• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jambi sebagai salah satu provinsi di Sumatera, letaknya diapit oleh lima provinsi, yaitu Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Letak astronomisnya antara 0°45' dan 2°45' Lintang Selatan dan antara 101°10' dan 104°55' Bujur Timur. Provinsi Jambi mempunyai Luas 2,62 persen dari total Iuas daratan Provinsi Jambi, dan sebesar 10,4 persen dari total luas daratan pulau Sumatera. Suhu udara rata-rata di Jambi mencapai 27°C dengan kelembaban udara rata-rata 85 persen. Kabupaten yang mempunyai daerah pegunungan mempunyai suhu udara rata-rata relatif rendah antara 15,3°C hingga 30,1°C.

Curah hujan tertinggi tercatat 3 144 mm dan hari hujan sebanyak 181 hari. Sebagian besar desa di Provinsi Jambi merupakan desa bukan pesisir yang jumlahnya mencapai 1 275 desa dengan topografi wilayah sebagian besar berada di dataran yaitu sebanyak 878 desa.dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Luas wilayah Provinsi jambi 53 435 km2 dengan luas daratan 50 160,05 km2 Pada awal era otonomi daerah di provinsi Jambi terjadi pemekaran wilayah administrasi kabupaten dari semula hanya 5 kabupaten dan 1 kota, menjadi 9 kabupaten dan tetap 1 kota. Penambahan 4 kabupaten ini terjadi pada awal tahun 2000. Selain pemekaran daerah tingkat II, juga terjadi pemekaran kecamatan yang semula hanya 64 kecamatan menjadi 114 pada tahun 2007. Secara administratif, jumlah kecamatan dan desa/ kelurahan di Provinsi Jambi Tahun 2010 sebanyak 131 kecamatan dan 1 372 desa/kelurahan (BPS Prov. Jambi, 2011).

5.2. Kependudukan dan Sumberdaya Manusia

Komposisi penduduk Provinsi Jambi didominasi oleh penduduk muda dan dewasa. Hal menarik yang dapat diamati pada piramida penduduk adalah adanya perubahan arah perkembangan penduduk yang ditandai dengan penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya lebih besar dari kelompok penduduk usia yang lebih tua yaitu 5-9 tahun. Jika pemerintah berhasil mempertahankan tingkat pertumbuhan yang rendah atau lebih rendah dibanding sebelumnya,maka seharusnya jumlah penduduk usia 0-4 tahun lebih rendah dibandingkan penduduk usia 5-9 tahun. Jumlah penduduk Provinsi Jambi mencapai 2,7 juta jiwa pada tahun 2007. Angka ini terus meningkat dan pada tahun 2009 menurut hasil Susenas penduduk Provinsi Jambi sudah mencapai 2,8 juta jiwa. Dengan luas wilayah sekitar 50 160 km2, setiap km2 ditempati penduduk sebanyak 56,5 orang pada tahun 2009. Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk lakilaki. Hal ini dapat dilihat dari angka sex ratio yang nilainya lebih dari 100. Tahun 2009, setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laki-laki. Jumlah penduduk Jambi pada Tahun 2010 mencapai 3 092 365 jiwa,

108

dari 2009-2010 terjadi pertumbuhan sebesar 9,11 persen (BPS Provinsi Jambi, 2011).

Tingkat kepadatan penduduk dan rumah tangga di Tahun 2010 mencapai 61,65 jiwa/km2 dan rata-rata anggota rumah tangga 4,01 orang per rumah tangga. Provinsi Jambi memiliki ribuan suku bangsa yang beraneka ragam.Masing- masing suku bangsa saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebudayaan daerah lain atau kebudayaan yang berasal dari luar. Salah satu diantara suku bangsa tersebut adalah Suku Anak Dalam yang hidup di daerah Jambi. Suku Anak Dalam disebut juga Suku Kubu atau Orang Rimba. Suku Anak Dalam hidup secara nomaden atau tidak menetap dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu,walaupun diantara mereka sudah banyak yang telah memiliki lahan karet ataupun pertanian lainnya. Sebagian dari mereka masih berpaham animisme, meskipun sudah ada yang mengenal agama.

Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi hidup di 3 wilayah ekologis yang berbeda, yaitu diwilayah utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan Provinsi Jambi. Populasi Suku Anak Dalam hasil pendataan Sensus Penduduk 2010 berjumlah 3 205 orang yang hidup di wilayah administrasi Merangin, Sarolangun, Batanghari, Tanjung Jabung Barat, Tebo dan Bungo.

Sekitar dua pertiga penduduk Provinsi Jambi termasuk dalam angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami sedikit peningkatan selama periode 2007-2009 dari 65,2 persen menjadi 66,7 persen. Jumlah angkatan kerja per Agustus 2010 mencapai 1 546 683 orang yang terdiri dari 1 462 405 orang bekerja dan 83 278 orang pencari kerja/ pengangguran.

Tabel 8. Beberapa Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Jambi Uraian 2007 2008 2009 TPAK(%) 65,18 65,95 66,65 TingkatPengangguran 6,22 5,14 5,54 %Bekerja 93,78 94,86 94,46 UMP(Rp.000) 658,0 724,0 800,0 %Bekerja di sektor A 57,74 57,73 56,5 %Bekerja di sektor M 4,20 3,79 6,1 %Bekerja di sektor S 38,06 38,48 37,4

Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2010

Pasar tenaga kerja Provinsi Jambi juga ditandai dengan tingginya angka kesempatan kerja. Hal ini dapat dilihat pada tingginya persentase penduduk usia kerja yang bekerja yang besarnya mencapai lebih dri 90 persen pada tahun 2009. Tingkat pengangguran terlihat sangat fluktuatif selama kurun waktu 2007-2009. Pada tahun 2007 tingkat pengangguran terbuka tercatat sebesar 6,2 persen. Angka ini menurun menjadi 5,1 persen pada tahun 2008 dan kembali meningkat menjadi 5,5 persen pada tahun 2009.

Berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama, pilihan bekerja di sektor pertanian (A) masih mendominasi pasar kerja di Provinsi Jambi dengan persentase sebesar 57 persen pada tahun 2007, yang diikuti dengan sektor jasa- jasa (S) dengan persentase sebesar 38 persen. Sementara pekerja di sektor manufaktur (M) hanya sebesar 4 persen. Komposisi tersebut tampaknya tidak banyak mengalami perubahan selama kurun waktu 2007 – 2009. Upah minimum provinsi (UMP) Provinsi Jambi terus mengalami peningkatan. Selama periode 2007 – 2009 UMP Provinsi Jambi meningkat dari Rp 658 ribu menjadi Rp 800 ribu.

110

5.3. Pendidikan

Salah satu program pokok pembangunan Provinsi Jambi adalah meningkatkan pembangunan sektor pendidikan formal mulai dari tingkat sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi dan pendidikan non-formal berupa pendidikan dan latihan berbagai bidang pengetahuan keterampilan yang diperlukan untuk pembangunan serta pembinaan generasi muda dan olahraga dalam mempersiapkan generasi sehat jasmani dan rohani (Jambi Dalam Angka 2011).

Tabel 9. Penduduk 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan Tahun 2010

No Kategori Pendidikan Jumlah

1 Tidak Sekolah 126 230

2 Sekolah Dasar (SD) 189 440

3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) 134 663

4 Sekolah Menengah Atas (SMA) 105 014

5 Perguruan Tinggi (PT) 53 916

6 Tidak Sekolah 1 875 048

Total 2 485 402

Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2011

5.4. Profil Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

5.4.1. Pertanian

5.4.1.1. Tanaman Bahan Makanan

Luas lahan sawah di Provinsi Jambi pada Tahun 2010 seluas 166 645 hektar. Jika dilihat dari sistem irigasinya, 36,61 persen merupakan irigasi pasang surut dan 18,80 persen irigasi tadah hujan. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jambi merupakan wilayah potensi untuk tanaman pangan. Produksi padi sawah Provinsi Jambi Tahun 2010 turun sebesar 3,33

persen dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Padi ladang naik sebesar 2,68 persen sehingga total produksi padi mengalami penurunan 88

sebesar 2,50 persen. Untuk palawija seperti ubi kayu, produksinya naik sebesar 0,53 persen, jagung turun 19,59 persen, ubi jalar naik 2,63 persen, dan kedelai turun 41,74 persen.

