• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN WISATA TANGKAHAN DALAM PENINGKATKAN JUMLAH WISATAWAN DI KABUPATEN LANGKAT. Kertas Karya. Gelar Diploma-III Perjalanan Wisata.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN WISATA TANGKAHAN DALAM PENINGKATKAN JUMLAH WISATAWAN DI KABUPATEN LANGKAT. Kertas Karya. Gelar Diploma-III Perjalanan Wisata."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN WISATA TANGKAHAN DALAM PENINGKATKAN JUMLAH WISATAWAN DI KABUPATEN LANGKAT

Kertas Karya

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Gelar Diploma-III Perjalanan Wisata

Oleh:

RIO FAHMI HUSEINI RITONGA 142204016

PROGRAM STUDI D-III PERJALANAN WISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wiata yang sangat banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara terkenal dengan kekayaan wisata alamnya. Salah satunya Tangkahan yang ada di Kabupaten Langkat.

Destinasi wisata Tangkahan atau The Hidden Paradise di Sumatera Utara merupakan julukan yang cocok untuk tempat yang satu ini. Satu kegiatan unik yang jarang ditemukan ditempat lain adalah kesempatan memandikan gajah dan menungganginya. Inilah daya tarik dari Tangkahan di Sumatera Utara. Namun, sebagian besar masyarakat Sumatera Utara belom banyak mengetahui tentang destinasi yang satu ini. Selain itu masih minimnya fasilitas yang terdapat di wisata Tangkahan menyebabkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana, terbatasnya dana, rendahnya sumber daya manusia, serta rendahnya kesadaran wisatawan akan lingkungan merupakan beberapa kendala yang dihadapi pihak stakeholder dalam pengembangan potensi wisata Tangkahan. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya pengembangan yang dilakukan pihak stakeholder, seperti pembenahan sarana dan prasarana, melakukan kerja sama dengan pihak investor, serta melakukan pelatihan sadar wisata kepada masyarakat sekitar dan melakukan promosi.

Keyword : Pengembangan Pariwisata, Fasilitas Pariwisata, Wisatawan

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW atas karunia dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya ilmiahnya dengan lancar yang berjudul “Pengembangan Wisata Tangkahan dalam Peningkatan Jumlah Wisatawan di Kabupaten Langkat”

Adapun maksud penyusunan tugas akhir ini untuk memenuhi syarat menyelesaikan perkuliahan program D-III Perjalanan Wisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Untuk itu penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar–besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Jhonson Pardosi, M.Si., Ph. D., selaku Ketua Jurusan D-III Perjalanan Wisata.

3. Bapak Samerdanta Sinulingga, S.ST.Par., M.Par selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan begitu banyak pelajaran dan membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.

4. Bapak Solahuddin SE, MSP., selaku Koordinator praktek di bidang keahlian Usaha Wisata

5. Kedua orang tua penulis yang selalu mendorong semangat penulis untuk menjalankan perkuliahan dan menyelesaikan kuliah dengan baik.

6. Abang dan Adik yang selalu memberi semangat dan keceriaan kepada penulis 7. Kepada seluruh dosen yang telah mengajar dari awal hingga akhir masa perkuliahan.

(4)

8. Teman – teman seperjuangan mulai dari masa orientasi sampai akhir masa perkuliahan Ratu Alfi Maghfira Pulungan, Dhea Ramadhona, Jeffri Goklas Muna Balatif dan teman – teman Usaha Wisata 2014.

Harapan penulis agar karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna dengan keterbatasan yang dimiliki.

Tegur sapa dari pembaca akan penulis terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan karya ilmiah ini.

Medan, 25 Januari 2018 Penulis,

Rio Fahmi Huseini R 142204016

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Metode Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penulisan ... 7

1.7 Sistematika Penelitian ... 7

BAB II URAIAN TEORITIS ... 9

2.1 Pengertian Pengembangan Pariwisata... 9

2.2 Pengertian Sarana dan Prasarana... 10

2.2.1 Pengertian Prasarana Pariwisata... 10

2.2.2 Pengertian Sarana Pariwisata... 11

2.3 Pengertian Pariwisata... 11

2.3.1 Jenis-Jenis Pariwisata... 11

2.3.2 Unsur-Unsur Pariwisata... 13

(6)

2.3.3 Tujuan Pariwisata... 14

2.4 Pengertian Potensi wisata... 14

2.5 Pengertian Destinasi dan Atraksi Wisata... 13

2.6 Pengertian Stakeholder... 14

2.7 Pengertian Wisatawan... 15

BAB III GAMBARAN UMUM WISATA TANGKAHAN... 17

3.1 Sejarah Singkat Tangkahan... 17

3.2 Letak Geografis... 21

3.3 Alam dan Iklim... 22

3.4 Kependudukan... 22

3.5 Sosial... 23

3.6 Gambaran Umum Ekowisata Tangkahan... 24

BAB IV POTENSI DESTINASI WISATA TANGKAHAN DALAM PENGEMBANGAN EKOWISATA DALAM MENIGKATKAN JUMLAH WISATAWAN ... 26

4.1 Potensi Wisata Tangkahan... 26

4.1.1 Potensi Wisata Alam... 26

4.1.2 Potensi Wisata Buatan Manusia... 27

4.2 Kendala yang Dihadapi Pihak Stakeholder Dalam Pengembangan Wisata Tangkahan Guna peningkatan Kunjungan Wisatawan... 29

4.3 Upaya Stakeholder dalam Mengembangkan Wisata Tangkahan Guna Peningkatan Kunjungan Wisatawan... 30

4.3.1 Upaya Pengembangan Attraction... 31

(7)

4.3.2 Upaya Pengembangan Accessibility... 32

4.3.3 Upaya Pengembangan Amenity... 33

BAB V PENUTUP ... 39

5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ...

(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata yang sangat banyak di kunjungi wisatawan mancanegara dikarenakan Indonesia menyimpan banyak potensi alam, kebudayaan yang beragam, tata cara hidup masyarakat yang berbeda-beda, kuliner yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Perkembangan Pariwisata Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2014 kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sebanyak 9.945.715 jiwa, tahun 2015 jumlah wisatawan yang berkunjung mengalami peningkatan menjadi 10.406.759 jiwa, sedangkan tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia sebesar 11,52 juta jiwa naik sekitar 10,69 %. (Sumber: Kementerian Pariwisata 2016).

Pemerintah menargetkan pada tahun 2020 jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia sebanyak 20 juta jiwa. Tahun 2017 Pariwisata Indonesia pada posisi Januari-September 2017 berhasil mendatangkan 10,46 juta wisatawan mancanegara atau tumbuh 25,05%, sehingga kementrian pariwisata ketika itu optimis target akhir tahun 15 juta wisatawan mancanegara akan terlampaui. Pada tahun 2016 pariwisata merupakan peringkat ke-4 penyumbang devisa nasional sebesar 9,3% dibandingkan industry lainnya dan pertumbuhan penerimaan devisa pariwisata tertinggi yaitu 13% dibandingkan industry minyak bumi, batubara, kelapa sawit yang pertumbuhannya negatif. Pariwisata adalah penyumbang 9,8 juta lapangan pekerjaan, atau sebesar 8,4% secara nasional dan menempati urutan ke-4 dari seluruh sector industri. Dalam penciptaan lapangan pekerjaan, sector pariwisata tumbuh 30% dalam 5 tahun. Dengan total devisa Negara dari sector pariwisata pada tahun 2016 adalah 172 Triliun. (Sumber: Kementerian Pariwisata 2016).

(9)

Keindahan alam merupakan aset negara yang selama ini mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk datang dan berkunjung menikmati keindahan alam maupun untuk mempelajari keanekaragaman kebudayaan Indonesia. Pariwisata sekarang ini menjadi kebutuhan bagi masyarakat diberbagai lapisan bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penangannya harus serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait, selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata lebih dikenal maupun mengerakan calon wisatawan untuk datang berkunjung.

Selain daerah Jawa dan Bali, Sumatera merupakan tujuan utama penarikan wisatawan melalui kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu provinsi yang berada di Indonesia, Sumatera Utara terkenal dengan kekayaan wisata alamnya. Salah satunya Tangkahan yang berada di Kabupaten Langkat, Ibu Kotanya berada di Stabat. Kabupaten Langkat terdiri dari 23 Kecamatan dengan luas 6.272 km² dan berpenduduk sejumlah 902.986 jiwa. Destinasi wisata Tangkahan atau The Hidden Paradise di Sumatera Utara merupakan julukan yang cocok untuk tempat yang satu ini. Sebagian besar masyarakat sumatera belum banyak yang tahu tentang destinasi yang satu ini. Tangkahan sudah lama dikenal oleh turis mancanegara, terutama bagi mereka yang berada di luar Pulau Sumatera, padahal terdapat tempat-tempat indah yang bisa dijadikan tujuan wisata untuk masyarakat yang membutuhkan refreshing dan ketenangan dari hiruk pikuk kota.

Tangkahan adalah salah satu jawaban dari kebutuhan orang–orang yang membutuhkan liburan dengan suasana yang alami. Tangkahan terkenal dengan atraksi wisata “gajah” nya, karena Tangkahan dikenal sebagai tempatnya gajah-gajah liar dan sungai yang ada di sana sangat jernih dan masih terjaga kebersihannya sehingga wisatawan bisa dengan nyaman memandikan

(10)

dan bermain dengan gajah–gajah tersebut, karena itu jugalah turis mancanegara banyak yang berburu wisata ketempat ini.

Ekowisata Tangkahan hadir di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang terletak di Kabupaten Langkat. Jumlah kunjungan wisatawan ke Tangkahan mengalami kenaikkan dan penurunan jumlah wisatawan. Tahun 2014, tercatat setidaknya 8.567 wisatawan mancanegara, 40.433 wisatawan Domestik, yang totalnya mencapai 49.000 wisatawan, sedangkan di tahun 2015 jumlah pengunjung mengalami peningkatan jumlah wisatawan dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 50.634 wisatawan, dengan rincian wisatawan mancanegara 3.495, wisatawan domestik 47.139 wisatawan, sedangkan di tahun 2016 jumlah pengunjung mengalami penurunan dengan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 49.000 orang, dengan turis mancanegara 8.567, dan domestik 40.433 wisatawan. Tangkahan mulai mengalami penurunan jumlah wisatawan karena Infrastruktur jalan yang rusak dan kurang dijaganya kebersihan disekitar Tangkahan.

Hutan Tangkahan umumnya sangat lebat di mana terdapat sungai, air terjun, air panas, lembah bahkan tumbuhan langka seperti Raflessia arnoldi juga ada di tempat ini. Tak heran jika turis mancanegara mulai melirik Tangkahan The Hidden Paradise di Sumatera Utara sebagai tujuan wisata. Jika tidak puas dengan hanya menikmati pemandangan alam di Tangkahan, banyak kegiatan yang bisa anda lakukan seperti arung jeram di Sungai Alas, wisatawan juga bisa melakukan tracking untuk mengelilingi hutan tropis yang berada di kaki gunung leuser yang dipandu dengan guide setempat, mengunjungi tempat rehabilitasi satwa langka orangutan sumatera yang pertama kali dilakukan oleh WWF dan Frankfurt Zoological Society 1973 di Bukit Lawang.

(11)

Satu kegiatan unik yang jarang ditemukan di tempat wisata lain adalah kesempatan bisa memandikan “gajah” dan menungganginya sambil menjelajah hutan. Setelah lelah seharian, bisa mencoba merilekskan tubuh dengan mandi air panas atau mandi di air terjun. Inilah daya tarik serta paket lengkap dari Tangkahan The Hidden Paradise di Sumatera Utara.

Upaya untuk pengembangan agar jumlah wisatawan semakin meningkat dengan cara membuat paket wisata dengan tema ekowisata dan membuat kegiatan outbound. Dengan target pasar mulai dari anak-anak hingga dewasa dapat berlibur sekaligus menambah edukasi tentang alam sekitar. Dengan harapan pengunjung dapat memori indah dari Tangkahan dan sadar akan alam sekitar yang harus di rawat dengan tangan manusia bukan dirusak manusia. Kegiatan tambahan selama disana ada Air Terjun, Goa, Tubing.

Dalam penelitian yang saya lakukan ada beberapa hal yang sangat krusial yang menjadi hambatan dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Tangkahan. Salah satunya adalah fasilitas, dimana fasilitas di Tangkahan menurut pandangan saya sangat minim. Karena fasilitas ini merupakan bagian yang sangat sentral di dalam pariwisata di Tangkahan. Maka dari itu saya menyimpulkan bahwa fasilitas yang ada di Tangkahan harus ada pengembangan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis memutuskan untuk mengangkat judul

“Pengembangan Wisata Tangkahan dalam peningkatkan Jumlah Wisatawan di Sumatera Utara”

dengan tujuan untuk mengembangkan destinasi wisata Tangkahan agar wisatawan banyak mengunjungi dan menyadari bahwa destinasi wisata di Sumatera Utara juga sangat banyak dan indah untuk dikunjungi dan dipandang mata.

(12)

1.2 Batasan masalah

Agar penulisan Kertas Karya ini lebih terarah dan fokus serta memperoleh hasil yang optimal, maka penulis membuat batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penulisan Kertas Karya ini adalah Pengembangan Wisata Tangkahan Dalam Peningkatan Jumlah Wisatawan di Kabupaten Langkat dan masalah yang timbul serta upaya untuk mengembangkannya.

1.3 Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana potensi wisata Tangkahan?

2. Apa kendala yang dihadapi pihak stakeholder dalam mengembangkan potensi wisata Tangkahan?

3. Bagaimana upaya stakeholder dalam mengembangkan wisata Tangkahan guna peningkatan jumlah wisatawan di Kabupaten Langkat?

1.4 Tujuan penelitian

Kertas Karya ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui potensi wisata Tangkahan.

2. Untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi pihak stakeholder dalam mengembangkan potensi wisata Tangkahan.

3. Untuk mengetahui bagaimana upaya stakeholder dalam mengembangkan wisata Tangkahan guna peningkatan jumlah wisatawan di Kabupaten Langkat.

(13)

1.5 Metode penelitian

Penulisan Kertas Karya ini berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap objek wisata yang diteliti agar dapat memberikan suatu fakta yang objektif.

Adapun metode yang digunakan penulisan dalam penulisan Kertas Karya ini adalah : 1. Penelitian Lapangan ( Field Research)

a. Pengamatan

Pengamatan yaitu metode yang dilakukan secara langsung secara langsung dengan melaksanakan penelitian ke destinasi wisata Tangkahan.

b. Wawancara

Wawancara yaitu mendapatkan data dan informasi melalui wawancara dengan masyarakat sekitar.

2. Penelitian kepustakaan

Yaitu penelitian dimana data–data yang di peroleh berasal dari buku–buku dan sumber media digital.

1.6 Manfaat penulisan 1. Bagi mahasiswa

a. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya (D3) Perjalana Wisata.

b. Menambah wawasan dan pengalaman tentang dunia Pariwisata.

c. Meningkatkan daya kreativitas, inovasi, dan keahlian mahasiswa.

2. Bagi masyarakat

Menambah pengetahuan pembaca mengenai destinasi wisata Tangkahan.

3. Bagi Prodi (program studi)

(14)

Mengetahui kemampuan para peserta didiknya.

1.7 Sistematika penelitian

Agar penulisan Kertas Karya ini tersusun secara sistematis, penulis membaginya dalam lima bab yang bertujuan untuk memperoleh suatu susunan yang lebih mudah diikuti dan dipahami. Masing–masing bab menjelaskan topik yang berbeda – beda sesuai dengan judul yang tercantum pada setiap bab yang akan diuraikan. Adapun sistematika penulisan Kertas Karya ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Memaparkan mengenai latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penulisan, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Memaparkan Pengertian Pengembangan Parisata, Pengertian Sarana dan Prasarana, Pengertian Pariwisata, Pengertian Potensi Wisata, Pengertian Destinasi dan Atraksi wisata, Pengertian stakeholder, Pengertian Wisatawan.

BAB III GAMBARAN UMUM

Memaparkan Letak Geografis Kabupaten Langkat, Alam dan Iklim, Kependudukan, Sarana dan Prasarana Pariwisata, Gambaran Umum Tangkahan.

BAB IV PEMBAHASAN

(15)

Memaparkan Potensi wisata Tangkahan, Kendala yang dihadapi Pihak Stakeholder dalam pengembangan Wisata Tangkahan guna peningkatan

jumlah wisatawan, Upaya Stakeholder dalam mengembangkan ekowisata Tangkahan guna peningkatan jumlah wisatawan.

BAB V PENUTUP

Memaparkan kesimpulan dan saran yang diberikan oleh penulis

(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pengembangan Pariwisata

Ekowisata Tangkahan perlu di kembangkan menjadi destinasi wisata yang baik supaya banyak di kunjungi wisatawan. Yoeti (1987:2) mendefenisikan, ” pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk membuat suatu objek wisata menjadi menarik dan dapat membuat pengunjung tertarik untuk mengunjunginya”. Ada syarat yang harus dipenuhi agar ekowisata Tangkahan menjadi daerah tujuan wisata yang baik,

1. Harus memiliki daya tarik baik itu wisata alam maupun wisata buatan manusia.

2. Ada fasilitas penunjang lainya, seperti permainan rekreasi yang dapat membuat wisatawan lebih betah.

3. Tersedianya tempat belanja baik itu cenderamata maupun tempat jual makanan khas.

4. Tersedianya fasiltas umum yang vital, seperti toilet, tempat parkir, dan tempat makan sehingga mempermudah pengunjung, bukan itu saja tetapi harus ada jalan yang memadai.

Dari teori diatas maka penelitian ini akan mengkaji mengenai tentang daya tarik wisata dan fasilitas penunjang yang ada di Tangkahan.

(17)

2.2 Sarana dan Prasarana

Dalam penulisan ini akan dibahas mengenai sarana dan prasarana yang ada di ekowisata Tangkahan.

2.2.1 Prasarana Pariwisata

Yoeti (1996: 197) mendefenisikan, ”...Prasarana pariwisata adalah semua fasilitas utama atau dasar yang memungkinkan sarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang dalam rangka memberikan pelayanan kepada para wisatawan”. Untuk itulah di perlukannya prasarana pariwisata di wisata Tangkahan.

Yang termasuk prasarana pariwisata meliputi:

1. Prasarana perhubungan, meliputi: jalan raya dan jembatan.

2. Instalasi pembangkit listrik.

3. Instalasi air bersih.

4. Instalasi penyulingan bahan bakar minyak.

5. Sistem pengairan atau irigasi untuk kepentingan pertanian, peternakan dan perkebunan.

6. Sistem perbankan dan moneter.

7. Sistem telekomunikasi seperti telepon, pos, telegraf, faksimili, telex, email, dan lain.

8. Prasarana kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat.

9. Prasarana keamanan, pendidikan dan hiburan.

(18)

2.2.2 Sarana Pariwisata

Yoeti (1996: 197) mendefenisikan, ”...Sarana Pariwisata adalah fasilitas dan perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Maju mundurnya sarana kepariwisataan tergantung pada jumlah kunjungan wisatawan.

Yang termaksuk sarana pariwisata meliputi:

1. Perusahaan perjalanan seperti Travel Agent, dan Tour Operator.

2. Perusahaan transportasi, terutama transportasi angkutan wisata.

3. Industri-industri dalam kepariwisataan.

4. Hotel dan jenis akomodasi lainnya.

5. Bar dan Restaurant.

6. Toko cenderamata dan pusat kerajinan.

7. Objek dan atraksi wisata

2.3 Pengertian Pariwisata

Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia dalam mencari sesuatu yang belum diketahui, menjelajah wilayah baru, mencari suasana atau untuk perjalanan baru dimana yang didukung dengan pendapat beberapa ahli dibawah ini mengenai pengertian pariwisata.

