• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Peranan Sektor Pertanian terhadap Struktur Perekonomian Provinsi Jambi

Berdasarkan analisis Tabel Input-Output dapat dihasilkan gambaran mengenai struktur perekonomian di Provinsi Jambi Tahun 2010. Gambaran struktur perekonomian tersebut meliputi beberapa aspek yaitu struktur permintaan dan penawaran, struktur konsumsi masyarakat, struktur konsumsi pemerintah, struktur investasi, struktur ekspor dan impor, struktur nilai tambah bruto, serta dampak investasi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jambi.

6.1.1. Permintaan dan Penawaran Output

Berdasarkan Tabel Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2010 maka total permintaan barang dan jasa di Provinsi Jambi pada Tahun 2010 sebesar Rp 127 099,59 milyar. Jumlah tersebut terdiri atas permintaan barang dan jasa oleh sektor produksi dalam rangka kegiatan sektor produksinya, ini biasa disebut dengan permintaan antara yaitu sebesar Rp 28 040,59 milyar atau sebesar 22,1 persen. selanjutnya jumlah permintaan akhir yaitu sebesar Rp 99 058,99 milyar atau sebesar 77,9 persen.

Apabila dilihat dari sisi penawarannya, barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh permintaan tersebut bisa disediakan atau ditawarkan dari produksi domestik yaitu produksi Provinsi Jambi, bisa juga berasal dari luar Provinsi Jambi atau bahkan dari luar negeri yang sering disebut dengan impor. Dengan menggunakan asumsi keseimbangan antara permintaan dan penawaran maka total penawaran sektor-sektor perekonomian di Provinsi Jambi sama dengan nilai permintaannya yaitu sebesar Rp 127 099,59 milyar. Sebesar Rp 103 361,81

126

milyar mampu disediakan oleh unit produksi domestik atau sebesar 81,32 persen, sedangkan kekurangannya sebesar Rp 23 737,77milyar atau sebesar 18,68 persen didatangkan dari luar daerah (Provinsi) maupun luar negeri (impor).

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa permintaan antara sektor pertanian yaitu sektor 1 – 22 sebesar Rp 6 776,21 milyar atau sekitar 29,03 persen dari total permintaan antara di Provinsi Jambi sisanya sebesar 70,97 persen merupakan permintaan antara untuk sektor-sektor ekonomi lainnya. Tingginya permintaan antara sektor pertanian menunjukan tingginya peranan output sektor tersebut yang dihasilkan untuk digunakan sebagai input oleh sektor-sektor perekonomian lainnya. Hal ini ditunjukkan oleh produksi sektor pertanian yang mampu diolah lagi oleh sektor industri. Permintaan antara industri sektor pertanian (24 – 33) sebesar Rp 4 129,89 milyar atau sekitar 19,05 persen.

Bila dilihat dari sisi permintaan akhir, sektor pertanian memiliki nilai sebesar Rp 15 369,00 milyar atau sebesar 35,46 persen dari total permintaan akhir, dan permintaan akhir industri sektor pertanian sebesar Rp 25 549,50 atau sebesar 40,47 persen. Permintaan akhir lebih tinggi dari pada permintaan antara dikarenakan permintaan akhir tersebut dialokasikan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, investasi, perubahan stok, ekspor dan impor, sedangkan permintaan antara hanya untuk memenuhi permintaan sektor-sektor lain atau sektor itu sendiri yang masih membutuhkan proses produksi lebih lanjut. Secara keseluruhan permintaan akhir Provinsi Jambi didominasi oleh sektor pertanian, baik hulu maupun hilir. Tingginya permintaan akhir sektor pertanian karena berkaitan dengan kebutuhan komoditi perkebunan untuk sebagian bahan baku industri, yang sebagian digunakan juga untuk konsumsi domestik dan ekspor 105

karena saat terjadi krisis ekonomi harga output sektor pertanian sangat kompetitif (mampu bersaing) di pasar internasional.

