• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Peran Tokoh Masyarakat Dalam Penanggulangan DBD Di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014. Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun Tahun 2014

Tokoh masyarakat sebagai orang yang dihormati dan disegani masyarakat mempunyai peran yang signifikan dalam mengubah perilaku sehat masyarakat. Tokoh masyarakat adalah orang yang dipilih dan dihunjuk masyarakat untuk mewakili masyarakat. Tokoh masyarakat adalah panutan masyarakat. Segala tindak tanduk tokoh masyarakat diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat. Tokoh masyarakat adalah orang yang banyak terlibat dan bergaul dengan masyarakat. Oleh karena itu tokoh masyarakat mempunyai

peran yang signifikan dalam mengubah perilaku sehat, memotivator dan menggerakkan masyarakat terutama dalam penanggulangan DBD.

Di Indonesia terutama di jaman orde baru tokoh masyarakat mempunyai peran sentral dan menentukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai peran yang dilakukan cukup mempunyai sumbangan yang signifikan bagi bangsa dan Negara. Beberapa keberhasilan pembangunan di Indonesia yang melibatkan tokoh masyarakat sebagai motivator gerakan pembaharuan dan agen perubahan (agent of change) menuju ke arah yang lebih baik oleh pemerintah (terutama masa orde baru).

Berbagai peran yang pernah dilakukan oleh tokoh masyarakat dalam pembangunan di era orde baru seperti program keluarga berencana, program penanaman padi bibit unggul, pemasyarakatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, penggunaan pupuk jenis pil, dan masih banyak peran lainnya yang sukses dlakukan oleh tokoh masyarakat dalam bidang pembanguan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu saat ini setelah era reformasi peran tokoh masyarakat sedikit demi sedikit mulau menipis atau bias dikatakan hampir redup sama sekali. Oleh karena itu kiranya menarik untuk menggerakkan kembali peran tokoh masyarakat dalam penanggulangan DBD di nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun. mbicarakan peran yang bisa dimainkan oleh tokoh masyarakat,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa peran tokoh masyarakat dalam penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun berada pada taraf pada kategori baik, yaitu sebanyak 18

orang (21,43%), jawaban responden terhadap peran tokoh masyarakat pada kategori cukup, yaitu sebanyak 31 orang (36,90%%), dan 35 orang (41,67%) responden yang menyatakan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa peran tokoh masyarakat dalam penanggulangan DBD masih belum maksimal sehingga perlu ditingkatkan. Adapun alasan menurunnya peran tokoh masyarakat disebabkan belum ada informasi yang tegas dari pemerintah bahwa tokoh masyarakat perlu untuk mensosialisasikan mengkomunikasikan, menginformasikan dan mengedukasi masyarakat tentang penanggulangan DBD dalam setiap pertemuan dengan masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan tentang cara penanggulangan DBD untuk tokoh masyarakat.

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Ika Febriana (2003) tentang Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Pembangunan Desa di Desa Banjurpasar Kecamatan Bulupesantren Kebumen yang menyimpulkan bahwa tokoh masyarakat mempunyai peran yang signifikan dalam pengambilan keputusan pembangunan desa di Desa Banjurpasar Kecamatan Bulus Pesantren Kebumen. Hasil penelitian ini juga didukung pendapat Gerungan (dalam Dayakisni, 2003), bahwa pandangan dan sikap dari individu yang memiliki prestise sosial atau individu yang dianggap ahli seperti pejabat, tokoh masyarakat dan ilmuwan akan lebih mudah memberikan pengaruh terhadap masyarakat dan dengan mudahnya akan diterima oleh masyarakat.

Tokoh masyarakat sebagai teladan/contoh dan panutan masyarakat mempunyai peran yang signifikan dalam mengubah perilaku masyarakat menjadi perilaku sehat yang dalam hal ini perilaku dalam penanggulangan DBD. Hal ini

disebabkan tokoh masyarakat dianggap sebagai orang yang dihormati dan disegani.

Peran tokoh masyarakat dalam penanggulangan DBD mempunyai korelasi positif dengan perubahan perilaku sehat masyarakat. Tokoh masyarakat memiliki potensi besar untuk memberikan arahan, saran dan anjuran dalam penanggulangan DBD. Begitu pentingnya peran tokoh masyarakat dalam mengubah perilaku sehat masyarakat dalam hal ini penanggulangan DBD, maka sudah sepatutnya peran tokoh masyarakat digalakkan kembali dalam setiap pertemuan dengan masyarakat.

