• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

5. GAMBARAN UMUM Geografis dan Administratif

Geografis

Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak di tengah Provinsi Jawa Barat, diantara 6021’ - 7025’ Lintang Selatan dan 106042’ - 107025’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Cianjur terbagi dalam 3 bagian : Wilayah Cianjur Utara, Wilayah Cianjur Tengah, dan Wilayah Cianjur Selatan. Wilayah Cianjur Utara yang merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung Gede dengan titik tertinggi pada ketinggian 2.962 M dpl (meter di atas permukaan laut). Wilayahnya juga meliputi daerah Puncak dengan ketinggian sekitar 1.450 M, Kota Cipanas (Kecamatan Cipanas dan Pacet) dengan ketinggian sekitar 1.110 m, serta Kota Cianjur dengan ketinggian sekitar 450 m di atas permukaan laut. Sebagian wilayah ini merupakan dataran tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan perkebunan dan persawahan. Wilayah Cianjur Tengah merupakan pegunungan dan perbukitan, tetapi juga terdapat dataran rendah persawahan, perkebunan yang dikelilingi oleh bukit - bukit kecil yang tersebar dengan keadaan struktur tanahnya yang labil. Wilayah Cianjur Selatan merupakan dataran rendah yang terdiri dari bukit - bukit kecil dan diselingi oleh pegunungan - pegunungan yang melebar ke Samudra Hindia, di antara bukit - bukit dan pegunungan tersebut terdapat pula persawahan dan ladang huma. Dataran terendah di selatan Cianjur mempunyai ketinggian sekitar 7 M dpl. Setiap bagian wilayah memiliki kekhasan yang dapat dimanfaatkan melalui pengembangan potensi dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakatnya. Namun kondisi tersebut tidak terlepas pula dari permasalahan yang dibatasi oleh kondisi geografis yang memiliki kerentanan dan kelabilan tanah, sehingga dalam pengelolaannya diperlukan strategi yang tepat.

Administratif

Secara administrasi Wilayah Kabupaten Cianjur memiliki luas kurang lebih 361.435 Ha (RTRW Kabupaten Cianjur 2012), terdiri dari 32 kecamatan dengan 354 desa dan 6 kelurahan yang mencakup 2.746 rukun warga dan 10.384 rukun tetangga. Secara administratif Kabupaten Cianjur berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Purwakarta

 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Garut

 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Samudra Indonesia

Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 361.435 Ha, pemanfaatannya meliputi 23,71% berupa hutan produktif dan konservasi, 16,59% berupa tanah pertanian lahan basah, 27,76% berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 16,49% berupa tanah perkebunan, 0,10% berupa tanah dan penggembalaan/pekarangan, 0,035% berupa tambak/kolam, 7,20% berupa pemukiman/pekarangan dan 6.42% berupa penggunaan lain-lain

Karakteristik Topografi

Adapun karakteristik topografi yang terdapat di Kabupaten Cianjur adalah sebagai berikut :

1. Dataran

Merupakan daerah dengan kemiringan lereng yang berkisar antara 0 - 8 % yang menempati daerah pantai, daerah aluvial sungai dan dataran lahar. Daerah yang termasuk satuan morfologi ini mempunyai tingkat erosi yang rendah yang terdistribusi pada Kecamatan Sukaresmi, Cikalongkulon, Cianjur, Ciranjang, Bojong Picung, sebelah Utara pada Kecamatan Cibeber, Pagelaran, Tanggeung, Kadupandak, dan sepanjang Pantai Selatan mulai dari Agrabinta sampai Cidaun. 2. Perbukitan Berelief Halus

Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang halus dengan kemiringan lereng 8 - 15% yang terdapat pada daerah Utara Kecamatan Pacet, Warungkondang, Takokak sebelah Barat, Cidaun, dan sebelah Timur Sindangbarang 3. Perbukitan Berelief Sedang

Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang sedang dengan kemiringan lereng 15 - 25% yang tersebar pada daerah Utara Kecamatan Mande, sebelah Selatan Kadupandak, dan sebelah Selatan Cibeber.

4. Perbukitan Berelief Agak Kasar

Satuan morfologi ini mempunyai bentuk permukaan bergelombang agak kasar dengan kemiringan lereng 24 - 40% yang tersebar pada daerah Takokak, bagian Utara dan Selatan Kadupandak, bagian Utara Sukanagara, Agrabinta, sebelah Utara Cidaun, sebelah Selatan Pagelaran, dan sebelah Barat Kecamatan Tanggeung. 5. Perbukitan Berelief Kasar

Bentuk permukaan pada bagian ini adalah bergelombang kasar s.d sangat kasar dengan kemiringan lereng > 40 % yang terdistribusi pada daerah Selatan Kecamatan Sukaresmi, sebelah Selatan Bojong Picung, Sukanagara, Gunung Buleud, sebelah Timur Kecamatan Takokak dan Gunung Sambul. Timur Pagelaran, bagian Selatan dan Utara Kadupandak serta Karangtengah yang membentuk gawir gerakan tanah yang hampir tegak lurus. Daerah lain yang memiliki bentuk permukaan seperti ini adalah daerah Gunung Pangrango, Pasir Beser, Pasir Taman sampai Pasir Gambir, Pasir Negrog, Gunung Pondokcabang, Gunung Berenuk, dan Pasir Gook.

Tenaga Kerja

Berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) tahun 2012 penduduk usia 15 tahun ke atas yang merupakan angkatan kerja sebanyak 1.013.648 jiwa yang terbagi dalam dua yaitu yang bekerja sebanyak 899.502 jiwa dan yang

berstatus pengangguran terbuka yaitu sebanyak 114.146 jiwa. Angkatan kerja yang bekerja di sektor pertanian, Kehutanan, Perburuan dan perikanan mencapai 55,81 persen, industripengolahan 4,69 persen, perdagangan, Rumah Makan dan Hotel 18,78 persen, jasa kemasyarakatan 4,92 persen, dan lainnya meliputi pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan air, bangunan, angkutan, pergudangan dan komunikasi, keuangan, asuransi, persewaan dan jasa perusahaan mencapai 15,89 persen. Dengan demikian sektor pertanian masih mendominasi penyerapan tenaga kerja terbesar dan disusul oleh sektor perdagangan.

PDRB Menurut Kelompok Sektor

PDRB Kabupaten Cianjur tahun 2009 dan 2013 masih didominasi oleh sektor pertanian sebesar 6,6 dan 9,2 Triliun. Sektor pertambangan menyumbang nilai PDRB pada tahun 2009 dan 2013 sebesar 22,7 dan 29,4 Milyar. Sektor pertambangan ini disumbang oleh usaha pertambangan galian C, mineral logam emas dan Pasir besi. Berikut ini tabel PDRB Kabupaten Cianjur tahun 2009 dan 2013 menurut harga berlaku. Tabel 10. PDRB Kabupaten Cianjur Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2009 dan 2013

Sumber. Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur Tahun 2013

Penambangan Pasir Besi di Kabupaten Cianjur

Di sepanjang Pantai Cianjur terdapat 49 usaha pertambangan rakyat pasir besi (UPR) dan 7 perusahaan usaha produksi yang mendapatkan ijin dari Pemda Kabupaten Cianjur sejak tahun 2011. Sebelum tahun 2011 hanya ada satu perusahaan yang mendapatkan ijin usaha pertambangan (IUP Produksi) yaitu Koperasi Pansela Jaya. Luas konsesi pertambangan yang diperoleh koperasi ini seluas 25 Ha. Dari tujuh perusahaan pemegang IUP tersebut pada tahun 2013 tersisa 5 perusahaan sedangkan UPR tersisa 25 perusahaan yang masih aktif melakukan kegiatan penambangan. Dalam teknis operasional antara perusahaan pemegang IUP produksi dengan UPR terikat kemitraan usaha dimana UPR sebagai pensuplai raw material dan perusahaan pemegang IUP produksi sebagai pemasar. Namun saat ini dari 25 UPR yang masih aktif terdapat sembilan UPR mandiri yang mampu memproduksi dan memasarkan raw

No. Kelompok Sektor Tahun 2009

(Juta Rupiah) Tahun 2013 (Juta Rupiah) 1. Primer 6.586.008,43 9.238.865,05 a. Pertanian 6.563.306,96 9.209.425,9 b. Pertambangan 22.701,47 29.439,11 2. Sekunder 1.334.552,36 2.125.128,28 a. Industri 558.318,48 943.319,62 b. Listrik,Air Minum 183.213,24 278.433,59 c. Bangunan 593.020,64 903.375,07 3. Tersier 8.817.179,50 13.529.212,88 a. Perdagangan 4.173.366,15 6.898.115,80 b. Pengangkutan 1.678.050,49 2.480.234,56 c. Keuangan 768.009,94 975.012,03 d. Jasa-jasa 2.197.752,92 3.175.850,22 PDRB 16.737.740,29 24.893.206,21

material. Pada penelitian ini perusahaan pemegang IUP produksi yang dijadikan objek penelitian adalah Koperasi Pansela Jaya, sedangkan UPR mandiri yang diteliti adalah UPR H. Karom dan UPR Jujun Iskandar.

