• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

3.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Rubber Hock Lie adalah sebuah perusahaan swasta asing yang memproduksi crumb rubber, yaitu karet alam yang akan diproses selanjutnya menjadi barang jadi karet seperti ban dan produk karet lainnya. Perusahaan ini berlokasi di Kecamatan Rantau Selatan-Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu-Sumatera Utara. PT. Rubber Hock Lie ini adalah salah satu dari bebrapa perusahaan crumb rubber yang berada di bawah Group Lie Rubber yang berpusat di Singapura

Proses produksi crumb rubber adalah pengolahan bahan baku dari karet rakyat yaitu hasil bekuan lateks dari sadapan pohon karet yang oleh sebagian besar masyarakat disebut “getah” dan dalam literatur atau standar mutu disebut bahan olah karet atau “bokar” menjadi produk yang disebut crumb rubber atau karet remah. Bahan olah karet (untuk selanjutnya disebut bokar ) ini umumnya didatangkan dari berbagai daerah di Sumatera Utara dan juga dari beberapa propinsi lainnya.

Produk crumb rubber dari perusahaan ini umumnya diekspor terutama untuk industri produk bahan jadi karet seperti “pabrik ban” dengan jenis mutu SIR-10 dan SIR-20, yaitu kependekan dari Standar Indonesian Rubber. Sedangkan nilai 10 atau 20 adalah nilai standar yang diambil dari kandungan maksimal kadar kotoran yang ditoleransi dari crumb rubber ini. SIR 10 berarti karet remah atau crumb rubber yang

memenuhi Standar Indonesian Rubber dengan kandungan kadar kotoran maksimal 0.010 %.

Sesuai dengan peraturan perdagangan yang berlaku di Indonesia, komoditi crumb rubber ini adalah salah satu komoditi yang diawasi mutu eksportnya, artinya setiap produk ini yang akan diexport harus dipastikan mutunya sudah memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan Standar Indonesian Rubber (SNI 06-1903 : 2000).

Untuk menjamin konsisten mutu produk yang dihasilkannya, perusahaan ini telah memperoleh sertifikat ISO-9001:2000 dari lembaga Sertifikasi Sistem Mutu “ SIMA” dan Sertifikat Produk dari Lembaga Sertifikasi Produk Pusat Standardisasi Depertemen Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia. Dan untuk masa yang akan datang manajemen perusahaan telah menyatakan komitmennya akan selalu secara konsisten mengikuti perkembangan sistem yang berlaku dalam memenuhi persyaratan dan kebutuhan serta kepuasan pelanggannya. Dalam menerapkan Standar Sistem Manajemen Mutu ini perusahaan harus menjamin konsistensinya dalam memenuhi persyaratan dan perundang-undangan yang berlaku termasuk juga pengelolaan aspek lingkungan perusahaan .

3.2. Proses Produksi

Proses produksi crumb rubber dimulai dari proses sortasi bahan baku, bahan baku yang akan diolah harus memenuhi persyaratan mutu yang dipersyaratkan perusahaan agar memenuhi standar mutu produk yang akan dihasilkan. Kemudian

Secara umum tahap proses pengolahan crumb rubber dilakukan dalam dua tahap yaitu proses pengolahan basah dan proses pengolahan kering.

Pengolahan basah adalah proses pencucian bahan dari kontaminasi bahan asing seperti tanah, potongan-potongan kayu (istilah perusahaan “tatal”) dan kotoran lainnya, Proses ini juga sekaligus digunakan untuk melakukan homogenisasi bahan yang diproses, dan agar mutu produk yang dihasilkan menjadi seragam. Hal ini disebabkan karena bahan baku yang diproses berasal dari berbagai daerah asal dan berbagai jenis mutu, dan mungkin juga dari berbagai varitas atau koln tanaman karet, sehingga mutu bokar memiliki nilai mutu yang berbeda.

Tahap proses pengolahan basah ini dimulai dari mengambil bahan baku dari gudang bahan baku dan dibawa dengan forklift ke mesin Slabcutter untuk dipotong menjadi lebih kecil, dan selanjutnya dengan conveyor bahan ini di hancurkan dalam Hummer Mill menjadi potongan karet yang kecil. Bahan ditampung dalam bak air yang disirkulasi dengan bantuan kipas, sehingga dalam proses ini sekaligus terjadi pemisahan kotoran-kotoran dari bahan sehingga hasilnya menjadi bersih.

Proses selanjutnya adalah penggilingan bahan pada mesin creaper dengan bantuan dua mangle yang berputar berlawan arah, bahan digiling dengan mangle ini sambil disiramkan air dari bagian atas, penggilingan ini dilakukan secara berturut- turut sampai tujuh atau delapan kali, sehingga menjadikan bahan seperti lembaran tipis dengan ketebalan 8 mm sampai 10 mm yang disebut juga ‘creap”, atau “blanket”. Blanket ini selanjutnya dijemur dalam ruang penjemuran dengan cara digantung pada galangan kayu yang sudah disediakan dalam ruang jemuran, proses

penjemuran ini disamping berfungsi sebagai pengeringan juga berfungsi untuk menstabilkan nilai teknis karakteristik crumb rubber yaitu nilai plastisitas

Sedangkan proses kering merupakan pengeringan blanket hasil penjemuran di dalam mesin Dryer untuk menghasilkan crumb rubber, proses ini dimulai dari penurunan blangket yang sudah kering dari ruang jemuran, kemudian bahan diremah atau dicrumb dengan mesin shereder dan ditampung dalam bak air yang bersih. Remahan ini dipompakan ke cetakan ( disebut trolly) melalui corong pemisah, dimana air akan kembali kedalam bak shereder. Setelah itu crumb yang masih basah ini dimasukan kedalam dryer untuk dikeringkan.

Crumb yang sudah kering selanjutnya ditimbang seberat 35 kg dan dimasukan kedalam mesin press sehingga menjadi bale ( baca : bal) karet. Bale ini selanjutnya dibungkus plastik kantongan transparan yang terbuat dari bahan polyethilen dengan persyaratan titik leleh plastik maksimum 1040 C sesuai persyaratan mutu yang telah ditentukan dalam Standar Nasional Indonesia untuk Indonesian Rubber, dan selanjutnya produk ini dikemas dalam peti atau pallet sebanyak 30 bale per pallet. Sebelum produk dikirim atau diexport, dilakukan pengujian mutunya di laboratorium sesuai standar SNI-06-1903 : 2000 sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia.

Secara umum gambaran proses produksi pengolahan crumb rubber di perusahaan adalah seperti di gambarkan dalam lampiran 4

3.3. Proses Sortasi Bokar

Pengadaan bokar yang akan diolah di pabrik dilaksanakan oleh bagian pembelian bokar. Kegiatan ini meliputi proses sortasi terhadap bahan baku yang akan dibeli, proses sortasi ini meliputi kegiatan pemotongan bahan dengan mesin potong. Seleksi bahan menurut kriteria mutu yang dipersyaratkan yaitu tingkat kebersihan bahan dari kotoran atau benda-benda asing seperti tanah, potongan- potongan kayu atau disebut juga dengan tatal dan penetuan tingkat kekeringan atau kadar karet kering (K3).

Proses pemotongan bokar dengan mesin potong ini dilakukan oleh tenaga kerja yang terampil dengan cara : bahan diambil dengan alat pengait yang disebut “gancu” oleh salah seorang operator, bahan selanjutnya diletakan ke atas meja mesin potong dan kemudian kedua operator yang berada pada sisi kiri dan kanan mesin akan mengait dan menarik bahan ke arah pisau potong. Bahan kemudian dipotong dengan pisau yang digerakan dengan sebuah dinamo listrik. Hasil potongan bahan ini diseleksi oleh petugas grading atau petugas kadar yang menentukan rendeman karet atau kadar karet kering serta mengklasifikasi mutu bahan, proses sortasi ini dapat dilihat pada dalam skema lampiran 5

Dokumen terkait