5.4.1.2. Perkebunan

Perkebunan daerah jambi pada umumnya adalah perkebunan rakyat. Produksi terbesar adalah karet yang memiliki luas tanaman 646 698 hektar dengan produksi 280 928 ton pada Tahun 2010. Komoditas andalan lainnya yaitu kelapa sawit dengan produksi 1 266 225 ton serta kelapa dalam 113 089 ton.

5.4.1.3. Kehutanan

Hasil kehutanan Provinsi Jambi yang terbesar adalah bahan baku serpih, produksi Tahun 2010 adalah 3 024 478,89 m3 atau turun 12,49 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Komoditi kedua terbesar adalah pulp sebesar 797 469,61 ton atau mengalami kenaikan produksi sebesar 42,30 persen.

5.4.1.4. Peternakan

Tahun 2010, ternak sapi masih mendominasi jenis ternak besar yaitu dengan jumlah populasi sebesar 177 710 ekor atau meningkat 8,01 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan ternak kecil terbanyak adalah ternak kambing sebesar 303 863 ekor. Adapun ternak unggas terbesar adalah ayam pedaging sebesar 11 226 605 ekor.

5.4.1.5. Kelautan dan Perikanan

Potensi kelautan hanya berada di dua kabupaten di Provinsi Jambi, yaitu Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat dengan masing-

112

masing produksi 23 025,6 ton dan 21 497,7 ton. Sedangkan perikanan darat tersebar di semua kabupaten/kota terbagi menjadi perairan umum dan budidaya.

Secara keseluruhan hasil produksi perikanan darat sebesar 36 804 ton dengan konsentrasi terbanyak di Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan produksi perikanan hasil budidaya sebanyak 30 397,2 ton dimana Kabupaten Muaro Jambi sebagai pemegang andil terbesar budidaya ikan patin.

5.4.2. Perindustrian, Pertambangan dan Energi

5.4.2.1 Perindustrian

Perindustrian Provinsi Jambi dari tahun 1997 – 2010 mengalami peningkatan baik dari unit usaha, tenaga kerja, investasi dan produksinya. Jumlah perusahaan industri pengolahan besar dan sedang di Provinsi jambi pada Tahun 2010 sebanyak 86 dan angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 2,38 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja sebesar 17 005 orang.

5.4.2.2. Pertambangan dan Energi

Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, di bawah permukaan bumi, dan di bawah permukaan air.

5.4.2.3. Listrik, Gas dan Air Minum

Perkembangan pelistrikan di Provinsi Jambi juga meningkat sesuai dengan laju perkembangan pembangunan. Hal ini penting dalam kehidupan 90

sehari-hari masyarakat yang sangat membutuhkan listrik sebagai sumber energi.

5.4.3. Perdagangan

5.4.3.1. Pedagangan Luar Negeri

Volume ekspor Jambi bulan Januari sampai dengan Desember 2010 sebesar 2 505 527,71 ton sedangkan volume impornya adalah 234 862,91 ton. Nilai ekspor Provinsi Jambi Tahun 2010 sebesar 1 488 055,91 ribu U$ Dolar dan Impor 252 504,11 ribu U$ Dolar.

5.4.3.2. Perdagangan Dalam Negeri

Jumlah pedagang berdasarkan penerbitan SIUP Tahun 2010 sebanyak 5 081 izin terdiri dari 4 399 pedagang kecil (PK), 458 izin pedagang menengah (PM), dan 224 izin pedagang besar (PB). Sedangkan berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP) 2010 terdiri dari Perusahaan Terbatas (PT) 160 unit, Koperasi 90 unit, CV 584 unit, Perusahaan Perorangan (PO) 1 762 unit dan Badan Usaha Lain (BUL) 83 unit.

