• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

B. Perkreditan

a. Pengertian Kredit

Menurut Kasmir (2012:112) Dalam bahasa latin, kredit berasal dari kata

“credere” yang artinya percaya. Artinya pihak yang memberikan kredit percaya 13

kepada pihak yang menerima kredit, bahwa kredit yang diberikan pasti akan terbayar.

Menurut Undang-Undang perbankkan No.10 Tahun 1998, Kredit adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Menurut Malayu Hasibuan (2006:92), kredit adalah semua jenis pinjaman baik uang atau barang yang wajib dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya dapat diukur dengan uang. Kemudian adanya kesepakatan antara bank dengan (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.

b. Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai, yang tentunya tregantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan pemberian 14

kredit juga tiak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut :

1. Mencari Keuntungan

Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang di bebankan kepada nasabah. Ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan usaha bank.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dan, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak nasabah akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang.

Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit oleh perbankkan adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.

b. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan 15

tenaga kerja baru, sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

c. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa yang beredar di masyarakat.

d. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya di impor dan apabila sudah diproduksi di dalam negri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa Negara.

e. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.

c. Unsur-Unsur Kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam kredit adalah sebagai berikut :

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagisi pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima kembali di masa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

2. Kesepakatan

Kesepakatan ini di tuangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing-masing-masing.

16

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan mempunyai jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencangkup waktu pengembalian kredit yang telah disepakati.

Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

4. Risiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu kredit. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah, maupun risiko yang tidak sengaja.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensial balas jasa kita di kenal dengan nama bunga. Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

d. Analisis Kredit

Analisis kredit atau penilaian kredit yaitu suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur sehingga dapat memberikan keyakinan pada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible).

17

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:89), terdapat beberapa cara dalam melakukan analisis kredit, diantaranya:

1. Analisis kredit berdasarkan prinsip “6C”

a. Character (watak)

Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau mengembalikan pinjamnnya, sehingga tidak menyulitkan bank di kemudian hari.

b. Capital (Modal)

Penilaian terhadap permodalan sangat erat hubungannya dengan nilai modal yang dimiliki calon nasabah guna membiayai proyek yang akan dijalankannya.

c. Capacity (Kapasitas)

Capacity adalah penilaian terhadap calon nasabah kredit dalam hal kemampuan memenuhi kewajiban yang telah disepakati dalam perjanjian pinjaman atau akad kredit, yakni melunasi pokok pinjaman disertai bunga sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diperjanjikan.

18

d. Condition of economy (Kondisi Perekonomian)

Faktor-faktor bisnis yang berada di lingkungan sekitar atau proyek yang akan dibangun, baik proyek baru maupun proyek perluasan.

Mempelajari dan menganalisi apakah keadaan perekonomian bersifat menunjang atau menghambat usaha debitur, yang dapat berpengaruh bagi kelancaran kredit yang diberikan.

e. Collateral (jaminan)

Collateral atau agunan pada umumnya adalah barang-barang yang diserahkan peminjam kepada bank sebagai jaminan atas kredit atau pinjaman yang diterimanya. Jaminan digunakan untuk menutup resiko kredit macet. Bank harus memastikan agunan yang diserahkan calon debitur apakah cukup berkualitas dan memiliki surat-surat yang lengkap.

f. Constrains (hambatan)

Constrains merupakan faktor hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada pada suatu daerah atau wilayah tertentu yang menyebabkan suatu proyek tidak dapat dilaksanakan.

2. Analisis Kredit Berdasarkan Studi Kelayakan Atau Prinsip “6A”

Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88), metode analisis “6A” adalah metode analisis kredit yang lebih teliti, tepat dan akurat. Berdasarkan ketentuan 19

Bank Indonesia, pihak bank (pemberi kredit) diharuskan untuk melakukan penelitian yang seksama terhadap kesanggupan dan kemampuan nasabah debitur (penerima kredit) untuk melaksanakan proyeknya dan pengembalian kredit yang diterimanya.

a. Analisis Aspek Yuridis (Hukum)

Analisis ini bertujuan untuk meneliti ketentuan-ketentuan legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memeperoleh bantuan kredit atau pembiayaan dari bank.

b. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang diproduksi dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa yang digunakan oleh investor atau pengelolah proyek agar perusahaan/proyek dapat memenangkan pesaing yang cukup kompetitif.

c. Analisis Aspek Teknis

Analisis ini bertujuan untuk menilai seberapa jauh kemampuan pengelolah kredit dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembangunan proyek serta kesiapan teknis perusahaan dalam melakukan operasinya kelak sebagai suatu business entity.

20

d. Analisis Aspek Manajemen

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen pengelolah proyek atau manajemen perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.

e. Analisis Aspek Keuangan

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan kecakapan dari manajemen perusahaan dalam bidang keuangan.

f. Analisis Aspek Sosial Ekonomi

Analisis ini bertujuan untuk menilai sejauh mana proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makroekonomis, terutama dilihat dari pandangan pihak pemerintah dan masyarakat.

Dengan adanya analisis kredit ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default oleh calon debitur. Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya (angsuran pokok beserta bunga) yang sudah disepakati bersama.

d. Jenis-Jenis Kredit

Risiko atas kredit adalah tidak tertagihnya kredit yang telah disalurkannya, baik pokok pinjaman yang diberikan, maupun bunganya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

21

Bank melakukan penggolongan kredit menjadi dua golongan, yaitu kredit perfoming dan non perfoming.

a. Kredit Perfoming

1. Kredit dengan kualitas lancar

Kredit dengan kualitas lancar merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dan tidak terjadi tunggakan, baik tunggakan pokok dan bunga.debitur melakukan pembayaran angsuran tepat waktu.

2. Kredit dengan kualitas dalam perhatian khusus

Kredit dalam perhatian khusus merupakan kredit yang masih digolongkan lancar, akan tetapi mulai terdapat tunggakan.ditinjau dari segi kemampuan membayar apabila tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari.

b. Non Perfoming

1. Kredit kurang lancar

Kredit kurang lancar merupakan kredit yang telah mengalami tunggakan yaitu:

a. Pengembalian pokok pinjaman dan bunganya telah mengalami penundaan pembayarannya melampaui 90 hari sampai dengan kurang dari 180 hari.

22

b. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank menurun.

c. Informasi keuangan debitur tidak dapat diyakini oleh bank.

2. Kredit diragukan

Kredit diragukan merupakan kredit yang mengalami penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga yaitu :

a. Penundaan pembayaran pokok dan/atau bunga antara 180 hingga 270 hari.

b. Pada kondisi ini hubungan debitur dengan bank semakin memburuk c. Informasi keuangan sudah tidak dapat dipercaya

3. Kredit macet

Kredit macet merupakan kredit yang menunggak melampaui 270 hari atau lebih. Bank akan mengalami kerugian atas kredit macet tersebut.

Dokumen terkait