Tabel 10. Permintaan Antara dan Permintaan Akhir Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Klasifikasi 42 Sektor (Milyar Rupiah)

Sektor Permintaan Antara Permintaan Akhir Permintaan Jumlah Impor Domestik Output Penawaran Jumlah Domestik Ekspor 1 1 119,46 116,29 0 1 235,75 0 1 235,75 1 235,75 2 172,76 81,68 14,18 268,63 0 268,63 268,63 3 135,08 93,65 4,96 233,70 0 233,70 233,70 4 128,61 152,19 0 280,81 63,35 217,45 280,81 5 58,79 132,15 191,36 382,31 8,88 373,43 382,31 6 37,47 1 550,48 118,65 1 706,61 568,23 1 138,38 1 706,61 7 50,87 1 300,08 1,98 1 352,94 9,50 1 343,44 1 352,94 8 2 479,57 12,73 2 797,98 5 290,29 0 5 290,29 5 290,29 9 169,63 23,00 694,26 886,90 0 886,90 886,90 10 795,50 4,48 1 919,43 2 719,41 0 2 719,41 2 719,41 11 50,62 140,07 44,27 234,96 0 234,96 234,96 12 84,73 406,03 1 297,79 1 788,56 0 1 788,56 1 788,56 13 4,20 10,24 6,41 20,87 0 20,87 20,87 14 124,37 228,20 110,12 462,70 114,69 348,01 462,70 15 366,88 1 023,34 1,25 1 391,48 1 151,62 239,86 1 391,48 16 116,30 697,34 0 813,64 13,30 800,34 813,64 17 43,21 222,19 0 265,40 2,82 262,58 265,40 18 71,64 368,27 0 439,91 60,63 379,28 439,91 19 509,79 272,49 341,82 1 124,11 15,14 1 108,96 1 124,11 20 183,51 724,75 44,93 953,19 0 953,19 953,19 21 7,65 147,23 0,67 155,57 0 155,57 155,57 22 65,47 68,55 3,35 137,38 11,09 126 28 137,38 23 570,64 482,21 12 760,50 13 813,36 0 13 813,36 13 813,36 24 239,61 727,72 488,39 1 455,73 539,89 915,83 1 455,73

128 25 931,30 544,46 3 270,18 4 745,95 0 4 745,95 4 745,95 26 439,17 5 763,38 0,92 6 203,48 2 904,03 3 299,44 6 203,48 27 897,46 3 779,51 3,26 4 680,24 1 539,05 3 141,19 4 680,24 28 197,48 1 282,20 1,46 1 481,15 1 276,99 204,15 1 481,15 29 260,26 2,96 206,62 469,84 2,06 467,77 469,84 30 379,71 481,91 2 144,08 3 005,71 0 3 005,71 3 005,71 31 25,96 1 194,56 1,27 1 221,80 370,36 851,44 1 221,80 32 362,37 1 170,61 3 838,85 5 371,85 886,73 4 485,12 5 371,85 33 396,53 403,89 243,18 1 043,61 473,59 570,02 1 043,61 34 6 674,86 10 589,97 784,48 18 049,32 13 449,93 4 599,38 18 049,32 35 833,75 2 067,63 0 2 901,38 184,13 2 717,25 2 901,38 36 448,61 9 288,25 0 9 736,87 0 9 736,87 9 736,87 37 1 391,80 1 967,52 2 592,38 5 951,71 0 5 951,71 5 951,71 38 337,10 2 938,94 0 3 276,04 0 3 276,04 3 276,04 39 1 688,94 3 865,82 1 669,37 7 224,13 48,81 7 175,31 7 224,13 40 294,19 498,12 0 792,31 24,05 768,26 792,31 41 4 384,65 1 700,23 0 6 084,88 18,83 6 066,05 6 084,88 42 509,90 6 935,02 0 7 444,92 0 7 444,92 7 444,92 Total 28 040,59 63 460,51 35 598,48 127 099,59 23 737,77 103 361,81 127 099,59

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). Tabel I-O suatu daerah, permintaan akhir dirinci menurut komponennya, yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Dengan demikian, apabila jumlah masing-masing permintaan akhir tersebut dikurangi dengan jumlah impornya, maka akan sama dengan jumlah penggunaan akhir barang dan jasa yang berasal dari faktor produksi domestik, atau dalam statisktik pendapatan daerah disebut dengan produk domestik regional bruto (PDRB) menurut penggunaannya (BPS, 2000). Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa PRDB Provinsi Jambi Tahun 2010 Tabel 10. Lanjutan

menurut penggunannya berdasarkan Tabel I-O adalah sebesar Rp 103 361,81 milyar.

6.1.2. Struktur Permintaan Akhir Menurut Komponen

Konsumsi rumah tangga di Provinsi Jambi pada Tahun 2010 adalah sebesar Rp 45 342,09 milyar. Dari total konsumsi tersebut konsumsi masyarakat terhadap sektor pertanian sebesar Rp 6 804,68 milyar atau sebesar 14,99 persen (sektor 1 – 22) dari total konsumsi rumah tangga seluruh sektor perekonomian. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar dalam memenuhi konsumsi rumah tangga. Berdasarkan Tabel Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2010 konsumsi pemerintah sebesar Rp 10 903,31 milyar dan terbesar dipergunakan untuk sektor jasa-jasa, bangunan dan industri lainnya.