5.4.4. Transportasi, Komunikasi dan Pariwisata

5.4.4.1. Panjang Jalan

Jalan merupakan prasarana untuk mempelancar kegiatan perekonomian. Peningkatan pembangunan diiringi dengan peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan mempelancar perdagangan antar daerah. Panjang jalan di Provinsi jambi pada Tahun 2010 adalah 2 417,01 km terdiri dari jalan kondisi baik 716,72 km, jalan sedang 911,95 km, rusak 459,83 km, dan rusak berat 328,51 km.

114

5.4.4.2. Perhubungan Darat, Air dan Udara

Jumlah kendaraan bermotor menurut jenisnya dari tahun 2006 – 2010 mengalami kenaikan. Jenis kendaraan terbanyak adalah 1 040 630 buah, mobil penumpang 20 638 buah, mobil barang 47 534 buah dan mobil bus 43 149 buah. Sedangkan untuk sarana transportasi air merupakan salah satu penggunaannya diperuntukkan untuk bongkar muat barang dilakukan melalui pelabuhan Talang Duku Jambi.

Pada Tahun 2010 jumlah kedatangan pesawat ke Jambi sebanyak 4 078 kali dan jumlah keberangkatan pesawat dari jambi sebanyak 4 079 kali. Penumpang yang datang 469 898 orang dan berangkat 466 922 orang. Frekuensi pesawat yang datang dan berangkat pada Tahun 2010 masing- masing mengalami peningkatan 12,22 persen dan 12,18 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

5.4.4.3. Pos, Telekomunikasi dan Hotel

Jumlah sambungan telepon Tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen. sedangkan perkembangan jumlah hotel di Provinsi jambi pada Tahun 2010 naik dari 137 hotel pada tahun 2008 menjadi 138 hotel pada Tahun 2010 dengan jumlah kamar naik sebesar 5,17 persen. salah satu sarana penunjang kepariwisataan adalah adanya restoran/rumah makan dan tempat wisata maisng-masing berjumlah 462 buah dan 275 buah.

5.4.5. Keuangan dan Harga

5.4.5.1. Keuangan Negara

Realisasi penerimaan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi tahun anggaran 2010 mengalami peningkatan sebesar 8,56 persen dibandingkan 92

dengan tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut salah satunya disumbangkan oleh peningkatan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 30,01 persen. realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Jambi tahun anggaran 2010 dibanding tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 3,41 persen dengan rincian belanja aparatur daerah turun sebesar 20,43 persen, belanja pelayanan publik meningkat sebesar 18,77 persen.

Realisasi penerimaan pajak/retribusi daerah yang dipungut melalui Dinas Pendapatan Provinsi Jambi Tahun 2010 mengalami peningkatan dibanding tahun 2009 yaitu sebesar 21,58 persen. Hasil pemungutan PBB menurut sektornya secara total mengalami kenaikan sebesar 2, 64 persen.

5.4.5.2. Perbankan dan Koperasi

Seiring dengan berkembangnya perekonomian Jambi menuntut perkembangan jasa keuangan khususnya perbankan untuk membuka cabang/unit di daerah. Sampai dengan Tahun 2010 tercatat 238 unit kantor bank, terdiri dari kantor pusat, sebanyak 1 unit, kantor cabang 44 unit, kantor cabang pembantu 170 unit, dan kantor kas sebanyak 23 unit. Jumlah ini naik sebesar 21,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meningkatnya jumlah perbankan diiringi dengan meningkatnya posisi giro maupun posisi pinjaman, serta menurunnya deposito rupiah dan valas bank. Perekonomian kecil dan menengah masih sangan membutuhkan

dukungan dengan diperlukannya pemberdayaan perkoperasian. Jumlah koperasi di Provinsi Jambi Tahun 2010 sebanyak 3 275 unit. Jumlah tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota.

