• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

4.1.2 Gambaran Umum Bank Negara Indonesia Syariah

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah dibentuk secara mandiri melalui Tim Poyek Internal tanpa bantuan konsultan. Pola yang digunakan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Syariah untuk masuk ke dalam pasar perbankan syariah adalah Dula Sistem Bank, dengan terbentuknya UU No. 10 198 yang membolehkan Bank Konvensional untuk membuka layanan syariah, maka pada tahun 1999 di bentuk Tim Proyek Cabang Syariah. Pada tanggal 29 April 2000 dilakukan pembukaan 5 cabang pertama yaitu : Pekalongan, Jepara, Yogyakarta, Malang, dan Banjarmasin. Tahun 2001 pembukaan cabang di Padang, Jakarta Timur, Jakarta Selatan,

Bandung, dan Makassar, tahun 2002 dilakukan lagi pembukaan cabang Medan, Palembang dan BNI Syariah mulai menghasilkan laba. Tahun 2003 dilakukan penyusunan Corporate Plan BNI Syariah dan relokasi cabang Jepara ke Semarang. Tahun 2004, terbentuknya SBU Syariah Banking & Financial Service (Peta Navigasi) dan pembukaan Cabang Syariah Prima Jakarta dan Surabaya, emudian pada tahun 2005 dilakukan pengembangan secara agresif, penataan organisasi dan adanya otonomi khusus, sedangkan pada tahun 2006 terbentuklah 22 kantor Cabang Syariah (KCS), 29 Kantor Cabang Pembantu Syariah (KCPS), dan 128 Syariah Chaneling Outlet (SCO). BNI Syariah memiliki sebuah sistem yang dilakukan untuk kegiatan operasionalnya dan dengan sistem ini dapat memberikan kesempatan kepada nasabah dan masyarakat untuk menikmati layanan perbankan syariah dengan jaringan luas sehingga dapat mempercepat perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia. Sistem ini dinamakan Dual Sistem Bank, dimana memiliki keunggulan sebagai berikut :

1. Efesiensi infrastruktur karena dapat memanfaatkan infrastruktur yang ada pada Bank Induk (teknologi informasi, jaringan distribusi dan lain sebagainya),

2. Dapat melakukan aliansi dengan Business Units dalam satu Bank Induk (share database, cross selling dan lain sebagainya)

3. Sistem manajemen dan operasional Bank Syariah lebih mudah atau cepat di buat dengan mengadopsi sistem yang ada pada Bank Konvesional Induknya,

4. Syariah Compliance dapat dipenuhi dengan kebijakan operasional Bank Syariah (batas maksimum pembiayaan, analisa pembiayaan, nisbah dan lain sebagainya) yang tersendiri melalui kebijakan otonomi khusus.

a. Visi, Misi dan Tujuan PT. BNI (persero) Tbk

Visi BNI Syariah adalah “Menjadi Bank Syariah yang unggul dalam layanan dan kinerja”. Sedangkan misi BNI Syariah adalah :

1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.

2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa

perbankan syariah.

3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.

4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk

berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah. 5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.

Dalam rangka menjadi Universal Banking, BNI perlu mengakomodir kebutuhan masyarakat yang ingin menyalurkan keuangannya melalui perbankan syariah serta sebagai alternatif dalam menghadapi krisis yang mungkin timbul dikemudian hari, mengingat kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah tidak terkena negatif spread seperti yang dialami oleh Bank-Bank konvensional.

b. Struktur Organisasi BNI Syariah • Dewan Komisaris

- Direktur Utama

 Divisi Audit Internal

 Divisi Sumber Daya Manusia - Direktur Kepatuhan dan Penunjang

 Divisi Manajemen Risiko

 Divisi Perencanaan & Kinerja Strategis  Divisi Hukum, Kepatuhan & Kesekretariatan  Divisi Teknologi

• Unit Pembiayaan Khusus

- Direktur Bisnis

 Divisi Produk & Prosedur Pembiayaan  Divisi Komersial

 Divisi Kartu Pembiayaan

 Divisi Tresuri, Dana & Internasional - EVP

 Divisi Keuangan & Operasional  Divisi Risiko Pembiayaan  Divisi Komunikasi & Umum  Divisi Jaringan & Layanan Cabang

KCS

• Dewan Pengawas Syariah

- Komite Level Komisaris : a. Komite Audit

b. Komite Remunerasi & Nominasi c. Komite Pemantau Risiko

- Komite Level Direksi : a. Komite SDM

b. Komite Modal, Investasi & Teknologi c. Komite Kebijakan & Risiko

c. Produk-produk BNI Syariah 1. Produk Pendanaan

a) Tabungan Mudharabah

Tabungan mudharabah yang diaplikasikan di BNI Unit Usaha Syariah menggunakan prinsip Mudharabah Mutlaqah yaitu suatu perkongsian antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul Maal/penabung) menyediakan dana dari pihak kedua (mudhariblbank) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha tersebut. Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah/rasio bagi hasil yang telah disepakati bersama. Apabila rugi, shahibul maal turut menanggung kerugian tersebut.

b) Deposito Mudharabah

Prinsipnya sama seperti tabungan Mudharabah.

c) Tabungan Haji (THI) Mudharabah

THI Mudharabah adalah tabungan yang digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian untuk berangkat menunaikan ibadah haji sesuai keinginan penabung.

Menggunakan prinsip Wadiah Yad-Dhamanah di mana bank sebagai penerima dana titipan dapat memanfaatkan dana tersebut dengan seizing pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat pemilik menghendakinya. Dengan prinsip wadiah, pemilik modal (giran) tidak mendapatkan jasa giro namun mendapatkan bonus yang besarnya ditentukan oleh bank dan tidak diperjanjikan di muka.

2. Produk Pembiayaan

a) Pembiayaan Murabahah

Adalah akad jual beli antara bank dengan nasabah di mana bank membeli barang yang diperlukan nasabah dan menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan di tambah dengan keuntungan yang disepakati bersama.

b) Pembiayaan Ijarah Bai ut Takjiri

Adalah suatu kontrak sewa yang di akhiri dengan penjualan. Dalam kontrak ini pembayaran sewa telah diperhitungkan sedemikian rupa sehingga sebagian dari itu merupakan pembelia terhadap barang secara berangsur.

c) Pembiyaan Mudharabah

Dilakukan melamui kerja sama antara dua pihak di mana pemilik modal/bank menyediakan modal 100% sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola usaha/debitur dengan mengisyaratkan jenis ataupun bentuk usaha yang dilakukan.

d) Pembiayaan Musyarakah

Digunakan untuk membiayai usaha berdasarkan pesanan, waralaba, pola kemitraan, pembiayaan proyek, joint venture, export-import dan modal kerja/invesasi.

3. Produk Jasa

a) Kiriman Uang Tunai (transfer)

Kiriman uang tunai dari cabang syariah ke cabang bank konvensional atau sebaliknya dapat dilakukan pada saat online. Hal ini untuk menghidari BNI konvensional diselesaikan melaluji rekening Unit Usaha Syariah yang ada di Cabang Jakarta Pusat.

b) Inkaso

Inkaso dari cabang syariah ke cabang konvensional atau sebaliknya dapat dilakukan seperti penyelesaian.

c) Garansi Bank

Garansi bank dapat diterbitkan oleh cabang syariah dengan ketentuan bahwa nasabah harus menyetorkan cover sebesar 100% (full cover). Garansi bank adalah surat jaminan dari bank nasabah tersebut di jamin dalam melaksanakan suatu proyek.

Dokumen terkait