Tokoh masyarakat dalam hal ini antara lain seperti Ketua RT, RW, Tokoh agama, tokoh adat, sesepuh desa dan orang-orang yang dianggap dapat mempengaruhi masyarakat dalam penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun.

Adapun peran yang dapat dilakukan oleh tokoh masyarakat di nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun dalam penanggulangan DBD antara lain sebagai berikut :

a. Ikut terlibat secara aktif dalam mensosialisasikan bahaya penyakit DBD dan sekaligus pentingnya penanggulangan DBD secara mandiri di kalangan masyarakat baik melalui tindakan 3M, fogging, menggunakan kelambu dan sebagainya.

b. Ikut serta aktif memberikan contoh dan teladan yang baik dalam penanggulangan DBD sehingga masyarakat dapat menirunya.

c. Ikut serta mendorong dan memotivasi masyarakat dalam kegiatan untuk mempercepat penanggulan DBD dengan menjadi duta penanggulangan DBD baik di lingkungan keluarga maupun di kelompok masyarakatnya.

d. Tokoh masyarakat perlu untuk mendorong masyarakat bersama-sama dengan pemerintah setempat untuk mendirikan posko penanggulangan DBD di lingkungannya masing-masing.

e. Berpartisipasi aktif dalam membentuk masyarakat yang memiliki keteguhan hati, disiplin yang tinggi, dan mau serta mau bekerja keras dalam penanggulangan DBD di lingkungannya masing-masing.

6.1. Kesimpulan.

1. Pengetahuan responden dalam penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun menyatakan baik, yaitu 33 orang, 34 orang menyatakan cukup, dan 17 orang menyatakan kurang baik. Secara umum pengetahuan masyarakat tentang penanggulangan DBD cukup baik. Hal ini disebabkan bahwa sebelumnya mereka sudah mendapatkan informasi melalui radio, televisi dan brosur tentang DBD dan pencegahannya.

2. Sikap responden dalam penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun 33 orang menyatakan baik, 8 orang menyatakan cukup, dan 13 orang menyatakan kurang baik. Sikap yang cukup baik ini dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat yang cukup baik pula.

3. Tindakan responden dalam penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun mayoritas berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 42 orang menyatakan cukup, sebanyak 22 orang menyatakan baik, dan sebanyak 20 orang menyatakan kurang baik. Hal ini disebabkan terbatasnya waktu untuk melakukan 3M disebabkan banyaknya waktu dipergunakan untuk mencari nafkah di luar rumah.

4. Sarana dan Prasarana dalam penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun 12 orang menyatakan baik, 37 orang menyatakan cukup, dan 35 orang menyatakan kurang baik. Kurangnya kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana ini antara lain disebabkan terbatasnya anggaran pemerintah untuk penanggulangan DBD.

5. Peran Tenaga kesehatan dalam penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun yang berkategori baik, yaitu sebanyak 28 orang menyatakan baik, sebanyak 27 orang menyatakan cukup, dan sebanyak 29 orang menyatakan kurang baik. Hal ini didukung dengan program pemerintah Kabupaten Simalungun yang membuka puskesmas 24 jam. 6. Peran Tokoh masyarakat penanggulangan DBD di Nagori Rambung Merah

Kabupaten Simalungun ada sebanyak 18 orang menyatakan baik, sebanyak 31 orang menyatakan cukup, dan sebanyak 35 orang menyatakan kurang baik. Hal ini disebabkan belum ada dorongan yang intens dari pemerintah kepada tokoh masyarakat agar dalam setiap pertemuan dengan masyarakat menginformasikan pentingnya penanggulangan DBD.

6.2. Saran

1. Tindakan masyarakat dalam penanggulangan DBD perlu ditingkatkan dengan terus menerus dan berkesinambungan baik melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) maupun gotong royong untuk penanggulangan DBD secara dini baik oleh petugas kesehatan, tokoh masyarakat maupun masyarakat lainnya.