116

5.5. Pertumbuhan dan Penggunaan PDRB

Perkembangan ekonomi Provinsi Jambi pada Tahun 2010 relatif stabil dan cenderung mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Setelah mengalami perlambatan pada tahun 2009, yaitu sebesar 6,39 persen, pada Tahun 2010 menjadi 7,31 persen. Peningkatan laju pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh distribusi penggunaan PDRB yang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh produksi dan harga.

Jika dilihat lebih rinci, hampir semua komponen PDRB penggunaan mengalami peningkatan pertumbuhan selama Tahun 2010. Akan tetapi beberapa komponen menunjukkan adanya pertumbuhan yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba yaitu sebesar 27,09 persen. Komponen lain yang peningkatannya cukup tinggi adalah pengeluaran konsumsi pemerintah yaitu sebesar 8,49 persen.

Komponen lain mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Komponen yang pertumbuhannya melambat dibanding tahun lalu adalah perubahan stok (7,52 mejadi 1,09) dan pengeluaran konsumsi makanan rumah tangga (5,72 menjadi 5,55).

5.6. Distribusi Penggunaan PDRB

Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih tetap merupakan komponen yang paling dominan jika dilihat dari sisi penggunaan PDRB di Provinsi Jambi. Kontribusi komponen ini sejak tahun 2000 selalu berada di atas 60 persen. Gambaran ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan digunakan untuk konsumsi rumah tangga baik itu berupa makanan maupun non makanan.

Distribusi terbesar kedua adalah komponen pembentukan modal tetap bruto yaitu sebesar 18,18 persen. Selanjutnya adalah komponen pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 17,83 persen. Pada Tahun 2010 pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba memberikan kontribusi terkecil yaitu sebesar 0,63 persen. Distribusi terkecil kedua terdapat pada ekspor netto. Ekspor netto yang merupakan selisih antara ekspor dan impor menyumbang sebesar minus 1,76 persen dari total PDRB Provinsi Jambi Tahun 2010.

5.7. Pengeluaran untuk Konsumsi

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Pada Tahun 2010 sebagian besar PDRB Penggunaan Provinsi Jambi digunakan untuk pengeluaran konsumsi, baik konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba maupun konsumsi pemerintah.

PDRB Provinsi Jambi Tahun 2010 sebesar Rp 53,82 triliun, digunakan untuk konsumsi sebesar 43,67 triliun rupiah atau sekitar 81,14 persen. Pengeluaran konsumsi tersebut terbagi untuk konsumsi rumah tangga 33,73 triliun rupiah (62,67 persen), konsumsi pemerintah sebesar 9,6 triliun rupiah (17,83 persen) dan sisanya merupakan konsumsi lembaga nirlaba.

Pengeluaran untuk konsumsi lembaga nirlaba merupakan pengeluaran yang pertumbuhannya cepat diantara semua pengeluaran konsumsi. Pertumbuhan komponen ini Tahun 2010 mencapai 27,09 persen meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 18,71 persen. Kontribusi komponen ini terhadap PDRB sangat kecil yaitu hanya sekitar 0,63 persen dari total PDRB penggunaan. Sedangkan pengeluaran konsumsi pemerintah pada Tahun 2010 melambat lajunya menjadi 8,49 persen dengan kontribusinya terhadap PDRB mecapai 17,83 persen.

118

5.8. Konsumsi Rumah Tangga

Pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga Tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 5,43 persen dengan rincian untuk konsumsi makanan sebesar 5,55 persen. Laju konsumsi makanan Tahun 2010 sebesar 5,55 persen, angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang mengalami peningkatan 5,72 persen. Seperti juga hanya dengan laju konsumsi non makanan Tahun 2010 (5,22 persen) yang mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2009 yaitu sebesar 4,38 persen. Dilihat dari kontribusinya terhadap total PDRB Tahun 2010, konsumsi makanan mengalami penurunan dibandingan tahun sebelumnya yatu dari 40,49 persen (2009) menjadi 39,72 persen di Tahun 2010, sedangkan konsumsi non makanan mengalami peningkatan 22,64 persen (2009) menjadi 22,95 persen diTahun 2010.

5.6. Konsumsi Pemerintah

Pertumbuhan pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi pemerintah selama kurun waktu 2006-2010 terus meningkat. Pertumbuhan komponen ini Tahun 2010 sebesar 8,49 persen. Tingginya pengeluaran konsumsi pemerintah ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan belanja pembangunan prasarana yang umumnya disertai kenaikan gaji pegawai pemerintah daerah Tahun 2010.

Pengeluaran untuk konsumsi pemerintah Tahun 2010 tercatat sebesar 9.598.119,02 juta rupiah dengan kontribusi terhadap total PDRB Provinsi Jambi sebesar 17,83 persen, maka ini meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2009 yang memberikan kontribusi sebesar 16,78 persen.

5.9. Pembentukan Modal dan Perubahan Stok

Indikasi perkembangan perekonomian di Provinsi Jambi terlihat pada komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) serta perubahan stok yang mengalami peningkatan cukup signifikan pada Tahun 2010. Kontribusi komponen tersebut maisng-masing sebesar 18,18 persen (PMTB) dan 4,43 persen untuk perubahan stok.

Perekonomian Provinsi Jambi saat ini sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Salah satu indikator yang cukup jelas perkembangannya adalah pembentukan modal tetap bruto yang terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama beberapa tahun terakhir. Kontribusi komponen ini selama Tahun 2010 sebesar 18,18 persen atau meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar 16,77 persen. Pertumbuhan komponen ini menggambarkan adanya peningkatan jumlah investasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Adapun pertumbuhan komponen ini pada Tahun 2010 sebesar 2,43 persen.

Komponen perubahan stok pada Tahun 2010 mengalami penurunan laju yang cukup signifikan yaitu sebesar 1,09 persen atau lebih rendah dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 7,52 persen. Kontribusi komponen ini pada Tahun 2010 sebesar 2,43 persen atau sedikit meningkat dibanding tahun 2009 yang sebesar 2,67 persen.

5.10. Perkembangan Ekspor dan Impor

Perkembangan ekspor dan impor Provinsi Jambi dari tahun 2006 sampai dengan Tahun 2010 angkanya berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2010 kedua komponen ini mengalami peningkatan masing-masing sebesar 30,04 persen untuk ekspor dan 24,39 persen untuk impor. Peningkatan ekspor ini dipengaruhi

120

oleh peningkatan permintaan luar negeri terhadap produk-produk unggulan Provinsi Jambi seperti CPO dan karet olahan.

Impor Jambi didominasi oleh bahan baku industri, bahan-bahan kimia dan mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi sektor-sektor perekonomian di Jambi. Dengan demikian peningkatan impor ini merupakan indikasi adanya geliat ekonomi di Provinsi Jambi.

5.11. Pertumbuhan dan Peranan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektoral

5.11.1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

Sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan makanan (Tabama), tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Pada tahun 2006 – 2010, kontribusi sektor ini terhadap PDRB paling dominan dan menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja. Pada kurun waktu lima tahun terakhir, sub sektor tanaman perkebunan mendominasi sektor pertanian. Kontribusinya sejak tahun 2006 hingga Tahun 2010 berkisar 13,20 persen atau lebih tinggi dari subsektor tanaman bahan makanan yang peranannya sekitar 9 persen. Pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan di Tahun 2010 sebesar 3,92 persen, sementara subsektor tanaman perkebunan sebesar 6,90 persen. Subsektor peternakan tumbuh 5,68 persen, subsektor peternakan tumbuh 5,68 persen, subsektor kehutanan minus 3,11 persen, subsektor perikanan tumbuh 5,24 persen. Peranan tiga subsektor ini jauh lebih kecil dibandingkan subsektor tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan.

