Bagian membahas mengenai lokasi penelitian yang akan memberikan gambaran umum mengenai kondisi geografis, kondisi demografis, kondisi fisik, keadaan umum dan perkembangan industri kecil alas kaki Ciomas, serta taraf hidup responden. Gambaran umum tersebut penting untuk diketahui sebagai bahan pengantar terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Gambaran umum mengenai kondisi geografis merupakan gambaran mengenai lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan keadaan bentang alam. Gambaran umum mengenai kondisi demografis digunakan sebagai bahan acuan untuk mengetahui karakteristik penduduk di lokasi penelitian yang dilihat berdasarkan kelompok umur. Gambaran umum mengenai kondisi fisik menggambarkan ketersediaan fasilitas umum untuk kepentingan penduduk di lokasi tempat penelitian. Keadaan umum dan perkembangan industri kecil alas kaki Ciomas menggambarkan kondisi serta sejarah sejak awal terbentuknya industri kecil alas kaki di Ciomas. Sedangkan untuk taraf hidup responden menggambarkan kehidupan dan keadaan tempat tinggal responden secara umum.
Gambaran Umum Desa Ciomas, Kabupaten Bogor Kondisi Geografis
Desa Ciomas termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Secara administratif, Desa Ciomas terbagi atas 12 Rukun Warga dan 47 Rukun Tetangga. Sketsa wilayah Desa Ciomas dapat dilihat pada Lampiran 1. Desa Ciomas berbatasan dengan Jalan Raya Ciomas dan Desa Ciomas Rahayu di sebelah utara, Kotamadya Bogor, Desa Mekar Jaya, Desa Parakan di sebelah timur, Desa Pagelaran di sebelah selatan, dan Desa Mekar Jaya di sebelah barat.
Luas wilayah Desa Ciomas adalah 106 ha. Lahan di Desa ciomas dipergunakan oleh masyarakat untuk kehidupan mereka. Sebagian besar wilayah di desa Ciomas merupakan pekarangan dan perumahan. Selain itu, penggunaan lahan di desa ini diperuntukkan untuk sawah, empang, kuburan, dan lainnya. Secara terperinci, penggunaan lahan dapat dilihat dari Tabel 1.
Tabel 1 Luas lahan menurut penggunannya di Desa Ciomas tahun 2011 No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Presentase (%)
1. Pekarangan dan Perumahan 80.25 76.03
2. Sawah 16.05 15.21 3. Kuburan 1.00 0.95 4. Empang 0.90 0.85 5. Lainnya 7.35 6.96 Jumlah 105.55 100.00 Sumber: BPS (2012)
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebesar 76.03 persen wilayah Desa Ciomas digunakan sebagai pekarangan dan perumahan yaitu seluas 80.25 ha.. Sebesar
15.21 persen digunakan sebagai lahan sawah yaitu seluas 16.05 ha, sebesar 0.85 persen digunakan sebagai empang yaitu seluas 0.90 ha, sebesar 0.95 persen digunakan sebagai kuburan yaitu seluas 1.00 ha, dan lainnya sebesar 6.96 persen yaitu seluas 7.35 ha.
Kecamatan Ciomas memiliki 11 desa dengan jarak antar desa yang tidak terlalu jauh. Desa-desa tersebut, yaitu Ciomas, Kota Baru, Mekarjaya, Parakan, Pagelaran, Sukamakmur, Ciapus, Sukaharja, Padasuka, Ciomas Rahayu, dan Laladon. Orbitasi wilayah Desa Ciomas disajikan pada Tabel 2. Tabel ini memperlihatkan bahwa lokasi desa merupakan kawasan strategis yang berada pada lintasan antara desa-desa lainnya yang berada di Kecamatan Ciomas. Jarak antara desa-desa tersebut relatif dekat dengan jarak antara 3 sampai 7 km. Desa ini dapat ditempuh dengan berbagai macam transportasi darat. Kondisi jalan di Desa Ciomas sudah beraspal dengan kondisi yang cukup baik serta dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk mengaksesnya. Desa Ciomas dilewati oleh kendaraan umum sehingga mudah untuk masyarakat dalam mengakses kendaraan dalam kehidupannya sehari-hari.
