• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN MODAL SOSIAL TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KECIL ALAS KAKI DI DESA CIOMAS

Bagian ini akan dijelaskan hasil dan pembahasan mengenai peranan modal sosial terhadap keberhasilan usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas. Peranan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah melihat fungsi modal sosial yang mencakup kepercayaan, jaringan, dan norma yang ada dalam sekelompok orang yang memiliki usaha yang sama untuk menentukan keberhasilan usaha yang telah didirikan guna untuk melihat pencapaiannya berdasarkan tingkat keuntungan, produktivitas, dan skala usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas. Sebelumnya akan dijelaskan mengenai keberhasilan usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas yang menjadi responden secara keseluruhan.

Keberhasilan Usaha Pengusaha Industri Kecil Alas kaki di Desa Ciomas Tambunan (2009) menyatakan bahwa industri kecil adalah kegiatan industri yang dikerjakan di rumah-rumah penduduk yang pekerjanya merupakan anggota keluarga sendiri yang tidak terikat jam kerja dan tempat. Industri kecil dapat juga diartikan sebagai usaha produktif diluar usaha pertanian, baik itu merupakan mata pencaharian utama maupun sampingan. Industri kecil merupakan industri yang berskala kecil dan industri rumah tangga yang diusahakan untuk menambah pendapatan keluarga.

Menurut Munajat (2007), keberhasilan usaha dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian atau pencapaian tujuan organisasi. Keberhasilan usaha adalah suatu keadaan dimana perusahaan mampu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan serta menunjukkan keadaan yang baik dan juga mampu untuk bertahan hidup untuk mengembangkan usahanya. Keberhasilan usaha industri kecil dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud/tujuan yang diharapkan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk melihat keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas adalah tingkat keuntungan, produktifitas, dan skala usaha.

Hasil pengumpulan data dari ketiga indikator tersebut, selanjutnya dianalisis seluruhnya menjadi keberhasilan usaha. Tingkat keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas menunjukkan tingkat pencapaian mereka dalam mengelola usahanya. Keberhasilan usaha juga memperlihatkan eksistensi mereka dalam mengatasi kendala dan permasalahan yang cenderung kompleks di dalam industri yang mereka kelola. Tingkat keberhasilan usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas disajikan pada Tabel 22.

Hasil di Tabel 22 menunjukkan bahwa sebesar 56.70 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 17 orang tergolong dalam tingkat keberhasilan usaha sedang, lalu sebesar 33.33 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 10 orang tergolong dalam tingkat keberhasilan usaha rendah dan yang terakhir sebesar 10.00 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 3 orang tergolong dalam tingkat keberhasilan usaha tinggi. Data hasil tersebut menunjukkan bahwa

tingkat keberhasilan usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas tergolong kategori sedang.

Tabel 22 Tingkat keberhasilan usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas

No. Keberhasilan Usaha Jumlah

Orang Persentase (%)

1. Tinggi (skor 7-9) 3 10.00

2. Sedang (skor 5-6) 17 56.70

3. Rendah (skor 3-4) 10 33.33

Total 30 100.00

Keberhasilan usaha indutri kecil alas kaki di Desa Ciomas ditentukan juga oleh banyaknya pesanan dan pada saat hari besar seperti lebaran. Pada saat hari besar jumlah produksi dapat meningkat tiga kali lipat karena banyaknya pesanan dari toko tempat mereka mengirimkan hasil produksi. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat keuntungan, produktivitas, dan skala usaha mereka sehingga keberhasilan usahanya pun meningkat. Fakta tersebut didukung oleh pernyataan responden berikut ini.

“namanya usaha seperti ini mah neng ga tentu penghasilannya. Klo

lagi hari-hari biasa begini mah ya standar aja kejar target biar bisa lanjut terus gitu neng. Biasanya sih rame klo pas Lebaran, produksi kita bisa naik sampe 3 kali lipat neng. Alhamdulillah keuntungan

segala macemnya juga meningkat gitu neng.” (AS, 45th)

Tingkat Keuntungan

Halim (2002) menjelaskan tingkat keuntungan atau return sebagai imbalan yang diperoleh dari investasi. Tingkat keuntungan dalam penelitian ini melihat hasil yang didapatkan pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas setelah mereka produksi hingga melakukan penjualan. Tingkat keuntungan yang diperoleh tersebut tidak mencakup modal dan upah pekerja melainkan hasil bersih yang diperoleh atas usaha yang telah dikerjakannya selama satu minggu. Sebagian besar responden mendapatkan pendapatan rutin setiap bulannya hanya dari keuntungan yang diperolehnya dari usaha industri kecil alas kaki ini. Tingkat keuntungan pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas disajikan pada Tabel 23.

Hasil di Tabel 23 menunjukkan bahwa sebesar 56.67 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 17 orang tergolong dalam tingkat keuntungan rendah, lalu sebesar 33.33 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 10 orang tergolong dalam tingkat keuntungan sedang dan yang terakhir sebesar 10.00 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 3 orang tergolong dalam tingkat keuntungan tinggi. Data hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang diperoleh pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas masih tergolong dalam kategori rendah.

Tabel 23 Tingkat keuntungan per minggu pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas

No. Tingkat Keuntungan Jumlah

Orang Persentase (%) 1. Tinggi (Rp 1 400 000.00 – Rp 2 000 000.00) 3 10.00 2. Sedang (Rp 800 000.00 – Rp 1 399 999.00) 10 33.33 3. Rendah (Rp 200 000.00 – Rp 799 999.00) 17 56.67 Total 30 100.00

Tingkat keuntungan yang diperoleh tersebut didapatkan berdasarkan data lapang dengan menanyakannya secara langsung kepada seluruh responden. Sebagian besar responden mendapatkan keuntungan tetap yang rendah yaitu sebesar Rp 200 000.00 – Rp 799 000.00 setiap minggunya.

Produktivitas

Menurut Ravianto (1985), secara umum, produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Produksi dan produktivitas merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian produksi tersebut. Peningkatan produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk, yaitu:

1. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya dengan jumlah yang sama.

2. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang lebih kecil.

3. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang relatif lebih kecil.

Tingkat produktivitas pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24 Tingkat produktivitas pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas

No. Produktivitas Jumlah

Orang Persentase (%)

1. Tinggi (177 – 250) 1 3.33

2. Sedang (102 – 176) 20 66.67

3. Rendah (27 – 101) 9 30.00

Total 30 100.00

Hasil di Tabel 24 menunjukkan bahwa sebesar 66.67 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 20 orang tergolong dalam tingkat produktivitas

sedang, lalu sebesar 30 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 9 orang tergolong dalam tingkat produktivitas rendah dan yang terakhir sebesar 3.33 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 1 orang tergolong dalam tingkat produktivitas tinggi. Data hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat produktivitas pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas tergolong dalam kategori sedang.

Produktivitas dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil dari pembagian jumlah produksi dalam seminggu dibagi jumlah pekerja. Dengan demikian dihasilkan rata-rata yang menunjukkan kemampuan setiap pekerja dalam menghasilkan jumlah produksi. Berdasarkan Tabel 27 tersebut sebagian besar pekerja mampu mengerjakan sebanyak 102-176 pasang alas kaki setiap minggunya.

Skala Usaha

Menurut Juwandi (2003) kuantitas produk yang dihasilkan akan menunjukkan skala usaha yang bersangkutan. Artinya produk dengan kuantitas yang besar secara tidak langsung akan menunjukkan bahwa usaha yang dikelola tergolong pada skala usaha yang besar. Demikian jika produk dengan kuantitas yang sedikit tentu meunjukkan gambaran bahwa usaha yang dikelola tergolong skala usaha kecil. Produk dengan kuantitas yang sedang akan tergolong pada skala usaha menengah. Skala usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25 Skala usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas

No. Skala Usaha Jumlah

Orang Persentase (%) 1. Besar (1 721 – 2 500) 2 6.67

2. Sedang (941 – 1 720) 15 50.00

3. Kecil (160 – 940) 13 43.33

Total 30 100.00

Hasil di Tabel 25 menunjukkan bahwa sebesar 50 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 15 orang tergolong dalam tingkat skala usaha sedang, lalu sebesar 43.33 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 13 orang tergolong dalam tingkat skala usaha kecil dan yang terakhir sebesar 6.67 persen responden dengan jumlah orang sebanyak 2 orang tergolong dalam tingkat skala usaha besar. Data hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat skala usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas tergolong dalam kategori sedang.

Skala usaha dalam penelitrian ini dilihat berdasarkan jumlah produksi yang dapat dihasilkan setiap minggunya. Sebagian besar responden memiliki skala usaha sedang yaitu dapat menghasilkan jumlah produksi sebanyak 941 – 1 720 pasang alas kaki di setiap minggunya. Berdasarkan fakta di lapangan, skala usaha dengan skala usaha kecil dan sedang produksi dikerjakan di bengkel yang berada di rumah atau tempat tinggal mereka hanya beberapa dari industri dengan skala usaha sedang yang mengerjakan di bengkel yang terpisah dari rumah mereka,

sedangkan untuk skala usaha besar pembuatan produksi dikerjakan di bengkel yang terpisah dari rumah mereka.

