• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ketawangrejo, Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo yang merupakan salah satu Desa yang ada di Kabupaten Purworejo. Desa Ketawangrejo dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan yaitu Desa Ketawangrejo merupakan daerah yang mengembangkan usaha budidaya udang vaname dimana petani budidaya udang yang membudidayakan udang dibagi menjadi dua kelompok yaitu petani budidaya yang melakukan usaha budidaya tambak udang vaname secara mandiri dan kelompok, sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian. Pengambilan data dilakukan selama bulan Februari 2016.

Budidaya tambak udang mandiri Budidaya tambak udang kelompok

Keragaan Usahatani: - Sistem budidaya

tambak udang vaname - Penggunaan input

Struktur biaya, penerimaan,

pendapatan usahatani

Efisiensi biaya: R/C rasio

Diuji dengan Uji Mann Whitney)

Pola budidaya mana yang sebaiknya digunakan

1. Salah satu daerah yang menggunakan pola budidaya kelompok ialah Desa Ketawangrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo

2. Budidaya secara mandiri masih menjadi pola budidaya yang banyak dilakukan oleh petani dibanding pola budidaya kelompok.

Pola budidaya kelompok hadir untuk meminimalisir kendala-kendala yang dihadapi petani dalam melaksanakan usaha budidaya udang secara

15

Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan dan wawancara langsung dengan responden petani budidaya udang vaname dengan menggunakan susunan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya dalam bentuk kuesioner. Data primer pada penelitian penelitian mencakup karakteristik responden, keragaan usaha, budidaya tambak udang vaname, seperti teknis budidaya, jumlah yang diproduksi, harga output, penggunaan input untuk menghitung biaya yang dikeluarkan serta informasi lainnya yang berguna untuk menunjang penelitian ini.

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang bersumber dari literatur-literatur yang relevan. Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan serta dokumentasi dari pihak atau instansi yang terkait, seperti: Kementerian Kelautan dan Perikana, Badan Pusat Statistik, Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistik setempat. Selain itu, dilakukan juga penelusuran melalui internet, buku serta penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan sebagia bahan rujukan yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Metode Pengumpulan Data dan Penentuan Sampel

Populasi pada penelitian yang dilakukan adalah seluruh petani budidaya udang vaname di Desa Ketawangrejo baik yang menjadi anggota kelompok maupun mandiri. Total populasi untuk petani budidaya udang vaname menjadi anggota kelompok adalah sebanyak 15 orang. Sedangkan petani budidaya udang vaname yang mandiri jumlahnya adalah sebanyak 74 orang.

Dari populasi tersebut, petani budidaya yang menjadi anggota kelompok yaitu sebanyak 15 petani budidaya seluruhnya dijadikan responden dalam penelitian dan dari 74 petani budidaya mandiri dimbil 15 orang, sehingga jumlah responden yang digunakan sebanyak 30 petani budidaya udang vaname. Metode penarikan sampel ini dilakukan secara probability sampling untuk petani budidaya mandiri dimana penarikan sampel dilakukan dengan memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan adalah simple random sampling.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempermudah dalam memahami akan dilakukan tabulasi data primer dari kuesioner. Pada penelitian ini menggunakan alat bantu seperti kalkulator, aplikasi SPSS dan Software Microsoft Excel 2007. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik petani budidaya responden, keadaann umum lokasi penelitian, dan keragaan usaha budidaya tambak udang vaname.

Analisis kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca. Analisis ini digunakan untuk menganalisis struktur biaya, penerimaan, pendapatan, dan efisiensi pada usaha budidaya tambak udang vaname.

16

Analisis Penerimaan dan Biaya Usahatani

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan total usahatani dengan biaya total usahatani. Apabila nilainya lebih dari nol, artinya usahatani yang dilakukan memberikan keuntungan dan sebaliknya apabila kurang nol, artinya usahatani yang dilakukan tidak memberikan keuntungan atau mengalami kerugian. Pada penelitian ini dilakukan analisis perbandingan keuntungan per hektar per musim budidaya atas usaha budidaya tambak ikan bandeng dari berbagai tingkat teknologi yang diduga sebelumnya memiliki struktur biaya dan penerimaan berbeda. Oleh karena itu, sebelum menganalisis pendapatan maka dilakukan analisis penerimaan dan biaya.

a. Penerimaan usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh dalam usaha tambak udang vaname. Soekartawi (2002) memformulasikan pebnerimaan usahatani sebagai perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual atau dapata dituliskan sebagai berikut

Total Penerimaan (TR) = P x Q Dimana:

TR = total penerimaan (Rp) P = harga output (Rp/unit)

