HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Gambaran Kasus Drug Related Problems yang Terjadi Pada Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke Penatalaksanaan Terapi Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi Stroke
di Instalasi Rawat Inap RSPR periode tahun 2005
Sebanyak 29 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode 2005 dievaluasi mengenai Drug Related Problems (DRP) atau masalah-masalah mengenai obat. Evaluasi ini dikhususkan untuk kejadian yang terkait stroke yang dialami pasien diabetes mellitus. Evaluasi ini dilakukan dengan membandingkan terapi obat setiap kasus dengan standar acuan dari American Diabetes Association dan IONI 2000. Dari 29 pasien ditemukan 15 pasien yang mengalami DRP. Berikut merupakan ringkasan mengenai DRP yang disajikan dalam bentuk tabel.
49
Tabel XVII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 052189 Umur : 68 tahun
Diagnosis : DM , Neuropati stroke
Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005.
Keluhan perut sakit terutama sebelah kanan, susah BAB tapi bisa fluktus Diberi Dulcolax 1x1 tab, Lactulac 3x5cc.
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal
11 Juli 2005 Nilai normal Ureum 39mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 0.9 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 336mg/dl ≤200 mg/dl LDL 251mg/dl ≤100 mg/dl HDL 44 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 225 mg/dl ≤150 mg/dl
SGOT 25.1 U/L 0.0-32.0 U/L
SGPT 26.2 U/L 0.0-31.0 U/L
Suhu tubuh Berkisar antara 36.5 o
C sampai 37.2o
C
Tekanan darah Berkisar antara 130/80 mmHg sampai 150/90mmHg
Nadi Berkisar antara 80-102x per menit
Penatalaksanaan:
Diberikan silostazol 1x100mg untuk mengobati strokenya. Pada saat pulang juga diresepkan silostazol 1x1 tablet
Penilaian :
1. Silostazol diresepkan 1x100mg perhari. Panggunaan ini kurang dosis karena menurut standar dosis
yang digunakan adalah 2x100mg perhari
2. Dulcilax merupakan obat pencahar yang diindikasikan untuk pasien yang mengalami sembelit dan
nyeri saat BAB. Dosis dulcolax kurang karena menurut standar dosis yang digunakan adalah 1x2 tablet
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalamin stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg, atau sebagai alternatif lain dapat diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. Jika digunakan silostazol maka dosis yang diberikan adalah 2x100mg perhari
Tabel XVIII. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 066196 Umur : 85 tahun
Diagnosis : DM , Hipertensi, stroke
Dirawat tanggal 15-22 Desember 2005. Keluhan badan panas dan bicara kurang jelas dan pusing
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal
15 Desember 2005 Nilai normal Ureum 25mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 0.8 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 186mg/dl ≤200 mg/dl LDL 119mg/dl ≤100 mg/dl HDL 37 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 214 mg/dl ≤150 mg/dl
SGOT 14.0 U/L 0.0-32.0 U/L
SGPT 12.1 U/L 0.0-31.0 U/L
Asam Urat 4.9 mg/dl 2.4-5.7 mg/dl
Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 o
C sampai 37.1o
C
Tekanan darah Berkisar antara 120/80 mmHg sampai 190/100mmHg
Nadi Berkisar antara 76-92x per menit
Penatalaksanaan:
Diberikan Pletaal 1x100mg, Plavix 1x1tab untuk mengobati stroknya. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal 1x1 tablet, Plavix 1x1tab
Penilaian :
3. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 2x50mg.
Plavix juga merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif klopidogrel. Obat golongan anti trombosit ini kelebihan dosis.
4. Pasien mengeluh pusing dan badan terasa panas, maka perlu ditambahkan terapi obat analgesik dan
antipiretik
Rekomendasi:
3. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal tidak perlu diberikan, cukup diberikan Plavix 1x1tb terlebih dahulu.
51
Tabel XIX. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 152685 Umur : 48 tahun
Diagnosis : DM , Neuropati, stroke
Dirawat tanggal 22-30 September 2005. Keluhan badan bengkak, sesak nafas, sulit bicara.
