• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelurahan Mulyaharja

Kelurahan Mulyaharja merupakan sebuah Kelurahan yang terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kelurahan Mulyaharja memiliki ciri dan karakteristik sebagai Desa menjadi Kelurahan baik dilihat dari perspektif territorial, kehidupan, ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dimana Kelurahan Mulyaharja dulunya merupakan salah satu Desa dibawah pemeritahan Kabupaten Bogor. Dengan adanya pemekaran Kota Bogor (PP No. 2 tahun 995 dan Instruksi Menteri Dalam Negeri tahun 1995 pada tanggal 24 Agustus 1995 tentang perubahan batas-batas wilayah Kotamadya DT. II Bogor) dan Peraturan Daerah nomor 9 tahun 2001 tentang perubahan Desa menjadi Kelurahan, maka Desa Mulyaharja masuk ke dalam wilayah Kota Bogor dan berubah status menjadi Kelurahan pada tanggal 01 September 2001.

Jarak kelurahan dari ibukota kecamatan yaitu sekitar 8 Km dengan jarak tempuh waktu 20 menit, sedangkan jarak dengan kotamadya yaitu 8 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 30 menit. Jarak ke pusat Ibu Kota provinsi Jawa Barat yaitu 80 Km. Jarak ke pusat Ibu Kota Negara yaitu 60 Km. Kelurahan Mulyaharja berbatasan langsung dengan Kelurahan Cikaret di sebelah utara, Desa Sukaharja di sebelah selatan, Kelurahan Pamoyanan di sebelah timur, dan Desa Sukamantri di sebelah barat. Letak geografis di Kelurahan Mulyaharja dengan ketinggian tanah dari permukaan laut kurang lebih 1500 m dpl. Curah hujan sebesar 4000 mm. Suhu udara rata-rata mencapai 25-37o C. Kelurahan Mulyaharja luasnya kurang lebih 477 hektar. Berikut adalah Tabel 1 yang menunjukkan penggunaan lahan di Kelurahan Mulyaharja.

Tabel 1 Sebaran Luas Wilayah menurut peggunaan di Kelurahan Mulyaharja tahun 2015

Luas Wilayah Luas (Ha)

Pemukiman 367 Pekuburan 5 Pertanian 90 Taman 5 Pekantoran 1 Total 477

Sumber: Diolah dari data Potensi Desa 2015

Jumlah penduduk di Kelurahan Mulyaharja mencapai 17.658 jiwa dengan komposisi laki-laki sebanyak 9.082 jiwa dan perempuan sebanyak 8.576. Jumlah kepala keluarga di Kelurahan Mulyaharja mencapai 4.792 jiwa. Lembaga kemasyarakatan dalam bentuk rukun tetangga ada sebanyak 55 RT, sedangkan rukun warga ada sebanyak 12 RW. Namun usia produktif tidak sebanding dengan keterampilan yang dimiliki oleh penduduk di Mulyaharja, mayoritas warga disana

merupakan lulusan dibawah Sekolah Menengah Atas sebanyak 754 jiwa. Oleh karena itu pekerjaan disana tidak beragam.

Tabel 2 Sebaran penduduk menurut tingkat usia dan jenis kelamin di Kelurahan Mulyaharja tahun 2015 Umur L P Jumlah 0-14 tahun 2.968 2.905 5.873 15-64 tahun 5.801 5.492 11.302 >65 tahun 313 179 492 Jumlah 9.082 8.576 17.667

Sumber: Diolah dari data Potensi Desa 2015

Berdasarkan tabel sebaran penduduk yang diolah menurut 3 golongan yakni usia muda dari 0-14 tahun sebanyak 5.873 jiwa, usia produktif dari 15-64 tahun sebanyak 11.302, dan usia tua sebanyak 492 jiwa.