5.11.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian yang merupakan sektor dominan dalam perekonomian di Provinsi Jambi pada Tahun 2010, terutama untuk migas yang menjadi andalan dibeberapa kabupaten yang mempunyai sumur minyak. Dalam pembentukan PDRB, sektor pertanian dan sektor pertambangan disebut sebagai sektor primer. Pada Tahun 2010 sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan sebesar 14,46 persen. Hal ini ditunjang oleh subsektor migas sendiri sebesar 12,07 persen, subsektor pertambangan nin migas sebesar 36,83 persen, dan subsektor penggalian sebesar 10,08 persen. Sektor pertambangan dan penggalian memberikan sumbangan cukup besar yaitu 18,12 persen terhadap PDRB Provinsi Jambi.

5.11.3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan mencakup industri pengolahan minyak dan gas dan industri pengolahan tanpa minyak dan gas. Pada Tahun 2010 industri migas tumbuh sebesar 12,55 persen. Sedangkan industri tanpa migas pertumbuhannya hanya 4,04 persen sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu 5,18 persen. Secara umum peranan sektor industri pengolahan pada Tahun 2010 sebagian besar disumbang oleh industri non migas sebesar 10,08 persen.

5.11.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih

Sektor listrik, gas dan air bersih tumbuh sebesar 13,12 persen pada Tahun 2010 dan menempati posisi kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian. Sektor ini memiliki peranan sebesar 0,89 persen dan dipandang masih terlalu kecil. Walaupun demikian kebutuhan akan sektor ini dalam pembentukan

122

perekonominan Provinsi Jambi sangat penting sebagai sektor penunjang kegiatan bagi sektor-sektor lainnya.

5.11.5. Sektor Bangunan

Meningkatnya kinerja perekonomian secara jelas terlihat pada sektor bangunan yang pada Tahun 2010 pertumbuhannya mencapai 6,76 persen. Sumbangan sektor ini terhadap pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada tahun yang sama sebesar 4,55 persen. Sektor bangunan, sektor listrik, dan sektor industri pengolahan, dalam pembentukan PDRB disebut sebagai sektor sekunder.

5.11.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 10,16 persen pada Tahun 2010. Dilihat dari subsektor yang membentuk sektor ini, laju pertumbuhan subsektor perdagangan besar dan eceran mengalami laju pertumbuhan tertinggi yaitu 10,53 persen. Bagitu juga dengan subsektor hotel mengalami laju pertumbuhan 18,02 persen, sedangkan subsektor restoran hanya mampu melaju sebesar 3,54 persen.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran ini berperan sebagai penunjang kegiatan perekonomian di Provinsi Jambi yang menghasilkan produk barang dan jasa. Kontribusi sektor ini terhadap PDRB pada Tahun 2010 menempati posisi ketiga (14,54 persen). Proporsi terbesar sektor ini disumbang oleh subsektor perdagangan besar dan eceran sebesar 13,37 persen. Kemudian subsektor hotel menyumbang 0,21 persen, dan subsektor restoran memberikan andil sebesar 0,97 persen.

5.11.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Dalam era globalisasi, peranan sektor pengangkutan dan komunikasi sangat vital dan menjadi indikator kemajuan Provinsi Jambi, terutama jasa telekomunikasi. Subsektor transportasi sendiri memiliki peran sebagai jasa pelayanan bagi mobilitas perekonomian di Jambi. Penyumbang terbesar terhadap sektor pengangkutan dan komunikasi pada Tahun 2010 ini masih dikuasai subsektor angkutan sebesar 6,01 persen. Subsektor komunikasi tidak kalah penting peranannya, tapi andilnya masih kecil yaitu 0,53 persen.

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada Tahun 2010 tumbuh sebesar 3,99 persen, ditunjang oleh subsektor angkutan darat yang tumbuh 2,71 persen. Subsektor angkutan kaut dan angkutan sungai yang masing-masing tumbuh sebesar 1,89 persen dan 1,81 persen, dari subsektor angkutan udara laju pertumbuhannya mencapai 14,21 persen. Disisi lain pesatnya bisnis

Dokumen terkait