• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

3. Penerapan Metode Penelitian (Teori Ekletik)

MENERJEMAHKAN Tuturan MBMDP dari BS ke BT secara harafiah

BENTUK METAFORA

Struktur membangun Metafora atas unsur morfologi

Struktur kalimat metafora BMDP

Penentuan pola metafora BMDP

Klasifikasi kategori nomina sebagai Tb dan Pb dalam perbandingan A:B

Penentuan metafora BMDP berdasarkan fungsinya FUNGSI METAFORA

MAKNA METAFORA

Menentukan makna symbol (penanda) metafora BMDP Menentukan maksud tuturan

metafora BMDP TEORI

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Penelitian

Setelah data terkumpul dan dianalisis, ditemukan bentuk struktur, fungsi dan makna yang tersirat di dalam metafora BMDP pada masyarakat Kelurahan Banjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan.

Analisis bentuk struktur metafora BMDP pada masyarakat Kelurahan Banjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan ini terdiri atas dua bagian, yaitu analisis secara morfologis dan sintaksis. Analisis morfologis tuturan BMDP menandai bentuk metafora BMDP yang menekankan unsur – unsur leksikal dan nonleksikal. Berdasarkan fungsi sintaksis, kalimat BMDP terdiri atas Subjek dan Predikat atau frasa nomina dan frasa verba.

Seperti yang dipaparkan pada subbab 3.5, yakni berkaitan dengan teori dan metodologi yang digunakan dalam analisis, untuk mendapatkan hasil penelitian metafora yang dikaitkan dengan bentuk diperlukan dua teori, yaitu (1) teori morfologi untuk melihat morfem dan kategorisasi yang membentuk metafora, (2) teori sintaksi untuk melihat komponen konstituen dalam pembentukan metafora. Kedua teori ini yang bertanggung jawab dalam menelisik dan mengurai struktur bahasa: struktur yang membangun metafora atas unsur morfologi dan struktur kalimat metafora BMDP.

Proses analisis bentuk ini mengedepankan cara kerjanya secara induktif. Yang dimaksud dengan induktif di sini adalah berupa metode pemikiran yang berangkat dari peristiwa tertentu untuk menentukan kaidah umum berdasarkan

keadaan-keasaan tertentu untuk dapat diperlakukan secara umum. Cara kerja induktif berkaitan dengan metafora BMDP adalah berupa metode untuk menganalisis fenomena kebahasaan dan hal-hal lain yang bersifat khusus untuk dijadikan ketentuan umum.

Konsep dan teori relevan yang dimaksud berupa teori ekletik, khususnya mengacu pada teori linguistik struktural yaitu Kridalaksana (1988:130) menyebutnya sebagai ’pendekatan dalam penyelidikan bahasa yang menganggap bahasa sebagai sistem yang bebas’.

Masalah pertama penelitian tesis ini adalah mengenai bentuk-bentuk metafora dalam BMDP pada masyarakat Minangkabau di Kelurahan Banjai Kecamatan Medan Denai Kota Medan. Bentuk metafora yang dimaksudkan dalam tesis ini adalah (1) bentuk morfologi yang terdiri atas morfem bebas dan morfem terikat. Pengertian morfem dalam hal ini mengikuti pendapat yang dikemukakan Bloomfield (1970) adalah satuan bahasa terkecil yang memiliki makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi menjadi bagian makna yang lebih kecil lagi. Analisis bentuk ini didasari oleh teori linguistik struktural. Kridalaksana (1988:130) menyebutkan bahwa teori linguistik struktural berupa pendekatan dalam penyelidikan bahasa yang menganggap bahasa sebagai sistem yang bebas.

4.1.1 Terjemahan Tuturan Metafora BMDP secara Harafiah

Tabel 1 di bawah ini memberikan kejelasan terjemahan secara harafiah tuturan BMDP sebagai bahasa sumber (BS) ke dalam bahasa Indonesia sebagai

bahasa target (BT). Terjemahan dimaksud sangatlah dibutuhkan untuk mengetahui

format struktur BS yang sebenarnya.