Tabel 2 Jarak antar kelurahan/desa (km) dari Desa Ciomas tahun 2011
No. Desa Jarak (km)
1. Kota Baru 6 2. Mekarjaya 4 3. Parakan 3 4. Pegelaran 3 5. Sukamakmur 5 6. Ciapus 5 7. Sukaharja 4 8. Padasuka 6 9. Ciomas Rahayu 3 10. Laladon 7 Sumber: BPS (2012) Kondisi Demografis
Desa Ciomas terdiri atas 47 RT yang tersebar dalam 12 RW. Tiap RW dihuni oleh penduduk yang cukup beragam terdiri dari penduduk lokal dan penduduk pendatang yang mayoritas berasal dari Padang. Menurut data BPS Tahun 2011, jumlah penduduk pendatang di Desa Ciomas berjumlah 29 orang yang terdiri dari 15 orang laki- laki dan 14 orang perempuan. Jumlah penduduk pindah berjumlah 42 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 24 orang perempuan.
Jumlah keluarga yang tinggal menetap di desa ini sebanyak 7 528 keluarga dengan total jumlah penduduk keseluruhan sebesar 12 055 jiwa dengan kepadatan 11 416 jiwa/km². Proporsi laki-laki sebesar 6 284 jiwa dan perempuan sebesar 5 771 jiwa. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa Desa Ciomas merupakan salah satu daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di Kecamatan Ciomas karena tingkat kepadatannya melebihi nilai rata-rata Kecamatan Ciomas.
Tabel 3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur tahun 2011 No. Kelompok Umur Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1. 0-4 800 6.64 2. 5-9 1 224 10.15 3. 10-14 1 279 10.61 4. 15-19 1 323 10.97 5. 20-24 1 323 10.97 6. 25-29 1 106 9.17 7. 30-34 1 397 11.59 8. 35-39 964 8.00 9. 40-44 651 5.40 10. 45-49 651 5.40 11. 50-54 576 4.78 12. 55+ 762 6.32 Jumlah 12 055 100.00 Sumber: BPS (2012)
Penduduk Desa Ciomas tersebar pada berbagai rentang usia. Rincian komposisi penduduk Desa Ciomas berdasarkan umur digambarkan dalam Tabel 3. Penduduk dengan presentase terbanyak terdapat pada rentang usia 30-34 tahun, yaitu sebanyak 1 397 jiwa atau 11.59 persen. Sementara itu, presentase terkecil terdapat pada rentang usia 50-54 tahun, yaitu sebanyak 576 jiwa atau 4.78 persen. Berdasarkan tingkat pendidikannya, kepala keluarga di Desa Ciomas tersebar dalam tingkat pendidikan tidak tamat SD/sederajat, SD-SLTP, SLTA, dan Akademi-Universitas. Tabel 4 menjelaskan mengenai jumlah kepala keluarga menurut tingkat pendidikan secara lengkap. Mayoritas kepala keluarga di Desa Ciomas menempuh tingkat pendidikan pada tingkat pendidikan SD-SLTP yaitu sebesar 51.10 persen atau sebanyak 1 697 jiwa dari jumlah keseluruhan sebanyak 3 321 jiwa.
Tabel 4 Jumlah kepala keluarga menurut tingkat pendidikan tahun 2011 No. Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Presentase (%)
1. Tidak Tamat SD/sederajat 336 10.12
2. SD-SLTP 1 697 51.10
3. SLTA 1 023 30.80
4. Akademi-Universitas 265 7.98
Jumlah 3 321 100.00
Sumber: BPS (2012)
Saat ini sulit ditemui organisasi atau perkumpulan yang aktif di Desa Ciomas. Perkumpulan-perkumpulan yang dulu aktif kini sudah tidak berjalan lagi karena sebagian besar warga sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Salah satu perkumpulan yang masih aktif adalah pengajian warga yang dilaksanakan satu minggu sekali, yang merupakan pengajian remaja gabungan tiga desa, yaitu Desa Ciomas, Desa Pagelaran, dan Desa Mekar Jaya. Setiap minggunya juga rutin diadakan pengajian warga pada masing-masing RT dan RW. Pengajian ini
dilaksanakan secara bergilir di masjid-masjid yang terdapat disetiap desa. Kegiatan ini menjadi aktif karena sebagian besar penduduk Desa Ciomas beragama Islam, yaitu sebanyak 11 914 jiwa atau 98.83 persen. Data selengkapnya mengenai komposisi penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jumlah penduduk menurut agama yang dianut tahun 2011
No. Agama Jumlah (jiwa) Presentase (%)
1. Islam 11 914 98.83 2. Kristen Katolik 63 0.52 3. Kristen Protestan 51 0.42 4. Hindu 22 0.18 5. Budha 5 0.04 Jumlah 12 055 100.00 Sumber: BPS (2012)
Komposisi penduduk tersebut menyebabkan Desa Ciomas hanya memiliki sarana peribadatan untuk umat agama Islam karena hampir seluruh penduduknya beragama Islam sedangkan umat agama lain hanya sebagian kecilnya saja. Hampir setiap RW di Desa Ciomas memiliki masjid, beberapa diantaranya juga memiliki langgar lebih dari satu. Total masjid yang terdapat di Desa Ciomas adalah sebanyak 12 buah, sementara total langgar di Desa Ciomas adalah sebanyak 15 buah (BPS, 2012)
Kondisi Fisik
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Ciomas, yaitu TK (Taman Kanak- Kanak), SD (Sekolah Dasar), dan SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama). Data selengkapnya mengenai sarana pendidikan yang terdapat di Desa Ciomas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Jumlah sarana pendidikan di Desa Ciomas tahun 2011 Jenis Pendidikan Negeri (buah) Swasta (buah) Total
TK 0 6 6
SD 2 1 3
SLTP 0 1 1
Sumber: BPS (2012)
Sarana dan prasarana lainnya di Desa Ciomas diataranya adalah fasilitas kesehatan, prasarana perhubungan, komunikasi, dan transportasi. Sarana transportasi yang ada berupa angkutan umum dan ojeg. Keberadaan angkutan umum, kendaraan pribadi, dan ojeg sebagai sarana transportasi di Desa Ciomas memungkinkan tersedianya transportasi yang lancar. Jalan raya pun berada dalam kondisi yang baik sehingga tidak membtuhkan waktu yang lama dalam melakukan mobilitas yang masuk dan keluar desa. Sarana kesehatan yang dimiliki berupa pos KB sebanyak 1 buah, posyandu sebanyak 13 buah, balai pengobatan dan praktek dokter sebanyak 4 buah, serta kader sebanyak 73 orang. Tenaga pelayanan
kesehatan di Desa Ciomas juga sudah cukup baik dengan adanya dokter umum sebanyak 4 orang, bidan sebanyak 4 orang, dan dukun sebanyak 3 orang (BPS 2012). Berdasarkan data tersebut, ketersediaan pelayanan kesehatan di Desa Ciomas sudah cukup lengkap, yang menandakan bahwa masing-masing RW di Desa Ciomas (sebanyak 12 RW) telah memiliki posyandu masing-masing.
Keadaan Umum dan Perkembangan Industri Kecil Alas Kaki Ciomas Usaha kecil dan menengah (UKM) alas kaki di daerah Bogor muncul pertama kali sekitar tahun 1920-an di daerah Ciomas dengan memproduksi sepatu. Sampai tahun 1950-an pembuatan sepatu masih merupakan pekerjaan yang banyak dilakukan oleh individu atau usaha rumah tangga. Jumlah unit usaha pada saat itu sebanyak 20 unit usaha dan memproduksi sepatu kulit dengan mutu tinggi. Para pengusaha sepatu Ciomas pada mulanya mempelajari keahlian membuat sepatu dengan bekerja sebagai buruh di industri sepatu di daerah Jakarta. Setelah memiliki keahlian, mereka mendirikan usaha sepatu sendiri di Bogor. Inilah awal mulanya perkembangan industri sepatu Ciomas.
Perkembangan industri ini ditandainya dengan berdirinya sebuah bentuk usaha bersama dalam wadah Perusahaan Sepatu Bogor (Persebo). Koperasi ini beranggotakan para pengrajin sepatu yang melayani order untuk memenuhi keperluan ABRI dan membantu pemasaran produk-produk bengkel disekitarnya. Persebo berperan penting dalam pertumbuhan pengrajin sepatu di desa-desa sekitar Ciomas sampai ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1960-an, yang akhirnya mengakibatkan perubahan-perubahan penting dalam struktur internal dan eksternal pada industri ini. Pada tahun 1970-an, pengrajin skala usaha rumah tangga mengembangkan usahanya dengan mempekerjakan buruh.
Setelah akhir tahun 1960-an dilaksanakan program stabilitas ekonomi, struktur internal industri ini mengalami proses differensiasi. Sejumlah pengrajin skala rumah tangga mengembangkan usahanya dengan membuka bengkel yang mempekerjakan buruh. Perubahan hubungan eksternal yang terjadi adalah dalam transaksi keuangan, penggunaan cek mundur dan giro mengurangi kemandirian produsen-produsen kecil dalam berhubungan dengan para pedagang yang menampung produknya.
Industri kecil alas kaki di Ciomas pada umumnya memproduksi sepatu dan sandal dengan semua ukuran baik untuk pria maupun wanita. Bahan baku yang digunakan untuk membuat sepatu dan sandal adalah kulit imitasi serta bahan lain yang digunakan yaitu lapis (AC), lateks, sol, tamsin, spon, hak, lem, tekson, dus, benang, dll. Bagi pengusaha yang memiliki modal cukup, maka bahan-bahan tersebut dapat diperoleh di toko bahan sesuai dengan harga pasar. Sedangkan bagi pengusaha yang kurang dalam pemodalan, maka mereka memperoleh modal kepercayaan dan kesepakatan dengan pihak Grosir melalui hubungan sub kontrak komersial atau sering disebut “bon putih”. Selain sistem bon putih, pembelian bahan baku juga bisa diberikan dengan sistem giro dengan tempo waktu satu sampai dua bulan.
Dengan adanya kedua sistem yang telah dijelaskan sebelumnya, para pengusaha diminta untuk memproduksi sepatu dan sandal sesuai denga model atau tipe yang ditentukan oleh pihak grosir. Modal untuk pembelian bahan baku diberikan oleh pihak grosir berupa selembar bon putih atau selembar giro yang
telah diberi cap/identitas grosir untuk dibelanjakan pada took bahan yang telah ditentukan. Pemberian bon putih atau giro ini dihitung sebagai uang muka pembayaran yaitu sekitar 50-60 persen jumlah pesanan seminggu. Sehingga pengusaha hanya dapat berproduksi jika ada pesanan dari pihak grosir. Oleh karena itu, pengrajin dan tenaga kerja juga akan bergantung pada jumlah pesanan yang diterima dari pihak grosir.
Tenaga kerja yang bekerja di industri kecil alas kaki terdiri dari tiga jenis tukang, yaitu: (1) Tukang atas, yaitu pekerja yang bertugas membuat bagian atas alas kaki, seperti membuat, menggunting, dan menjahit pola yang merupakan permukaan sandal dan sepatu. Pekerja ini juga membuat berbagai variasi seperti pita dan payet sesuai model yang digunakan. (2) Tukang bawah, yaitu pekerja yang memberikan lem pada bagian sol, memasang pola pada cetakan, serta memanaskannya di kompor agar lem dapat merekat kuat dan cepat kering. (3) Tukang dalam, yaitu pekerja yang mengerjakan bagian penyelesaian, seperti membersihkan alas kaki yang telah jadi dari kotoran yang menempel, merapikan hasil produksi, melakukan pelabelan dan pengepakan, serta mengikat tumpukan kardus yang telah disusun menurut tumpukannya.