• Tidak ada hasil yang ditemukan

Taraf nyata yang digunakan ialah 5 persen (α = 5%). Pada output SPSS dapat dilihat informasi nilai Exact sig (2-tailed). Apabila nilai Exact sig (2-tailed) lebih kecil dari α maka dapat disimpulkan tolak H0. Apablila nilai Exact sig (2-tailed) lebih besar dari α maka dapat disimpulkan terima H0. Berikut rumus yang digunakan: Z = U - n1. n22n1. n2 (n1+ n2+1) 12 Keterangan: U = Uji statistik U

n1 = jumlah sampel pola kelompok n2 = jumlah sampel pola mandiri

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian berlokasi di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo. Gambaran umum lokasi penelitian yang dibahas pada penelitian ini terdiri dari karakteristik wilayah dan karakteristik patani responden. Karakteristik wilayah meliputi kondisi geografis, kependudukan dan pertanian. Sementara karakteristik petani responden yang dijelaskan meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman budidaya udang, penguasaaan lahan tambak, dan status usaha budidaya tambak udang.

Karakteristik Wilayah

Kondisi Geografis

Desa Ketawangrejo merupakan bagian dari Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag apabila ditinjau dari peta Kabupaten Purworejo berada di daerah selatan Kabupaten Purworejo. Jarak Desa Ketawangrejo dengan Ibukota Kecamatan adalah 1 Km. Ketinggian wilayah Desa Ketawangrejo dari permukaan laut adalah 1.5 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 130 mm/tahun. Secara administratif berbatasan dengan:

1. Sebelah Timur : Desa Patutrejo 2. Sebelah Selatan : Samudera Hindia

19 3. Sebelah Barat : Desa Munggangsari dan Desa Rejosari

4. Sebelah Utara : Desa Banyuyoso, Desa Wonoenggal, dan Desa Aglik Desa Ketawangrejo memiliki luas wilayah 551.19 hektar, terbagi delapan dusun, yaitu: Dusun I (Segoro Wetan), Dusun II (Segoro Kulon), Dusun III (Teges Lor), Dusun IV (Sokerten), Dusun V (Noyosutan), Dusun VI (Keburuhan), Dusun VII (Ketawang), dan Dusun VIII (Karangrejo). Tanah di Desa Ketawangrejo menurut penggunaannya untuk tanah sawah 142.80 hektar, tanah kering 309.60 hektar, Bangunan/pekarangan 27.84 hektar, hutan negara 4.5 hektar, dan 66.45 untuk lainnya.

Kependudukan

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2015 perempuan lebih mendominasi yaitu 1.16 persen lebih tinggi dibanding laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1 824 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 1 867. Secara rinci terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin Desa Ketawangrejo tahun 2015

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 1 824 49.42

Perempuan 1 867 50.58

Total 3 691 100.00

Sumber: Kecamatan Grabag dalam Angka (2016)

Banyaknya jumlah penduduk di Desa Ketawangrejo memiliki potensi besar sebagai penyedia tenaga kerja untuk mengembangkan potensi pertanian di Desa Ketawangrejo.

Gambaran Umum Pokdakan Minaloka Jaya

Pokdakan Minaloka Jaya adalah adalah kelompok budidaya ikan dan udang yang berada di area pantai Laut Selatan dengan cita-cita bersama untuk mencapai keberhasilan budidaya yang berkelanjutan sehingga berperan dalam meningkatkan taraf hidup anggota, membawa keberkahan dan kemakmuran dan memberi manfaat positif bagi sosial masyarakat sekitar, daerah serta Negara dalam pembangunan ekonomi, pangan, dan pembangunan.

Pokdakan Minaloka Jaya berdiri pada bulan Januari 2013 dengan anggota awal berjumlah tujuh orang. Seiring berjalannya waktu, masyarakat pun semakin memiliki keinginan untuk mnanamkan saham atau berinvestasi sehingga membuat kelompok ini terus mengalami perkembangan dalam jumlah anggota. Perkembangan itu dapat dilihat dari semakin banyaknya anggota yang menjadi kelompok itu. Pada bulan Maret 2014, anggota kelompok Minaloka Jaya bertambah menjadi 11 orang.