Dalam Tabel Input-Output investasi merupakan penjumlahan dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan perubahan stok. Nilai investasi seluruh sektor perekonomian di Provinsi Jambi pada Tahun 2010 sebesar Rp 7 215,10 milyar, yang terdiri dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar Rp 5 820,88 milyar dan perubahan stok yang bernilai sebesar Rp 1 394,21 milyar. Investasi sektor pertanian di Provinsi Jambi Tahun 2010 sebesar Rp 970,83 milyar atau sebesar 13,45 persen dari total investasi sektor perekonomian secara keseluruhan. Nilai investasi tersebut terdiri dari pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 163,93 milyar dan perubahan stok sebesar Rp 806,89 milyar.

130

Tabel 11. Struktur Permintaan Akhir Menurut Komponen (Milyar Rupiah) Terhadap Sektor Perekonomian di Provinsi Jambi Tahun 2010 Klasifikasi 42 Sektor (Milyar Rupiah)

Sektor Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi

Pemerintah PMTB Perubahan Stok Ekspor Impor

1 0 0 0 116,29 0 0 2 75,59 0 0 6,08 14,18 0 3 93,55 0 0 0,10 4,96 0 4 146,67 0 0 5,51 0 63,35 5 128,66 0 0 3,48 191,36 8,88 6 1 548,19 0 2,17 0,12 118,65 568,23 7 1 298,97 0 1,11 0 1,98 9,50 8 0 0 5,81 6,92 2 797,98 0 9 0 0 0 23,00 694,26 0 10 0 0 0 4,48 1 919,43 0 11 134,28 0 5,03 0,75 44,27 0 12 3,41 0 0 402,62 1 297,79 0 13 4,20 0 0 6,04 6,41 0 14 224,10 0 0 4,10 110,12 114,69 15 933,51 0 89,60 0,234 1,25 1 151,62 16 681,90 0 0 15,43 0 13,30 17 219,69 0 0 2,49 0 2,82 18 363,19 0 0 5,07 0 60,63 19 65,48 0 2,89 204,11 341,82 15,14 20 706,98 0 17,76 0 44,93 0 21 130,18 0 17,05 0 0,679 0 22 46,06 0 22,49 0 3,35 11,09 23 35,52 0 248,71 197,97 12 760,50 0 24 718,79 0 0 8,93 488,39 539,89 25 530,14 0 0 14,32 3 270,18 0 26 5 749,28 0 3,48 10,61 0,92 2 904,03 109

27 3 689,61 89,90 0 0 3,26 1 539,05 28 1 244,67 34,50 0 3,02 1,46 1,276,99 29 0,73 0 0 2,22 206,62 2,06 30 304,74 3,48 0 173,69 2 144,08 0 31 934,71 64,15 193,58 2,11 1,27 370,36 32 1 123,17 13,24 0 34,19 3 838,85 886,73 33 167,81 151,38 83,47 1,22 243,18 473,59 34 6 762,44 2 114,30 1 574,22 138,99 784,48 13 449,93 35 1 739,33 105,81 222,48 0 0 184,13 36 3 397,14 2 934,92 2 956,17 0 0 0 37 1 731,89 113,19 122,43 0 2 592,38 0 38 2 157,63 781,30 0 0 0 0 39 3 020,95 653,47 191,39 0 1 669,37 48,81 40 380,67 114,92 2,52 0 0 24,05 41 1 178,70 463,08 58,44 0 0 18,83 42 3 669,41 3 265,60 0 0 0 0 Total 45 342,09 10 903,31 5 820,88 1 394,21 35 598,48 23 737,77

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). Pada Tahun 2010 total ekspor di Provinsi Jambi sebesar Rp 35 598,48 milyar. Dari total tersebut, nilai ekspor keseluruhan sektor pertanian adalah sebesar Rp 7 593,48 milyar atau sebesar 21,33 persen dari total ekspor keseluruhan sektor perekonomian. Sedangkan ditinjau dari sisi impor terhadap barang dan jasa, nilai impor di Provinsi Jambi secara keseluruhan sebesar Rp 23 737,77 milyar. Nilai impor sektor pertanian sebesar Rp 2 019,27 milyar atau sebesar 8,50 persen dari total impor keseluruhan sektor perekonomian.