Peranan Modal Sosial Terhadap Keberhasilan Usaha

Modal sosial merupakan hal yang jarang diperhatikan oleh ahli ekonomi dalam melakukan suatu usaha. Putnam (1993) mendefinisikan modal sosial dengan mengacu pada “ciri-ciri organisasi sosial, seperti jaringan sosial (social network), norma-norma (norms), dan kepercayaan (trust) yang memfasilitasi koordinasi untuk sesuatu yang manfaatnya bisa dirasakan bersama-sama (mutual benefit). Oleh sebab itu, modal sosial dapat bermanfaat bila digunakan dalam menjalankan suatu usaha dan bertahan dalam suatu keadaan.

Hasil pengujian hubungan antara modal sosial dengan keberhasilan usaha disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26 Korelasi antara modal sosial dengan keberhasilan usaha Keberhasilan Usaha

Koefisien p-value

Modal sosial keseluruhan 0.507 0.004

Kepercayaan 0.568 0.001

Jaringan 0.394 0.031

Norma 0.192 0.309

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 26 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara modal sosial dengan keberhasilan pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.004 (p < 0.05) dan nilai koefisien 0.507 diantara dua buah variabel yang diuji. Modal sosial merupakan salah satu hal yang penting dalam membentuk suatu kerja sama, baik itu kerja sama dalam aspek ekonomi, sosial, politik, maupun aspek-aspek lainnya. Penelitian ini memperlihatkan bahwa kerja sama yang terbentuk karena adanya modal sosial mempengaruhi aspek tingkat keuntungan, produktivitas dan skala usaha dalam menentukan keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas. Fakta ini terlihat bahwa dari responden yang memiliki modal sosial yang tinggi , beberapa diantaranya memiliki keberhasilan usaha yang tinggi. Fakta ini juga dapat dilihat dari kutipan pernyataan responden berikut.

“Alhamdulillah ya saya bisa kerjasama lah sama pekerja-pekerja saya mba. Sampai sekarang sih kita udah saling percaya, kerja juga udah ga ragu lagi sama kualitas hasil produksinya paling ya saya cek sekali-sekali aja. Klo menurut saya mah saling percaya ya kunci dari kesuksesan usaha saya ini. Aturan-aturan yang dibuat disini juga udah didiskusiin sama semua pekerja jadi ga ada yang merasa keberatan, mereka bisa nerima sanksinya klo buat salah. Saya juga punya beberapa temen yang sama-sama usaha seperti ini, kita ya klo kumpul gitu ngobrol-ngobrol aja tentang model-model baru jadi bisa tambah pengetahuan biar tambah sukses mba.” (RE, 43th)

Hasil penelitian yang berdasarkan fakta tersebut, menunjukkan bahwa pengujian hubungan antara modal sosial dengan keberhasilan usaha terdapat hubungan nyata antara modal sosial dengan keberhasilan usaha. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang berbunyi “semakin tinggi modal sosial maka keberhasilan usaha semakin tinggi” dapat diterima.

Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalani hubungan sosial. Tanpa adanya kepercayaan antar masyarakat mustahil hubungan sosial yang harmonis akan tercipta. Individu atau kelompok jika memiliki rasa saling percaya yang rendah atau mengalami krisis kepercayaan terhadap individu atau kelompok lain maka yang akan timbul adalah rasa saling curiga yang berlebihan akan menciptakan berbagai macam masalah-masalah sosial. Oleh karena itu, dibutuhkan rasa saling percaya antar masyarakat dalam menjalani hubungan sosial agar tidak terjadi masalah-masalah sosial tersebut.

Kepercayaan memiliki peranan yang cukup penting dalam hal keberhasilan usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas. Kepercayaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepercayaan yang terjalin antara pengusaha dengan pekerja, pengusaha dengan pengusaha lainnya, dan pengusaha dengan pemilik toko yang menunjukkan interaksi dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya. Kepercayaan yang dimiliki oleh pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas terhadap pihak-pihak tersebut mampu untuk melihat seberapa besar kepercayaan dapat mempengaruhi keberhasilan usaha yang sedang dijalankan.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 28 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara kepercayaan dengan keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.001 (p < 0.05) dan nilai koefisien 0.568 diantara dua buah variabel yang diuji. Kepercayaan merupakan modal utama dalam membentuk suatu kerja sama. Adanya kepercayaan maka mampu mengurangi pikiran-pikiran negatif yang nantinya akan menimbulkan konflik.