Q = jumlah output yang dihasilkan (unit)

b. Biaya merupakan nilai atas pengorbanan faktor produksi yang digunakan dalam usahatani untuk menghasilkan sejumlah output pada waktu tertentu. Biaya usaha budidaya tambak udang vaname dalam penelitian ini digolongkan menjadi biaya tunai dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). Biaya tunai usaha budidaya tambak udang vaname terdiri dari benih, pakan, obat-obatan, solar, bensin dan biaya tenaga kerja. Biaya tidak tunai dari usaha budidaya tambak udang vaname terdiri dari biaya sewa tambak, pajak tambak, biaya penyusutan perlatan, dan biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK). Penyusutan merupakan penurunan nilai inventaris yang disebabkan oleh pemakaian selama tahun pembukaan (Soekartawi et al. 2011). Perhitungan penyusutan dalam penelitian ini menggunakan metode garis lurus dengan asumsi peralatan tidak laku dijual setelah habis umur ekonomis. Penyusutan menggunakan metode garis lurus dirumuskan sebagai berikut:

Penyusutan (Rp) = Nilai Beli - Nilai Sisa Usia Ekonomis Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan usahatani udang vaname. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara semua penerimaan (revenue) dan biaya total, baik biaya total yang bersifat tunai maupun tidak tunai, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut (Soekartawi 2002):

17 Pendapatan (π) = TR – TC

Pendapatan (π) = (P x Q) – (Biaya Tunai + Biaya Non Tunai) Dimana:

TR : Total Penerimaan

TC : Biaya Tunai + Biaya Non Tunai

Pendapatan dikatan positif atau mengalami keuntungan apabila nilai pendapatan (π) bernilai positif yang berarti total penerimnaan yang diterima petani lebih besar dibandingkan total biaya yang dikeluarkan petani. Sebaliknya jika nilai pendapatan (π) bernilai negatif, maka dapat dikatakan petani mengalami kerugian yang berarti total biaya yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan total penerimaan yang diperoleh petani.

Analisis Efisiensi Biaya Usahatani

Return cost rasio atau imbangan penerimaan biaya adalah perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi usahatani. Analisis R/C rasio digunakan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan yang dihasilkan dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan pada suatu kegiatan usahatani. Semakin tinggi nilainya maka usahatani yang dilakukan semakin efisien. Secara matematis perhitungan rasio R/C sebagai berikut:

R/C atas biaya tunai

=

Total Penerimaan Biaya Tunai

R/C atas biaya total

=

Biaya Tunai + Biaya Non Tunai Total Penerimaan

Dalam melaksanakan kegiatan usahatani petani budidaya harus mendapatkan rasio/imbangan antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan harus lebih besar dari satu (R/C > 1). Jika nilai R/C kurang dari satu petani budidaya akan mengalami kerugian karena hal ini menunjukkan biaya yang dikelurakan oleh petani budidaya lebih besar daripada total penerimaan yang diterima petani budidaya. nilai R/C rasio juga digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan petani yaitu dengan mengukur besarnya rupiah pengembalian dari setiap Rp. 1 yang dikeluarkan petani.

Analisis Uji Mann Whitney

Analisis uji beda Mann Whitney digunakan untuk mengetahu apakah terdapat perbedaan dari dua populasi data yang saling independen. Uji Mann Whitney merupakan salah satu uji non parametrik yang bertujuan untuk melihat perbedaan media dua kelompok bebas. Uji ini merupakan alternatif dari uji-T untuk dua sampel yang diambil dari populasi yang bebas (independen) dan tidak terdistribusi normal. Pada penelitian ini Uji Mann Whitney digunakan untuk melihat apakah terdapat perbedaan biaya total, penerimaan dan keuntungan antara petani kelompok dan mandiri.

18

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan biaya/penerimaan/pendapatan, R/C rasio petani kelompok dan mandiri

H1 : Terdapat perbedaan biaya/penerimaan/pendapatan, R/C rasio petani kelompok dan mandiri

Taraf nyata yang digunakan ialah 5 persen (α = 5%). Pada output SPSS dapat dilihat informasi nilai Exact sig (2-tailed). Apabila nilai Exact sig (2-tailed) lebih kecil dari α maka dapat disimpulkan tolak H0. Apablila nilai Exact sig (2-tailed) lebih besar dari α maka dapat disimpulkan terima H0. Berikut rumus yang digunakan: Z = U - n1. n22n1. n2 (n1+ n2+1) 12 Keterangan: U = Uji statistik U

n1 = jumlah sampel pola kelompok n2 = jumlah sampel pola mandiri

Dokumen terkait