Bila dilihat dari selisih total ekspor dan impor, Provinsi Jambi mengalami surplus perdagangan sebesar Rp 11 860,70 milyar. Secara keseluruhan sektor Tabel 11. Lanjutan

132

pertanian mengalami surplus perdagangan sebesar Rp 5 574,20 milyar. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Provinsi Jambi masih menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar setelah sektor pertambangan.

6.1.3. Struktur Nilai Tambah Bruto Menurut Komponen

BPS (2000) menjelaskan Nilai Tambah Bruto adalah input primer yang merupakan bagian dari input secara keseluruhan. Nilai tambah bruto (NTB) juga sering disebut sebagai balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Dalam Tabel Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2010, NTB terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, serta pajak tak langsung. Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa total NTB Provinsi Jambi pada Tahun 2010 adalah sebesar Rp 75 321,22 milyar yang berasal dari upah dan gaji sebesar Rp 24 528,34 milyar atau sebesar 32,56 persen dari total NTB sektor perekonomian secara keseluruhan, surplus usaha sebesar Rp 45 519,37 milyar (60,43 persen), penyusutan sebesar Rp 3 524,98 milyar (4,68 persen), dan pajak tak langsung sebesar Rp 1 748,51 (2,32 persen).

Tabel 12. Struktur Nilai Tambah Bruto Menurut Komponen Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010 ( Milyar Rupiah)

Kode Uraian Nilai (Milyar Rp) Distribusi (%)

201 Upah Gaji 24 528,34 32,56

202 Surplus Usaha 45 519,37 60,43

203 Penyusutan 3 524,98 4,68

204 Pajak Tak Langsung 1 748,51 2,32

Jumlah 75 321,22 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). Pada Tabel 13 ditunjukkan komposisi permintaan akhir menurut komponen dilihat dari sisi distribusi terhadap permintaan akhirnya dan dilihat dari sisi distribusi terhadap NTB.

Tabel 13. Komposisi Permintaan Akhir Menurut Komponen Terhadap Distribusi Permintaan Akhir dan Nilai Tambah Bruto (Milyar Rupiah).

Kode Uraian (Milyar Rp) Nilai

Distribusi Terhadap Permintaan Akhir Distribusi Terhadap NTB 301 Konsumsi Rumah Tangga 45 342,09 45,77 60,20 302 Konsumsi Pemerintah 10 903,31 11,01 14,48 303 Pembentukan Modal 5 820,88 5,88 7,73 304 Perubahan Stok 1 394,21 1,41 1,85 305 Ekspor 35 598,48 35,94 47,26 309 Jumlah Permintaan Akhir 99 058,99 100,00 131,52 409 Impor 23 737,77 23,96 31,52

Total NTB 75 321,22 76,04 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). Secara berurut nilai konsumsi rumah tangga sebesar Rp. 45 342,09 milyar dimana distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 45,77 persen sedangkan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 60,20 persen. untuk komponen konsumsi pemerintah dengan nilai Rp 10 903,31 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 11,01 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 14,48 persen. Komponen pembentukan modal dengan nilai Rp 5 820,88 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 5,88 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 7,73 persen. Komponen perubahan stok dengan nilai Rp 1 394,21 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 1,41 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 1,85 persen. komponen ekspor dengan nilai Rp 35 598,48 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 35,94 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 47,26 persen. Komponen impor dengan nilai Rp 23 737,77 milyar, distribusi terhadap permintaan akhir sebesar 23,96 persen dan distribusi terhadap

134

nilai tambah bruto sebesar 31,52 persen. Secara total jumlah permintaan akhir mencapai nilai Rp 99 058,99 milyar dengan distribusi terhadapa permintaan akhir sebesar 100 persen dan distribusi terhadap nilai tambah bruto sebesar 131,52 persen.

6.1.4. Struktur Output Sektoral

Output merupakan nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi di suatu daerah. Dengan melihat besarnya output yang diciptakan oleh masing-masing sektor, berarti akan diketahui pula sektor-sektor mana yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam membentuk output seczra keseluruhan di suatu daerah tersebut (BPS, 2000). Dari tabel Input-Output Provinsi Jambi Tahun 2010 dapat diketahui besarnya output yang diciptakan oleh masing-masing sektor. Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa output total perekonomian Provinsi Jambi sebesar Rp 103 361,81 milyar. Dari sepuluh besar output, sektor pertambangan migas dan non migas serta penggalian memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar Rp 13 813,36 milyar atau memiliki distribusi sebesar 13,36 persen, diikuti dengan sektor bangunan dengan nilai sebesar Rp 9 736,87 milyar (9,42 persen), dan pada peringkat ke tiga adalah sektor jasa-jasa dan kegiatan lainnya sebesar Rp 7 444,92 milyar (7,20 persen). Sektor pertanian menempati peringkat ketujuh untuk sektor ekonomi karet dengan nilai Rp 5 290,29 milyar atau sebesar 4,59 persen, untuk industri sektor pertanian terdapat pada peringkat delapan yaitu industri CPO dengan nilai Rp 4 745, 95 milyar atau sebesar 4,45 persen dan pada peringkat sepuluh yaitu industri karet, barang dari karet dan barang plastik dengan nilai Rp 4 485,12 milyar atau sebesar 4,34 persen.