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal
22 September 2005 Nilai normal Ureum 23mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 1.29 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 143mg/dl ≤200 mg/dl LDL 134mg/dl ≤100 mg/dl HDL 44 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 134mg/dl ≤150 mg/dl
SGOT 14.6 U/L 0.0-32.0 U/L
SGPT 11.5U/L 0.0-31.0 U/L
Asam Urat 10.9 mg/dl 2.4-5.7 mg/dl
Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 o
C sampai 39.4o
C
Tekanan darah Berkisar antara 140/70mmHg sampai 180/90mmHg
Nadi Berkisar antara 80-120x per menit
Penatalaksanaan:
Diberikan Pletaal 1x100mg. Pada saat pulang juga diresepkan pletaal 1x1 tablet.
Penilaian :
1. Pletaal merupakan golongan anti trombosit dengan zat aktif cilostazol. Biasa diresepkan 1x100mg.
Penggunaan pletaal ini kurang dosis karena cilostazol menurut standar dosisnya 2x100mg.
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya Pletaal diganti dengan aspirin 1x75mg. Atau sebagai alternatif lain dapat diberikan Klopidogrel bagi pasien yang aspirin-intolerant. . Jika digunakan Pletaal maka dosis ditambah menjadi 2x100mg perhari.
Tabel XXV. Evaluasi DRPs kasus diabetes mellitus komplikasi stroke di RSPR periode tahun 2005
Subjektif:
No MR : 503997 Umur : 72 tahun
Diagnosis : DM , hipertensi, parese dex, stroke
Dirawat tanggal 17-23 Desember 2005. Mengeluh nyeri tenggorokan, perut kembung, dan pusing. Diberi Ranitidin 2x1 ampul dan obat yang mengandung Aldan atau Mg 3x10mg
Objektif :
Parameter Pemeriksaan tanggal
17 Desember 2005 Nilai normal Ureum 28 mg/dl 10-50 mg/dl Kreatinin 0.8 mg/dl 0.5-0.9 mg/dl Kolesterol total 241 mg/dl ≤200 mg/dl LDL 170 mg/dl ≤100 mg/dl HDL 41 mg/dl ≤40 mg/dl Trigliserida 164 mg/dl ≤150 mg/dl
Suhu tubuh Berkisar antara 36.0 o
C sampai36.5o
C
Tekanan darah Berkisar antara 120/70mmHg sampai160/100mmHg
Nadi Berkisar antara 80-102x per menit
Penatalaksanaan:
Diresepkan obat silostazol 50mg sebanyak 2 kali sehari. Selain itu diresepkan juga Clonidin 0.15 sebanyak 2 kali sehari
Penilaian :
1. Jika digunakan silostazol maka penggunaannya kurang dosis.
2. Ranitidin merupakan antitukak lambung dan tukak duodenum dan kondisi lain dimana diperlukan
pengurangan asam lambung.
3. Obat yang mengandung Al dan atau Mg merupakan anti tukak yang diindikasikan untuk mengurangi
gejala kelebihan asam lambung, tukak lambung, tukak duodenum, kembung, perasaan penuh di lambung. Obat golongan tukak kelebihan dosis
Rekomendasi:
1. Menurut guideline, pasien diabetes mellitus yang mengalami stroke diresepkan aspirin atau
klopidogrel. Jadi sebaiknya silostazol diganti dengan aspirin 1x75mg per hari. Jika digunakan silostazol diberikan dosis 2x100mg per hari
2. Ranitidin dan obat yang mengandung Al dan atau Mg sama-sama obat untuk tukak lambung. Pasien
mengeluh perut kembung. Sebaiknya obat antitukak tersebut tidak perlu dua, cukup dipilih salah satu saja.
53
Dari penelitian 29 Pasien diketahui 15 Pasien mengalami DRP. Kasus yang mengalami DRPs obat kurang tepat adalah kasus I, II, IV, V, IX, XIX, XVII, XVIII, XXI, XXII, XXIII, dan XXV, sedangkan pasien yang mengalami DRP dosis kurang adalah pasien I. Selain itu terdapat satu pasien yaitu Pasien II yang mengalami DRP membutuhkan tambahan terapi obat. Kasus XII, XXIV, dan XXIX mengalami kasus DRP dosis berlebih. Tabel DRP yang disajikan hanya 3 karena pasien yang lain mengalami DRP yang sama.