2. Kualitas dan kuantitas sarana prasarana kesehatan perlu ditingkatkan agar dapat digunakan untuk memperlancar komunikasi, informasi dan edukasi dalam penanggulangan DBD antara lain seperti penyediaan bubuk abate,

kelambu, fogging secara gratis, media penyuluhan DBD seperti pamflet, baliho, melalui media TV dan Radio dan lain-lain baik oleh pemerintah maupun masyarakat secara mandiri agar tindakan masyarakat dalam penanggulangan DBD semakin maksimal.

3. Peran tokoh masyarakat perlu semakin ditingkatkan dengan melibatkannya dalam kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang penanggulangan DBD dalam setiap pertemuan dengan masyarakat baik di mesjid, gereja dan rumah ibadah lainnya.

4. Pemerintah Daerah Kabupaten Simalungun agar memanfaatkan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi untuk membantu dalam penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam penanggulangan DBD.

Azwar S. 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Badan Pusat Statistik. 3013. Pemerintah Kota Medan. Medan : Sekretariat Daerah. Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis dan Faktor

Risiko Penularan. Aspirator. 2(2):110-119. Diunduh dari http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator/article/download/2951/ 2136. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2014.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta : Departemen Kesehatan RI

___________. 2004. Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Departemen Kesehatan RI ___________, 2007. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2006. Jakarta : Departemen

Kesehatan RI

Effendi. Nasrul. 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Kedokteran EGC.

Ika Febrina. 2003. Peran Tokoh Masyarakat Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Pembangunan Desa di Desa Banjurpasar Kecamatan Bulupesantren Kebumen.

Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang

Notoatmodjo, Soekidjo, Sarwono, dan Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Notoatmodjo Seskidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Prinsip-prinsip Dasar.

Jakarta : PT. Rineka Cipta,

__________. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : PT Rineka Cipta.

__________. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta.

Pangemanan, Jane dan Jeini Nelwan. 2012. Perilaku Masyarakat Tentang Program Pemberantasan Penyakit DBD di Kabupaten Minahasa Utara. Universitas Sam Ratulangi : Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Profil Kesehatan Sumatera Utara. 2013. Medan : Badan Statistik Daerah. Profil Dinas Kesehatan Simalungun. 2013. Simalungun : Dinas Kesehatan.

Sarwono, S., 2004. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,

Cetakan 3, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sitorus, Rotua Sumihar. 2009. Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor. Tesis. Medan : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Soedarmono. 1995. Demam Berdarah Dengue. Jurnal Medika. Yogyakarta

Soegiyanto. S. 2003. Demam Berdarah Dengue : Tinjauan dan Temuan Baru Di Era 2003. Surabaya : Airlangga University Press.

Sucipto, Muhadi Nanang. 2005. Perilaku Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Puskesmas Ngawi Purba, Kabupaten Ngawi Tahun 2004. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Sugiono, 2000. Metodologi Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sumunar. 2007. Penentuan Tingkat Kerentanan Wilayah Terhadap Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti Dan Aedes albopictus Dengan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis. Makalah. Yogyakarta : Seminar Internasional Fakultas Kedokteran UGM.

Suroso. T. Hadinegoro SR, Wuryadi S, Sumanjuntak G, dan Umar AI, Pitoyo PD, et.al. 1999. Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta : WHO dan Departemen Kesehatan RI.

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009. Tentang Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Wiwik, Trapsilowati. 2012. Persepsi dan Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Kota Semarang Jawa Tengah. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Ke Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Wulandari, Tri. 2001. Vektor Demam Berdarah dan Penanggulangannya. Jurnal Mutiara

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI NAGORI RAMBUNG MERAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014

Yth : Bapak/ibu/Sdr/i Responden penelitian

Di Nagori Rambung Merah Kabupaten Simalungun

Dengan hormat, sehubungan dengan penyusunan karya ilmiah skripsi (S1) yang berjudul “GAMBARAN

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENANGGULANGAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI NAGORI RAMBUNG MERAH KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014”, maka saya mohon dengan kerendahan hati, bapak/ibu/Sdr/i kiranya dapat meluangkan waktu, untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Kuesioner ini hanya untuk keperluan ilmiah semata, tidak ada kaitannya dengan status warga Negara bapak/ibu/sdr/i. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan bapak/ibu dapat menjawabnya sesuai dengan pendapat/kenyataan/ pengalaman yang dialami sehari-hari. Atas bantuan dan kesediaan bapak/ibu/sdr/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Dearman Andri Magistario Purba NIM. 091000081/FKM USU