Bertambahnya anggota kelompok ini disambut baik oleh Kepala Desa Ketawangrejo dengan pembuatan SK Kepala Desa. Kepengurusan dalam kelompok tersebut ditetapkan dalam SK Kepala Desa Ketawangrejo Nomor 142.1/ /2013 tentang pembentukan Susunan Kelompok Tambak Udang dan Perikanan Minaloka Jaya Desa Ketawangrejo, Kecaatan Grabag, Kabupaten Purworejo Purworejo. Dan

20

pada sampai Bulan Oktober 2015 anggota dari kelompok Minaloka Jaya yang ada adalah sebanyak 20 orang.

Pengukuhan Kelompok

Pengukuhan kelompok Minaloka Jaya dikukuhkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa Ketawangrejo dengan Nomor 141.1/ /2013 tentang pembentukan Susunan Kelompok Tambak Udang dan Ikan Minaloka Jaya Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Dan pengukuhan yang kedua, kelompok telah terdaftar melakui notaris WILLIBRODUS SUKRISNO, S.H nomor 11 tanggal 13 Juni 2013 tentang pendirian kelompok budidaya ikan dan udang MINALOKA JAYA dan telah terdaftar di Kemnetrian Republik Indonesia Direktorat Jendral Pajak NPWP 31.782.796.2.531.000

Perkembangan Kolam Budidaya

Awal berdiri kelompok Minaloka Jaya hanya memiliki 3 kolam utama yang dikelola oleh 7 orang pertama sekaligus yang memprakarsai terbentuknya kelompok ini. Bulan Januari 2013, kolam yang dimiliki hanya 3 buah. Dan semakin berkembangnya petambak-petambak di Desa Ketawangrejo sehingga mereka bergabung dalam kelompok ini dan pada bulan Februari 2014 bertambah menjadi 3 kolam sehingga keseluruhan yang dimiliki oleh kelompok adalah 6 buah. Pengembangan terus menerus dilakukan oleh kelompok sehingga semakin banyak pula jumlah kolam yang dimiliki. Tidak hanya itu, banyaknya petambak-petambak yang bermunculan yang ikut berinvestasi memberikan dampak yang positif bagi kelompok ini. Pengembangan kolam pada bulan November 2014 bertambah menjadi 5 kolam sehingga pada bulan Januari 2015 menjadi 14 kolam untuk keseluruhan kolam yang ada dalam kelompok tersebut. Sampai saat ini warga desa Ketawangrejo telah tercatat 92 orang petambak, dengan jumlah kolam sebanyak 127 kolam yang dikelola secara berkelompok.

Efek Positif Adanya Kelompok Budidaya Udang Minaloka Jaya

Adanya Budidaya Udang Vaname di Desa Ketawangrejo yang wilayah dan jumlah penduduknya terbesar, maka potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusianya dapat dimanfaatkan untuk menjalankan usahanya secara mandiri dan lebih tertata yang dapat menghasilkan income penduduknya. Desa Ketawangrejo merupakan daerah dalam kriteria merah, dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Adanya kelompok budidaya ini dapat menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran di Desa Ketawangrejo.

Dalam peran sertanya membangun desa Ketawangrejo, kelompok Minaloka Jaya sangat membantu dalam hal pembangun desa. Contoh kegiatan yang dilakukan oleh kelompok bersama masyarakat untuk membangun desa diantaranya adalah melakukan perbaikan jalan secara bertahap dan terus-menerus baik secara gotong royong maupun urugan sirtu.

21 Tidak hanya kegiatan gotong royong yang dilakukan, salah satu anggota kelompok bekerjasama dengan Lembaga Sosial Keagamaaan (Amil Zakat Aziz) untuk mensukseskan Program Pemerintah dalam mengentaskan Kemiskinan. Kegiatan yang sudah dilakukan adalah Program Santunan Pemberdayaan Kambing Indukan, Program Pendidikan anak-anak yatim di Pondok Pesantren dan memberikan santunan kepada keluarga Dhuafa.