Dahulu, mata pencaharian warga komunitas Kelurahan Mulyaharja sebagian besar adalah petani. Tradisi pertanian pun masih terasa di wilayah ini, sebelum menanam dan pada saat panen biasanya petani sering mengadakan acara selamatan agar proses menananm dan panen berjalan lancar. Selain itu, ada tradisi yang dinamakan liuran. Liuran merupakan tradisi gotong royong diantara sesama petani dengan cara membantu pada saat menanam dan saat panen. Namun semakin lama tradisi tersebut hilang karena sudah tidak ada lahan untuk merayakannya.

Alih fungsi lahan yang marak terjadi saat ini, menyebabkan banyak penduduk Kelurahan Mulyaharja yang beralih profesi ke sektor non-pertanian, seperti home industry, buruh, berdagang pertukangan, ojek dan lain-lain.

Tabel 3 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kelurahan Mulyaharja pada tahun 2015

Bidang usaha n % Buruh 6.214 35,2 Wiraswasta 3.714 21,4 Pegawai swasta 2.000 11,3 Lain-lain 516 2,8 PNS 238 1,7 Pedagang 174 1,2 Petani 127 0,9 TNI/POLRI 39 0,2 Belum bekerja 4.645 26,3 Total 17.667 100,0

Sumber: Diolah dari data Potensi Desa 2015

Tabel 3 menunjukan bahwa 47,6 persen mayoritas mata pencaharian di Kelurahan Mulyaharja adalah buruh. Wiraswasta (home industry) yang bergerak

23

di bidang pengrajin dan bengkel sandal menempati urutan kedua yakni sebesar 28,4 persen. Warga yang bekerja di swasta berada diurutan ketiga yakni sebesar 15,3 persen. Sedangkan warga komunitas yang berprofesi sebagai petani hanya 0,9 persen. Hal tersebut disebabkan oleh konversi lahan yang mengakibatkan petani kehilangan lahannya, namun karena developer belum memaksimalkan lahan tersebut untuk pembangunan perumahan, petani masih dapat menggarap lahan seadanya atau bekerja menjadi buruh tani pada lahan orang lain. Selain itu, merubah cara pandang masyarakat dengan meninggalkan pekerjaan di sektor pertanian yang penghasilannya tidak cukup ke sektor non pertanian.

Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan penganut agama di Kelurahan Mulyaharja

Agama n % Islam 16.339 96 Kristen 364 2 Katolik 175 1 Hindu 9 0,14 Budha 80 0,86 Total 17.667 100,0

Sumber: Diolah dari data Potensi Desa 2015

Pada tabel 4 menjelaskan bahwa mayoritas komunitas di Kelurahan Mulyaharja menganut agama islam yakni sebesar 96 persen. Hampir sebagian besar warga komunitas masih menganut agama islam fanatik yang menjadi acuan mereka dalam berperilaku mereka sehari-hari. Mereka juga berpegangan teguh dengan nilai-norma yang sudah diyakini dari leluhur mereka, seperti tidak memiliki televisi, tidak menggunakan alat-alat pengeras suara, wanita memakai celana masih dianggap tabu, dan lain-lain. Selain itu, hanya 2 persen warga komunitas yang menganut agama kristen dan 1 persen yang menganut agama kristen katolik. Selebihnya tidak mencapai dari 1 persen warga komunitas yang menganut agama hindu dan budha.

Kampung Pabuaran

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari beberapa informan, kampung Pabuaran dinamai oleh para leluhur yang berasal dari kata buyar yang meimiliki arti bubar, pecah, atau terpisah-pisah. Mereka meramalkan bahwa suatu saat kampung ini akan pecah atau terpisah-pisah, hal ini terbukti jika dikaitkan dengan kondisi kampung ini sekarang yang penduduknya terpisah-pisah akibat maraknya konversi lahan yang menyebabkan banyak penduduk yang pindah ke luar kampung dan ada pula yang terkena konversi lahan lalu pindah ke kampung pabuaran. Sebagian lahan pertanian yang ada di Kampung Pabuaran dimiliki oleh orang luar Kelurahan Mulyaharja, seperti yang berasal dari Desa Sukahrja, Cikaret, Kota Batu, Pamoyanan, dan lain-lain.

