• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Singkat Lulu Green House (LGH)

Lulu Green House merupakan usaha kecil perorangan yang dimiliki oleh Ibu Hj. Nurjanah Helmi dan didirikan atas modal pribadi pemilik pada tahun 2010 dengan membudidayakan bunga krisan. Latar belakang didirikannya usaha ini yaitu dikarenakan keinginan pribadi Ibu Hj. Nurjanah Helmi yang senang dan gemar memelihara tanaman hias serta melihat adanya peluang usaha bunga krisan dan lahan yang belum dimanfaatkan di sekitar villa keluarga. Usaha bunga krisan yang dijalankan oleh Ibu Hj. Nurjanah awalnya memiliki dua green house yang sekarang menjadi blok D dan E. Usaha ini hanya dikelola selama dua tahun oleh Ibu Hj. Nurjanah dikarenakan kesibukan Ibu Hj. Nurjanah diluar usaha. Selama dua tahun tersebut Ibu Hj, Nurjanah mempercayai usahanya kepada seorang kepala kebun yang telah memiliki kemampuan dan pengalaman yang lama dalam mengelola usaha budidaya bunga krisan.

Selama dua tahun usaha budidaya bunga krisan tersebut mengalami kondisi yang kurang kondusif, keadaan tersebut terjadi karena pemilik menunjuk satu orang untuk bertanggung jawab dari setiap green house yang mengakibatkan adanya kompetisi antara penanggung jawab green house, dan adanya moral

hazard dari kepala kebun yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Ibu Hj. Nurjanah merubah sistem tersebut dan memutuskan hubungan kerja beberapa karyawanya yang terindikasi melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan.

Pada tahun 2012 usaha bunga krisan dikelola oleh Ibu Lina dan telah mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi produksi dimana green house yang dimiliki saat ini bertambah menjadi tujuh green house yang terdiri dari 14 blok maupun dari segi sistem manajemen yang sudah mulai menggunakan

komputer untuk pencatatan data-data produksi, walaupun LGH sudah berjalan selama tiga tahun, akan tetapi usaha ini belum memiliki badan hukum.

Lokasi LGH

Lulu Green House terletak di Kampung Selaawi RT 03 RW 11 Desa Cibodas, Kecematan Pacet, Kabupaten Cianjur. Lokasi pembudidayaan bunga krisan ini berada pada salah satu sentra bunga krisan di Jawa Barat dengan ketinggian sekitar 600-1. 400 mdpl dengan temperatur rata-rata 230C. Kondisi tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi perusahaan, suhu optimal untuk tanaman krisan berkisar antara 200-260C dan kelembaban 70-80%.

Visi, dan Misi Perusahaan

Visi dan misi perusahaan merupakan arahan perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya serta cara-cara yang akan ditempuh untuk mencapai arahan tersebut. LGH belum memiliki pernyataan secara tertulis mengenai visi dan misi perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara, pemilik menjelaskan bahwa LGH ingin menjadi pemasok bunga krisan ke daerah-daerah di Indonesia, sehingga upaya yang akan dilakukan adalah melakukan pembibitan yang mampu menghasilkan kualitas bunga krisan yang bagus dan melakukan pengelolaan yang baik melalui penerapan GAP.

Struktur Organisasi

Organisasi merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap perusahaan dalam mencapai tujuannya. Pencapaian tujuan bersama dilakukan melalui fungsi manajemen perusahaan. Agar fungsi manajemen tersebut dapat berjalan dengan lancar maka suatu perusahaan harus dapat menggambarkan secara jelas pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Lulu Green House didirikan oleh Ibu H. Nurjanah Helmi dan dikelola oleh adik pemilik perusahaan yaitu Ibu Lina. Berikut ini merupakan struktur organisasi pada LGH.

Gambar 7 Struktur organisasi Lulu Green House. Sumber : LGH, 2013 Pemilik Nurjnah Helmi Pengelola Lina Produksi Ayi Administrasi Imas

Struktur organisasi dari LGH sangat sederhana, hal ini dicirikan dengan sedikitnya departemen yang ada di LGH. LGH dipimpin oleh seorang pemilik yaitu Ibu Hj. Nurjanah Helmi, dibantu oleh seorang pengelola yang bertanggung jawab terhadap kegiatan budidaya bernama Ibu Lina. Di dalam pelaksanaan kegiatan budidaya bunga krisan, Ibu Lina dibantu oleh Bapak Ayi yang bertanggung jawab di dalam produksi serta Ibu Imas yang bertugas sebagai administrasi perusahaan. Pembagian kerja dilakukan agar kegiatan usaha yang dijalankan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan keahlian masing- masing sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Fungsi dari struktur organisasi LGH sebagai berikut.

1) Pemilik perusahaan

a) Menyediakan modal usaha serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh perusahaan

b) Mengawasi segala kegiatan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan 2) Pengelola

Fungsi dari pengelola yaitu berperan sebagai manajer yang melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. 3) Produksi

Melaksanakan kegiatan operasional dibidang produksi sesuai dengan perintah dari pengelola, serta melakukan kegiatan monitoring terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam produksi seperti pupuk, obat-obatan, dll.

4) Administrasi

Mengkoordinasikan serta mengendalikan seluruh kegiatan dalam bidang keuangan, serta menjamin tersedianya dana keuangan dan alat-alat serta bahan-bahan yang digunakan dalam produksi, menyusun laporan kegiatan hasil produksi serta melakukan pencatatan terhadap kegiatan pemasaran. Struktur organisasi yang dimiliki oleh LGH memiliki keuntungan berupa biaya yang dikeluarkan untuk mengaji karyawan disetiap divisi tidak terlalu besar, namun struktur organisasi yang demikian juga memiliki kelemahan yaitu pengelola tidak dapat sepenuhnya melakukan pengawasan dikarenakan banyaknya kegiatan diluar usaha.

Sarana dan Prasarana

Berbagai peralatan yang digunakan pada proses produksi bunga krisan di LGH masih sangat sederhana yaitu cangkul, gunting panen, waring, ember dan drum, terkecuali untuk kegiatan penyemprotan pestisida yang sudah menggunakan alat modern berupa kompresor agar semprotan pestisida dapat stabil.

LGH memiliki tujuh buah green house yang dibagi menjadi 14 blok. Masing-masing blok memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda antara 10.000-30.000 batang tergantung dari luas green house. Kapasitas dari green house pada LGH dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Kapasitas produksi green house pada LGH

GH Blok Luas Total Kapasitas Produksi

1 A1 541 9500 A2 dan A3 1082 20000 2 B1 dan B2 1084 29300 3 C1 dan C2 1082 22000 4 D1 dan D2 1086 22000 5 E1 dan E2 1086 29200 6 F1 (Bibit) 453 40000 F2 (Bibit) 451 40000 7 F3 1219 24600 Sumber : LGH, 2012]

Tujuh green house yang ada pada LGH terbagi atas 14 blok yang digunakan untuk kegiatan produksi dengan total luas tanah yang digunakan untuk budidaya adalah 8.000 m². Satu green house (blok F1 dan F2) digunakan untuk kegiatan pembibitan, dengan masing-masing luasnya mencapai 450 m² dan enam green house lainya digunakan untuk kegiatan budidaya bunga krisan. Green house yang dibangun oleh LGH menggunakan kerangka dari bambu dan atapnya menggunakan plastik UV serta sisi-sisinya menggunakan jaring untuk mencegah serangga-serangga masuk kedalam GH.

Sistem Agribisnis Bunga Krisan LGH

Sistem agribisnis yang dilakukan oleh LGH terdiri dari tiga subsistem, yaitu subsistem hulu (pengadaan input dan sarana produksi), Subsistem onfarm (budidaya), subsistem hilir (pemasaran).

Pengadaan Input

 Bibit

Bibit yang digunakan untuk kegiatan budidaya didapat dari produksi benih sendiri dengan cara mengambil pucuk daun yang masih muda pada tanaman induk. Umur induk maksimal tiga bulan yang dapat dipanen hingga lima sampai dengan enam kali. Saat ini pemenuhan akan bibit tersebut dipenuhi dengan cara membeli bibit ke petani-petani penyedia bibit dikarenakan LGH sedang melakukan perbaikan terhadap green house yang digunakan untuk proses pembibitan sehingga kegiatan untuk pembibitan di LGH tidak dapat dilakukan. Harga bibit yang siap tanam (sudah ada akar) Rp 125/batang dan Rp 65/batang untuk bibit yang akan disemai terlebih dahulu (pucuk).

 Pupuk

Pengadaan pupuk di LGH diperoleh dari toko pertanian yang ada di sekitar LGH. Ada dua jenis pupuk yang digunakan oleh LGH, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik berasal dari pupuk kandang yang berasal sari kotoran kambing, penggunaan pupuk organik ini dilakukan pada saat perendaman

tanah pada tahap persiapan lahan. Sedangkan untuk pupuk anorganik yang digunakan adalah Mutiara 25 yang digunakan pada bunga baru berusia satu sampai 40 hari, sedangkan pupuk Mutiara 16 untuk bunga yang sudah berumur 50 sampai 2.5 bulan dengan waktu pemupukan dilakukan setiap 10 hari sekali.

 Obat-obatan dan Pestisida

Obat-obatan dan pestisida yang digunakan oleh LGH adalah jenis insektisida dan fungisida yang diperoleh dari toko-toko pertanian yang ada di sekitar LGH.

Budidaya

Kegiatan budidaya krisan dilakukan selama kurang lebih tiga bulan dimulai dari sejak penanaman. Jenih bunga krisan yang dibudidayakan LGH adalah bunga krisan tipe spray dan standar. Kegiatan budidaya di LGH meliputi:

 Persiapan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan secara manual yaitu dengan pencangkulan, pencabutan sisa tanaman dan pembersihan rumput. Pupuk awal yang digunakan adalah pupuk organik dari kotoran kambing yang dibiarkan selama 10 hari. Dosis penggunaan pupuk dasar sebelum penanaman bibit dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Dosis penggunaan pupuk dasar sebelum penanaman bibit produksi dalam 540 m2

Uraian Takaran/3 m Dosis untuk 540 m2

Pupuk Kambing 2 karung 360 karung

Kapur Dolmit 1 karung 180 karung

Sumber : LGH, 2013

 Penanaman

Setelah melalui proses persiapan lahan selama 10 hari, tahap selanjutnya adalah tahap penanaman. Sebelum penanaman dilakukan seleksi bibit yang akan ditanam terlebih dahulu karena kualitas bibit akan berpengaruh terhadap kualitas dari bunga dan produktivitas dari LGH. Penanaman dilakukan di dalam green house dan masing-masing memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda.

Untuk penanaman dibantu dengan menggunakan jaring dari kain yang berbentuk kotak-kotak, dengan ukuran masing-masing kotak 10 cm x 10 cm. Di dalam satu kotak terdiri dari dua bunga krisan dengan jarak tanam 10 cm x 5 cm, Tujuan jarak tanam tersebut untuk menghindari kepadatan jumlah tanaman yang membuat pertumbuhan tanaman kurang baik. Selain itu jarak tanam tersebut adalah untuk mempermudah dalam pemberian pupuk. Jumlah penanaman dalam satu green house tergantung dari jumlah bibit yang disemai. Pada tahap ini, bibit harus diberikan pencahayaan dengan lampu 20 watt yang dimulai dari pukul 18.00 sampai 06.00 WIB. Tujuan dari pemberian cahaya ini adalah untuk memacu pertumbuhan tinggi tanaman dan untuk menunda masa generatif.

 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan meliputi : a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada saat pagi, penyiraman dilakukan secara manual dengan menggunakan selang yang disambungkan dengan keran air yang tersedia disetiap green house.

b. Pemupukan

Pemupukan pertama adalah pada saat tanaman berumur 10 hari setelah penanaman. Jenis pupuk yang diberikan pada saat awal yaitu pupuk Mutiara 25 yang digunakan untuk bunga yang berumur satu hari sampai 40 hari, untuk bunga yang berumur lebih dari 50 hari sampai dengan 2.5 bulan menggunakan pupuk Mutiara 16. Dosis dua kilogram dengan luas 72 m2dan dilarutkan kedalam 200 liter air sehingga takaran penggunaan pupuk mutiara untuk satu kali pemupukan dengan luas 2.184 m2yaitu 61 kilogram.

c. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Selain pemberian pupuk, LGH juga melakukan pengendalian organisme penggangu tanaman. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan agrimec, confider, dhitane M45, decis dan furadan. Agrimec dan Confider adalah pestisida insektisida yang digunakan untuk membasmi serangga. Dhitane M45 digunakan untuk membasmi jamur, furadan untuk membasmi keong dan Decis untuk membasmi ulat. Pengendalian hama dilakukan pertama kali ketika bibit induk berumur tiga minggu kemudian penyemprotan dapat dilakukan pada pagi hari setiap seminggu sekali. Alat yang digunakan untuk penyemprotan yaitu handsprayer. Satu handsprayer berkapasitas 17 liter untuk luas 90 meter. Penyemprotan obat-obatan dilakukan sampai sembilan kali selama satu periode musim tanam bibit induk atau sampai bibit diganti. Satu tahun terdiri dari tiga periode dan lamanya satu periode yaitu empat bulan. Tabel 11 menunjukkan dosis untuk satu kali penyemprotan untuk luas 462 m2.

Tabel 11 Dosis penggunaan obat-obatan untuk satu kali penyemprotan dalam 462 m2.