A. Identitas Responden

1. Nama : ... 2. Umur : ...Tahun

3. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

4. Alamat : ... 5. Suku Bangsa : ... B. Pendidikan Pendidikan Terakhir : 1. SD 3. SLTA/sederajat 2. SLTP/sederajat 4. Akademi/PT C. Pekerjaan Pekerjaan Responden :

1. Petani/buruh tani 2. PNS/TNI/POLRI 3. Wiraswasta/pedagang 4. Tidak bekerja

Pilihlah Jawaban yang paling tepat dari pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai.

D. Pengetahuan

No Pertanyaan Option Jawaban

Ya Tidak Skor 1 Apakah anda pernah mendengar penyakit Demam Berdarah

Dengue (DBD)?

2 Apakah anda tahu tanda/gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)?

3 Apakah anda pernah mendengar istilah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) penular penyakit demam berdarah dengue (DBD)?

4 Apakah anda pernah mendengar 3M?

5 Apakah anda pernah mendengar istilah Foging (diasapi)

6 Apakah nyamuk penyebab penyakit DBD berkembangbiak di air jernih yang menggenang?

7 Apakah mengubur, menutup dan menguras TPA(3M) sangat efektif dalam penanggulangan DBD?

8 Apakah pemakaian bubuk abate termasuk cara yang dapat membantu menanggulangi penyakit DBD?

9 Apakah memelihara ikan dapat membantu mengurangi jumlah nyamuk?

10 Apakah memasang kawat kasa/kelambu dapat membantu menanggulangi penyakit DBD?

E. Sikap Responden

Berilah jawaban tanda silang (X) pada kolom pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda SS = Sangat Setuju

S = Setuju KT = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

No Pernyataan Option Jawaban

SS S KT TS Skor 1 Lingkungan rumah yang bersih akan mencegah DBD

2 Tidur pagi dan siang lebih baik menggunakan kelambu 3 3M (Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan

Menutup tempat-tempat Penampungan Air) merupakan salah satu cara penanggulangan DBD

4 3M (Mengubur barang-barang bekas, Menguras dan Menutup tempat-tempat Penampungan Air) adalah tanggung jawab saya dan keluarga, pemerintah dan seluruh masyarakat 5 Tempat penampungan air harus selalu dalam keadaan

tertutup

6 Bak tempat penampungan air dikuras seminggu sekali 7 Jika ada kegiatan 3M di lingkungan, saya tidak akan

mengikuti kegiatan tersebut

8 Barang bekas yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk harus dikubur

9 Air dalam vas bunga harus diganti minimal seminggu sekali 10 Menguras bak mandi kalau sudah kotor saja

F. Tindakan.

Berilah jawaban tanda silang (X) pada kolom pada jawaban Ya atau Tidak pada jawaban yang sesuai dengan tindakan penangulangan DBD.

No

Pertanyaan Option Jawaban

Ya Tidak Skor 1 Menjaga Lingkungan selalu bersih

2 Melakukan 3M (Mengubur barang-barang bekas, Menutup dan Menguras Tempat Penampungan Air) agar terhindar dari Demam Berdarah Dengue (DBD)

3 Memberikan contoh 3M kepada anak-anak dan keluarga lainnya. 4 Memberantas sarang nyamuk aedes aegypti untuk mencegah DBD

5 Menggunakan Kelambu apabila tidur di pagi dan siang hari 6 Memberikan bubuk abate pada bak mandi

7 Menutup bak mandi dan tempat penampungan air

8 Pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti dilakukan oleh pemerintah saja

9 Membiarkan pakaian kotor bergantungan di pintu

10 Melakukan 3M adalah merupakan tanggung jawab dari pemerintah saja

G. Sarana dan Prasarana

No Pertanyaan Option Jawaban Ya Tidak Skor 1 Apakah di lingkungan tempat tinggal anda tersedia tempat yang

memadai untuk dilakukannya penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)?