Kepercayaan merupakan kunci dari lancarnya keberhasilan usaha dalam penelitian ini. Kepercayaan yang dirasakan diantara pekerja, sesama pengusaha, dan pemilik toko membantu dalam melancarkan pembuatan hasil produksi serta pada saat penjualan. Pengusaha dan pekerja merasa sama-sama saling membutuhkan sehingga mereka dapat saling mengerti dan memahami kebutuhan masing-masing. Mereka bekerja dalam satu kelompok untuk menghasilkan produksi alas kaki dengan kualitas yang baik. Begitu juga dalam proses penjualan, kepercayaan yang terjalin diantara pengusaha dengan pemilik toko menjadi kunci keberhasilan. Pengusaha sangat percaya kepada pemilik toko bahwa mereka akan menjual dengan baik dan akan memberikan setoran secara jujur dengan menyertakan catatan hasil penjualan.

Jaringan

Unsur modal sosial yang lainnya adalah jaringan. Menurut Suparlan (1995) bahwa jaringan sosial merupakan proses pengelompokkan yang terdiri atas sejumlah orang yang masing-masing mempunyai identitas tersendiri dan dihubungkan melalui hubungan sosial. Artinya jaringan sosial tidak melibatkan

satu individu tetapi melibatkan banyak individu dan dari banyak individu tersebut berlangsung hubungan sosial yang pada akhirnya akan membentuk jaringan sosial (Lawang 2004). Hal tersebut sangat sesuai dengan pendapat mengenai manusia adalah sebagai makhluk sosial yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain untuk membantunya dalam menjalani kehidupannya.

Jaringan adalah hubungan sosial yang teratur, konsisten, dan berlangsung lama. Sebagai salah satu komponen modal sosial, jaringan sosial dipandang memiliki peranan yang cukup penting dalam persoalan menentukan keberhasilan usaha pengusaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas. Oleh karena itu, pada bagian ini akan menjelaskan mengenai peranan jaringan sosial terhadap keberhasilan pengusaha industri kecil di Desa Ciomas.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 28 menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata antara jaringan dengan keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.031 (p < 0.05) dan nilai koefisien 0.394 diantara dua buah variabel yang diuji.

Jaringan dalam penelitian ini dianggap dapat mempengaruhi keberhasilan usaha. Jaringan tersebut berupa jumlah pekerja, kenalan baik dengan pengusaha industri kecil alas kaki lainnya yang ada di Desa Ciomas, jumlah toko untuk menyalurkan hasil produksi, kenalan dengan pihak pemerintahan, jumlah toko untuk membeli bahan baku, jumlah pembeli langganan tetap yang datang secara rutin, dan pembeli non langganan selama 1 bulan terakhir menentukan kelancaran dari usaha yang telah didirikan oleh pengusaha tersebut. Semakin banyak pihak- pihak yang dikenal dengan baik maka keberhasilan usaha dapat semakin tinggi. Dalam hal ini yang paling mempengaruhi dalam menentukan keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas adalah jumlah pekerja pada industri tersebut. Berdasarkan fakta di lapangan jumlah pekerja yang lebih banyak akan membantu meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan. Biasanya pekerja yang bekerja pada industri kecil alas kaki di Desa Ciomas berasal dari keluarga dan tetangga dekat yang ada di sekitar rumah mereka.

Norma

Norma merupakan salah satu komponen yang penting untuk membangun modal sosial yang kuat. Modal sosial akan menjadi modal yang sangat kuat bagi setiap komunitas bila semua komponennya berjalan secara efektif. Lawang (2005) menyatakan bahwa norma bersifat resiprokal, artinya isi dari norma yang terkandung dalam kedua belah pihak menyangkut hak dan kewajiban yang dapat menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Oleh karena itu, pada bagian ini akan menjelaskan mengenai peranan norma terhadap keberhasilan pengusaha industri kecil di Desa Ciomas.

Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 28 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara norma dengan keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas, yaitu dengan nilai probabilitas sebesar 0.309 yang tidak sesuai dengan (p < 0.05) dan nilai koefisien sebesar 0.192 diantara dua buah variabel yang diuji. Berdasarkan fakta di lapangan norma yang berbentuk aturan tertulis dan aturan tidak tertulis dianggap sebagai sesuatu yang tidak dianggap penting. Aturan-aturan yang ada hanya sebatas aturan tidak tertulis atau berupa kesepakatan-kesepakatan yang telah

disepakati bersama. Norma yang jelas hanya terlihat dengan pemilik toko. Sebagian besar responden memiliki aturan tertulis mengenai pengiriman hasil produksi dan pembayaran setoran. Hal ini menunjukkan bahwa norma tidak memiliki peranan yang penting terhadap keberhasilan usaha industri kecil alas kaki di Desa Ciomas.

Dokumen terkait