Kegiatan sosial lainnya yang dilakukan oleh kelompok adalah adanya sub kelompok dari kelompok taruna dan kelompok wanita. Untuk kelompok wanita yang menjadi sub kelompoknya adalah Kelompok Pengolah dan Pemasar SEKAR ARUM. Kelompok Pengolah dan Pemasar SEKAR ARUM sendiri telah terbentuk sejak tahun 2009. Kelompok Pengolah dan Pemasar SEKAR ARUM yang diketuai oleh Ibu Widiastuti ini produk utama olahannya adalah abon lele. Kelompok ini merupakan usaha pemberdayaan dari kelompok untuk apra ibu-ibu. Selain Kelompok Pengolah dan Pemasar ini, kelompok wanita yang merupakan sub dari kelompok MINALOKA JAYA mengembangkan usaha ternak ayam petelor. Usaha ayam petelor ini guna menunjang keberlangsungan kelompok. Sejak awal bulan September 2015, kegiatan Budidaya Ternak Ayam Petelur dirintis. Diharapkan dengan usaha ini, dapat memberdayakan masyarakat sekitar dan para ibu-ibu yang ada di desa Ketawangrejo.

Gambar 4 Kandang ayam petelur yang diberdayakan oleh kelompok bersama PKK dan Karang Taruna

Karakteristik Petani Responden

Karakteristik petani responden diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan formal, pengalaman budidaya udang vaname, penguasaan lahan tambak, dan status usaha. Karakteristik petani ini yang nantinya akan berpengaruh terhadap usaha budidaya udang vaname serta pemilihan pola budidaya yang digunakan.

Jenis Kelamin

Jenis kelamin dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan terhadap pola budidaya yang digunakan. Pada usaha budidaya tambak udang vaname di lokasi penelitian 100 persen dikerjakan oleh pria baik usaha budidaya secara kelompok maupun mandiri. Hal ini disebabkan jenis pekerjaan dalam mengusahakan budidaya tambak diperlukan kekuatan fisik yang lebih. Mulai dari persiapan tambak sampai pemanenan kegiatan ini dikerjakan oleh laki-laki.

22

Tabel 4 Jenis kelamin petani responden di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo tahun 2015

Usia

Usia secara psikologis maupun biologis berpengaruh terhadap pekerjaan yang dijalankan dan pengambilan suatu keputusan untuk keberlanjutan usahanya. Berdasarkan usia petani responden terbagi menjadi empat kelompok. Pembagian kelompok ini dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5 Jumlah petani responden berdasarkan kriteria usia di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo tahun 2015

Tabel 5 menjelaskan bahwa usia petani responden bervariasi dari usia 24 tahun sampai 55 tahun. Petani responden mandiri rata-rata tertinggi berada pada rentang usia 31 sampai 40 tahun yaitu 46.67 persen sebanyak 7 orang, sedangkan petani responden kelompok rata-rata tertinggi berada pada rentang usia 20-30 yaitu 33.33 persen sebanyak 5 orang. Rentang usia 41-50 tahun juga ikut mendominasi kegiatan usaha budidaya tambak udang vaname baik mandiri maupun kelompok, yaitu sebanyak 26.67.

Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan ini berpengaruh terhadap cara berpikir dan sikap dalam berbudidaya. Tingkat pendidikan petani responden dapat dikatakan cukup tinggi, karena sebagian besar baik petani mandiri maupun kelompok tingkat pendidikan formalnya bertamatan SMA/sederajat. Responden petani mandiri bertamatan SMA/sederajat sebanyak 66.67%, sedangkan petani kelompok sebanyak 60%.

Petani yang tamat diploma hanya satu orang dari petani kelompok. Rendahnya pendidikan mempengaruhi pengambilan keputusan untuk menjalankan usaha budidayanya. Selain itu, tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat keterbukaan informasi baru. Secara rinci sebaran tingkat pendidikan petani responden disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.