Tabel 14. Distribusi Output Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Output (Milyar Rupiah)

No. Kode Uraian (Milyar Rp) Nilai Distribusi (%) 1 23 Pertambangan migas dan non migas serta penggalian 13 813,36 13,36

2 36 Bangunan 9 736,87 9,42

3 42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 7 444,92 7,20 4 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 7 175,31 6,94 5 41 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 6 066,05 5,87 6 37 Perdagangan 5 951,71 5,76

7 8 Karet 5 290,29 5,12

8 25 Industri CPO 4 745,95 4,59 9 34 Industri Lainnya 4 599,38 4,45 10 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 4 485,12 4,34

Jumlah Peringkat 1-10 69 309,00 67,05

Sektor Lainnya 34 052,81 32,95

Total Permintaan 103 361,81 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah).

6.1.5. Struktur Konsumsi

Struktur konsumsi dalam suatu perekonomian merupakan salah satu unsur dari permintaan akhir khususnya permintaan akhir domestik yang terdiri dari konsumsi/permintaan yang dilakukan oleh perseorangan/rumah tangga dan pemerintah. Secara umum, nilai konsumsi Provinsi Jambi mencapai nilai Rp 56 245,40 milyar yang terdiri dari Rp 45 342,09 milyar konsumsi rumah tangga (C) dan Rp 10 903,31 milyar konsumsi pemerintah (G).

Tabel 15 menunjukkan Konsumsi Rumah Tangga (RT) berdasarkan sepuluh besar konsumsi rumah tangga terbesar berasal dari sektor industri lainnya yakni mencapai 14,91 persen atau Rp 6 762,44 milyar. Kemudian diikuti konsumsi rumah tangga dari sektor industri pertanian yaitu industri penggilingan padi, biji-bijian dan tepung sebesar Rp 5 749,28 milyar (12,68 persen), dan peringkat ke tiga sektor industri makanan lainnya sebesar RP 3 689,61 milyar

136

(8,14 persen), dan pada peringkat kesepuluh adalah sektor sayur-sayuran sebesar Rp 1 548,19 milyar (3,41 persen). Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam konsumsi rumah tangga yang berkaitan dengan kebutuhan pangan masyarakat. ini menunjukkan bahwa sektor pertanian sangat berperan dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam menunjang kelangsungan hidup masyarakat. Sektor pertanian ini dapat diproduksi baik untuk permintaan antara maupun permintaan akhir yang langsung dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Sektor agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan masyarakat. Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok beras telah berperan secara strategis dalam penciptaan ketahanan pangan (food security) yang sangat erat kaitannya dengan ketahanan social (socio security), stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan atau ketahanan nasional (national security).

Tabel 15. Distribusi Konsumsi Rumah Tangga Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 besar Konsumsi Rumah Tangga (Milyar Rupiah)

No. Kode Uraian (Milyar Rp) Nilai Distribusi (%) 1 34 Industri Lainnya 6 762,44 14,91 2 26 Industri Penggilingan, Padi, Biji-bijian dan Tepung 5 749,28 12,68 3 27 Industri Makanan Lainnya 3 689,61 8,14 4 42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 3 669,41 8,09 5 36 Bangunan 3 397,14 7,49 6 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 3 020,95 6,66 7 38 Hotel dan Restoran 2 157,63 4,76 8 35 Listrik dan Air Minum 1 739,33 3,84 9 37 Perdagangan 1 731,89 3,82 10 6 Sayur-sayuran 1 548,19 3,41

Jumlah Peringkat 1-10 33 465,91 73,81

Sektor Lainnya 11 876,18 26,19

Total Permintaan 45 342,09 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). 115

