• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Konsep Investasi

Investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal dan peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti atau menambah barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan, dengan perkataan lain investasi adalah kegiatan perbelanjaan untuk meningkatkan kapasitas produksi dalam perekonomian (Sukirno, 2000).

Dornbusch & Fischer (2004) berpendapat bahwa investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa mendatang Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu negara menurut Todaro (1986) adalah: (1) Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia; (2) Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahliannya; (3) Kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinvestasikan untuk memperbesar produk (output) dan pendapatan di kemudian hari. Untuk membangun itu seyogyanya mengalihkan sumber-sumber dari arus konsumsi dan kemudian mengalihkannya untuk investasi dalam bentuk ”capital

50

formation” untuk mencapai tingkat produksi yang lebih besar. Investasi di bidang pengembangan sumberdaya manusia akan meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia,sehingga menjadi tenaga ahli yang terampil yang dapat memperlancar kegiatan produktif.

Sukirno (2000) juga menjelaskan kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat , pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

Menurut Mankiw (2006), salah satu alasan yang bisa meningkatkan permintaan investasi adalah inovasi teknologi, misalnya, seseorang menemukan teknologi baru, seperti jalan tol atau komputer. Sebelum menikmati manfaat inovasi ini, perusahaan dan rumah tangga harus membayar barang-barang investasi. Penemuan jalan tol tidak bernilai sampai mobil-mobil diproduksi dan jalur jalan dibuat. Gagasan tentang komputer tidak tidak prokduktif sampai komputer diproduksi. Jadi, inovasi teknologi akan meningkatkan permintaan investasi.

Gambar 3(a). menunjukkan dampak dari kenaikan permintaan investasi. Pada tingkat bungan berapapun, permintaan terhadap barang-barang investasi (dan juga untuk dana pinjaman) adalah lebih tinggi. Kenaikan permintaan ini 28

ditunjukkan oleh pergeseran kurva investasi ke kanan. Perekonomian bergerak dari ekuilibrium yang lama, titik A, ke ekuilibrium baru, titik B. Jumlah investasi ekuilibrium tidak berubah, maka tingkat tabungan yang tetap akan tetap menentukan jumlah investasi. Peningkatan dalam investasi hanya akan meningkatkan tingkat bunga ekuilibrium. Kenaikan permintaan terhadap investasi merupakan kenaikan permintaan terhadap barang-barang investasi menggeser kurva investasi ke kanan. Pada tingkat bunga berapapun, jumlah investasi lebih besar. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B karena jumlah tabungan adalah tetap, maka kenaikan permintaan investasi kenaikkan tingkat bunga sedangkan jumlah investasi ekuilibrium tidak berubah.

Tingkat Bunga riil, r S

(A)

Investai, Tabungan, I, S

Tingkat Bunga riil, r S (r) (B)

Investai, Tabungan, I, S

Gambar 3. Hubungan Tingkat Bunga dan Investasi (Mankiw, 2006)

Kenaikan Investasi yang diinginkan Kenaikan Tingkat bunga B I1 A I2 Kenaikan Investasi yang diinginkan Kenaikan Tingkat bunga Meningkatkan investasi dan tabungan ekuilibrium

B

I2

A

52

Gambar 3(b). menunjukkan kenaikan permintaan investasi ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga, ketika tabungan bergantung pada tingkat bunga, pergeseran ke kanan dalam kurva investasi menaikkan tingkat bunga dan jumlah investasi. Tingkat bunga yang lebih tinggi mendorong orang-orang meningkatkan tabungan, yang pada gilirannya membuat investasi meningkat. Dengan tabungan yang miring ke atas, kenaikan permintaan investasi akan meningkat tingkat bunga ekuilibrium maupun jumlah investasi ekuilibrium. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan rumah tangga mengkonsumsi lebih sedikit dan menabung lebih banyak. Penurunan konsumsi membuat sumber daya bisa diinvestasikan.

Namun, kesimpulannya akan berbeda jika fungsi konsumsi sederhana dimodifikasi dan memungkinkan konsumsi (dan sisi dibaliknya, tabungan) bergantung pada tingkat bunga. Karena tingkat bunga merupakan hasil tabungan (seperti biaya pinjaman), maka tingkat bunga yang semakin tinggi mengurangi konsumsi dan meningkatkan tabungan. Kenaikan tingkat bunga menyebabkan rumah tangga mengkonsumsi lebih sedikit dan menabung lebih banyak. Penurunan konsumsi membuat sumber daya bisa diinvestasikan.

Teori Investasi adalah teori permintaan modal dimana Investasi merupakan arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik atau dengan kata lain investasi adalah jumlah yang dibelanjakan sektor usaha untuk menambah stok modal dalam periode tertentu. Investasi biasanya menempati proporsi yang relatif sedikit dari permintaan agregat, akan tetapi fluktuasi investasi menempati sebagian besar pergerakan siklus bisnis dalam PDB. Salah satu alasan mengapa negara-negara dengan pertumbuhan tinggi merupakan negara-negara dengan pertumbuhan tinggi ialah karena mereka mencurahkan bagian substansial dari 30

output mereka ke dalam investasi (Dornbush, 2004). Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik mengartikan investasi sebagai suatu kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan (benefit) pada masa-masa yang akan datang.

Investasi merupakan unsur PDB yang paling sering berubah. Ada tiga bentuk pengeluaran investasi, yaitu investasi tetap bisnis, investasi tetap residensial, dan investasi persediaan. Investasi tetap bisnis adalah pembelian pabrik dan peralatan baru oleh perusahaan, investasi residensial adalah pembelian rumah baru oleh rumah tangga dan tuan tanah. Investasi persediaan adalah peningkatan dalam persediaan barang perusahaan (Mankiw, 2006). Selain ini, investasi dapat dibedakan atas investasi finansial dan investasi non-finansial. Investasi finansial lebih ditujukan kepada investasi dalam bentuk pemilikan instrumen finansial seperti penyertaan, pemilikan saham, obligasi, dan sejenisnya. Sedangkan investasi non-finansial dalam bentuk investasi fisik (kapital dan barang modal), termasuk pula inventori (persediaan).

Menurut Sukirno (2000), mengartikan bahwa investasi adalah sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini menunjukkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu di depresiasikan.

54

Nanga (2005), investasi (investment) dapat didefenisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada (net addition to existing capital stock). Istilah lain dari investasi adalah pemupukan modal (capital formation) atau akumulasi modal (capital accumulation). Dengan demikian, didalam makroekonomi pengertian investasi tidak sama dengan modal (capital). Dalam Makroekonomi, investasi memiliki arti yang lebih sempit, yang secara teknis berarti arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik. Investasi merupakan jumlah yang dibelanjakan sektor bisnis untuk menambah stok modal dalam periode tertentu.

Dokumen terkait