2 Apakah tempat penyuluhan tentang penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki fasilitas yang memadai?

3 Apakah jumlah petugas kesehatan yang melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai?

4 Apakah dana/biaya untuk melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai?

5 Apakah metode/cara yang dilakukan dalam penyuluhan penanggulangan DBD menggunakan bahan dan alat peraga yang memadai?

6 Apakah dalam pelaksanaaan penyuluhan dalam penanggulangan DBD melibatkan aparat desa dan kecamatan?

7 Apakah dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD menggunakan teknologi informasi yang mendukung dalam penyuluhan tersebut?

8 Apakah jumlah masyarakat yang hadir dalam mengikuti penyuluhan dalam penanggulangan DBD cukup memadai?

9 Apakah waktu untuk pelaksanaan dalam penyuluhan dalam penanggulangan DBD memenuhi jumlah waktu yang cukup memadai? 10 Apakah dalam melakukan penyuluhan dalam penanggulangan DBD

menggunakan fasilitator yang menguasai tentang DBD?

H. Petugas Kesehatan

No Pertanyaan/Pernyataan Option Jawaban

Ya Tidak Skor 1 Apakah petugas kesehatan pernah secara langsung memberikan

penyuluhan tentang penyakit DBD?

2 Apakah petugas kesehatan pernah secara langsung memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam pencegahan penyakit DBD?

3 Apakah petugas kesehatan menggunakan alat peraga dalam memberikan keterangan dan penjelasan tentang penyakit DBD dan upaya pencegahannya?

4 Apakah petugas kesehatan dapat memberikan keterangan dan penjelasan tentang 3M dalam penecegahan penyakit DBD dengan baik sehingga dapat dimengerti?

5 Apakah petugas kesehatan pernah memberikan informasi tentang 3M melalui poster/selebaran/leaflet di lingkungan tempat tinggal anda? 6 Apakah dalam tiga bulan terakhir ini apakah petugas kesehatan

memberikan anjuran dan contoh tindakan mengubur barang-barang bekas untuk mencegah penyakit DBD?

7 Apakah petugas kesehatan menganjurkan kepada masyarakat upaya dan tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah penyakit DBD?

8 Apakah dalam tiga bulan terakhir ini petugas kesehatan melakukan kunjungan ke lingkungan anda dan menganjmelakukan penyuluhan dan tindakan untuk mencegah penyakit DBD?

9 Apakah ada petugas kesehatan menyarankan kepada anda dan keluarga untuk melakukan 3M secara rutin?

10 Apakah petugas kesehatan memberikan informasi agar selalu waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat?

I. Tokoh Masyarakat

No Pertanyaan/Pernyataan Option Jawaban

Ya Tidak Skor 1 Apakah tokoh masyarakat pernah terlibat dalam memberikan

keterangan dan penjelasan tentang penyakit DBD dan bahaya yang ditimbulkannya?

2 Apakah tokoh masyarakat pernah mengajak masyarakat untuk hidup bersih, menguras tempat penampungan air dan melakukan 3M agar terhindar dari penyakit DBD?

3 Apakah tokoh masyarakat peduli terhadap kebersihan lingkungan dalam upaya pencegahan penyakit DBD?

4 Apakah tokoh masyarakat bersama aparat desa pernah langsung turun ke lapangan memberikan saran kepada masyarakat tentang kebersihan lingkungan untuk menghindari penyakit DBD?

5 Apakah tokoh masyarakat pernah menyerahkan poster atau leaflet yang berisikan tentang bahaya penyakit DBD?

6 Apakah dalam tiga bulan terakhir ini tokoh masyarakat pernah menganjurkan dan memberikan contoh tindakan mengubur barang-barang bekas untuk mencegah penyakit DBD?

7 Apakah tokoh masyarakat bersama dengan petugas kesehatan pernah memberikan ceramah kepada masyarakat di sekitarnya tentang bahaya penyakit DBD yang bisa menyebabkan kematian?

8 Apakah tokoh masyarakat pernah memberikan bantuan abate dan bersama masyarakat menguras tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD?

9 Apakah tokoh masyarakat pernah menggerakkan masyarakat untuk bergotongroyong melakukan kegiatan 3M untuk pencegahan DBD? 10 Apakah tokoh masyarakat pernah mengingatkan masyarakat agar selalu

waspada terhadap ancaman penyakit DBD yang bisa muncul setiap saat?

Lampiran 2

SEBARAN DATA PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP