• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM WISATA TANGKAHAN

3.6 Gambaran Umum Ekowisata Tangkahan

Tangkahan Visitor Center

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018

Gambar diatas adalah Tangkahan Visitor Center yang biasa digunakan wisatawan untuk menanyakan apa saja paket wisata yang ada di Tangkahan. Tangkahan adalah sebuah kawasan di

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tangkahan diapit oleh Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang. Kombinasi dari vegetasi hutan hujan tropis dan topografi yang berbukit, menjadikan Tangkahan sebagai tempat yang ideal untuk berwisata. Sungai Buluh dan Batang Serangan yang membelah hutan ini merupakan tipe sungai khas hutan tropis, dilengkapi dengan beraneka ragam jenis tumbuhan aneka warna dan tebing bercorak di sepanjang sungai. Air sungai yang jernih dan bernuansa hijau menciptakan panorama dan atmosfer yang alami. Akses menuju Tangkahan dapat ditempuh dengan perjalanan darat dari Kota Medan Sumatera Utara. Dilanjutkan melewati Kota Binjai dengan kendaraan umum melalui terminal bus Pinang Baris Medan. Jarak Medan–Tangkahan sekitar 110 kilometer. Dapat juga di tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam dari Kota Medan. Tangkahan adalah salah satu destinasi wisata yang potensial untuk dikembangan dikarenakan menawarkan sejumlah panorama alam yang indah dan sungai yang jernih dengan keadaan alam yang sejuk.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Potensi Wisata Tangkahan

Setiap destinasi wisata harus memiliki daya tarik wisata untuk dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Tangkahan yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat Sumatera Utara ini memiliki potensi wisata yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan baik itu potensi wisata alamnya maupun potensi wisata buatan manusia.

4.1.1 Potensi Wisata Alam

Gambar 4.1

Potensi Wisata Alam Tangkahan

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

Dilihat dari gambar diatas bahwa potensi wisata alam Tangkahan sebagai destinasi wisata cukup baik, karena menawarkan keindahan pemandangan hutan hujan tropis, topografi yang berbukit dan udara segar yang menyejukkan (something to see). Tangkahan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara karena pemandangan alamnya. Tak heran jika turis mancanegara menyebut Tangkahan sebagai The Hidden Paradise di Sumatera Utara.

Selain melihat pemandangan yang indah, Tangkahan ini salah satu tempat dimana ada 7 gajah yang bisa dimanfaatkan untuk tracking. Tracking disini maksudnya adalah wisatawan akan diajak masuk kedalam hutan dengan menunggang gajah. Gajah yang ditunggangi para wisatawan adalah gajah-gajah terlatih yang juga digunakan untuk patroli atau melindungi Taman Nasional dari kegiatan ilegal seperti pemburuan, perambahan, dan tentu saja illegal loging. Dilihat dari segi daya tariknya sangat baik dan didukung dengan iklim yang nyaman sehingga potensial untuk dikembangkan.

4.1.2 Potensi Wisata Buatan Manusia

Selain potensi wisata alam, Tangkahan juga memiliki potensi wisata buatan manusia yang tidak kalah menarik dari potensi alamnya. Potensi wisata buatan manusia menjadi daya tarik tambahan agar wisatawan mau berkujung ke Tangkahan. Daya tarik wisata buatan manusia yang ada di Tangkahan seperti wahana permainan air,dan spot untuk berfoto. Dapat dilihat dari gambar berikut ini,

Gambar 4.2

Wahana Permainan Air (Tubing)

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

Gambar 4.3 Spot Foto

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

Gambar diatas adalah potensi wisata buatan manusia yang ada di Tangkahan yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Tangkahan, dimana terdapat seperti tubing dan spot foto berbentuk sarang burung.

4.2 Kendala yang Dihadapi Pihak Stakeholder Dalam Pengembangan Wisata Tangkahan Guna peningkatan Kunjungan Wisatawan

Dalam proses pengembangan potensi Tangkahan sebagai destinasi wisata tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadap oleh pihak stakeholder seperti :

1. Keterbatasan Sarana dan Prasarana Wisata

Kawasan Tangkahan dalam pengadaan sarana dan prasarana belum tersedia dengan baik.

Hal ini akan mempengaruhi minat wisatawan untuk datang berkunjung. Sarana di Tangkahan hanya berupa pondok untuk istirahat dan home stay yang mengandalkan rumah masyarakat sebagai tempat menginap wisatawan. Sama halnya dengan prasarana yang masih kurang memadai seperti kondisi jalan menuju wisata Tangkahan yang masih kurang baik.

2. Keterbatasan Dana Dalam Pengembangan

Dengan terbatasnya dana yang di miliki pihak pengelola, maka pembangunan fasilitas belum memadai, pembinaan sumber daya manusia yang kurang, serta kurangnya promosi.

3. Terbatasnya Sumber Daya Manusia Dalam Bidang Pariwisata

Sumber daya manusia sekitar wisata Tangkahan memang terbatas di bidang pariwisata yang mengakibatkan kurangnya kesadaran akan pentingnya pariwisata. Sehingga wisata Tangkahan belum dapat dikelola dengan baik.

4. Rendahnya Kesadaran Wisatawan Akan Lingkungan

Wisatawan yang berkunjung ke wisata Tangkahan berasal dari berbagai daerah dan berbagai kalangan serta memiliki tingkah laku yang berbeda. Sebagian wisatawan memang sudah memilki kesadaran akan lingkungan, namun tidak menutupi kemungkinan bahwa wisatawan lainya kurang akan kesadaran tentang lingkungan.

4.3 Upaya Stakeholder dalam Mengembangkan Wisata Tangkahan Guna Peningkatan Kunjungan Wisatawan

Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Langkat mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini,

Tabel 4.1

Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Wisata Tangkahan Tahun 2014-2016 No. Tahun Wisatawan Asing Wisatawan

Domestik

Jumlah/Total

1 2014 8.567 40.433 49.000

2 2015 3.495 47.139 50.634

3 2016 4.885 13.715 18.600

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Langkat

Beberapa langkah konkrit yang dilakukan pemerintah setempat sebagai upaya pengembangan potensi wisata Tangkahan guna peningkatan kunjungan wiatawan antara lain melakukan kegiatan promosi, penyuluhan kepada masyarakat tentang objek wisata dalam merawat, menjaga, melestarikan lingkungan serta memberikan pelatihan sadar wisata kepada masyarakat sekitar objek wisata. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pengelolaan objek wisata Tangkahan lebih terarah.

Pihak pengelola berupaya membenahi kawasan wisata Tangkahan ini dengan mengacu pada unsur-unsur pariwisata seperti pembenahan Attraction (atraksi wisata), Accessibility (aksesibilitas), Amenity (fasilitas pendukung).

4.3.1 Upaya Pengembangan Attraction Untuk Peningkatan Wisatawan

Supaya potensi alam yang di miliki wisata Tangkahan lebih dikenal, maka pihak stakeholder berupaya membuat atraksi wisata lainya berupa atraksi wisata buatan manusia sebagai daya tarik tambahan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung seperti fasilitas

untuk berfoto ria dengan berlatarkan sarang burung. Fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola ini untuk menunjang kegiatan pariwisata di Tangkahan (something to do). Dapat dilihat dari gambar dibawah ini fasilitas untuk berfoto ria yang disediakan oleh pihak stakeholder yang menyerupai sangkar burung.

Gambar 4.4

Fasilitas Tempat Berfoto Berbentuk Sangkar Burung

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

4.3.2 Upaya Pengembangan Accessibility

Aksesibilitas merupakan hal yang sangat vital bagi perkembangan suatu destinasi wisata, dikarenakan akses yang memadai akan mempermudah wisatawan menuju tempat wisata yang ingin di kunjunginya. Akses menuju Objek wisata Tangkahan masih belum memadai, karena jalannya yang masih sangat tidak baik dapat dilihat dari gambar dibawah. Pihak stakeholder juga berupaya mengajukan ke pemerintah agar akses jalan menuju wisata Tangkahan diperbaiki

supaya dapat dilalui wisatawan dengan baik. Dapat dilihat dari gambar dibawah akses menuju wisata Tangkahan.

Gambar 4.5

Aksesibilitas Wisata Tangkahan

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

4.3.3 Upaya Pengembangan Amenity ( Fasilitas Pendukung)

Upaya yang dilakukan pihak stakeholder terkait fasilitas pendukung demi perkembangan Tangkahan seperti,

1. Akomodasi

Akomodasi yang ada di wisata Tangkahan berupa hotel dan home stay yang di jadikan tempat penginapan wisatawan. Fasilitas yang disediakan tiap hotel dan home stay berbeda-beda, seperti tempat tidur atau kasur yang disediakan dan kamar mandi. Tarif per malam berkisar antara Rp.100.000-Rp.150.000 per kamar. Dapat dilihat gambar di bawah ini hotel dan home stay yang ada di wisata Tangkahan.

Gambar 4.6 Home Stay

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

2. Jasa Kuliner atau Rumah Makan

Dapat dilihat dari gambar dibawah fasilitas jasa kuliner yang disediakan pihak stakeholder demi menunjang keberlangsungan pariwisata Tangkahan. Pihak stakeholder telah

menyediakan jasa kuliner atau rumah makan dengan harga terjangkau, karena harga makanan diseluruh rumah makan disetarakan agar tidak terjadi ketimpangan antara pihak pengelola rumah makan. Pihak stakeholder juga berupaya menambah jumlah rumah makan di Tangkahan untuk mengantisipasi peningkatan kujungan wisatawan.

Gambar 4.7

Jasa Kuliner atau Rumah Makan

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

3. Tempat Parkir

Pihak stakeholder wisata Tangkahan berupaya menyediakan lahan parkir untuk menampung kendaraan wisatawan baik yang beroda dua maupun kendaraan beroda empat.

Dengan adanya tempat parkir ini pengunjung akan merasa nyaman akan kendaraan yang digunakan. Tarif untuk parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 5.000 dan untuk kendaraan roda empat sebesar Rp. 30.000. Dapat dilihat dari gambar dibawah areal parkir yang telah disediakan oleh pihak stakeholder.

Gambar 4.8 Tempat Parkir

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018

4. Toilet Umum

Dapat dilihat dari gambar dibawah dimana wisata Tangkahan sudah terdapat fasilitas berupa toilet umum. Jumlah toilet umum sudah memadai, dimana terdapat beberapa toilet umum.

Tarif untuk pengunjung yang menggunakan toilet umum sebesar Rp. 2.000 per orang. Dari segi kebersihan toilet umum ini sudah memadai karena adanya petugas kebersihan untuk membersihkan toilet umum setiap hari.

Gambar 4.9 Toilet Umum

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

5. Tempat Sampah

Fasilitas pendukung yang ada di wisata Tangkahan berupa tempat sampah belum memadai, karena tempat sampah yang disediakan tidak ada disekitar Tangkahan. Tetapi, seluruh fasilitas pendukung baik itu rumah makan, toko souvenir menyediakan tempat sampahnya masing-masing.

6. Kios Cinderamata

Kios cinderamata merupakan sektor kedua yang paling mendominasi setelah rumah makan. Cinderamata yang dijual merupakan hasil kerajinan tangan, seperti aksesoris, jam dinding dan hiasan. Pihak stakeholder berupaya menambah jumlah souvenir yang akan dijual dengan memamfaatkan kerajinan masyarakat sekitar (something to buy). Dapat dilihat dari gambar dibawah ini kios cenderamata yang ada di Tangkahan.

Gambar 4.10 Kios Cinderamata

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

8. Rest Area

Pihak pengelola wisata Tangkahan berupaya menyediakan tempat rest area agar pengunjung yang datang ke Tangkahan yang merasa kelelahan dapat istirahat sambil menikmati indahnya pemandangan hutan hujan tropis yang berpadu dengan sungai. Rest area merupakan salah satu fasilitas yang paling banyak di cari wisatawan saat berada di Tangkahan. Gambar dibawah ini adalah rest area yang disediakan pihak pengelola Tangkahan.

Gambar 4.11 Rest Area

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Di Kabupaten Langkat terdapat destinasi wisata yang berpotensi untuk di kembangkan, salah satu adalah Tangkahan. Potensi yang ada di destinasi wisata Tangkahan berupa pesona wisata alam dengan hutan hujan tropis, serta air sungai yang bersih dan didukung dengan iklim yang sejuk. Wisata Tangkahan juga memiliki wisata buatan manusia berupa wahana permainan air. Tetapi sayangnya masih minimnya fasilitas yang terdapat di wisata Tangkahan. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya pengembangan yang dilakukan pihak stakeholder.

Dalam pengembangan potensi wisata Tangkahan sampai saat ini masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi pihak stakeholder antara lain, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana, terbatasnya dana, rendahnya sumber daya manusia masyarakat sekitar detinasi wisata di bidang pariwisata, serta rendahnya kesadaran wisatawan akan lingkungan. Untuk itulah perlu adanya upaya dari pihak stakeholder dalam upaya pembenahan sarana dan prasarana, melakukan kerja sama dengan pihak investor demi mendapatkan dana yang dibutuhkan, serta melakukan pelatihan sadar wisata kepada masyarakat sekitar destinasi wisata dan melakukan promosi sehingga dapat diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

Dalam pengembangan wisata Tangkahan sebagai destinasi wisata mampu meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. Hal ini terkait dengan pembenahan fasilitas pendukung seperti jembatan yang dulunya di tahun 2012 bisa dilalui 10 orang, sekarang di tahun 2018 hanya bisa dilalui 5 orang dan serta diperlukannya usaha-usaha promosi. Untuk sumber daya manusia masyarakat sekitar kurang mampu dalam upaya pengembangan potensi wisata Tangkahan, untuk

itulah peran stakeholder sangat penting dalam mendukung proses pengembangan potensi wisata Tangkahan.

5.2 Saran

Pada akhir penulisan, penulis memberikan saran yang nantinya dapat digunakan untuk membangun dan mengembangkan potensi wisata Tangkahan dengan baik. Adapun saran yang diberikan antara lain:

1. Dalam proses pengembangan wisata Tangkahan sebagai destinasi wisata diharapkan fokus pada konsep pelestarian alam yang bertanggung jawab.

2. Pengembangan wisata Tangkahan harus melibatkan berbagai pihak yang salin terkait satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan yaitu masyarakat sekitar, pihak pemerintah serta pihak swasta.

3. Perlu adanya promosi yang serius.

DAFTAR PUSTAKA

, 2017. BPS Kabupaten Langkat.

, 2016. Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2016. KEMEMPAR. Jakarta.

, 2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta Pusat.

Pitana, I Gde. Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Pendit. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Penerbit Perdana. Jakarta.

Poerwadarminta. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakatra.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung.

https://limamarga.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-pariwisata.html 20/11/2017, 19.25 http://karyatulisilmiah.com/pengembangan-pariwisata/ 26/11/2017, 20:35

http://dominique122.blogspot.co.id/2015/05/konsep-ekowisata-menurut-para-ahli.html 26/11/2017, 20:55

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-destinasi/ 26/11/2017, 21:45

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5707/3/T1_222008022_BAB%20II.pdf 28/11/2017, 22:13

https://taufikzk.wordpress.com/2016/02/01/pengertian-wisatawan/ 28/11/2017, 22:30

http://tangkahan-sumatera.blogspot.co.id/2009/02/03-sejarah-kawasan-ekowisata-tangkahan.html

Dokumen terkait