Tabel 1 : Terjemahan Tuturan Metafora BMDP secara Harafiah

No. BMDP (BS) BI (BT)

1. Satalah bapisah Upiak bak ayam lapeh malam.

Setelah berpisah Upik seperti ayam lepas malam.

2. Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh, jan bak kabau dicucuak iduangnyo.

Seorang kepala keluarga hendaknya tegas, jangan seperti kerbau dicucuk hidungnya.

3. Mak Atek bak manggadangkan anak ula.

Ibu Atek seperti membesarkan anak ular.

4. Makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek.

Makanya, janganlah kami seperti terpijak bara panas.

5. Hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak.

Hidupnya seperti bergantung di akar lapuk.

6. Manantu mak Tageh yo bana-bana bak gadih julong basubang.

Menantu mak Tageh benar-benar seperti gadis baru bersubang..

7. Baralek maundang orgen tunggal, atau ingin bahonda nan bak urang balaia sawah salupak.

Pesta mengundang orgen tunggal, atau ingin berhonda seperti orang berlayar disawah yang sepetak.

8. Alasan bacari-cari bak pipi ditembak jo mariam nan parahnyo.

Alasan becari-cari seperti Pipi ditembak dengan meriam.

9. Cepat-epat meneken surat biar mendapek.

Cepat—cepat menekan surat biar mendapat.

10. Nampak suka tarisaram-siram yo mak...

Nampak suka tersiram-siram ya mak...

baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai yo mak.

begitu saja membuka pintu pegadaian ya mak.

12. ....pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang.

....pintu pintu darurat yang hanya dipakai dimana tersesak, bukan jalan umum melenggang panjang.

13. Nyo dijua indak dimakan balik digadai indak dimakan sando kan baitu mak?

Dia dijual tidak dimakan balik digadai tidak dimakan sandera.

14. Musti bapikia realistis. Basiang ateh tumbuah, batimbang ateh nan lalu liek sikonnyo.

Musti berpikir realistis. Besiang di atas tumbuh, bertimbang atas yang lalu lihat sikonnya

15. Pagang gadai disilang ampek nagari ko.

Penggadaian disilang empat di negeri ini.

16. Sadangkan papatah lain nan babunyi “sakalia aie gadang, sakali tapian berubah”

sedangkan pepatah lain yang berbunyi “sekali air besar, sekali tepian berubah”

17. Nan sakan-akan adat barat batu nan tak dipengaruhi cuaca.

Yang akan adat ibarat batu yang tak dipengaruhi cuaca.

18. Kalau inyo dipanggang kemudian disiram mako batu akan pacah.

Kalau dia dipanggang kemudian disiram maka batu akan pecah

19. Inyo basutan di atinyo, inyo barajo di matonyo inilah ulah anak samato-mato yang dimanjo.

Dia bersutan di hatinya, dia beraja di matanya inilah tingkah anak semata- mata yang dimanja.

20. Bulu baraso sogo jantan, si upiak batuka roman baitulah panilaian ninik mamaknyo.

Bulu terasa saga jantan, si upik bertukar wajah begitulah penilaian ninik mamaknya.

21. Anak kanduang Kulindan Suto, ambo disuruah tuan muda maminjam suri, inyo kapai kabalai.

Anak kandung Kulindan Suto, saya disuruh tuan muda meminjam istri, akan pergi ke kota.

22. Kamanampuah gulanggang rami muluik manih kucindan murah, baso elok paroman jumbang pacikkan panggaja ibu, latakkan di dalam hati.

Kalau mau menempuh gelanggang ramai mulut manis, basa-basi ramah, bahasa baik peganglah pesan ibu, camkan dalam hati.

