• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia

4.1.1. Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia

Sukuk pertama kali diperkenalkan di daerah Timur Tengah pada abad pertengahan yang dipergunakan dalam konteks perdagangan internasional. Sukuk

berasal dari bentuk jamak “Sakk” dalam Bahasa Arab yang berarti sertifikat atau surat

kepemilikan. Kata tersebut kemudian menjadi asal dari kata “Cheque” dalam Bahasa Eropa yang berarti dokumen yang merepresentasikan sebuah kontrak (contracts) atau pengalihan kepemilikan (conveyance of rights), obligasi (obligations) atau kewajiban yang harus dipenuhi (monies done) berdasarkan prinsip syari‟ah. Sukuk digunakan secara luas oleh masyarakat pada zaman itu dalam bentuk surat berharga yang mewakili kewajiban pembiayaan yang berasal dari perdagangan dan kegiatan komersil.4

Dalam perkembangannya, upaya mengembangkan dan meluncurkan kembali surat berharga yang serupa obligasi syari‟ah dilakukan di Negara Yordania pada tahun 1978. Pemerintah setempat memberikan izin kepada Bank Islam Jordan untuk menerbitkan obligasi islam yang dikenal dengan obligasi mukharadah. Hal ini menjadi inspirasi bagi Negara Pakistan yang pada akhirnya menerbitkan undang- undang (UU) khusus yang disebut Peraturan tentang Perusahaan Mudarabah dan Aturan Pengembangan dan Kontrol Mudarabah 1980.

4

Sayangnya kedua upaya ini tidak diikuti oleh infrastruktur yang sesuai dan transparansi di dalam pasar sehingga tidak menghasilkan aktivitas yang berarti. Penerbitan obligasi Islam yang pertama kali sukses adalah Government Investment Issues (GII) –sebelumnya dikenal dengan Government Investment Certificate (GIC)– yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia pada 1983. Namun lagi-lagi pasar bagi sekuritas ini tidak berkembang karena inovasi yang lamban dan tidak adanya dukungan dari institusi finansial islami.

Dalam perkembangannya, The Islamic Jurisprudence Council (IJC) kemudian mengeluarkan fatwa yang mendukung berkembangnya sukuk. Hal tersebut mendorong Otoritas Moneter Bahrain (BMA - Bahrain Monetary Agency) untuk meluncurkan salam sukuk berjangka waktu 91 hari dengan nilai 25 juta dolar AS pada tahun 2001, kemudian Malaysia pada tahun yang sama meluncurkan Global Corporate Sukuk si pasar keuangan Islam internasional. Hal ini menambah jumlah total nilai emisi sukuk pada tahun 2001 menjadi 250 juta dolar AS. Inilah sukuk global yang pertama kali muncul di pasar internasional. Struktur ini dianggap menarik oleh para investor dan peminjam karena merupakan kendaraan yang

potensial untuk mengembangkan pasar modal syari‟ah. Hal ini menjadi pionir bagi penerbitan sukuk selanjutnya di pasar internasional yang terus bermunculan. Pada akhirnya perkembangan sukuk global internasional mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan. Hal ini ditunjukkan oleh tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1. Perkembangan Sukuk Global Internasional tahun 2002-2007

Pada tahun 2002 tercatat penerbitan sukuk dunia bernilai 4,9 milyar dolar AS. Total perkembangan yang terjadi sampai tahun 2007 menjadi senilai 71,5 milyar dolar AS meningkat sebanyak 14 kali lipat dari tahun 2002. Namun pada tahun 2008 terjadi penurunan yang drastis pada penerbitan sukuk global dunia yang hanya mencatat angka penjualan sebesar 14,1 milyar dolar AS. Pada tahun ini penjualan sukuk berkurang sebesar 54 persen jika dibandingkan dengan penjualan sukuk pada tahun 2007. Penjualan sukuk meningkat kembali pada tahun 2009 menjadi senilai 20,2 milyar dolar AS. Kembali mengalami penurunan, pada 2010 penjualan sukuk global internasional tercatat hanya mencapai angka 17,1 milyar dolar AS menurun sebesar 15 persen dari penjualan di tahun 2009. Tercatat sampai Februari tahun 2011 total seluruh penerbitan sukuk global dunia dari tahun ke tahun mencapai angka 125,7 milyar dolar AS. Meningkat hampir dua kali lipatnya hanya dalam kurun waktu kurang dari empat tahun.

Total Sukuk Issues (in USD mio)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 Total % By Currency MYR 3,974.69 2,839.18 3,744.93 5,005.72 7,015.00 11,239.00 33,818.52 47% USD 750.00 1,350.00 1,700.00 2,465.00 10,155.00 8,780.00 25,200.00 35% Other 167.58 91.74 324.38 123.39 955.00 10,784.00 12,446.09 17% Total 4,892.27 4,280.92 5,769.31 7,594.11 18,125.00 30,803.00 71,464.61 100% # of issues MYR 120 101 190 275 260 211 1,157 USD 2 3 4 9 13 17 48 Other 13 9 11 4 3 24 64 Total 135 113 205 288 276 252 1,269 Avg size MYR 33.12 28.11 19.71 18.20 26.98 53.27 29.23 USD 375.00 450.00 425.00 273.89 781.15 516.47 525.00 Other 12.89 10.19 29.49 30.85 318.33 449.33 194.47 Total 36.24 37.88 28.14 26.37 65.67 122.23 56.32 Source: Bloomberg, Dec-07

Perkembangan sukuk global ini didukung oleh regulator di kawasan Teluk dan Asia yang semakin kuat. Kini, makin banyak negara yang telah menerbitkan sukuk sebagai instrumen pembiayaan. Pada tahun 2007, ada sepuluh negara penerbit sukuk, padahal pada tahun 2001 baru ada dua negara.

Negara penerbit sukuk dengan pangsa pasar terbesar di dunia ialah Malaysia dengan pangsa pasar sebesar 60 persen. Sementara Uni Emirat Arab menjadi pemimpin penerbit sukuk di Gulf Cooperation Countries (GCC) dengan total 26,8 miliar dolar AS dari 34 penerbitan antara 2000-2008. Diikuti dengan Bahrain yang mencatat 89 penerbitan sukuk senilai 4,5 miliar dolar AS di kurun waktu yang sama (Irawan Febrianto).

Selain dukungan yang kuat dari pemerintah setempat, perkembangan pesat sukuk juga tidak terlepas dari kinerja sukuk itu sendiri. Perkembangan indeks surat berharga yang berbasis syariah (saham dan sukuk), kinerjanya lebih baik dibandingkan indeks surat berharga konvensional. Nilai nominal rata-ratanya juga terus meningkat, dari US$375 juta pada tahun 2002 menjadi US$516,47 juta pada 2007. Fenomena ini mencerminkan semakin pentingnya sukuk sebagai sumber pendanaan berskala besar dan semakin diterimanya sukuk sebagai alternatif investasi para investor global (Abida Muttaqiena, 2009).

Anjloknya penerbitan sukuk global internasional pada tahun 2008 disebabkan oleh krisis ekonomi dan keuangan dunia serta pernyataan dari ulama fiqh, Maulana Taqi Usmani bahwa 85 persen penerbitan sukuk tidak sesuai syariah2.

4

Irfan Sauqi Beik, 2011. Memperkuat Peran Sukuk Negara dalam Pembangunan Ekomomi Indonesia dalam http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/art4.pdf

Untuk tahun 2010, anjloknya penjualan sukuk disebabkan oleh kekacauan politik yang menyebabkan krisis di Timur Tengah sehingga orang-orang menjauh dari pasar sukuk Timur Tengah. Selain itu anjloknya penjualan sukuk pada tahun 2010 juga dikarenakan para investor lebih selektif memilih instrument investasi akibat gagal bayar Dubai World atas sebagian obligasinya pada tahun 2009 lalu (Sumber : Republika).

4.1.2. Kondisi dan Perkembangan Sukuk di Indonesia

Tidak mau menyia-nyiakan potensi sukuk yang telah diterbitkan oleh negara tetangga Malaysia, Indonesia pun mulai melirik untuk turut serta menerbitkan sumber pendanaan dengan risiko yang rendah namun berpotensi besar tersebut. Diawali oleh PT Indosat Tbk yang menerbitkan sukuk korporasi pada 30 Oktober 2002 dengan akad mudharabah senilai 175 milyar rupiah. Namun pada saat itu belum ada regulasi yang memadai. Kerangka peraturan masih menggunakan Peraturan Penerbitan Efek Konvensional, dengan tambahan dokumen pernyataan kesesuaian syariah dari DSN MUI (Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia). Pada akhirnya diterbitkanlah Fatwa DSN MUI No.32 dan No.33 pada tahun 2002 sebagai basis penerbitan obligasi syariah. Sejak saat itu, penerbitan sukuk korporasi di Indonesia kian berkembang pesat.

Berselang agak lama dengan penerbitan sukuk korporasi pertama, sukuk Negara (SBSN) seri IFR0001dan IFR0002 pun diterbitkan oleh pemerintah sebagai instrument pendanaan yang digunakan untuk membiayai defisit anggaran. Sebelumnya pemerintah juga telah mengeluarkan UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008 sebagai dasar

hukum atas penerbitan SBSN. Sukuk ini diterbitkan pada 27 Agustus 2008 dengan akad akad ijarah senilai 2.714,7 dan 1.985 miliar rupiah. Sukuk seri IFR merupakan sukuk yang diterbitkan untuk investor institusi yang umumnya memiliki dana yang sukuk banyak untuk membeli sukuk.

Selain untuk institusi, pemerintah juga menerbitkan sukuk untuk investor individual, yakni sukuk negara ritel. Sukuk jenis ini yang pertama terbit adalah SR001 yang diterbitkan pada tanggal 25 Februari 2009 senilai 5.556,29 milyar rupiah. Berikut akan disajikan penerbitan sukuk selanjutnya sampai tahun 2011.

Tabel 4.2 Jumlah Total Nilai Emisi Sukuk Indonesia Tahun 2002 - 2011

Tahun Sukuk Korporasi Sukuk Global

(SBSN)