• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Rantai Pasokan Sayuran Edamame 1 Karakteristik dan Budidaya Sayuran Edamame

Baris 1 kolom 2 : Jika K dibandingkan L, maka K sedikit lebih penting/cukup penting dari L yaitu sebesar 3, artinya K moderat

4. Uji Konsistensi Index dan Rasio

4.1. Gambaran Umum Rantai Pasokan Sayuran Edamame 1 Karakteristik dan Budidaya Sayuran Edamame

Salah satu sayuran yang memiliki prospek yang baik untuk dipasarkan adalah sayuran Edamame. Seiring dengan perkembangan dan peningkatan kesejahtraan masyarakat Indonesia serta kebutuhan industri, maka konsumsi kedelai sebagai sumber protein nabati dan rendah kolesterol semakin diminati bagi sejumlah besar masyarakat Indonesia. Sayuran Edamame merupakan salah satu tanaman sejenis kedelai yang berasal dari daerah sub tropika, yang telah berhasil dikembangkan di Indonesia. Tanaman ini dikonsumsi sebagai kedelai segar, dengan rasa yang unik dan sangat tinggi nilai gizinya sebagai sumber vitamin, mineral, protein, energi. Sayuran Edamame menjadi satu-satunya sayuran yang mengandung semua (sembilan) jenis asam amino esensial, yang dapat menstabilkan kadar gula darah, meningkatkan metabolisme dan kadar energi, serta membantu membangun otot dan sel-sel sistem imun.

Sayuran Edamame memiliki ukuran yang lebih besar daripada kedelai biasa. Jenis sayuran Edamame yang dibudidayakan oleh PT Saung Mirwan adalah jenis Ryokoh. Lahan tanam yang ideal untuk Sayuran Edamame yaitu pada ketinggian di bawah 1000 m di atas permukaan laut, derajat keasamaan tanah (pH) sekitar 5,5 - 6, dan tanahnya subur.

Budidaya sayuran Edamame dapat dilakukan secara tumpang sari maupun monokultur. Budidaya sayuran Edamame dapat dilakukan secara tumpang sari, yaitu dengan Pohon Durian, Pohon Salak, dan Pohon Pisang. Informasi mengenai budidaya sayuran Edamame diperoleh dari penyuluhan dan pembinaan, yang dilakukan oleh penyuluh PT Saung Mirwan kepada petani mitra. Bagi petani mitra yang mengikuti saran yang dianjurkan oleh PT Saung Mirwan, mereka cenderung mendapatkan hasil panen yang lebih baik. Budidaya sayuran

Edamame yang diajarkan oleh PT Saung Mirwan terdiri dari beberapa tahapan, yaitu antara lain:

1. Persiapan Lahan

Sebelum dilakukan pengolahan tanah, dilakukan terlebih dahulu pengecekan pH tanah untuk memperoleh hasil penanaman yang baik. pH optimal tanah yaitu pH 6. Apabila pH tanah di bawah pH 6, maka perlu diaplikasikan kapur pertanian atau dolomit. Untuk areal selain lahan ex sawah, dianjurkan untuk mengaplikasikan herbisida dengan tujuan untuk mengurangi biaya pemeliharaan. Penerapan hal ini dilakukan 20 hari sebelum pengolahan tanah.

2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan dua minggu sebelum penanaman, dengan menggunakan bajak. Tujuan pengolahan tanah yaitu untuk membuka tanah dan mematikan biji-biji rumput atau akar-akar rumput, sehingga pertumbuhan rumput terhambat. Tinggi bedengan untuk tanaman sayuran Edamame yaitu +/- 15 - 20 cm dari permukaan tanah, panjang bedengan 10 m, dan lebar bedengan 1,1 m. Jarak antar bedengan tanaman Sayuran Edamame yaitu 40 - 60 cm.

3. Persiapan Tanam

Pupuk kandang yang dianjurkan oleh PT Saung Mirwan adalah pupuk kandang sapi atau kambing yang sudah masak (tidak berbau dan berwarna hitam), tetapi tidak memungkinkan dapat menggunakan pupuk ayam. Pupuk disebarkan di atas bedengan dalam jumlah 4 ton/ha dan bisa dilakukan secara bersamaan dengan penyebaran dolomit (bila diperlukan). Penyebaran pupuk dasar yaitu Urea 100 kg/ha, SP 36 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha dilakukan tujuh hari sebelum tanam, setelah lahan digaru, tujuannya adalah supaya pupuk tercampur dengan tanah. Apabila lahan penanaman kering, sebaiknya 1 - 2 hari sebelum pananaman dilakukan pengairan.

4. Penanaman

Sebelum ditanam, benih Sayuran Edamame di treatment dengan menggunkaan Marshal atau Benlate. Tujuannya adalah untuk mencegah serangan hama dan penyakit. Kedalaman penanaman benih sayuran Edamame +/- 1 - 1,5 cm, apabila ditugal, ujung tugal perlu ditumpulkan. Kedalaman benih sayuran Edamame jangan terlalu dalam, sebab akan mudah rusak. Kebutuhan benih per Ha adalah 60 kg, ± 150.000 biji benih.