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, “... pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”.

(19)

2.3.1 Jenis-Jenis Pariwisata

Penelitian ini membahas tentang jenis wisata alam dan wisata buatan manusia yang terdapat di ekowisata Tangkahan. Kusumanegara (2009:3) mengklasifikasikan jenis pariwisata antara lain,

1. Wisata Alam

Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari daya tarik alam dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, baik itu alami maupun budi daya. Kebanyakan para pecinta alam yang melakukan wisata ini. Bagi yang suka memotret, sangat cocok melakukan wisata sejenis ini. Suasana lingkungan yang segar, asri, sangat mendukung untuk melakukan relaksasi.

2. Wisata Buatan Manusia (Man Made)

Suatu destinasi wisata yang di kelola oleh pihak tertentu yang dibuat semenarik mungkin guna untuk mendatangkan wisatawan. Selain jenis-jenis wisata tersebut, masih banyak lagi jenis wisata yang lain, tergantung kepada kondisi dan situasi perkembangan dunia kepariwisataan di suatu daerah atau negara yang ingin mengembangkan industri pariwisatanya. Hal ini tergantung pada selera atau daya kreativitas para profesional yang berkepentingan dalam industri pariwisata ini. Semakin kreatif dan banyak gagasan yang dimiliki, semakin bertambah pula bentuk dan jenis wisata yang dapat diciptakan.

(20)

2.3.2 Unsur-Unsur pariwisata

Agar ekowisata Tangkahan dapat menjadi destinasi wisata yang baik, maka harus ada unsur-unsur pariwisata seperti pendapat ahli dibawa ini. Menurut Pendit (1994) unsur-unsur yang terlibat dalam industri pariwisata meliputi hal-hal sebagai berikut,

1. Attraction

Atrraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi wisata. Atraksi berkaitan

dengan what to see dan what to do. Apa yang bisa dilihat dan apa yang bisa di lakukan oleh wisatawan di destinasi tersebut. Atraksi bisa berupa keindahan alam, keunikan alam, serta atraksi buatan manusia seprti sarana permainan dan hiburan yang unik dan berbeda dari daerah atau negara lain.

2.Accessibility

Accessibility atau aksesibilitas adalah sarana dan infrastruktur untukmenuju destinasi.

Akses jalan merupakan aspek penting bagi perkembangan sebuah destinasi.

3.Amenity

Amenity atau amenitas adalah segala fasilitas pendukung yang bisa

memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi.

Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana akomodasi untuk menginap maupun beristirahat serta restoran atau warung untuk makan dan minum.

Kebutuhan lain juga yang dibutuhkan wisatawan saat berada di destinasi, seperti toilet umum, rest area, tempat parkir, tempat sampah yang sebaiknya tersedia di sebuah destinasi.

Tentu saja fasilitas tersebut juga perlu melihat dan mengkaji situasi dan kondisi dari destinasi

(21)

sendiri dan kebutuhan wisatawan. Tidak semua amenitas harus berdekatan dan berada di daerah utama destinasi.

2.3.3 Tujuan Pariwisata

Daerah tujuan wisata harus memiliki antraksi wisata sebagai media untuk menarik minat wisatawan tanpa terkecuali ekowisata Tangkahan. A.Ihkaryono, (1997:11) mendefenisikan, ”...

daerah yang berdasarkan kesiapan sarana dan prasarana dinyatakan siap menerima kunjungan wisatawan”. Menurut Yoeti (1996) menyatakan bahwa, ”… daya tarik wisata atau “tourist attraction”, istilah yang lebih sering digunakan, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu”.

2.4 Pengertian Potensi Wisata

Dalam penulisan ini akan dibahas tentang potensi ekowisata Tangkahan yang akan dikembangkan yang didukung dengan pendapat ahli tentang potensi wisata. Adapun defenisi potensi wisata menurut Pendit (1999) mendefenisikan, ”… potensi wisata adalah segala macam bentuk sumber daya yang terdapat di suatu daerah tertentu yang bisa di kembangkan menjadi suatu aneka antraksi wisata”. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, daya tarik wisata adalah segala seuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman alam, hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

2.5 Destinasi dan Atraksi Wisata

Penelitian ini membahas tentang destinasi wisata dan atraksi wisata yang ada di ekowisata Tangkahan. Pada dasarnya destinasi wisata dan atraksi wisata adalah segala sesuatu

(22)

yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat itu. Menurut Yoeti (1996) Suatu daerah untuk menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang baik harus dikembangkan 3 (tiga) hal agar daerah itu menarik untuk dikunjungi yaitu,

1. Adanya something to see (sesuatu yang menarik untuk dilihat)

2. Adanya something to buy (sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli) 3. Adanya something to do (sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu)

Ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata, sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain,

1. Harus mampu bersaing dengan destinasi wisata yang ada dan serupa dengan destinasi wisata di tempat lain.

2. Harus tetap, tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali dari bidang pembangunan dan pengembangan.

3. Harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.

4. Harus menarik dalam pengertian secara umum (bukan pengertian dari subjektif) dan sadar wisata masyarakat setempat.

2.6 Pengertian Stakeholder

Dalam pengembangan Tangkahan sebagai destinasi wisata, peran stakeholder sangat diperlukan. Freeman (1984) mendefinisikan, “… stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu”. Biset (1998)

(23)

secara singkat mendefinisikan, ”… stakeholder sebagai orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan”. Menurut ISO 26000 SR mendefenisikan, ’’… stakeholder adalah Individu atau kelompok yang memiliki kepentingan terhadap keputusan serta aktivitas

organisasi”.

2.7 Wisatawan

Wisatawan adalah faktor penting dalam perkembangan suatu destinasi wisata. Penulisan ini membahas tentang wisatawan yang datang berkunjung kesuatu destinasi wisata. Ada beberapa pengertian wisatawan menurut beberapa ahli sebagai berikut,

Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 2 Tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa, “… wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata”.

Ada beberapa jenis dan macam wisatawan menurut Yoeti (1996:143- 154) sebagai berikut,

1. Wisatawan Asing (foreign tourist)

Adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki ke suatu negara lain yang bukan merupakan negara di mana ia biasa tinggal.

2. Wisatawan dalam Negeri (Domestic Tourist)

Adalah wisatawan dalam negeri, yaitu seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya.

(24)

BAB III

GAMBARAN UMUM WISATA TANGKAHAN

3.1 Sejarah Singkat Tangkahan

Kawasan Ekowisata Tangkahan pada awal abad ke 20 tahun 1900 merupakan kawasan hutan yang terdiri dari hutan lindung natur reservaat dan hutan produksi, dimana model ladang berpindah-pindah maupun untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, kayu bakar, berburu dan lainnya merupakan bahagian dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam bingkai kearifan tradisional. Walaupun begitu, beberapa pengusaha dari luar memulai pengelolaan kayu pada era 1930 melibatkan penduduk lokal sebagai tenaga kerja generasi pertama, dan proses pengelolaan kayu dengan menggunakan alat tradisional dan diangkut ketepi sungai oleh beberapa ekor kerbau, dan dialirkan melalui sungai ke Tanjung Pura. Era ini merupakan langkah permulaan penduduk tersebut mencari sumber penghasilan baru selain bercocok tanam tanaman berumur panjang dengan pola persil.

Pada pertengahan tahun 1960 dimulai gelombang pengelolaan kayu generasi kedua yang lebih besar dengan melibatkan beberapa pemodal luar. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pasokan kayu tetap didistribusikan ke kota Tanjung Pura yang merupakan hilir sungai Batang Serangan. Sisa eksploitasi kayu tersebut menjadi areal perladangan masyarakat melalui Surat Izin Menggarap (SIM), dan komoditi nilam adalah salah satu komoditi unggulannya, disamping itu getah mayang dan jelutung sudah mulai dipungut oleh penduduk dengan agen dari luar serta beberapa tanaman lainnya.

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, pembukaan areal hutan untuk perkebunan semakin luas dan ditetapkannya kawasan hutan tersebut menjadi Taman Nasional pada awal 1980 tidak mampu menghentikan aktivitas pengambilan kayu yang sudah tidak terbatas antara

(25)

Kawasan Hutan Produksi atau Taman Nasional. Serta selama puluhan tahun aktivitas pengambilan kayu sudah merupakan sistem nilai yang menjadi kebiasaan penduduk

Akhir 1980, beberapa tokoh l bebas dari penjara ilegal logging, sebahagian meneruskan aktivitasnya dan sebahagian lagi menginisiatif membuka objek wisata yang selanjutnya diikuti oleh beberapa tokoh masyarakat dan pemuda di dusun setempat; Kuala Gemoh dan Kuala Buluh Desa Namo Sialang.

Kebangkitan pariwisata kembali bermula dan dipelopori oleh pemuda dan pemudi di Desa Namo Sialang dan Desa Sungai Serdang yang menginginkan perubahan sosial dan ekonomi, obsesi modernisasi. Dengan konsep pengembangan pariwisata maka dibentuklah Tangkahan Simalem Ranger pada 22 April 2001, yaitu sebuah perkumpulan yang mempelopori pengembangan bukan hanya sungai tetapi hutan juga dapat menjadi tempat pariwisata seperti di Bukit Lawang, serta upaya pemberhentian berbagai aktivitas-aktivitas pembalakan kayu dan perambahan yang dilakukan oleh orang tua mereka sendiri untuk diberhentikan. Gerakan pemuda-pemudi tersebut berubah menjadi sebuah gerakan sosial di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, dimana mereka aktif dalam aktivitas sosial desa, musyawarah maupun berbagai kegiatan adat, yang akhirnya menarik simpati kalangan orang tua, melibatkan berbagai lapisan masyarakat, mendorong terciptanya sebuah gagasan baru dan gerakan ini mempengaruhi banyak pola pikir baru masyarakat tentang nilai-nilai keorganisasian.

Akhirnya pada tanggal 19 Mei tahun 2001, atas inisiatif Tangkahan Simalem Ranger berkumpulah pemimpin-pemimpin kelompok penebang, perambah, tokoh-tokoh masyarakat, dan perangkat Desa Namo Salang serta Desa Sei Serdang yang kemarin terlibat konflik secara langsung maupun tidak langsung, bersepakat untuk mengembangkan pariwisata dengan menetapkan beberapa tokoh sebagai dewan pengurus. Musyawarah ini kemudian disebut sebagai

(26)

Kongres I Lembaga Pariwisata Tangkahan melalui proses pemungutan suara untuk memilih dewan pengurus, ADART dan menyusun dasar-dasar pengembangan pariwisata. Hari itu disebut sebagai Kongres I dan merupakan tonggak penting dalam pelestarian Taman Nasional Gunung Leuser, hal ini merupakan prestasi pemuda-pemudi local yang tergabung dalam Tangkahan Simalem Ranger yang mana pada saat itu hanya berpikir sederhana tentang pariwisata bukan pada aspek luas lainnya..

Seiring waktu berjalan, karena banyaknya objek wisata yang cukup menarik semua terdapat di dalam Taman Nasional, maka Lembaga Pariwisata Tangkahan menyepakati membuat sebuah kerjasama MoU dengan Balai Taman Nasional Gunung Leuser yang ditandatangani pada 22 April 2002 oleh Kepala Balai TNGL saat itu Ir. Awriya Ibrahim MSc selaku pemangku kawasan untuk memberikan hak kelola Taman Nasional kepada masyarakat Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang melalui Lembaga Pariwisata Tangkahan Njuhang Pinem sebagai ketua umum Lembaga Pariwisata Tangkahan mengatakan bahwa penandatanganan tersebut merupakan hal yang cukup berani dilakukan pada saat itu, karena merupakan dipercayakan atas property right aset kolektif seluas kurang lebih 17.500 ha zona inti TNGL batas administratif desa untuk

pengembangan ekowisata. Sebagai kewajibannya masyarakat Desa Namo Sialang dan masyarakat Desa Sei Serdang bertanggung jawab penuh didalam pengamanan dan kelestarian Taman Nasional Gunung Leuser yang berbatasan dengan wilayah desa tersebut.

Seiring waktu berjalan kekhawatiran banyak pihak tentang penandatanganan tersebut tidak terbukti, malah dapat menjadi moment penting di Taman Nasional Gunung Leuser selanjutnya untuk menginisiasi kolaborasi managemen sebelum diterbitkannya P.19 Tahun 2004 tentang kolaborasi managemen kawasan KPA dan KSA. Kini acuan kolaborasi tersebut serta

(27)

berbagai sistem dan strategi pengembangan kawasan telah banyak diadopsi di tingkat nasional dan internasional.

3.2 Letak Geografis

Berdasarkan letak geografis, kawasan ekowisata tangkahan terletak pada 341’1”LU-98 4’28,2”BT. Tangkahan merupakan sebuah kawasan di perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser TNGL di sisi Sumatera utara, berada pada ketinggian 130-200 meter di atas permukaan laut. Secara administratif tangkahan termasuk ke dalam Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di dalam Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang.

Jenis tanah di kawasan ekowisata Tangkahan ini terdiri atas podsolik dan litosol dengan topografi berupa kawsasan landai, berbukit dengan kemiringan yang bervariasi.

Berdasarkan data Lembaga Pariwisata Tangkahan, kawasan yang dikembangkan sebagai salah satu kawasan ekowisata ini termasuk dalam Taman Nasional Gunung Leuser. Secara geografis Tangkahan mempunyai batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit milik PTPN II Kuala Sawit. Sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan kelapa sawit milik PT.Ganda Prima. Sebelah Timur berbatasan dengan Dusun Kuala Buluh. Sebelah Barat berbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser TNGL.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Pariwisata Tangkahan, kawasan pariwisata alternatif Tangkahan meliputi kawasan ekowisata ± 103 hektar, kawasan perkampungan seluas ± 18.526 hektar, dan kawasan hutan ± seluas 17.653 hektar, sehingga keseluruhan luas kawasan Tangkahan mencapai ± 36.653 hektar.

3.3 Alam dan Iklim

(28)

Suhu udara di kawasan ekowisata Tangkahan ini adalah 21,1 C-27,5 C dengan kelembaban yang berkisar antara 80-100. Musim hujan di kawasan ini berlangsung secara merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti dengan curah hujan rata-rata 2000-3200 mm tahun. Karena musim hujan yang merata dan kawasan yang rata-rata masih tertutup hutan, air bukanlah masalah di daerah ini. Sebahagian besar kebutuhan air masyarakat di kawasan ini diperoleh dari unsur tanah dan sungai.

3.4 Kependudukan

Kecamatan Batang Serangan memiliki 6 wilayah Desa Sungai Serdang, Namo Sialang, Sungai Musam, Kuala Musam, Sungai Bamban dan Karya Jadi dan 1 wilayah kelurahan yaitu kelurahan Batang Serangan yang merupakan ibukota kecamatan Batang Serangan. Kecamatan Batang Serangan memiliki luas 99. 332 hektar 993, 32 Km2 dengan jumlah penduduk 13.776 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 38 jiwakm2. Tiga wilayah desa dalam wilayah administratif Kecamatan Batang Serangan tersebut memiliki berbatasan wilayah hutan Taman Nasional Gunung Leuser yaitu Desa Sungai Serdang, Desa Namo Sialang dan Desa Sungai Musam. Kecamatan Batang Serangan berbatasan di sébelah Utara dengan Kecamatan Sungai Lepan dan Sawit Seberang, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bahorok, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Padang Tualang dan di sebelah Barat berbatasan dengan kawasan hutan TNGL di wilayah Nangroe Aceh Darussalam NAD.

Kawasan Ekowisata Tangkahan Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang meliputi 30 wilayah dusun yang terdiri dari dusun masyarakat kampung dan dusun kebun dari keberadaan afdeling perkebunan PTPN II Kebun kuala sawit dan wilayah afdeling perkebunan swasta PT.

Prima dan PT. Puskopad.

(29)

3.5 Sosial

Kawasan Ekowisata Tangkahan merupakan kawasan yang mempunyai status sosial yang dianggap cukup baik jika dilihat dari pendapatan perkapitanya, namun jika dilihat dari perbandingan jumlah bangunan sekolah dengan jumlah penduduk, status sosial dianggap rendah karena jumlah bangunan sekolah yang ada tidak cukup menampung semua warga yang wajib sekolah dan yang sedang bersekolah.

3.6 Gambaran Umum Ekowisata Tangkahan Gambar 3.1

Tangkahan Visitor Center

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018

Gambar diatas adalah Tangkahan Visitor Center yang biasa digunakan wisatawan untuk menanyakan apa saja paket wisata yang ada di Tangkahan. Tangkahan adalah sebuah kawasan di

(30)

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Tangkahan diapit oleh Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang. Kombinasi dari vegetasi hutan hujan tropis dan topografi yang berbukit, menjadikan Tangkahan sebagai tempat yang ideal untuk berwisata. Sungai Buluh dan Batang Serangan yang membelah hutan ini merupakan tipe sungai khas hutan tropis, dilengkapi dengan beraneka ragam jenis tumbuhan aneka warna dan tebing bercorak di sepanjang sungai. Air sungai yang jernih dan bernuansa hijau menciptakan panorama dan atmosfer yang alami. Akses menuju Tangkahan dapat ditempuh dengan perjalanan darat dari Kota Medan Sumatera Utara. Dilanjutkan melewati Kota Binjai dengan kendaraan umum melalui terminal bus Pinang Baris Medan. Jarak Medan–Tangkahan sekitar 110 kilometer. Dapat juga di tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam dari Kota Medan. Tangkahan adalah salah satu destinasi wisata yang potensial untuk dikembangan dikarenakan menawarkan sejumlah panorama alam yang indah dan sungai yang jernih dengan keadaan alam yang sejuk.

(31)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Potensi Wisata Tangkahan

Setiap destinasi wisata harus memiliki daya tarik wisata untuk dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Tangkahan yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat Sumatera Utara ini memiliki potensi wisata yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan baik itu potensi wisata alamnya maupun potensi wisata buatan manusia.

4.1.1 Potensi Wisata Alam

Gambar 4.1

Potensi Wisata Alam Tangkahan

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

Dilihat dari gambar diatas bahwa potensi wisata alam Tangkahan sebagai destinasi wisata cukup baik, karena menawarkan keindahan pemandangan hutan hujan tropis, topografi yang berbukit dan udara segar yang menyejukkan (something to see). Tangkahan banyak dikunjungi wisatawan mancanegara karena pemandangan alamnya. Tak heran jika turis mancanegara menyebut Tangkahan sebagai The Hidden Paradise di Sumatera Utara.

(32)

Selain melihat pemandangan yang indah, Tangkahan ini salah satu tempat dimana ada 7 gajah yang bisa dimanfaatkan untuk tracking. Tracking disini maksudnya adalah wisatawan akan diajak masuk kedalam hutan dengan menunggang gajah. Gajah yang ditunggangi para wisatawan adalah gajah-gajah terlatih yang juga digunakan untuk patroli atau melindungi Taman Nasional dari kegiatan ilegal seperti pemburuan, perambahan, dan tentu saja illegal loging. Dilihat dari segi daya tariknya sangat baik dan didukung dengan iklim yang nyaman sehingga potensial untuk dikembangkan.

4.1.2 Potensi Wisata Buatan Manusia

Selain potensi wisata alam, Tangkahan juga memiliki potensi wisata buatan manusia yang tidak kalah menarik dari potensi alamnya. Potensi wisata buatan manusia menjadi daya tarik tambahan agar wisatawan mau berkujung ke Tangkahan. Daya tarik wisata buatan manusia yang ada di Tangkahan seperti wahana permainan air,dan spot untuk berfoto. Dapat dilihat dari gambar berikut ini,

(33)

Gambar 4.2

Wahana Permainan Air (Tubing)

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

Gambar 4.3 Spot Foto

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

Gambar diatas adalah potensi wisata buatan manusia yang ada di Tangkahan yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Tangkahan, dimana terdapat seperti tubing dan spot foto berbentuk sarang burung.

(34)

4.2 Kendala yang Dihadapi Pihak Stakeholder Dalam Pengembangan Wisata Tangkahan Guna peningkatan Kunjungan Wisatawan

Dalam proses pengembangan potensi Tangkahan sebagai destinasi wisata tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadap oleh pihak stakeholder seperti :

1. Keterbatasan Sarana dan Prasarana Wisata

Kawasan Tangkahan dalam pengadaan sarana dan prasarana belum tersedia dengan baik.

Hal ini akan mempengaruhi minat wisatawan untuk datang berkunjung. Sarana di Tangkahan hanya berupa pondok untuk istirahat dan home stay yang mengandalkan rumah masyarakat sebagai tempat menginap wisatawan. Sama halnya dengan prasarana yang masih kurang memadai seperti kondisi jalan menuju wisata Tangkahan yang masih kurang baik.

2. Keterbatasan Dana Dalam Pengembangan

Dengan terbatasnya dana yang di miliki pihak pengelola, maka pembangunan fasilitas belum memadai, pembinaan sumber daya manusia yang kurang, serta kurangnya promosi.

3. Terbatasnya Sumber Daya Manusia Dalam Bidang Pariwisata

Sumber daya manusia sekitar wisata Tangkahan memang terbatas di bidang pariwisata yang mengakibatkan kurangnya kesadaran akan pentingnya pariwisata. Sehingga wisata Tangkahan belum dapat dikelola dengan baik.

4. Rendahnya Kesadaran Wisatawan Akan Lingkungan

Wisatawan yang berkunjung ke wisata Tangkahan berasal dari berbagai daerah dan berbagai kalangan serta memiliki tingkah laku yang berbeda. Sebagian wisatawan memang sudah memilki kesadaran akan lingkungan, namun tidak menutupi kemungkinan bahwa wisatawan lainya kurang akan kesadaran tentang lingkungan.

(35)

4.3 Upaya Stakeholder dalam Mengembangkan Wisata Tangkahan Guna Peningkatan Kunjungan Wisatawan

Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Langkat mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini,

Tabel 4.1

Jumlah Wisatawan yang Berkunjung Ke Wisata Tangkahan Tahun 2014-2016 No. Tahun Wisatawan Asing Wisatawan

Domestik

Jumlah/Total

1 2014 8.567 40.433 49.000

2 2015 3.495 47.139 50.634

3 2016 4.885 13.715 18.600

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Langkat

Beberapa langkah konkrit yang dilakukan pemerintah setempat sebagai upaya pengembangan potensi wisata Tangkahan guna peningkatan kunjungan wiatawan antara lain melakukan kegiatan promosi, penyuluhan kepada masyarakat tentang objek wisata dalam merawat, menjaga, melestarikan lingkungan serta memberikan pelatihan sadar wisata kepada masyarakat sekitar objek wisata. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pengelolaan objek wisata Tangkahan lebih terarah.

Pihak pengelola berupaya membenahi kawasan wisata Tangkahan ini dengan mengacu pada unsur-unsur pariwisata seperti pembenahan Attraction (atraksi wisata), Accessibility (aksesibilitas), Amenity (fasilitas pendukung).

4.3.1 Upaya Pengembangan Attraction Untuk Peningkatan Wisatawan

Supaya potensi alam yang di miliki wisata Tangkahan lebih dikenal, maka pihak stakeholder berupaya membuat atraksi wisata lainya berupa atraksi wisata buatan manusia sebagai daya tarik tambahan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung seperti fasilitas

(36)

untuk berfoto ria dengan berlatarkan sarang burung. Fasilitas yang disediakan oleh pihak pengelola ini untuk menunjang kegiatan pariwisata di Tangkahan (something to do). Dapat dilihat dari gambar dibawah ini fasilitas untuk berfoto ria yang disediakan oleh pihak stakeholder yang menyerupai sangkar burung.

Gambar 4.4

Fasilitas Tempat Berfoto Berbentuk Sangkar Burung

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

4.3.2 Upaya Pengembangan Accessibility

Aksesibilitas merupakan hal yang sangat vital bagi perkembangan suatu destinasi wisata, dikarenakan akses yang memadai akan mempermudah wisatawan menuju tempat wisata yang ingin di kunjunginya. Akses menuju Objek wisata Tangkahan masih belum memadai, karena jalannya yang masih sangat tidak baik dapat dilihat dari gambar dibawah. Pihak stakeholder juga berupaya mengajukan ke pemerintah agar akses jalan menuju wisata Tangkahan diperbaiki

(37)

supaya dapat dilalui wisatawan dengan baik. Dapat dilihat dari gambar dibawah akses menuju wisata Tangkahan.

Gambar 4.5

Aksesibilitas Wisata Tangkahan

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

4.3.3 Upaya Pengembangan Amenity ( Fasilitas Pendukung)

Upaya yang dilakukan pihak stakeholder terkait fasilitas pendukung demi perkembangan Tangkahan seperti,

1. Akomodasi

Akomodasi yang ada di wisata Tangkahan berupa hotel dan home stay yang di jadikan tempat penginapan wisatawan. Fasilitas yang disediakan tiap hotel dan home stay berbeda-beda, seperti tempat tidur atau kasur yang disediakan dan kamar mandi. Tarif per malam berkisar antara Rp.100.000-Rp.150.000 per kamar. Dapat dilihat gambar di bawah ini hotel dan home stay yang ada di wisata Tangkahan.

(38)

Gambar 4.6 Home Stay

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

2. Jasa Kuliner atau Rumah Makan

Dapat dilihat dari gambar dibawah fasilitas jasa kuliner yang disediakan pihak stakeholder demi menunjang keberlangsungan pariwisata Tangkahan. Pihak stakeholder telah

menyediakan jasa kuliner atau rumah makan dengan harga terjangkau, karena harga makanan diseluruh rumah makan disetarakan agar tidak terjadi ketimpangan antara pihak pengelola rumah makan. Pihak stakeholder juga berupaya menambah jumlah rumah makan di Tangkahan untuk mengantisipasi peningkatan kujungan wisatawan.

(39)

Gambar 4.7

Jasa Kuliner atau Rumah Makan

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

3. Tempat Parkir

Pihak stakeholder wisata Tangkahan berupaya menyediakan lahan parkir untuk menampung kendaraan wisatawan baik yang beroda dua maupun kendaraan beroda empat.

Dengan adanya tempat parkir ini pengunjung akan merasa nyaman akan kendaraan yang digunakan. Tarif untuk parkir kendaraan roda dua sebesar Rp. 5.000 dan untuk kendaraan roda empat sebesar Rp. 30.000. Dapat dilihat dari gambar dibawah areal parkir yang telah disediakan oleh pihak stakeholder.

(40)

Gambar 4.8 Tempat Parkir

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018

4. Toilet Umum

Dapat dilihat dari gambar dibawah dimana wisata Tangkahan sudah terdapat fasilitas berupa toilet umum. Jumlah toilet umum sudah memadai, dimana terdapat beberapa toilet umum.

Tarif untuk pengunjung yang menggunakan toilet umum sebesar Rp. 2.000 per orang. Dari segi kebersihan toilet umum ini sudah memadai karena adanya petugas kebersihan untuk membersihkan toilet umum setiap hari.

(41)

Gambar 4.9 Toilet Umum

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

5. Tempat Sampah

Fasilitas pendukung yang ada di wisata Tangkahan berupa tempat sampah belum memadai, karena tempat sampah yang disediakan tidak ada disekitar Tangkahan. Tetapi, seluruh fasilitas pendukung baik itu rumah makan, toko souvenir menyediakan tempat sampahnya masing-masing.

6. Kios Cinderamata

Kios cinderamata merupakan sektor kedua yang paling mendominasi setelah rumah makan. Cinderamata yang dijual merupakan hasil kerajinan tangan, seperti aksesoris, jam dinding dan hiasan. Pihak stakeholder berupaya menambah jumlah souvenir yang akan dijual dengan memamfaatkan kerajinan masyarakat sekitar (something to buy). Dapat dilihat dari gambar dibawah ini kios cenderamata yang ada di Tangkahan.

(42)

Gambar 4.10 Kios Cinderamata

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

8. Rest Area

Pihak pengelola wisata Tangkahan berupaya menyediakan tempat rest area agar pengunjung yang datang ke Tangkahan yang merasa kelelahan dapat istirahat sambil menikmati indahnya pemandangan hutan hujan tropis yang berpadu dengan sungai. Rest area merupakan salah satu fasilitas yang paling banyak di cari wisatawan saat berada di Tangkahan. Gambar dibawah ini adalah rest area yang disediakan pihak pengelola Tangkahan.

(43)

Gambar 4.11 Rest Area

Dokumentasi Pribadi Rio Fahmi Huseini R, Tahun 2018.

(44)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Di Kabupaten Langkat terdapat destinasi wisata yang berpotensi untuk di kembangkan, salah satu adalah Tangkahan. Potensi yang ada di destinasi wisata Tangkahan berupa pesona wisata alam dengan hutan hujan tropis, serta air sungai yang bersih dan didukung dengan iklim yang sejuk. Wisata Tangkahan juga memiliki wisata buatan manusia berupa wahana permainan air. Tetapi sayangnya masih minimnya fasilitas yang terdapat di wisata Tangkahan. Untuk itu perlu adanya upaya-upaya pengembangan yang dilakukan pihak stakeholder.

Dalam pengembangan potensi wisata Tangkahan sampai saat ini masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi pihak stakeholder antara lain, kurangnya fasilitas sarana dan prasarana, terbatasnya dana, rendahnya sumber daya manusia masyarakat sekitar detinasi wisata di bidang pariwisata, serta rendahnya kesadaran wisatawan akan lingkungan. Untuk itulah perlu adanya upaya dari pihak stakeholder dalam upaya pembenahan sarana dan prasarana, melakukan kerja sama dengan pihak investor demi mendapatkan dana yang dibutuhkan, serta melakukan pelatihan sadar wisata kepada masyarakat sekitar destinasi wisata dan melakukan promosi sehingga dapat diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

Dalam pengembangan wisata Tangkahan sebagai destinasi wisata mampu meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. Hal ini terkait dengan pembenahan fasilitas pendukung seperti jembatan yang dulunya di tahun 2012 bisa dilalui 10 orang, sekarang di tahun 2018 hanya bisa dilalui 5 orang dan serta diperlukannya usaha-usaha promosi. Untuk sumber daya manusia masyarakat sekitar kurang mampu dalam upaya pengembangan potensi wisata Tangkahan, untuk

(45)

itulah peran stakeholder sangat penting dalam mendukung proses pengembangan potensi wisata Tangkahan.

5.2 Saran

Pada akhir penulisan, penulis memberikan saran yang nantinya dapat digunakan untuk membangun dan mengembangkan potensi wisata Tangkahan dengan baik. Adapun saran yang diberikan antara lain:

1. Dalam proses pengembangan wisata Tangkahan sebagai destinasi wisata diharapkan fokus pada konsep pelestarian alam yang bertanggung jawab.

2. Pengembangan wisata Tangkahan harus melibatkan berbagai pihak yang salin terkait satu dengan yang lainnya dan tidak dapat dipisahkan yaitu masyarakat sekitar, pihak pemerintah serta pihak swasta.

3. Perlu adanya promosi yang serius.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

, 2017. BPS Kabupaten Langkat.

, 2016. Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2016. KEMEMPAR. Jakarta.

, 2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta Pusat.

Pitana, I Gde. Surya Diarta, I Ketut. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Pendit. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar. Penerbit Perdana. Jakarta.

Poerwadarminta. 1991. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakatra.

Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa. Bandung.

https://limamarga.blogspot.co.id/2012/04/jenis-jenis-pariwisata.html 20/11/2017, 19.25 http://karyatulisilmiah.com/pengembangan-pariwisata/ 26/11/2017, 20:35

http://dominique122.blogspot.co.id/2015/05/konsep-ekowisata-menurut-para-ahli.html 26/11/2017, 20:55

http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-destinasi/ 26/11/2017, 21:45

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5707/3/T1_222008022_BAB%20II.pdf 28/11/2017, 22:13

https://taufikzk.wordpress.com/2016/02/01/pengertian-wisatawan/ 28/11/2017, 22:30

http://tangkahan-sumatera.blogspot.co.id/2009/02/03-sejarah-kawasan-ekowisata-tangkahan.html 19/01/2018, 01.00

http://wisata-nusantara-indonesia.blogspot.co.id/2010/03/tangkahan-sumatera-utara.html 19/01/2018, 03.00

https://text-id.123dok.com/document/ky6vop4q0-pendahuluan-uraian-teoritis-gambaran-umum- tangkahan-ekowisata-tangkahan-sebagai-potensi-utama-kesimpulan-dan-saran-gambaran-umum- kawasan-ekowisata-tangkahan.html 19/01/2018, 04.00

Gambar

Gambar diatas adalah Tangkahan Visitor Center yang biasa digunakan wisatawan untuk  menanyakan apa saja paket wisata yang ada di Tangkahan
Gambar 4.3  Spot Foto
Gambar 4.6  Home Stay
Gambar 4.8  Tempat Parkir
+4

Referensi

Dokumen terkait