BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Gambaran Subyek Penelitian
Penelitian ini mengambil sampel dari perusahaan yang tercatat di Pasar Modal Indonesia atau yang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya di Indonesia terdapat dua Bursa Efek yaitu PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya, namun seiring dengan perkembangan pasar dan untuk lebih meningkatkan efisiensi serta daya saing di kawasan regional, maka efektif tanggal 3 Desember 2007 secara resmi PT Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia. Keputusan ini dan keseriusan pemerintah Indonesia dalam menangani dan mengembangkan Bursa Efek Indonesia dengan pendekatan yang lebih profesional ternyata berbuah sebuah kesuksesan, aktivitas transaksi dan kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai pengembangan bursa juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah Indeks Harga Saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Hingga sekarang ini Bursa Efek Indonesia memiliki sembilan macam Indeks yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal. Sembilan indeks harga saham tersebut antara lain: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Kompas100, Indekx Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan, Indeks Individual, serta yang
terakhir adalah Indeks SRI-KEHATI. Secara lebih rinci, penelitian ini menggunakan basis perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks SRI- KEHATI tepat pada saat pertama kali Indeks ini diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009 dan berisikan 25 perusahaan berikut ini:
Tabel 4.1
DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
No Kode Nama Perusahaan Industri
1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk Agriculture, Forestry and Fishing
2 AKRA PT AKR Corporindo Tbk Chemical and Allied Products
3 ANTM PT Aneka Tambang Tbk Mining and Mining Services
4 ASII PT Astra International Tbk Automotive and Allied Products
5 BBCA PT Bank Central Asia Tbk Banking
6 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia Persero
Tbk Banking
7 BDMN PT Bank Danamon Indonesia Tbk Banking
8 BLTA PT Berlian Laju Tanker Tbk Transportation Services
9 BMRI PT Bank Mandiri Persero Tbk Banking
10 BMTR PT Global Mediacom Tbk Trade, Services & Investment
11 BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk Banking
12 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk Food and Beverages 13 INTP PT Indocement Tunggal Perkasa
Tbk Cement
14 ISAT PT Indosat Tbk Telecommunication
15 KLBF PT Kalbe Farma Tbk Pharmaceuticals
16 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk Real Estate and Property
17 MEDC PT Medco Energi International Tbk Mining and Mining Services 18 PGAS PT Perusahaan Gas Negara Persero
Tbk Mining and Mining Services
19 PNBN PT Bank Pan Indonesia Tbk Banking
20 PTBA PT Tambang Batubara Bukit Asam
Tbk Mining and Mining Services
21 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk Cement
22 TINS PT Timah Tbk Mining and Mining Services
23 TLKM PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Telecommunication
24 UNTR PT United Tractors Tbk Automotive and Allied
Products
25 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk Consumer Goods
Untuk lebih merinci mengenai informasi data perusahaan sampel pada tabel 4.1, maka berikut ini adalah diagram komposisi Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran.
Gambar 4.1
KOMPOSISI INDEKS SRI-KEHATI
Sumber: Tabel 4.1
Berdasarkan gambar 4.1, secara lebih merinci dilakukan pengelompokkan bahwa jenis-jenis industri dan besaran komposisi yang termasuk dalam Indeks SRI-KEHATI pada saat peluncuran adalah (1) Agriculture, Forestry and Fishing
sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk; (2)
Chemical and Allied Products sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT AKR Coprorindo Tbk; (3) Mining and Mining Service sebesar 20 persen atau
lima perusahaan yaitu PT Aneka Tambang Tbk, PT Medco Energy International Tbk, PT Perusahaan Gas Negara Persero Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk; (4) Automotive and Allied Products sebesar 8 persen atau dua perusahaan yaitu PT Astra International Tbk dan PT United Tractors Tbk; (5)
Banking sebesar 24 persen atau enam perusahaan yaitu PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Persero Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Pan Indonesia Tbk; (6) Transportation Services sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Berlian Laju Tanker Tbk; (7) Trade, Services and Investment
sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Global Mediacom Tbk; (8)
Food and Beverage sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk; (9) Cement sebesar 8 persen atau dua perusahaan yaitu PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk; (10)
Telecommunication sebesar 8 persen atau dua perusahaan yaitu PT Indosat Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk; (11) Pharmaceuticals sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Kalbe Farma Tbk; (12) Real Estate and Property sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Lippo Karawaci Tbk; (13) Consumer Goods sebesar 4 persen atau satu perusahaan saja yaitu PT Unilever Indonesia Tbk.
Singkatnya Indeks SRI-KEHATI termasuk sebagai saham hijau, yaitu saham yang memperhatikan masalah lingkungan. Sustainable and Responsible Investment (SRI)-KEHATI adalah Indeks saham baru hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Kehati. Yayasan Kehati adalah lembaga non-profit
yang mendorong pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Indeks SRI-KEHATI memuat saham-saham perusahaan yang memiliki kinerja baik, mendorong usaha-usaha berkelanjutan, peduli lingkungan hidup dan masalah sosial serta menerapkan good corporate governance. Di Eropa, indeks seperti ini sudah ada sejak lama dan sudah sangat lazim. Investor besar di Eropa biasanya hanya mau menanamkan atau menginvestasikan dananya pada perusahaan- perusahaan “hijau”. Indeks saham hijau, Indeks SRI-KEHATI ini adalah pertama di Asia Tenggara, dan kedua di Asia setelah sebelumnya Jepang telah lebih dahulu menerapkan saham hijau ini.
Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi: peluncuran Indeks SRI-KEHATI ini dilakukan untuk melihat efektivitas penerapan saham hijau di Indonesia. Pengujiannya dilihat dari pergerakan
Abnormal Return dan Trading Volume Activity disekitar tanggal peluncuran Indeks SRI-KEHATI, yaitu dua hari sebelum peluncuran Indeks SRI-KEHATI, pada saat peluncuran Indeks SRI-KEHATI dan dua hari setelah peluncuran Indeks SRI-KEHATI. Apabila terjadi pergerakan abnormal return dan trading volume activity yang signifikan, maka menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap suatu informasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pasar modal Indonesia efisien dalam bentuk setengah kuat.