5. Pemeliharaan

a. Pengamatan germinasi atau daya tumbuh dilakukan 10 hari setelah tanam, bertujuan untuk mengetahui populasi tanaman dan untuk penyulaman.

b. Penyulaman dilakukan setelah berumur 10 hari atau 10 hari setelah tanam sampai dengan 15 hari setelah tanam. Penyulaman adalah kegiatan mengamati benih yang tidak tumbuh dan menggantikannya dengan benih yang sudah ditanam selama 10 hari atau 15 hari.

c. Pengairan dilakukan setiap 5 - 7 hari sekali, tergantung dari kondisi tanah dan tanaman. Umumnya, bila tanah berpasir, maka frekuensi pengairan lebih sering dilakukan, bila dibandingkan dengan tanah liat. Karena tanah liat memiliki kemampuan menahan air di dalam tanah yang lebih baik.

d. Pemupukan susulan I dilakukan setelah selesai dilakukannya penyiangan I, yaitu 10 - 14 hari setelah tanam. Komposisi pupuk yaitu: Urea 100 kg/ha atau 182 gr/bedeng dan KCl 80 kg/ha atau 145 gr/bedeng (jumlah bedeng/ha yaitu 550 bedeng). Pemupukan susulan II diberikan pada umur 24 - 28 hari setelah tanam (diaplikasikan setelah dilakukan penyiangan) sebanyak 180 gr/bedeng Urea dan 180 gr/bedeng KCl. Tujuan diberikan setelah penyiangan adalah untuk mencegah persaingan penyerapan pupuk Urea dan KCl antara rumput dan tanaman sayuran Edamame

e. Penyemprotan dilakukan pertama kali saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam, bertujuaan untuk mencegah serangan hama

Agromyza sp. Hama ini menyerang pangkal batang tanaman sayuran Edamame, meletakkan telurnya di dalam batang sehingga tanaman akan mati dengan gejala serangan seperti kekeringan. Apabila batangnya dibelah, maka akan tampak telur-telur

Agromyza sp di dalamnya. Penyemprotan selanjutnya dilakukan secara berkala yaitu 7 atau 8 hari sekali untuk mencegah hama- hama seperti ulat jengkal, ulat grayak, penghisap polong sesuai dengan periode-periode pertumbuhan tanaman sayuran Edamame. Cara mengendalikannya dengan menggunakan insektisida Decis, Curacron, atau Regent, sedangkan untuk mengendalikan penyakit seperti Phakopspora pachhyrhizi (penyakit karat), Xanthomonas phaseoli (penyakit bercak daun) dapat menggunakan Dithane atau Benlate.

6. Panen

Panen dilakukan setelah tanaman berumur ± 67 hari. Kriteria polong siap panen, yaitu warna hijau segar, polong sudah terisi penuh, sehat (tidak terserang hama atau penyakit), biji dalam polong 2 - 3, dan jumlah polong/0,5 kg minimum 150 polong.

7. Pasca panen

Hasil panen harus dikirim langsung ke PT Saung Mirwan, tidak disimpan terlebihdahulu, bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas.

Upaya untuk mendapatkan hasil panen yang sesuai dengan kriteria polong siap panen, petani harus melakukan pemberantasan hama dan penyakit. Pemberantasan hama dan penyakit sering menjadi faktor penurunan kualitas sayuran Edamame.

4.1.2 Identifikasi dan Aktivitas Rantai Pasok Sayuran Edamame

Rantai pasok adalah jejaring fisik dan aktivitas yang terkait dengan aliran bahan dan informasi di dalam atau melintasi batas-batas perusahaan. Sebuah rantai pasok akan terdiri dari rangkaian proses pengambilan keputusan dan eksekusi yang berhubungan dengan aliran bahan, informasi, dan uang. Proses dari rantai pasok bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari produksi sampai konsumen akhir (Hadiguna, 2010). Rantai pasok sayuran Edamame terfokus pada pengaturan aliran sayuran Edamame, uang, dan informasi dimulai dari hulu sampai ke hilir, sebaliknya, dan dari dua arah.

Anggota primer rantai pasok sayuran Edamame yang diintroduksi oleh PT Saung Mirwan yaitu petani, PT Saung Mirwan (sebagai pengolah), dan ritel atau biasanya PT Saung Mirwan menyebutnya customer. Dalam rantai pasok sayuran Edamame, sayuran Edamame dari petani didistribusikan kepada PT Saung Mirwan, kemudian PT Saung Mirwan mendistribusikan sayuran Edamame ke

customer. Rantai pasokan mencakup keseluruhan interaksi antara pemasok, perusahaan manufaktur (perusahaan pengolah), dan konsumen. Berikut di bawah ini adalah anggota primer rantai pasok sayuran Edamame yang diintroduksi oleh PT Saung Mirwan: