• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini menguraikan tentang sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan dan struktur organisasinya.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dan juga saran.

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Perbankan

a. Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:14) Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.

Menurut Kasmir (2012:2) Bank adalah penyedia dana bagi masyarakat yang membutuhkan pinjaman yang diberikan dalam bebagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah suatu badan usaha atau lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kemasyarakat serta jasa-jasa lainnya. Sedangkan lembaga keuangan yaitu setiap

8

perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya.

b. Fungsi Perbankan

Secara spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agen of development, dan agent of services.

1. Agent Of Trust

Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan.masyarakat peercaya bahwa dananya tidak akan disalah gussnakan oleh bank, dananya akan dikelola dengan baik, dan bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah ditentukan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank.pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan.

2. Agent Of Depelopment

Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sector rill. Kegitan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa investasi-distribusi-konsumsi ini adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

9

3. Agent Of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

c. Jenis-Jenis Bank dan Kegiatan Usahanya

Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan atau jumlah produk yang dapat ditawarkan serta jangkauan wilayah operasinya. Adapun jenis perbankan dilihat dari segi fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan bank umum adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

10

b. Menyalurkan dana (lending) kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service).

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan bank umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. Dalam praktiknya, kegiatan BPR adalah:

a. Menghimpun dana hanya dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.

b. Menyalurkan dana dalam bentuk kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan.

d. Jenis-Jenis Resiko Bank

Risiko bank merupakan tingkat ketidakpastian mengenai suatu hasil yang diperkirakan atau diharapkan akan diterima. Semakin tidak pasti yang diperoleh oleh suatu bank, semakin besar kemungkinan resiko yang dihadapai investor dan semakin tinggi pula premi atau bunga yang diinginkan oleh investor.

11

a. Risiko Kredit

Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian sehubung dengan pihak peminjam tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk membayar kembali dan yang dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya.

b. Risiko Investasi

Risiko investasi berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat suatu penurunan nilai pokok dari portofolio surat-surat berharga seperti obligasi, dan surat-surat berharga lainnya yang di miliki bank.

Aspek lain yang berkaitan dengan risiko investasi adalah keadaan struktur pasar dimana sekuritas tersebut di perdagangkan.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah resiko yang mungkin di hadapi oleh bank untuk memenuhi likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu.masalah yang timbul di sini adalah jumlah dana yang dibutuhkan atau ditarik oleh nasabah debitur atau penabung.

12

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah ketidak pastian mengenai kegiatan usaha bank merupakan operasional bank yang bersangkutan. Risiko operasional bank antara lain berasal dari :

1. Kemungkinan kerugian dari operasi bank apabila penurunan keuntungan yang dipergaruhi oleh struktur biaya operasional bank.

2. Kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa-jasa dan produk-produk baru yang di perkenalkan.

e. Risiko Penyelewengan

Risiko penyelewengan adalah berkaitan dengan kerugian-kerugian yang dapat terjadi akibat hal-hal sebagai berikut :

1. Ketidak jujuran 2. Penipuan

3. Moral dan perilaku yang kurang baik dari pejabat, karyawan dan nasabah bank.

B. Perkreditan

a. Pengertian Kredit

Menurut Kasmir (2012:112) Dalam bahasa latin, kredit berasal dari kata

“credere” yang artinya percaya. Artinya pihak yang memberikan kredit percaya 13

kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar.

Menurut Undang-Undang perbankkan No.10 Tahun 1998, Kredit adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Malayu Hasibuan (2006:92), kredit adalah semua jenis pinjaman baik uang atau barang yang wajib dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya dapat diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan antara bank dengan (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.

b. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai, yang tentunya tregantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian 14

kredit juga tiak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut :

1. Mencari Keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang di bebankan kepada nasabah. Ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dan, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak nasabah akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang.

Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit oleh perbankkan adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan 15

tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya di impor dan apabila sudah diproduksi di dalam negri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa Negara.

e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.

c. Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagisi pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini di tuangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing.

16

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan mempunyai jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencangkup waktu pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

4. Risiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah, maupun risiko yang tidak sengaja.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensial balas jasa kita di kenal dengan nama bunga. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

d. Analisis Kredit

Analisis kredit atau penilaian kredit yaitu suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur sehingga dapat memberikan keyakinan pada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).

17

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:89), terdapat beberapa cara dalam melakukan analisis kredit, diantaranya:

1. Analisis kredit berdasarkan prinsip “6C”

a. Character (watak)

Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjamnnya, sehingga tidak menyulitkan bank di kemudian hari.

b. Capital (Modal)

Penilaian terhadap permodalan sangat erat hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankannya.

c. Capacity (Kapasitas)

Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.

18

d. Condition of economy (Kondisi Perekonomian)

Faktor-faktor bisnis yang berada di lingkungan sekitar atau proyek yang akan dibangun, baik proyek baru maupun proyek perluasan.

Mempelajari dan menganalisi apakah keadaan perekonomian bersifat menunjang atau menghambat usaha debitur, yang dapat berpengaruh bagi kelancaran kredit yang diberikan.

e. Collateral (jaminan)

Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang yang diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau pinjaman yang diterimanya. Jaminan digunakan untuk menutup resiko kredit macet. Bank harus memastikan agunan yang diserahkan calon debitur apakah cukup berkualitas dan memiliki surat-surat yang lengkap.

f. Constrains (hambatan)

Constrains merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.

2. Analisis Kredit Berdasarkan Studi Kelayakan Atau Prinsip “6A”

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88), metode analisis “6A” adalah metode analisis kredit yang lebih teliti, tepat dan akurat. Berdasarkan ketentuan 19

Bank Indonesia, pihak bank (pemberi kredit) diharuskan untuk melakukan penelitian yang seksama terhadap kesanggupan dan kemampuan nasabah debitur (penerima kredit) untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian kredit yang diterimanya.

a. Analisis Aspek Yuridis (Hukum)

Analisis ini bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memeperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.

b. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor atau pengelolah proyek agar perusahaan/proyek dapat memenangkan pesaing yang cukup kompetitif.

c. Analisis Aspek Teknis

Analisis ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelolah kredit dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak sebagai suatu business entity.

20

d. Analisis Aspek Manajemen

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelolah proyek atau manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

e. Analisis Aspek Keuangan

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen perusahaan dalam bidang keuangan.

f. Analisis Aspek Sosial Ekonomi

Analisis ini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makroekonomis, terutama dilihat dari pandangan pihak pemerintah dan masyarakat.

Dengan adanya analisis kredit ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok beserta bunga) yang sudah disepakati bersama.

d. Jenis-Jenis Kredit

Risiko atas kredit adalah tidak tertagihnya kredit yang telah disalurkannya, baik pokok pinjaman yang diberikan, maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

21

Bank melakukan penggolongan kredit menjadi dua golongan, yaitu kredit perfoming dan non perfoming.

a. Kredit Perfoming

1. Kredit dengan kualitas lancar

Kredit dengan kualitas lancar merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dan tidak terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga.debitur melakukan pembayaran angsuran tepat waktu.

2. Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus

Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih digolongkan lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan.ditinjau dari segi kemampuan membayar apabila tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari.

b. Non Perfoming

1. Kredit kurang lancar

Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami tunggakan yaitu:

a. Pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami penundaan pembayarannya melampaui 90 hari sampai dengan kurang dari 180 hari.

22

b. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank menurun.

c. Informasi keuangan debitur tidak dapat diyakini oleh bank.

2. Kredit diragukan

Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga yaitu :

a. Penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga antara 180 hingga 270 hari.

b. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank semakin memburuk c. Informasi keuangan sudah tidak dapat dipercaya

3. Kredit macet

Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari atau lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet tersebut.

C. Kredit Macet (NPL)

a. Pengertian Kredit Macet (NPL)

Menurut Ismail (2010:224) kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak dapat membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjiakan.Kredit bermasalah akan berakibat pada kerugian bank, yaitu kerugian karena tidak diterimanya kembali dana yang telah disalurkan, maupun pendapatan bunga yang tidak dapat diterima.

23

Menurut kasmir (2000:155) “kredit bermasalah atau kredit macet adalah kredit yang didalamnya terdapat hambatan yang disebabkan oleh 2 unsur yakni dari pihak perbankan dalam menganalisis maupun dari pihak nasabah yang dengan sengaja atau tidak sengaja dalam kewajibannya tidak melakukan pembayaran.

Kredit bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan kredit yang digolongkan kedalam kolektibilitas Kurang Lancar (KL), Diragukan (D), dan Macet (M). Kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kredit bermasalah merupakan kredit yang telah disalurkan oleh bank, dan nasabah tidak dapat melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditanda tangani oleh bank dan nasabah.

b. Faktor Penyebab Kredit Macet

Beberapa faktor penyebab kredit bermasalah yang berasal dari intern bank dan ekstern bank.

a. Faktor Intern Bank

1. Analisis kurang tepat sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit.

24

2. Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit yang tidak seharusnya diberikan.

3. Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat.

4. Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, misalnya komisaris, direktur bank sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit.

5. Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur.

b. Faktor Ekstern Bank

1. Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah.

a. Nasabah sengaja tidak melakukan pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi kewajibannya.

b. Debitur melakukan ekspansi terlalu besar sehingga dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja.

c. Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan tujuan penggunaan.

25

2. Unsur ketidaksengajaan

a. Debitur mau melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian, akan tetapi kemampuan perusahaan sanagt terbatas, sehingga tidak dapat membayar angsuran.

b. Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar, sehingga volume penjualan menurun dan perusahaan rugi.

c. Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berdampak pada usaha debitur.

d. Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur.

c. Penyelesaian Kredit Macet (NPL)

Upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah yaitu :

1. Rescheduling

Rescheduling (penjadwalan kembali) adalah upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali. Penjadwalan kembali dilakukan oleh bank dengan harapan debitur dapat membayar kembali kewajibannya.

26

2. Reconditioning

Reconditioning (penjadwalan kembali) adalah upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.

3. Restructuring

Restructuring adalah upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.

4. Kombinasi

Kombinasi adalah upaya penyelesaian yang dilakukan oleh bank dengan cara kombinasi antara lain :

a. Rescheduling dan Restructuring

Upaya gabungan dilakukan bank dengan memperpanjang jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit.

b. Rescheduling dan Reconditioning

Bank melakukan dengan memperpanjang jangka waktu dan meringankan bunga.

27

c. Restructuring dan Reconditioning

Upaya penambahan kredit diikuti dengan keringanan bunga atau pembebasan tunggakan bunga yang dapat mendorong pertumbuhan usaha nasabah.

d. Rescheduling, Restructuring, dan Reconditioning

Upaya gabungan ketiga cara tersebut merupakan upaya maksimal yang dilakukan oleh bank misalnya jangka waktu diperpanjang, kredit ditambah, dan tunggakan bunga dibebaskan.

D. Kerangka Pikir

Gambar 1.1 Kerangka Pikir Penelitian KREDIT

NON PERFORME LOANS

PENYEBAB

NPL SOLUSI NPL

HASIL PENELITIAN

28

E. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan terlebih dahulu, maka penulis mengajukan hipotesis ” Diduga bahwa penyebab terjadinya Kredit Macet (NPL) adalah kurangnya pengawasan dan pengendalian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Mataere Kabupaten Jeneponto.

29

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, pada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Mataere Kabupaten Jeneponto, beralamat di Jalan Sungai Kelara. Adapun waktu penelitian kurang lebih 2 (dua) bulan.

B. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Deskriptif Kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data-data yang non angka seperti hasil wawancara, atau catatan laporan bacaan dan buku-buku, artikel. Data-data ini akan digunakan untuk pengembangan analisis itu sendiri. Pada dasarnya kegunaan data tersebut adalah sebagai dasar objektif dalam proses pembuatan keputusan-keputusan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam rangka memecahkan persoalan yang ada.

2. Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang berwenang.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan bahan tertulis, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan di bahas.

30

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian lapangan

Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk mendapatkan data yang sesuai dengan pembahasan dalam laporan ini, dengan cara :

1. Kuisioner merupakan suatu lembar isian yang di dalamnya berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus di jawab oleh responden yang berhubungan dengan peneliti.

2. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan langsung pada objek penelitian.

3. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan staf yang dijadikan responden yang dapat memberikan keterangan sehubung dengan masalah yang dibahas.

b. Studi Kepustakaan

Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen, buku-buku, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian.

31

D. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bank Rakyat

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bank Rakyat

Dokumen terkait