Dahulu, mayoritas penduduk di kampung ini bermata pencaharian sebagai petani, tetapi sekarang jumlah lahan pertanian pun semakin berkurang karena banyak lahan pertanian di wilayah ini sudah dimiliki oleh swasta, jumlah petani

pun semakin berkurang. Walaupun masih ada yang bertahan pada sektor pertanian, tapi jumlahnya sangat kecil dan mayoritas petani yang bertahan adalah petani penggarap. Mereka ada yang menggarap lahan milik swasta yang belum dibangun. Sebagian besar penduduk kampung ini beralih profesi ke sektor nonpertanian seperti home industry sandal, buruh, berdagag, ojek, dan pertukangan.

Tahun 1994 PT XY mulai memasuki kampung ini. PT XY merupakan salah satu perusahaan terbesar yang bergerak di bidang property. Dalam menjalankan usahanya, PT Bakrieland membeli lahan-lahan yang ada di wilayah ini untuk dijadikan kawasan perumahan. Hal tersebut berdampak kepada harga lahan yang melonjak tajam, yang semula harganya murah hingga bisa menjadi 10 kali lipat. Namun letak tanah juga sangat berpengaruh pada harga jual, semakin strategis maka semakin mahal.

PT XY melakukan segala cara untuk meyakinkan warga komunitas untuk dapat menjual tanah kepada mereka. Salah satunya adalah dengan membeli tanah yang berlokasi di pinggir kemudian bagian tersebut di tembok tinggi. Hal ini menyebabkan petani yang posisi lahannya berada di tengah-tengah akan terkurung yang berdampak kepada mereka tidak bisa menggarap lahan tersebut pada akhirnya ikut menjual lahannya.

Kampung Pabuaran pada awalnya memiliki 5 RT, tetapi sekarang jumlah RT yang ada hanya 4, yaitu RT 01, RT 02, RT 03, RT 04 sedangkan RT 05 sudah tidak ada karena lahannya sudah habis terkena konversi yang menyebabkan warganya pindah bahkan keluar kampung.

Kondisi lingkungan dari Kampung terlihat sangat berbanding terbaik dengan kemegahan dari perumahan BNR beserta fasilitas pendukung lainnya. Kampung Pabuaran terletak persis dibelakang dari restoran Rumah Air dan Junglefest yang merupakan fasilitas yang disediakan oleh BNR. Di RT 01 RW 06 yang dilalui oleh jalan aspal terlihat kondisi rumah yang sudah ditembok dan mayoritas adalah pengrajin sandal (home industry) jadi banyak ditemukan bengkel-bengkel sandal untuk berproduksi. Penduduk dengan ekonomi kalangan menengah keatas. Tetapi rumah tetap padat dan berdempetan. Sedangkan di RT 02 RW 06 dengan karateristik warganya ekonomi menengah tetapi tetap sama padat penduduk dan berdempetan rumah-rumahnya sudah masuk ke dalam gang dan berlantaikan semen. Di RT 03 RW 06 dengan penduduk yang ekonomi ke bawah sudah mulai memprihatinkan karena jalannya masih tanah dan terlihat seperti kumuh. Rumah-rumahnya pun ada beberapa yang masih memakai bambu dan disekitar sungai.

Tingkat pendidikan penduduk Kampung Pabuaran mayoritas adalah lulusan Sekolah Dasar. Pedapatan di sektor pertanian pun tergolong rendah. Dahulu, walaupun pendapatan pada sektor pertanian tidak begitu tinggi, tapi orang yang bermata pencaharian petani masih tergolong banyak. Tetapi sekarang, orang banyak beralih profesi ke sektor non-pertanian seperti Home Industry, buruh, berdagang, ojek, pertukangan, dan lain-lain. Home Industry sendal adalah bidng usaha yang paling banyak ditemukan di Kampung ini. Mereka menjadikan pertanian sebagai usaha sampingan.

25

“Disini mah sawahnya udah pada dijual ke BNR, lagian penghasilan dari sawah juga Cuma sedikit. Mendingan nerusin usaha sendal aja

KARAKTERISTIK RESPONEDEN

Dokumen terkait