Dari Distribusi Konsumsi Pemerintah Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi sepuluh besar Konsumsi Pemerintah (Milyar Rupiah) (Tabel 16), terlihat bahwa sebesar 29,95 persen atau mencapai nilai Rp 3 265,60 milyar merupakan konsumsi pemerintah di sektor jasa-jasa dan kegiatan lainnya yang merupakan peringkat tertinggi, dan sebesar 26,88 persen diikuti oleh sektor bangunan atau sebesar Rp 2 934,92 milyar, dan sektor industri lainnya sebesar 19,39 persen atau mencapai Rp 2 114,30 milyar. Konsumsi Pemerintah di sektor pertanian tidak mempunyai nilai pada struktur konsumsi dalam perekonomian Provinsi Jambi, hanya untuk industri hilirnya yaitu industri kertas dan abrang dari kertas terdapat pada peringkat ketujuh dengan nilai sebesar Rp 151,38 milyar (1,39 persen). sektor industri pertanian ini menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian sebagai sektor yang dapat memenuhi kebutuhan belanja pemerintah untuk alat kelengkapan administrasi pemerintah yaitu kertas.

Tabel 16. Distribusi Konsumsi Pemerintah Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Konsumsi Pemerintah (Milyar Rupiah)

No. Kode Uraian (Milyar Rp) Nilai Distribusi (%) 1 42 Jasa-jasa dan Kegiatan Lainnya 3 265,60 29,95 2 36 Bangunan 2 934,92 26,92 3 34 Industri Lainnya 2 114,30 19,39 4 38 Hotel dan Restoran 781,30 7,17 5 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 653,47 5,99 6 41 Lembaga Keuangan, Jasa Persewaan dan Jasa Perusahaan 463,08 4,25 7 33 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 151,38 1,39 8 40 Komunikasi 114,92 1,05 9 37 Perdagangan 113,19 1,04 10 35 Listrik dan Air Minum 105,81 0,97

Jumlah Peringkat 1-10 10 698,01 98,12

Sektor Lainnya 205,29 1,88

Total Permintaan 10 903,31 100,00

138

Struktur konsumsi dalam perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010 terlihat bahwa konsumsi sektor pertanian sebagian besar berasal dari industri sektor pertanian untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yakni sebesar 20,82 persen dari total konsumsi rumah tangga peringkat sepuluh besar atau senilai Rp 9 438,89 milyar. Nilai konsumsi rumah tangga terbesar pada sektor pertanian terjadi pada sektor sayur-sayuran yang mencapai Rp 1 548, 19 milyar atau 3,41 persen dari total konsumsi rumah tangga.

6.1.6. Struktur Ekspor-Impor

Kegiatan perdagangan dapat ditempuh dengan upaya ekspor maupun impor. Ekspor dimaksudkan untuk mengisi peluang pasar luar negeri dan luar provinsi dalam satu negara, sedangkan impor dimaksudkan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri atau dalam daerah suatu perekonomian daerah. Secara umum, struktur ekspor-impor yang terjadi dalam perekonomian Provinsi Jambi terlihat mencapai nilai sebesar Rp 35 598,48 milyar untuk ekspor dan Rp 23 737,77 milyar untuk impor. Angka ini menunjukkan bahwa dalam perekonomian Provinsi Jambi pada Tahun 2010 terlihat bahwa ekspor lebih besar dari pada impor. Hal ini berarti bahwa Provinsi Jambi mengalami surplus ekonomi dimana kondisi ini merupakan kondisi yang memang diharapkan dalam suatu perekonomian daerah. Surplus ekonomi atau yang sering disebut net-ekspor (ekspor bersih) positif mencapai nilai sebesar Rp 11 860,71 milyar atau 4,3 persen dari nilai PDRB propinsi Provinsi Jambi pada Tahun 2010.

Bila dilihat berdasarkan Distribusi Ekspor Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi sepuluh besar Ekspor (Milyar Rupiah) (Tabel 17), terlihat bahwa ekspor terbesar pada perekonomian Provinsi Jambi berasal dari 117

sektor pertambangan migas dan non migas serta penggalian yang mencapai nilai Rp 12 760,50 milyar atau 35,85 persen dari total ekspor. Diikuti oleh industri sektor pertanian yaitu sektor industri karet, barang dari karet dan barang plastik dengan nilai Rp 3 838,85 milyar atau sebesar 10,78 persen, dan pada peringkat ketiga adalah sektor industri CPO dengan nilai Rp 3 270,18 milyar atau sebesar 9,19 persen, pada peringkat keempat adalah sektor karet dengan nilai Rp 2 797,98 milyar (7,86 persen), peringkat keenam terdapat sektor industri kayu lapis dan sejenisnya sebesar Rp 2 144,08 milyar (6,02 persen), sektor kelapa sawit sebesar Rp 1 919,43 milyar (5,39) dan pada peringkat kesembilan sektor kayu manis sebesar Rp 1 297,79 milyar (3,65 persen). Angka ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi ekspor di Provinsi Jambi. Pada peringkat sepuluh besar ini, sektor pertanian mendominasi distribusi ekspor. Tabel 17. Distribusi Ekspor Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010,

Klasifikasi 10 Besar Ekspor (Milyar Rupiah)

No. Kode Uraian (Milyar Rp) Nilai Distribusi (%) 1 23 Pertambangan migas dan non migas serta penggalian 12 760,50 35,85 2 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 3 838,85 10,78 3 25 Industri CPO 3 270,18 9,19

4 8 Karet 2 797,98 7,86

5 37 Perdagangan 2 592,38 7,28 6 30 Industri Kayu Lapis dan Sejenisnya 2 144,08 6,02 7 10 Kelapa sawit 1 919,43 5,39 8 39 Angkutan dan Jasa Angkutan 1 669,37 4,69 9 12 Kayu manis 1 297,79 3,65 10 34 Industri Lainnya 784,48 2,20

Jumlah Peringkat 1-10 33 075,06 92,91

Sektor Lainnya 2 523,41 7,09

Total Permintaan 35 598,48 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). Komoditi ekspor ini sebagian besar berupa bahan baku industri atau barang setengah jadi yang masih dibutuhkan proses pengolahan lanjutan untuk

140

sampai pada barang akhir (permintaan akhir). Jika dijumlahkan nilai sektor pertanian baik on-farm ataupun off-farmnya, sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyumbangkan devisa bagi Provinsi Jambi yaitu sebesar 42,89 persen daro total ekspor Provinsi Jambi.

Sektor yang paling banyak melakukan kegiatan impor pada Tahun 2010 adalah sektor industri lainnya, yang diperuntukkan sebagai bahan baku, konsumsi atau barang-barang modal. Struktur impor (Tabel 18) yang terjadi pada perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010 yang termasuk dalam sepuluh besar dan memiliki nilai tertinggi adalah sektor industri lainnya dengan nilai Rp 13 449,93 milyar atau sebesar 56,66 persen dari total impor. Untuk sektor pertanian yang menjadi sektor impor adalah industri penggilingan padi, biji-bijian dan tepung; industri makanan lainnya; industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; ternak dan hasil-hasilnya; industri karet, barang dari karet dan barang plastik; sayur-sayuran; industri minyak kelapa; industri kertas dan barang dari kertas; dan industri bahan bangunan dan perabot dari kayu. Total dari impor sektor pertanian ini mencapai 40,9 persen dari toral impor Provinsi Jambi Tahun 2010. Sebagian besar produk impor untuk sektor pertanian ini ini adalah produk dalam bentuk permintaan akhir (barang jadi), hal ini dikarenakan Provinsi Jambi masih memiliki kemampuan teknologi industri yang rendah, sehingga sebagian besar produk ekspor hanya berupa bahan baku dan barang setengah jadi, dan dikembalikan lagi ke Provinsi Jambi dalam bentuk barang jadi yang harga dan biaya konsumsinya lebih tinggi. Teknologi pertanian harus menjadi proiritas utama dalam menunjang produksi hasil pertanian, sehingga kedepannya sektor 119

pertanian menjadi sektor andalan yang menjadi perhatian bagi para investor lokal maupun asing.

Tabel 18. Distribusi Impor Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 10 Besar Impor (Milyar Rupiah)

No. Kode Uraian Nilai (Milyar Rp) Distribusi %) 1 34 Industri Lainnya 13 449,93 56,66 2 26 Industri Penggilingan, Padi, Biji-bijian dan Tepung 2 904,03 12,23 3 27 Industri Makanan Lainnya 1 539,05 6,48 4 28 Industri Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1 276,99 5,38 5 15 Ternak dan hasil-hasilnya 1 151,62 4,85 6 32 Industri Karet, Barang dari Karet dan Barang Plastik 886,73 3,74 7 6 Sayur-sayuran 568,23 2,39 8 24 Industri Minyak Kelapa 539,89 2,27 9 33 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 473,59 2,00 10 31 Industri Bahan Bangunan dan Perabot dari Kayu 370,36 1,56

Jumlah Peringkat 1-10 23 160,45 97,57

Sektor Lainnya 577,32 2,43

Total Permintaan 23 737,77 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). Jika dilihat berdasarkan selisih antara ekspor dan impor, dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian mengalami net-ekspor (ekspor bersih) yang positif. Sedangkan sektor yang mengalami defisit atau net-ekspor negatif terjadi pada sektor industri.

