• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian ini akan dibahas mengenai lokasi penelitian yang akan memberikan gambaran umum mengenai kondisi geografis, kondisi kependudukan, tata guna lahan, gambaran industri tepung tapioka dan karakteristik respoden. Gambaran umum tersebut penting untuk diketahui sebagai bahan pengantar terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Gambaran umum mengenai kondisi geografis merupakan gambaran mengenai lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan keadaan bentang alam. Gambaran umum mengenai kondisi kependudukan digunakan sebagai bahan acuan untuk mengetahui karakteristik penduduk di lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan kelompok umur. Gambaran umum mengenai kondisi fisik menggambarkan ketersediaan fasilitas umum untuk kepentingan penduduk di lokasi tempat penelitian. Gambaran industri tepung tapioka menggambarkan kondisi serta sejarah sejak awal terbentuknya industri tepung tapioka.

Gambaran Umum Desa Tajug

Desa Tajug merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Siman, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Desa ini memiliki luas lahan sebesar 137.85 Ha. Jumlah penduduk Desa Tajug sebanyak 2 776 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 1 356 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar 1 420 jiwa yang tersebar dalam 5 Rukun Warga (RW) dan 14 Rukun Tetangga (RT).

Kondisi Geografis dan Infrastruktur Desa Tajug

Desa Tajug merupakan desa yang terdapat di Kecamatan Tajug, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur dengan luas wilayah 137.85 Ha area. Bentuk wilayah desa ini seluruhnya adalah daratan. Penggunaan lahan di Desa Tajug sebanyak 40.56 Ha sebagai lahan sawah, 12 Ha sebagai industri, dan 10.40 Ha sebagai penggunaan lain seperti perumahan, toko atau warung, dan sebagainya. Batas-batas wilayah Desa Tajug sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Mangunsuman, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jenangan, sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Ronowijayan dan Desa Patihankidul, dan Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ronosentanan. Jarak pusat pemerintahan Desa Tajug dengan Kecamatan Siman sejauh 3 kilometer. Desa Tajug terbagi menjadi dua dusun, 5 Rukun Warga (RW), dan 14 Rukun Tetangga (RT).

Pemilihan pembangunan industri tepung tapioka pada tahun 1994 di Desa Tajug dikarenakan dahulu desa Tajug adalah salah satu desa yang tertinggal di wilayah Kabupaten Ponorogo, sebutan Desa Tajug sebelum adanya industri tepung tapioka adalah kampung bodoh. Sebutan tersebut menggambarkan keadaan Desa Tajug yang dahulunya sangat tertinggal, dengan mayoritas penduduk yang tidak bersekolah. Banyaknya lahan kering yang tidak bisa menghasilkan apa-apa juga faktor lain yang mengakibatkan masyarakat bersedia menjual lahan kering tersebut kepada pihak industri. Sehingga dengan berkembangya industri tepung tapioka sampai saat ini memberikan efek yang lebih baik pada keadaan desa, khususnya infrastruktur desa.

Prasarana umum yang terdapat di Desa Tajug meliputi prasarana pemerintahan, sekolah, dan posyandu. Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat sekitar antara lain kendaraan bermotor roda dua sebanyak 515 buah, motor roda empat sebanyak 60 buah, truk sebanyak 11 buah, colt sebanyak 17 buah, dan becak sebanyak 9 buah. Di Desa Tajug juga masih terdapat wartel sebanyak satu buah, masyarakat yang memiliki TV dan elektronik lainnya sebanyak 535 keluarga. Prasarana transportasi darat seperti jalan aspal yang telah menghubungkan antar wilayah Rukun Warga (RW) dengan kondisi jalan yang baik.

Sarana Desa Tajug meliputi 1 buah kantor desa, dan 15 buah pos kamling. Sarana pendidikan terdapat 1 buah Taman Kanak-kanak (TK), 2 buah Sekolah Dasar (SD), dan terdapat 1 buah perpustakaan desa. Sarana fasilitas kesehatan desa terdapat 1 buah rumah bersalin, 1 buah posyandu, dan 1 buah puskesmas. Sementara itu, untuk sarana peribadatan di Desa Tajug terdapat 1 buah masjid, dan terdapat 11 buah mushola. Sarana lain yang terdapat di Desa Tajug meliputi tempat rekreasi yaitu taman bermain bagi keluarga. Sarana perekonomian di desa terdapat 4 belas toko kelontong, 16 unit toko mracang, 2 unit kios, 4 unit rumah makan, dan 13 unit warung.

Kependudukan Desa Tajug

Jumlah warga Desa Tajug sebanyak 2 776 jiwa dimana rincian berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 1 356 jiwa dan perempuan sebanyak 1 420 jiwa. Jumlah kepala keluarga yaitu 818 KK dengan rincian jumlah KK laki- laki sebesar 762 KK dan jumlah KK perempuan sebesar 56 KK. Bedasarkan kepercayaan, sebagian besar penduduk beragama islam dengan jumlah 2 772 jiwa, dan kristen sebanyak 4 jiwa.

Tabel 3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur tahun 2012

No. Usia (Umur) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Usia belum produktif (0-14)

526 18.93

2. Usia produktif kerja (15-59)

1 917 62.24

3. Usia non produktif (60 - >75)

333 11.96

Jumlah 2 776 100

ᵃSumber: Profil desa dan kelurahan (2012)

Dari Tabel 3 terlihat bahwa bahwa penduduk usia produktif memiliki jumlah yang lebih besar dari pada jumlah penduduk lainnya. Besarnya penduduk usia produktif sebesar 62.24 persen di Desa Tajug menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari. Namun, yang terserap pada sektor industri hanya 208 orang dari Desa Tajug. Hal ini disebabkan pendidikan di Desa Tajug yang tergolong masih rendah. Sedangkan kependudukan Desa Tajug berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.

19

Tabel 4 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Tajug tahun 2012

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Buta aksara dan angka 73 4.26

2. Tidak tamat SD 63 3.68

3. Tamat SD/Sederajat 558 32.63

4. Tidak tamat SLTP/Sederajat 154 9.00

5. Tamat SLTP/Sederajat 616 36.02 6. Tamat SLTA/Sederajat 228 13.33 7. Tamat D1 8 0.46 8. Tamat D3 5 0.29 9. Tamat S1 5 0.29 Total 1 710 100

ᵃSumber: Profil desa dan kelurahan (2012)

Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di Desa Tajug sudah memenuhi wajib belajar 9 tahun, walaupun sebagian lagi hanya sampai tingkat Sekolah Dasar (SD). Hal ini disebabkan karena sebelum masuknya industri, perekonomian masyarakat Tajug masih sangat kurang. Rendahnya pendidikan tersebut akan mempengaruhi tingkat kesulitan akan akses untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga nantinya akan ikut mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat. Secara nyata, masyarakat Desa Tajug memiliki beragam jenis mata pencaharian. Secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan persentase penduduk berdasarkan mata pencaharian di Desa

Tajug tahun 2012

No. Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) (%)

1. Pertanian 1 352 48.77 2. Industri 208 7.42 3. Perdagangan 106 3.81 4. PNS 45 1.62 5. Transportasi 45 1.62 6. Pensiunan 45 1.62 7. Kesehatan 11 0.39 8. Pembantu rumahtangga 20 0.72

Pertanian masih menjadi prioritas utama dalam mata pencaharian di Desa Tajug, hal ini dikarenakan memang sebagian besar wilayah desa tersebut adalah berupa lahan pertanian. Masih banyaknya mata pencaharian yang tergolong tidak menuntut pendidikan tinggi seperti sektor non-industri merupakan pilihan masyarakat yang tidak bisa bekerja pada sektor yang menuntut pendidikan tinggi dan berketrampilan tinggi seperti bekerja pada sektor industri. Aktivitas industri

juga mempengaruhi mata pencaharian dari masyarakat, masyarakat lebih tertarik pada sektor non pertanian walaupun pertanian juga memiliki bagian dalam pendapatan masyarakat.

“...Dateng mriki kathah sawah mbak, tapi nggih cuma diagem nambah penghasilan sing utama yo kerjane dodolan onggok, warung, PNS, industri soalipun sawah kan mboten mesti panen, kadang panen kadang mboten mbak, dadi mboten mesti tergantung cuaca...”. (Bapak SPD, 50 tahun ketua RT, Desa Tajug).

“...Desa Tajug memang terdapat banyak sawah, namun pertanian hanyalah sebagai penambah pendapatan dan yang utama pendapatan masyarakat dari jualan onggok (limbah pabrik), jualan makanan, PNS, dan industri. Pertanian hanya sebagai penambah pendapatan dikarenakan hasil pertanian tidak selalu ada, kadang panen dan kadang tidak ada panen tergantung cuaca...”. (Bapak SPD, 50 tahun ketua RT, Desa Tajug).

Data mata pencaharian tersebut tidak selalu menunjukkan aktivitas mata pencaharian yang sebenarnya, karena pada kenyataan yang terjadi di lapangan terdapat masyarakat yang menerapkan lebih dari satu mata pencaharian yang terdiri dari mata pencaharian utama dan mata pencaharian sampingan seperti penerapan mata pencaharian sektor pertanian dan industri.

Tata Guna Lahan di Desa Tajug

Luas Desa Tajug sebesar 137.85 hektar area. Pembagian tata guna lahan Desa Tajug dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Luas dan persentase penggunaan lahan di Desa Tajug tahun 2012 No. Penggunaan lahan Luas lahan (Hektar) (%)

1. Lahan pertanian 40.56 29.42

2. Industri 12 8.7

3. Pemukiman 33.3 24.1

4. Lain-lain 51.99 37.71

ᵃSumber: Data Kecamatan Siman dalam Angka, 2012

Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan di Desa Tajug digunakan untuk lahan pertanian. Hal ini dikarenakan mata pencaharian disektor pertanian lebih besar walaupun sebagian besar sektor pertanian adalah sebagai mata pencaharian sampingan atau tambahan bagi penduduk. Hal lain juga disebabkan oleh sektor industri telah melakukan 3 kali periode Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga mengharuskan penduduk mencari mata pencaharian lain sebagai pemenuhan kebutuhan hidup yang akhirnya memilih pada sektor pertanian.

21

Karakteristik Responden

Responden penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu responden yang bekerja pada sektor industri dan sektor non industri. Responden dari sektor industri merupakan responden yang tersebar di desa Tajug, sedangkan responden dari sektor non industri adalah responden yang berada pada RW 02. Pada sektor industri responden penelitian rata-rata berumur 20-40 tahun, sedangkan pada sektor non industri responden berumur rata-rata 41 tahun keatas. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas pendidikan responden di Desa Tajug pada sektor industri adalah tamat SMA/sederajat yaitu sebesar 57.1 persen atau sebanyak 20 responden dan pada sektor non industri adalah mayoritas berpendidikan tamat SD/sederajat sebesar 51.4 persen atau sebanyak 18 responden. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah dan persentase karakteristik responden menurut jenis pendidikan dan usia responden

Jenis Karakteristik Non-Industri Industri

Jumlah (%) Jumlah (%)

Pendidikan Tidak Sekolah 3 8.6 0 0

Tamat SD/sederajat 18 51.4 3 8.6 Tamat SMP/sederajat 7 20 12 34.3 Tamat SMA/sederajat 6 17.1 20 57.1 D3 1 2.9 0 0 Jumlah 35 100 35 100 Usia 20-40 tahun 16 45.8 17 48.5 > 40 tahun 19 54.2 18 51.5 Jumlah 35 100 35 100

Terjadi perbedaan yang signifikan pada tingkat pendidikan sektor industri dan non-industri. Pada sektor industri sebagian besar responden berada pada tingkatan tamat SMA. Hal ini dikarenakan pihak industri yang hanya mempekerjakan orang yang minimal berpendidikan ditingkat SMP dan SMA. Sedangkan bagi masyarakat yang bekerja di sektor non-industri mayoritas adalah lulusan SD, dikarenakan dalam pekerjaan sektor industri tidak diperlukan pendidikan tinggi untuk bekerja.

23

INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA TAJUG

Dokumen terkait