23. ampu lauik ampu laut

24. hiduang tajam hidung tajam

25. suaro tarang suara terang

26. daging panjek daging panjat

27. baruak bagak beruk bagak

28. kayo hati kaya hati

29. gadang balega besar balega

30. putri malam putri malam

31. aka banyak akar banyak

32. Tapi sungguahpun baitu jaan malakak kuciang di dapur, manahan jerek di pintu.

Tapi sungguhpun begitu jangan memukul kucing di dapur, menahan jerat di pintu

33. Itu nan batua mak... sasuai jo hukum yang lah ado dikambalikan ke nan asal bak jungguik pulang ka duguik.

Itu yang benar mak... sesuai dengan hukum yang telah ada dikembalikan ke asal seperti jenggot pulang ke dagu

34. Dek anggaran lah tasisip tapakso aset dilego

Karena anggaran sudah tersisip terpaksa aset dijual murah’

Dari Tabel 1 dapat diidentifikasi ciri-ciri metafora BMDP yang ada, yaitu (1) metafora yang dibentuk dengan menggunakan kata depan bak

‘seperti’ misalnya bak ayam lapeh malam, bak kabau dicucuak iduangnyo, bak manggadangkan anak ula, awak bak tapijak baro angek, bak bagantuang di aka lapuak, bak gadih julong basubang, bak urang balaia sawah salupak, bak pipi ditembak.

(2) Metafora yang berbentuk frasa misalnya, ampu lauik, hiduang tajam, suaro tarang, baruak bagak, gadang balega, aka banyak.

(3) Metafora yang berbentuk kata majemuk misalnya putri malam, daging panjek, kayo hati.

(4) Metafora yang berbentuk klausa misalnya sakalia aie gadang sakalie tapian baubah, nyo dijua indak dimakan balik digadai indak dimakan sando.

4.1.2 Bentuk Metafora

4.1.2.1 Bentuk Metafora BMDP 1

Data berikut ini berupa tuturan BMDP yang di dalamnya terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam percakapan tersebut. Penyajian analisis diberi tanda (I) untuk BS, (II) untuk BT, dan (III) untuk makna metafora.

Dari data 1 diperoleh bentuk metafora bak ayam lapeh malam (seperti ayam lepas malam).

I. Satalah bapisah Upiak bak ayam lapeh malam. II. (Setelah berpisah Upik seperti ayam lepas malam) III.’kehilangan pegangan hidup’

4.1.2.2 Bentuk Metafora BMDP 2

Data berikut ini berupa tuturan BMDP yang di dalamnya terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B).

Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam percakapan tersebut.

Dari data 2 diperoleh bentuk metafora bak kabau dicucuak iduangnyo (seperti kerbau dicucuk hidungnya).

Analisis Data 2.

I. Sa urang kapalo keluargo handaknyo tageh, jan bak kabau dicucuak iduangnyo.

II. (Seorang kepala keluarga hendaknya tegas, jangan seperti kerbau dicucuk hidungnya)

III. ‘terlalu menurut, tidak tegas’

4.1.2.3 Bentuk Metafora BMDP 3

Di dalam Data 3 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam percakapan tersebut.

Dari data 3 diperoleh bentuk metafora Mak Atek bak manggadangkan anak ula (Ibu Atek seperti membesarkan anak ular).

I. Mak Atek bak manggadangkan anak ula. II. (Ibu Atek seperti membesarkan anak ular). III. ‘kebaikan dibalas dengan keburukan’

4.1.2.4 Bentuk Metafora BMDP 4

Di dalam Data 4 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam percakapan tersebut.

Dari data 4 diperoleh bentuk metafora bak tapijak baro angek (ibarat terpijak bara panas)

I. Makonyo, janganlah awak bak tapijak baro angek. II. (Makanya, janganlah kamu seperti terpijak bara panas). III. ‘pekerjaan yang sia-sia’

4.1.2.5 Bentuk Metafora BMDP 5

Di dalam Data 5 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 5 diperoleh bentuk metafora bak bagantuang di aka lapuak (seperti bergantung di akar lapuk).