Struktur ekspor-impor pada sektor pertanian secara umum terdiri dari 42,89 persen dari total ekspor dan 40,9 persen dan total impor. Kondisi ini menunjukkan bahwa net-ekspor sektor pertanian berada pada kondisi surplus. Persentase 42,89 persen seluruhnya dosominasi oleh sub sektor perkebunan. Sub sektor perkebunan menjadi komoditi unggulan bagi ekspor pertanian Provinsi Jambi 2010.

Berdasarkan nilai impor, terlihat bahwa sektor pertanian secara umum memberikan kontribusi impor sebesar 40,9 persen dari total impor yang terjadi di

142

Provinsi Jambi. Nilai impor terbesar terjadi pada sub sektor tanaman dan bahan makanan yang mencapai Rp 2.904.03milyar (12,23 persen).

6.1.7. Struktur Investasi

Investasi dalam permintaan akhir pada Tabel Input-Output merupakan gabungan antara Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan perubahan stok yang terjadi pada suatu perekonomian. Secara umum, investasi terbesar yang terjadi dalam perekonomian Provinsi Jambi pada Tahun 2010 terjadi pada sektor bangunan yang mencapai persentase sebesar 40,97 persen dari total investasi atau mencapai nilai Rp 2 956,17 milyar. Jika dilihat dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB), distribusi terbesar diperoleh oleh sektor bangunan dengan nilai Rp 2 956,17 milyar atau sebesar 50,79 persen. Sisi perubahan stok maka peranan tebesar terhadap pembetukan perubahan stok total ditunjukkan oleh sektor kayu manis sebesar 28,88 persen (Rp 402,62 milyar).

Tabel 19. Distribusi Investasi Sektor Perekonomian Provinsi Jambi Tahun 2010, Klasifikasi 42 Sektor Ekonomi (Milyar Rupiah)

Kode Sektor PMTB Perubahan Stok Total Investasi Persentase

1 0 116,29 116,29 1,61 2 0 6,08 6,08 0,08 3 0 0,10 0,10 0,00 4 0 5,51 5,51 0,08 5 0 3,48 3,48 0,05 6 2,17 0,12 2,29 0,03 7 1,11 0 1,11 0,02 8 5,81 6,92 12,73 0,18 9 0 23,00 23,00 0,32 10 0 4,48 4,48 0,06 11 5,03 0,75 5.79 0,08 12 0 402.62 402.62 5,58 13 0 6.04 6.04 0,08 14 0 4.10 4.10 0,06 15 89.60 0.23 89.83 1,25 16 0 15.43 15,43 0,21 121

17 0 2,49 2,49 0,03 18 0 5,07 5,07 0,07 19 2,89 204,11 207,00 2,87 20 17,76 0 17,76 0,25 21 17,05 0 17,05 0,24 22 22,49 0 22,49 0,31 23 248,71 197,97 446,69 6,19 24 0 8,93 8,93 0,12 25 0 14,32 14,32 0,20 26 3,48 10,61 14,10 0,20 27 0 0 0 0,00 28 0 3,02 3,02 0,04 29 0 2,22 2,22 0,03 30 0 173,69 173,69 2,41 31 193,58 2,11 195,69 2,71 32 0 34,19 34,19 0,47 33 83,47 1,22 84,69 1,17 34 1 574,22 138,99 1 713,22 23,74 35 222,48 0 222,48 3,08 36 2 956,17 0 2 956,17 40,97 37 122,43 0 122,43 1,70 38 0 0 0 0,00 39 191,39 0 191,39 2,65 40 2,52 0 2,52 0,03 41 58,44 0 58,44 0,81 42 0 0 0 0,00 Total 5 820,88 1 394,21 7 215,10 100,00

Sumber : Tabel Input-Output Provinsi Jambi 2010, Klasifikasi 42 sektor (diolah). Baik dari sisi PMTB dan Perubahan Stok, distribusi untuk sektor pertanian masih sangat rendah dibandingkan dengan sektor-sektor lain. Struktur investasi yang terjadi pada sektor pertanian secara umum terlihat bahwa total investasi yang terjadi pada sektor ini mencapai 13,45 persen dari total investasi yang terjadi pada Tahun 2010, namun persentase ini didominasi oleh sub sektor perkebunan dan kehutanan. Sektor perkebunan yang memiliki kontribusi yang tinggi terhadap PDRB. Secara keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa pada Tahun 2010, nilai

144

investasi yang terjadi pada sektor pertanian masih sangat rendah dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya.

6.1.8. Struktur Nilai Tambah

Nilai Tambah Bruto adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Faktor produksi antara lain terdiri dari

Dokumen terkait