• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Supir Berkelakar atau Bersenda Gurau

BAB VI PEMBAHASAN

6.2. Pembahasan Penelitian

6.2.11 Gambaran Supir Berkelakar atau Bersenda Gurau

Berkelakar atau bersenda gurau dalam penelitian ini adalah bercanda, mengetik atau membaca SMS, dan berkomunikasi melalui handphone pada saat mengemudi. Mengetik atau membaca SMS, dan berkomunikasi melalui handphone saat mengemudi sangat dilarang karena dapat mengganggu konsentrasi sehingga supir kurang fokus terhadap proses mengemudinya. Hal tersebut akan membuat supir berpotensi untuk melakukan kesalahan dalam mengemudi yang akibatnya dapat menyebabkan kecelakaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan, diketahui bahwa mereka semua sering

mengetik atau membaca SMS, dan berkomunikasi dengan handphone saat mengemudi, hal ini mereka lakukan karena berkomunikasi dengan handphone dianggap sangat penting, takut ada panggilan darurat atau ada SMS yang penting, seperti dari keluarga atau dari kawan mereka, biasanya suka dibalas atau direspon saat di jalan, apa pun risiko nya. Selain itu, supir juga menganggap kalau perbuatan menerima telepon dan mengetik SMS saat mengemudi merupakan perilaku yang tidak berisiko dan berbahaya, sebab supir berdalih merasa aman-aman saja dengan memakai konsentrasi yang begitu penuh saat menggunakan handphone ketika mengemudi sehingga supir sering terlihat sibuk menggunakan handphone saat mengemudi.

Bersenda gurau atau menggunakan handphone saat mengemudi akan membuat para supir berpotensi melakukan kesalahan ketika mengemudi sehingga berisiko kecelakaan lalu lintas. Bersenda gurau atau menggunakan handphone pada saat mengemudi merupakan suatu perilaku yang harus dihilangkan karena dapat mengakibatkan kejadian yang sangat fatal sehingga tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian non material. Menurut Andri (2013), berbincang-bincang masalah yang cukup pelik atau bercanda, harus dihindari saat mengemudi. Ketika melakukan hal tersebut kewaspadaan berkurang sehingga tidak mampu mengantisipasi gangguan dari luar yang bersifat mendadak. Kecenderungannya, pengemudi akan lengah ketika bercanda atau bicara. Sedangkan secara psikologis, ini penyebab yang mampu mengurangi konsentrasi dan kewaspadaan saat mengemudi sehingga berisiko terjadi kecelakaan.

Selain itu, perilaku supir bus Mayasari Bakti ini melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tepatnya pasal 106 ayat (1) yang berbunyi: “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar dan penuh konsentrasi.”, dan supir layak mendapat sanksi seperti dijelaskan pada pasal 283 yang berbunyi: “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak Rp 750.000.”. Oleh karena itu, untuk mencegah risiko kecelakaan akibat bersenda gurau saat mengemudi, disarankan agar supir tidak bersenda gurau atau menggunakan handphone saat

mengemudikan bus.

6.2.12 Gambaran Supir Bekerja di Bawah Pengaruh Alkohol dan Obat-Obatan Bekerja di bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan dalam penelitian ini adalah mengemudi setelah mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan. Menurut Sasangka (2003), alkohol dan obat-obatan termasuk ke dalam NAPZA. NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan, serta ketergantungan terhadap NAPZA. Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu konsentrasi, penilaian, penglihatan, dan koordinasi pada orang yang mengonsumsinya.

Federal Highway Administration (1981) dalam Putranto (2007) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan lalu-lintas adalah mengemudi dalam pengaruh alkohol atau obat-obatan. Kombinasi alkohol dengan obat-obatan lain sangat berbahaya karena hal ini meningkatkan efek dan pengaruh negatif yang tidak dapat diperkirakan, termasuk kerusakan serius yang menetap. Karena efek negatif yang ditimbulkan dari alkohol dan obat-obatan tersebut, seorang supir tidak boleh berada dibawah pengaruh alkohol atau obat-obatan pada saat mengemudi karena dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Supir yang dipengaruhi oleh minuman keras atau narkoba akan sulit konsentrasi saat mengemudi sehingga dapat mengakibatkan kesalahan prosedur dalam mengemudi dan menimbulkan kecelakaan (Hidayatullah, 2012). Oleh sebab itu, mengendarai kendaraan dalam kondisi mabuk sangatlah berbahaya, bukan hanya berbahaya bagi awak bus dan penumpangnya saja, tapi juga membahayakan kendaran dan orang di sekitar jalan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan, diketahui bahwa para supir tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan sebelum atau pada saat mengemudi, sedangkan yang mereka konsumsi sebelum bekerja adalah vitamin dan jamu untuk mempertahankan kebugaran fisik mereka pada saat mengemudi.

Tabel 6.1 Gambaran Perilaku Tidak Aman Supir Bus Mayasari Bakti saat Mengemudi Tahun 2013

No Jenis Perilaku Tidak Aman Saat Mengemudi

Bentuk Perilaku Tidak Aman Saat

Mengemudi

Alasan Melakukan Perilaku Tidak

Aman Saat Mengemudi 1 Gambaran supir melakukan

pekerjaan tanpa wewenang

Tidak ditemukan. _

2 Gambaran supir gagal dalam mengamankan

Tidak ditemukan. _

3 Gambaran supir bekerja dengan kecepatan berbahaya Supir sering mengendarai bus dengan kecepatan yang melebihi regulasi pemerintah.

Ingin cepat sampai, kejar waktu, dan bisa mengatur selah, yakni mengatur jeda antara satu bis dengan bis lainnya ketika berhenti untuk mencari penumpang. 4 Gambaran supir menghilangkan

alat pengaman

Tidak ditemukan. _

5 Gambaran supir membuat alat pengaman tidak berfungsi

Tidak ditemukan. _

6 Gambaran supir menggunakan peralatan yang rusak

Para supir sering mengalami kerusakan di rem dan kopling, selain itu saat observasi pada beberapa bus

Para supir menerangkan bahwa biasanya gangguan dan timbulnya

ditemukan juga kerusakan pada speedometer, jok supir, dan kabel penghidup lampu sen yang terkadang mati.

di jalan, bukan dari pool.

7 Gambaran supir menggunakan peralatan yang tidak sesuai

Tidak ditemukan. _

8 Gambaran supir tidak menggunakan APD dengan benar

Semua supir tidak mau memakai seat belt.

Sebab para supir merasa repot dan kurang nyaman. 9 Gambaran supir mengangkut

dengan beban yang tidak sesuai

Para supir sering mengangkut penumpang melebihi kapasitas angkut secara berlebihan. Sebab menambah keuntungan bagi mereka, selain itu penyebabnya juga dari penumpang sendiri yang memaksa untuk naik, mereka tidak mau telat ke tempat tujuan. 10 Gambaran posisi tubuh yang

salah saat mengemudi

Posisi duduk mereka pada saat mengemudi ialah lurus dan tidak miring, hanya saja menurut beberapa informan,

terkadang jika jalan sedikit macet

Sebab supir sering merasa pegal.

atau supir merasa pegal, posisi badannya sedikit miring sambil menyandarkan tangannya ke pintu.

11 Gambaran supir bersenda gurau sambil menggunakan handphone saat mengemudi

Para supir sering bersenda gurau sambil menggunakan handphone saat mengemudi. Para supir

melakukan hal itu karena

menganggap hal itu penting dan mereka merasa perbuatan itu tidak berisiko.

12 Gambaran supir bekerja di bawah pengaruh alkohol dan obat-obatan

Dokumen terkait