• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Perusahaan Indofood

PT ISM pada mulanya bernama PT Pangan Jaya Intikusuma yang didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990. Empat tahun kemudian, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT ISM berdasarkan akta pendirian No. 51/5 Februari 1994 dan pada tahun tersebut sekaligus terjadi peningkatan modal perusahaan. Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan terdiri dari produksi mie, penggilingan tepung, kemasan, manajemen serta penelitian dan pengembangan.

Pada tanggal 12 Februari 1994, perusahaan melakukan penggabungan usaha (merger) dengan 18 perusahaan lain yang bergerak dalam bidang industri makanan. Perusahaan-perusahaan yang melakukan merger tersebut selanjutnya

27 dibagi menjadi beberapa divisi di PT ISM. Divisi-divisi tersebut antara lain Divisi Noodle, Divisi Packaging, Divisi Snack, Divisi Baby Food, Divisi Food Ingredient, Divisi Pastry, Divisi Beverage, dan Divisi Distribusi.

Pada tanggal 7 Maret 1994, PT ISM mendapat persetujuan dari pemerintah RI untuk mengubah statusnya dari perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA). Pada tahun yang sama, perusahaan juga melakukan go public untuk meningkatkan usahanya sehingga dikenal dengan nama PT ISM Tbk. Sejarah perkembangan PT ISM dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Sejarah singkat perkembangan PT. ISM

TAHUN SEJARAH

1990 Didirikan pada tahun 1990 dengan nama PT Pangan Jaya Intikusuma (PJIK)

1994  PT ISM PJIK bergabung dengan 18 perusahaan lainnya di Indofood group dan berubah menjadi PT ISM.

 Menerbitkan 763 juta saham di Jakarta dan Surabaya dengan nilai tukar Rp 1.000 per sahamnya.

1995 Akuisisi perusahaan Bogasari lengkap dengan aset dan kemampuannya.

1996 Saham dibagi menjadi dua, dengan nilai masing-masing Rp. 1000 dan Rp. 500 per sahamnya.

2003 Meluncurkan obligasi jangka lima tahun yang kedua sebesar 1.5 miliar rupiah. Sumber : Indofood 2010

Saat ini perusahaan terutama bergerak dibidang pembuatan mie dan penggilingan tepung terigu. Kantor pusat perusahaan berlokasi di Gedung Ariobimo Sentral, Lantai 12, JL. H.R Rasuna Said X-2 Kav. 5 Kuningan, Jakarta, sedangkan pabriknya di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Gambaran Umum Produk Mie Instan

Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3551-2000, yang dikeluarkan oleh Dewan Srtandarisasi Nasional, mie instan terbuat dari tiga bahan baku utama yaitu tepung terigu, minyak sayur dan bumbu penyedap. Secara sederhana proses pembuatan mie instan diawali dengan menyediakan bahan baku yang akan digunakan. Kemudian dilakukan proses pencampuran dengan air, bahan baku utama dan bahan baku tambahan yang bertujuan untuk menambah tekstur. Setelah pencampuran, selanjutnya tahap pressing, yaitu proses yang menghasilkan lembaran-lembaran untaian mie dan siap untuk pengukusan. Pada tahap steaming selain untuk membunuh bakteri, pengukusan juga merupakan proses yang menetukan dalam tekstur mie. Setelah pengukussan, kemudian dilakukan spray yaitu pemberian bahan baku tambahan emulsik. Kemudian proses pemotongan dan siap untuk penggorengan (frying). Pada penggorengan (frying) diperoleh manfaat antara lain untuk mengurangi kadar air mie dan pengawetan. Proses selanjutnya adalah pendinginan (cooling) untuk kemudian siap dikemas (packing) yang berfungsi untuk melindungi produk dari pengaruh luar.

Gambaran Umum Industri Mie Instan

Industri mie instan di Indonesia dimulai dengan berdirinya PT Lima Satu Sankyu pada bulan April tahun 1968, yang merupakan perusahaan patungan

28

antara perusahaan domestik dengan Sankyu Shakushin Kabushiki, Jepang. Pada tahun 1977, perusahaan ini berganti nama menjadi Lima Satu Sankyu Indonesia dan kemudian berubah lagi menjadi PT Supermie Indonesia yang sesuai dengan merek mie instan andalannya, yaitu Supermie. Supermie kemudian sempat menjadi brand image untuk mie instan sampai akhir dekade 1980-an.

Pada tahun 1970, pasar mie instan mulai terbentuk dengan berdirinya PT Sanmaru Food sebagai salah satu anak perusahaan baru dari Jangkar Jati Group yang memproduksi mie instan dengan merek Indomie. Disusul kemudian dengan berdirinya PT Sarimi Asli Jaya (Salim Group) pada tahun 1982 yang memproduksi mie instan dengan merek Sarimi. Sejak saat itu industri pasar mie instan ditandai dengan kondisi persaingan yang ketat, terutama setelah Salim Group bersama Jangkar Jati Group pada tahun 1984 mendirikan PT Indofood International Corporation. Perusahaan inilah yang merupakan asal mula berdirinya Indofood Group yang bernaung di bawah PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dan sejak saat itu, Indofood dengan merek Indomie, Supermi, dan Sarimi semakin menguasai pangsa pasar mie instan di Indonesia (CIC dalam Muharasaty 2004).

Saat ini di pasar domestik telah dijual lebih dari 100 merek mie instan. Persaingan antara perusahaan menjadi ketat, karena setiap perusahaan umumnya memproduksi lebih dari dua merek. PT Indofood Sukse Makmur masih menguasai 66 persen market share mie instan dan berhasil meraih brand loyality dan menjadi houshold brand yang memudahkan Indofood meluncurkan produk baru yang menguasai pasar. Dengan mengeluarkan Indomie, Supermie, Sarimie, Pop Mie, dan lainnya, Indofood mengusai industri mie dan sebagai pelopor munculnya industri mie instan nasional.

Bermula banyaknya konsumen yang menginginkan produk cepat saji tanpa harus memasak, maka atas permintaan pasar tersebut, tahun 1986 PT Indofood mengeluarkan produk mie instan yang dikemas dalam bentuk mangkuk dengan merek Mi Miko yang cara penyajiannya hanya diseduh air panas. Produk seperti ini sebelumnya telah banyak dijual di pasaran yang berasal dari produk impor, seperti dari negara Taiwan, Jepang, China, dan Malaysia. Saat itu Mi Miko cukup diminati masyarakat, sehingga menjadikan Mi Miko produk yang eksklusif dari Indofood. Dikarenakan harga produk Mi Miko relatif mahal dan daya beli masyarakat pun rendah, akhirnya produksi Mi Mikopun diberhentikan. Namun, karena kebutuhan pasar, tahun 1996 Indofood kembali menggunakan produk cup noodle merek Pop Mie yang dikemas dalam kemasan styrofoam bentuk mangkuk dengan berbagai varian rasa.

Dokumen terkait