I. Hidupnyo bak bagantuang di aka lapuak II. (Hidupnya seperti bergantung di akar lapuk) III. ‘berharap banyak pada orang yang tak mampu’

4.1.2.6 Bentuk Metafora BMDP 6

Di dalam Data 6 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 6 diperoleh bentuk metafora bana-bana bak gadih julong basubang (benar-benar seperti gadis baru bersubang).

I. Menantu mak Tageh bana-bana bak gadih julong basubang. II. (Menantu mak Tageh benar-benar seperti gadis baru bersubang). III. ‘sombong dan tinggi hati’

4.1.2.7 Bentuk Metafora BMDP 7

Di dalam Data 7 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 7 diperoleh bentuk metafora nan bak urang balaia sawah salupak (berlayar di sawah sepetak).

I. Baralek maundang orgen tunggal, atau ingin bahonda nan bak urang balaia sawah salupak.

II. Pesta mengundang orgen tunggal, atau ingin berhonda seperti orang berlayar di sawah yang sepetak

4.1.2.8 Bentuk Metafora BMDP 8

Di dalam Data 8 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 8 diperoleh bentuk metafora Pipi ditembak jo mariam ‘Pipi ditembak dengan meriam’ (‘sadar dengan keadaan yang ada/’jangan terlalu berlebihan’).

I. Alasan bacari-cari Pipi ditembak jo mariam. II. Alasan dicari-cari Pipi ditembak dengan meriam.

III. (‘sadar dengan keadaan yang ada/’jangan terlalu berlebihan’).

4.1.2.9Bentuk Metafora BMDP 9

Di dalam Data 9 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 9 diperoleh bentuk metafora capek- capek maneken surek bia mandapek (mendapat).

I. Cepat-cepat meneken surat biar mandapek ... II. Cepat—cepat meneken surat biar ‘mendapat’... III. (‘mendapatkan komisi’).

4.1.2.10 Bentuk Metafora BMDP 10

Di dalam Data 10 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 10 diperoleh bentuk metafora Nampak suko tasiram – siram(tersiram-siram).

I. Nampak suka tarisaram-siram yo mak... II. (‘Nampak suka tersiram-siram ya mak’) III. ‘Selalu mendapat komisi’

4.1.2.11 Bentuk Metafora BMDP 11

Di dalam Data 11 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 11 diperoleh bentuk metafora mambuliak pintu.

I. Jadi nampak-nampaknya adat indak baitu sajo mambuliak pintu pagang gadai...

II. Jadi nampak-nampaknya adat tidak begitu saja membuka pintu pegadaian.... III. ‘membiarkan’

4.1.2.12 Bentuk Metafora BMDP 12

Di dalam Data 12 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 12 diperoleh bentuk metafora jalan umum malenggang panjang.

I. ...manggadai itu adalah ibarat pintu emergency, pintu gawat darurat, nan hanyo dipakai dima tasasak, bukan jalan umum malenggang panjang.

II. ....menggadai itu adalah ibarat pintu emergency (pintu darurat) yang hanya dipakai dimana tersesak, bukan jalan umum melenggang panjang

III. ‘segala sesuatu yang dipaksakan hanya untuk berfoya-foya’.

4.1.2.13 Bentuk Metafora BMDP 13

Di dalam Data 13 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 13 diperoleh bentuk metafora Inyo dijua indak dimakan baliak digadai indak dimakan sando, kan baitu mak?(Tidak dimakan balik digadai tidak dimakan sandera)

I. Inyo dijua indak dimakan baliak digadai indak dimakan sando, kan baitu mak? II. Dia dijual tidak dimakan balik digadai tidak dimakan sandera, kan seperti itu

III. ‘segala sesuatu yang sudah dijual, tidak mungkin bisa memilikinya lagi, sedangkan jika digadai, maka dengan adanya tebusan akan dapat dimiliki kembali’

4.1.2.14 Bentuk Metafora BMDP 14

Di dalam Data 14 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dalam tuturan Data 14 diperoleh metafora Basiang ateh tumbuah, batimbang ateh nan lalu yang artinya ‘belajar dari pengalaman sebelumnya’. I. Basiang ateh tumbuah, batimbang ateh nan lalu

II. Besiang di atas tumbuh, bertimbang atas yang lalu III. ‘Belajar dari pengalaman sebelumnya’.

4.1.2.15 Bentuk Metafora BMDP 15

Di dalam Data 15 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 15 diperoleh bentuk metafora Pagang gadai disilang ampek nagari ko.

I. Pagang gadai di silang ampek nagari ko. II. Penggadaian di silang empat di negeri ini’.

III. ‘dihapuskan’

4.1.2.16 Bentuk Metafora BMDP 16

Di dalam Data 16 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dalam tuturan Data 16 diperoleh metafora sakalia aie gadang, sakali tapian baubah (sekali air besar, sekali tepian berubah) yang artinya ‘masalah besar dapat merubah segalanya’.

I. “sakalia aie gadang, sakali tapian baubah” II. “sekali air besar, sekali tepian berubah” III. ‘masalah besar dapat merubah segalanya’.

4.1.2.17 Bentuk Metafora BMDP 17

Di dalam Data 17 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 17 diperoleh bentuk metafora Nan saakan – akan adat ibarat batu nan tak dipengaruhi cuaca (adat ibarat batu yang tidak dipengaruhi cuaca).

I. Nan saakan – akan adat ibarat batu nan tak dipengaruhi cuaca II. Yang seakan – akan adat ibarat batu yang tidak dipengaruhi cuaca

III. ‘seseorang yang tetap pendirian dan tak pernah berubah walau dengan apapun’

4.1.2.18 Bentuk Metafora BMDP 18

Di dalam Data 18 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 18 diperoleh bentuk metafora kalau inyo dipanggang kamudian disiram. (dipanggang kemudian disiram).

I. Kalau inyo dipanggang kemudian disiram II.Kalau dia dipanggang kemudian disiram. III. ‘terkena panas dan hujan’

4.1.2.19 Bentuk Metafora BMDP 19

Di dalam Data 19 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 19 diperoleh bentuk metafora Inyo basutan di atinyo, inyo barajo di matonyo.

I. Inyo basutan di atinyo, inyo barajo di matonyo. II. Dia bersutan di hatinya, dia beraja di matanya. III. ‘Mengikuti kata hati atau kemauannya’

4.1.2.20 Bentuk Metafora BMDP 20

Di dalam Data 20 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Bentuk metafora yang terdapat pada Data 20 ini adalah Bulu baraso sogo jantan.

I. Bulu baraso sogo jantan, si upiak batuka roman baitulah panilaian ninik mamaknyo.

II. Bulu terasa saga jantan, si upik bertukar wajah begitulah penilaian ninik mamaknya

III. ‘Perbedaan yang sangat mencolok’

4.1.2.21 Bentuk Metafora BMDP 21

Di dalam Data 21 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 21 diperoleh bentuk metafora Anak kanduang Kulindan Suto, ambo disuruah tuan muda maminjam suri. Inyo kapoi kabalai. (meminjam suri)

I. Anak kanduang Kulindan Suto, ambo disuruah tuan muda maminjam suri. Inyo kapoi kabalai.

II. Anak kandung Kulindan Suto, ambo disuruah tuan muda meminjam istri. Dia akan pergi ke balai.

III. ‘Baju Kebesaran orang Minang dalam peperangan’

4.1.2.22 Bentuk Metafora BMDP 22

Di dalam Data 22 berikut ini terkandung metafora. Analisis struktur metafora BMDP dilakukan dengan struktur perbandingan antara (A) yaitu berupa metafora BMDP dengan pembanding (B). Kemudian diberikan makna metafora yang dimaksudkan dalam tuturan tersebut.