Karakteristik

Petani Kelompok Petani Mandiri Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) Jenis Kelamin Pria 15 100.00 15 100.00 Wanita 0 00.00 0 00.00 Total 15 100.00% 15 100.00% Karakteristik

Petani Kelompok Petani Mandiri Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) Usia (tahun) 20-30 5 33.33 2 13.34 31-40 4 26.67 7 46.67 41-50 4 26.67 4 26.67 > 50 2 13.33 2 13.34 Total 15 100.00% 15 100.00%

23 Tabel 6 Jumlah petani responden berdasarkan kriteria tingkat pendidikan di Desa

Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo tahun 2015 Karakteristik

Petani Kelompok Petani Mandiri Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) Pendidikan Terakhir Tamat SD/sederajat 3 20.00 2 13.33 Tamat SMP/sederajat 2 13.34 3 20.00

Tamat SMA /sederajat 9 60.00 10 66.67

Tamat Diploma 1 6.67 0 0.00

Tamat S1 0 00.00 0 00.00

Total 15 100% 15 100%

Pengalaman Budidaya

Pengalaman petani dalam melakukan usaha budidaya akan mempengaruhi keterampilan dalam mengelola usahataninya. Pada umumnya semakin banyak pengalaman maka usaha budidaya akan semakin terampil. Karena petani akan mudah dalam memanajemen masalah usahataninya.

Baik petani responden mandiri maupun kelompok rata-rata memiliki pengalaman budidaya yang masih rendah yaitu antara 1-2 tahun sebanyak 80 persen untuk petani mandiri dan 46.67 persen untuk petani kelompok. Pengalaman mempengaruhi adopsi teknologi dan mendorong pengetahuan, sikap, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Secara rinci sebaran pengalaman budidaya dijabarkan pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7 Jumlah petani responden berdasarkan pengalaman budidaya di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo tahun 2015 Karakteristik

Petani Kelompok Petani Mandiri Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) Pengalaman Budidaya Udang 1-2 tahun 7 46.67 12 80.00 2,1-3 tahun 6 40.00 3 20.00 3,1-4 tahun 0 00.00 0 00.00 4,1-5 tahun 2 13.33 0 00.00 Total 15 100% 15 100%

Penguasaan Lahan Tambak

Luas lahan yang digunakan oleh petani responden baik mandiri maupun kelompok beragam yaitu antara 0.14 sampai 2.1 hektar. Berdasarkan Tabel 8 data menunjukkan bahwa luas lahan tambak petani mandiri di lokasi penelitian kurang dari 0.5 hektar sebanyak 11 orang atau 73.33 persen. Sedangkan luas tambak petani kelompok berada diantara 0.5 hektar sampai 1 hektar sebanyak 8 orang atau 53.33 persen. Jika dilihat dari sebaran luas tambak yang dikuasai, petani mandiri cenderung memilki luas tambak lebh kecil dibandingkan petani kelompok.

Petani responden mandiri menguasai luas tambak 0.5 sampai 1 hektar sebesar 26.67 persen. Berbeda halnya dengan petani kelompok menguasai lahan tambak

24

seluas kurang dari 0.5 hektar sebesar 40 persen dan lebih ata sama dengan 1 hektar sebesar 6.67 persen. Secara rinci sebaran penguasaan lahan tambak disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Jumlah petani responden berdasarkan luas penguasaan tambak di Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo tahun 2015 Karakteristik

Petani Kelompok Petani Mandiri Jumlah (orang) Persentase (%) Jumlah (orang) Persentase (%) Penguasaan lahan Tambak

Udang < 0.5 ha 6 40.00 11 73.33 0.5 ha - < 1 ha 8 53.33 4 26.67 ≥ 1 ha 1 6.67 0 00.00 Total 15 100% 15 100% Status Usaha

Status usaha diduga akan mempengaruhi fokus keseriusan dalam melakukan kegiatan usaha yang dijalankan oleh pelaku usaha budidaya. Petani responden mandiri menjadikan usaha budidaya udang vaname sebagai pekerjaan utama yaitu sebesar 73.33 persen sebanyak 11 orang petani mandiri. Petani kelompok menjadikan usaha budidaya tambak udang vaname sebagai pekerjaan sampingan yaitu sebesar 53.33 persen atau sebanyak 8 orang petani kelompok. Status usaha petani responden dirinci pada tabel dibawah ini.

Tabel 9 Jumlah petani responden berdasarkan status usaha Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo tahun 2015

Dokumen terkait