Uraian Dosis (per liter)

Dosis satu handsprayer/luasan

90 m (17 Liter)

Dosis untuk 462 m2

Agrimec 1 ml/liter 17ml/17 liter 412.5 ml

Confider 1 ml/liter 17 ,l/17 liter 412.5 ml

Dhitane M45 6 gr/liter 102 gr/17liter 2.5 kg

Decis 0.5 ml/liter 8.5 ml/17 liter 206 ml

Furadan 1.5 karung 36 karung

Vitabloom Blossom Booster 2 gr/ liter 34 gr/17 liter 825 gr Vitabloom Leaftonic 2 gr/ liter 34 gr/17 liter 825 gr Sumber : LGH, 2013

Pencegahan hama dan penyakit yang pertama dilakukan pada pagi hari ketika tanaman berumur tujuh hari. Pencegahan selanjutnya dilakukan setiap 10 hari sekali. Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara kimiawi maupun secara mekanis. Sehari sebelum penyemprotan dilakukan monitoring untuk mengetahui hama atau penyakit apa yang ada pada tanaman. Pengendalian tanaman secara mekanis yaitu mengambil langsung ulat yang ada di tanaman, memetik serta membuang daun atau bagian tanaman yang terkena hama penyakit.

d. Penyinaran Tambahan

Tanaman krisan merupakan tanaman hari yang panjang sehingga memerlukan penambahan cahaya yang bertujuan untuk kebutuhan tanaman akan cahaya matahari untuk memacu pertumbuhan organ vegetatif. Tujuan pemberian cahaya untuk mendapatkan bunga krisan yang bagus. Penyinaran tambahan dilakukan oleh LGH dimulai dari pukul 18.00-06.00 WIB, dengan menggunakan lampu esenssial 20 watt dengan jarak lampu mencapai 2,5 meter sedangkan jarak antar lampu adalah 2,3 meter.

e. Pewiwilan

Setelah tanaman berumur satu bulan lebih, maka kegiatan pemeliharaan berikutnya adalah pewiwilan, pewiwilan adalah pemotongan tunas-tunas baru pada tanaman krisan. Pada dua tipe krisan yang ada, cara pewiwilan pun berbeda, krisan spray dilakukan ujung tunas agar tumbuh tunas-tunas baru sehingga bunga yang dihasilkan makin banyak. Sedangkan untuk krisan standar, dilakukan pada tunas cabang untuk menyisakan satu bunga saja.

f. Panen

Umur panen untuk bunga krisan tipe standar dan spray dilakukan pada saat umur tiga bulan, ciri-ciri bunga krisan yang siap panen adalah kemekaraan bunga mencapai 90%, sedangkan untuk jenis spray kemekaraan mencapai 90% dengan minimal tiga kuncup bunga yang mekar, dan ketinggian batang untuk setiap batang adalah 80 cm, saat panen bunga terdiri dari tiga jenis grade.Klasifikasi setiap grade seperti yang dijelaskan pada Tabel 12.

Tabel 12 Grade bunga krisan pada LGH

Jenis Grade Ciri-ciri

Standar

A Batang besar, mekar 90%, tinggi 80 cm B Batang besar, mekar 90%, tinggi 70 cm

C Tinggi kurang dari 70 cm, mekar tidak 90% dan batang kecil

Cekeran Asalan

Spray

A Batang besar, mekar 90%, minimal tiga kuncup yang mekar, tinggi 80 cm.

B Batang besar, mekar 90%, tinggi 70 cm, minimal tiga kuncup yang mekar.

C Tinggi kurang dari 70 cm, mekar tidak 90% dan batang kecil

Cekeran Asalan Sumber : LGH, 2013

Subsistem Pemasaran

Segmen pasar LGH hanya dikhususkan pada florist dan dekorator. Pemasaran bunga krisan LGH dilakukan dengan cara konsumen membeli dan mengambil bunga krisan dilokasi budidaya. Bunga krisan LGH banyak dipasarkan di daerah Jakarta yaitu di pasar tanaman hias di Rawa Belong. Saluran pemasaran yang dimiliki LGH hanya satu saluran, yaitu dari LGH yang menjual bunga krisannya kepada florist dan florist menjual kembali kepada konsumen akhir dalam bentuk rangkaian bunga. Saluran pemasaran tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Saluran pemasaran LGH Sumber : LGH, 2013

Pengambilan bunga krisan dalam satu minggu dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu hari Minggu, Rabu, dan Jumat. Alasan mengapa LGH hanya melakukan satu saluran distribusi dikarenakan bahwa LGH sudah terikat kontrak dengan toko

florist Kusumawardani bahwa bunga krisan produksi LGH tidak akan dijual ke konsumen lain akan tetapi dengan syarat bahwa berapapun dan apapun kualitas yang dihasilkan oleh LGH akan tetap diambil oleh toko florist yang menjadi konsumennya.

Dokumen terkait