Dari data 22 diperoleh bentuk metafora Kamanampuah gulanggang rami muluik manih kucindan murah, baso elok paroman jumbang pacikkan pangaca

mandeh, latakkan di dalam hati.(mulut manis kucindan murah).

I. Kamanampuah gulanggang rami muluik manih kucindan murah, baso elok paroman jumbang pacikkan pangaja ibu, latakkan di dalam hati.

II. (Kalau mau menempuh gelanggang ramai mulut manis, basa-basi ramah, bahasa baik peganglah pesan ibu, camkan dalam hati).

III. ‘Berkumpul atau bergabung dengan orang ramai, bersikaplah ramah-tamah’

4.1.2.23 Bentuk Metafora BMDP 23

Di dalam data 23 dapat dikelompokkan sebagai metafora dalam BMDP dan mempunyai pola struktur yang sama yakni metafora dalam bentuk ‘nonleksikal’ yang dibentuk oleh afiksasi dan bentuk dasar atau morfem bebas (MB) + morfem bebas secara morfologis. Sepanjang makna yang terkandung pada bentuk tuturan itu memiliki makna konotatif, maka bentuk seperti itu dapat digolongkan sebagai metafora.

Dari data 23 diperoleh bentuk metafora ampu lauik I. ampu (MB) + lauwik (MB) ampu lauik

II. ampu (MB) + laut (MB) → ampu laut III. ‘pulau’

4.1.2.24 Bentuk Metafora BMDP 24

Di dalam data 24 dapat dikelompokkan sebagai metafora dalam BMDP dan mempunyai pola struktur yang sama yakni metafora dalam bentuk ‘nonleksikal’ yang dibentuk oleh afiksasi dan bentuk dasar atau morfem bebas (MB) + morfem bebas secara morfologis. Sepanjang makna yang terkandung pada bentuk tuturan itu memiliki makna konotatif, maka bentuk seperti itu dapat digolongkan sebagai metafora.

Dari data 24 diperoleh bentuk metafora hiduang tajam I. hiduang (MB) + tajam (MB)

II. hidung (MB) + tajam (MB) III. ‘penciuman yang tajam’

4.1.2.25 Bentuk Metafora BMDP 25

Di dalam data 25 dapat dikelompokkan sebagai metafora dalam BMDP dan mempunyai pola struktur yang sama yakni metafora dalam bentuk ‘nonleksikal’ yang dibentuk oleh afiksasi dan bentuk dasar atau morfem bebas (MB) + morfem bebas secara morfologis. Sepanjang makna yang terkandung pada bentuk tuturan itu memiliki makna konotatif, maka bentuk seperti itu dapat digolongkan sebagai metafora.

Dari data 25 diperoleh bentuk metafora suaro tarang I. suaro (MB) + tarang (MB)

II. suara (MB) + terang (MB) III. suaranya jelas’

4.1.2.26 Bentuk Metafora BMDP 26

Di dalam data 26 dapat dikelompokkan sebagai metafora dalam BMDP dan mempunyai pola struktur yang sama yakni metafora dalam bentuk ‘nonleksikal’ yang dibentuk oleh afiksasi dan bentuk dasar atau morfem bebas (MB) + morfem bebas secara morfologis. Sepanjang makna yang terkandung pada bentuk tuturan itu memiliki makna konotatif, maka bentuk seperti itu dapat digolongkan sebagai metafora.

Dari data 26 diperoleh bentuk metafora dagiang panjek I. dagiang (MB) + panjek (MB)

II. daging (MB) + panjat (MB) III. ‘nangka muda / gori

4.1.2.27 Bentuk Metafora BMDP 27

Di dalam data 27 dapat dikelompokkan sebagai metafora dalam BMDP

Dokumen terkait