD + Subjek (FN) + Predikat (FV)

FD = Nampak Subjek (FN) = ∅

Predikat (FV) = suka tasiram-siram....

Perbandingan yang terdapat pada Data 10 menunjukkan unsur (A) terbanding yang kelihatannya selalu mendapatkan sesuatu (pembanding) (B). Simpulan yang dapat ditarik dari analisis ini adalah struktur data 10b menunjukkan pola metafora BMDP sebagai struktur pola yang sama dengan Data 7. Karena penanda (suka tasiram-siram) yang menunjukkan metaforanya adalah berupa predikat, artinya Data 10 dapat dinyatakan sebagai metafora predikat.

4.2.1.1.11 Struktur Metafora BMDP 11 Data 11. P: Oknum..oknum..

(‘Oknum..oknum..’)

W: Jadi nampak-nampaknya adat indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai yomak. Sayang dispensasi itu disalah gunokan dek urang.

(‘Jadi nampak-nampaknya adat tidak begitu saja membuka pintu pegadaian ya mak.sayang dispensasi itu disalah gunakan dengan orang.’)

K

Frasa Depan Subjek Predikat N

Jadi nampak-nampaknya adat indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai...

Diagram 21. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 11 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Kata Depan, Subjek (elipsis) dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional (lihat Alwi, 2003), menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 11 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FD FN FV N

Jadi nampak-nampaknya adat indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai...

Diagram 22. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 11 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 11 dapat disusun sebagai berikut. K = FD + Subjek + Predikat

FD = Jadi nampak-nampaknya Subjek = adat

Predikat = indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai...

Gambaran struktur metafora BMDP pada Data 11 dapat dipolakan sama dengan Data 1 yang menyebutkan sebagai metafora predikat. Di sini, penggunaan bentuk indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai... (Predikat) mengacu pada makna ‘membiarkan’. Frasa nomina adat (inhuman) sebagai subjek merupakan terbanding tidak dapat melakukan pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat.

4.2.1.1.12 Struktur Metafora BMDP 12

Data 12. P: Batua...memang nan sabana hakikinyo manggadai itu adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang. Tapi jan salah. Ada disatu daerah urang sama sekali indak membenarkan manggadai seakan-akan diharamkan dek masyarakat.

(‘Betul... memang yang hakikat sebenarnya menggadai itu adalah ibarat pintu emergency (pintu darurat) yang hanya dipakai dimana tersesak, bukan jalan umu melenggang panjang tapi jangan salah, ada disatu daerah orang yang sama sekali tidak membenarkan menggadai. Seakan-akan diharamkan oleh masyarakat.’)

W: Apa dasar pelanggarannya mak? (‘Apa dasar pelanggarannya mak?’)

K

Subjek Predikat

manggadai itu adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang

Diagram 23. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 12 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 12 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FN FV

manggadai itu adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang

Diagram 24. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 12 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 12 dapat disusun sebagai berikut. K = Subjek (FN) + Predikat (FV)

Subjek (FN) = menggadai itu

Perdikat (FV) = adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang

panjang.

Gambaran struktur metafora BMDP pada Data 12 dapat dipolakan sama dengan Data 7 yang menyebutkan sebagai metafora predikat. Di sini, penggunaan bentuk bukan jalan umum malenggang panjang (Predikat) mengacu pada makna ‘‘segala sesuatu yang dipaksakan hanya untuk berfoya-foya’. Frasa nomina menggadai itu (inhuman) sebagai subjek merupakan terbanding tidak dapat melakukan pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat.

4.2.1.1.13 Struktur Metafora BMDP 13

Data 13 : W : Itu nan batua mak, sasuai jo hukum adat nan mamak sampaikan tadi, bahwa harato pusako indak buliah dipindahkan nyo dijua

indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando kan baitu

mak?

‘Itu yang benar mak, sesuai dengan hukum adat yang mamak sampaikan tadi, bahwa harta pusaka tidak boleh dipindahkan dia dijual tidak dimakan balik, digadai tidak dimakan sandera kan seperti itu mak?’

K

Subjek Predikat

inyo dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando Diagram 25. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 13 Berdasarkan

Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek dan Predikat. Dalam kasus di atas, menurut tatabahasa tradisional, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 13 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FN FV

inyo dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando Diagram 26. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 13 Berdasarkan

Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 12 dapat disusun sebagai berikut. K = Subjek (FN) + Predikat (FV)

Subjek (FN) = inyo

Perdikat (FV) = dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando

Gambaran struktur metafora BMDP pada Data 13 dapat dipolakan sama dengan Data 7 yang menyebutkan sebagai metafora predikat. Di sini, penggunaan bentuk dijua indak dimakan balik, digadai indak dimakan sando (Predikat)

mengacu pada makna ‘‘segala sesuatu yang dimiliki jika dijual maka tidak akan di dapat kembali. Frasa nomina inyo (dia) sebagai subjek merupakan terbanding tidak dapat melakukan pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat.

4.2.1.1.14 Struktur Metafora BMDP 14

Data 14. P: Musti bapikia realistis Basiang ateh tumbuah, batimbang ateh nan

lalu liek sikonnyo. Tapi ambo setuju diambek mati kok lah ado caro

antisipasi pagang gadai

‘Musti berpikir realistis. Besiang di atas tumbuh, bertimbang atas yang lalu lihat sikonnya. Tapi saya setuju dihambat mati kalau sudah ada cara antisipasi penggadaian’

W: Nah umpamonyo? ‘Nah umpamanya?’ FV1 FV2 FV3 V 1 FP1 V2 FD2

Basiang ateh tumbuah, batimbang ateh nan lalu Diagram 27. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 14 Berdasarkan

Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 14 dapat disusun sebagai berikut.

FV1 = FV2 + FV3 (Basiang ateh tumbuah + batimbang ateh nan lalu) FV2 = V1 + FD1 (Basiang + ateh tumbuah)

Bentuk metafora BMDP pada Data 14 disebut dengan metafora frasa karena struktur frasa yang membentuknya. Bentuk metafora ini biasanya dituturkan terlepas dan tidak terikat dengan struktur morfologi dan sintaksis yang mengharuskan kehadiran morfem terikat pada tataran morfologi dan kehadiran subjek – predikat pada tataran kalimat.

4.2.1.1.15 Struktur Metafora BMDP 15

Data 15. P: Umpamonyo, kok lah tagak kalompok? Sosial, lah ada koperasi simpan pinjam nan bonafit, perduli dunsanak nan dirantau jo keadaan urang dikampuang atau pamarentah lai mamikian urang miskin. Pagang gadai disilang ampek nagari ko.

‘Umpamanya, kalau sudah tegak kelompok-kelompok sosial, sudah ada koperasi simpan pinjam yang bonafit, peduli saudara di rantau dengan keadaan orang dikampung, atau pemerintah ada memikirkan orang miskin. Penggadaian disilang empat di negeri ini’.

W: Tapi sungguhpun baitu yo mak yo, kamii harapkan agar para pemangku adat berkenan hendaknya membatalkan aturan adat nan lah kadaluarsa tuh. Atau setidak-tidaknyo mangaluakan fatwa adat guno mempersempit peluang terjadinyo pagang gadai sahinggo indak manyungsarokan anak kamanakan.

‘Tapi sungguhpun begitu ya mak ya, kami harapkan agar para pemangku adat berkenan hendaknya membatalkan aturan adat yang sudah kadaluarsa tuh. Atau setidak-tidaknya mengeluarkan fatwa adat guna mempersempit peluang terjadinya penggadaian sehingga tidak menyengsarakan anak kemanakan’.

K

Subjek Predikat Kompl.

Pagang gadai di silang ampek nagari ko

Diagram 28. Bentuk Diagram Konstituen Struktur Data 15 Berdasarkan Tata Bahasa Transformasi

Berdasarkan fungsi sintaksis, tuturan BMDP di atas terdiri atas Subjek berpredikat kosong dan kamplemen. Dalam kasus di atas, menurut tatabahsa tradisional, menunjukkan kostituen struktur dasar kalimat data metafora BMDP 15 terdiri atas unsur-unsur frasa sebagai berikut.

K

FN1 FV FN2 V

Pagang gadai KD FN3

di silang ampek nagari ko

Diagram 29. Bentuk diagram Konstituen Struktur Data 15 Berdasarkan Fungsi Sintaksis

Struktur konstituen tuturan Data 15 dapat disusun sebagai berikut. K = FN + FV + FN2

FN1 (subjek) = pagang gadai FV = adalah (elipsis)

FN2 = KD (di) + FN3 (silang ampek nagari ko).

Data 15 menunjukkan struktur metafora komplemen karena posisinya terpisah dari predikat yang elipsis.

4.2.1.1.16 Struktur Metafora BMDP 16

Data 16. W: Sagalo sasuatu akan berubah manuruik kodratnya. Tamasuk adat. Akan tetapi urang Minangkabau manantangnyo dengan pepatah nan manyabuikkan “Adat nan tak lakang dek paneh, nan tak lapuak dek ujan” baa tu mak?

‘Segala sesuatu akan berubah menurut kodratnya. Termasuk adat. Akan tetapi urang Minangkabau menantangnya dengan pepatah

yang menyebutkan “Adat yang tak lekang karena panas, yang tak lapuk karena hujan “bagaimana itu mak?’

P: Adat indak manantang sunatullah. Adapun papatah indak lakang dek paneh, indak lapuak dek ujan tadi bukanlah mengatakan adat itu kaku, indak barubah bukan...itu kesalahan persepsi dari lafaz nan alun diurai. Sadangkan papatah lain nan babunyi “sakalia aie

gadang, sakali tapian baubah” adolah semacam pengakuan dari

perubahan itu sendiri.

‘Adat tidak menantang sunatullah. Adapun pepatah tidak lekang karena panas, tidak lapuk karena ujan tadi bukanlah mengatakan adat itu kaku, tidak berubah, bukan...itu kesalahan persepsi dari lafal yang belum diuras sedangkan pepatah lain yang berbunyi

Dokumen terkait