Hasil penambangan pasir besi yang dilakukan oleh usaha pertambangan rakyat (UPR) di Pantai Cianjur (Kecamatan Sindangbarang, Kecamatan Agrabinta dan Kecamatan Cidaun) diangkut melalui jalur darat menuju konsumen, yang sebagian besar industri semen di area Jabotabek. Ruas jalan yang digunakan di sepanjang pantai adalah ruas Agrabinta-Sindangbarang dan ruas Cidaun-Sindangbarang. Dari Sindangbarang truk pengangkut pasir besi melanjutkan perjalanan ke ruas Sindangbarang-Cianjur sejauh 120 KM. Pengangkutan pasir besi melalui ruas jalan ini menimbulkan dampak kerusakan jalan karena tonase pasir besi yang di angkut melebihi kekuatan jalan. Sampai di Cianjur pasir besi diturunkan pada area stockpile yang berupa tanah lapang untuk penampungan sementara. Gambaran mengenai kegiatan bongkar muat di stockpile dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6. Penampungan Pasir Besi di stockpile

Dari area stockpile truk pengangkut malalui ruas jalan nasional menuju ke ruas Cianjur-Warungdanas, kemudian menuju ruas Warungdanas-Cinangsi yang merupakan jalan kabupaten. Di ruas jalan ini masalah kerusakan menjadi masalah utama karena kekuatan jalan di ruas jalan kabupaten sebenarnya tidak diperuntukkan untuk kendaraan dengan tonase lebih dari 8 ton, sedangkan kendaraan pengangkut pasir besi dari

stockpile ke konsumen selain menggunakan dump truk dengan tonase 8-12 ton juga menggunakan tronton yang mampu mengangkut beban 26-36 ton. Selanjutnya kendaraan pengangkut pasir besi menelusuri jalan propinsi menuju perbatasan Cianjur

ke arah Kecamatan Jonggol di Bogor. Pemberhentian terakhir adalah industri semen di daerah Bogor dan Bekasi. Berikut ini peta jalur pengangkutan pasir besi di Kabupaten Cianjur.

Keterangan: Skala 1:2500

Gambar 7. Peta Jalur Pengangkutan Pasir Besi

Kondisi Umum Kecamatan Cidaun

Wilayah Kecamatan Cidaun berjarak sekitar 150 Km dari Ibu Kota Kabupaten Cianjur, terletak di ujung Pesisir Pantai Selatan Jawa dan berbatasan dengan Kabupaten Garut di sebelah Timur. Dari Kota Cianjur akses menuju Kecamatan Cidaun tersedia transportasi umum menyusuri jalan provinsi dan jalan nasional Lintas Selatan Jawa Barat yang selesai diresmikan tahun 2012. Kecamatan Cidaun terdiri dari tanah darat, tanah sawah, hutan, sungai serta pegunungan.Topografi Kecamatan Cidaun terdiri dari 2 bagian, yaitu dataran sepanjang garis pantai selatan dan perbukitan sepanjang daerah utara hingga barat yang terdiri dari 13 desa. Keadaan tanah bagian selatan umumnya berupa pasir yang mengandung pasir besi, terutama dibagian garis Pantai Selatan.

Sedangkan daerah utara, tanahnya merupakan tanah biasa yang banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Kondisi geografis yang beragam memunculkan pemanfaatan yang beragam pula. Di dataran rendah, terdapat banyak pohon kelapa, jati dan padi tadah hujan. Pada daerah tepi pantai, terdapat kegiatan penambangan pasir besi di Desa Sukapura, Desa Cisalak, Desa Jayapura, Desa Kertajadi dan Desa Cidamar. Berikut ini peta Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur melalui citra satelit.

Gambar 8. Peta Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur

Berdasarkan gambar peta di atas terdapat dua usaha pertambangan rakyat (UPR) di Kecamatan Cidaun yang menjadi objek penelitian yaitu UPR H. Karom dan UPR Jujun Iskandar yang area pertambangannya ada di perbatasan desa Sukapura-Cisalak dan Koperasi Pansela Jaya yang lokasi pertambangannya di desa Kertajadi.

Kondisi sarana jalan umum pada desa yang ada di sepanjang garis Pantai Selatan Cidaun cukup baik berupa Jalan Nasional Lintas Selatan Jawa Barat. Jalan ini memiliki spesifikasi jalan kelas II sehingga bisa dilalui oleh kendaraan dengan tonase besar, termasuk kendaraan pengangkut pasir besi.

Jumlah Penduduk dan Mata Pencaharian Warga Kecamatan Cidaun

Jumlah penduduk kecamatan Cidaun pada tahun 2011 adalah sebanyak 67.335 jiwa dengan rincian laki-laki 33.813 jiwa, perempuan 33.522 jiwa. Penduduk tersebut terdiri dari 18.161 kepala keluarga dengan kepadatan penduduk adalah 381 Jiwa/ Ha.

Mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani 48%, pedagang 15%, Nelayan 5%, PNS/ TNI/ Polri 4%, Peternak 12 %, swasta 14 %, dan pensiunan 1 %. Dibidang ekonomi, komoditas pertanian yang biasa ditemukan adalah padi, gula merah dari kelapa dan aren, pisang, kelapa dan singkong. Pada sektor peternakan, jenis ternak yang dominan dipelihara adalah sapi, kerbau, kambing, domba dan unggas. Pada bidang perikanan, perikanan tangkap adalah salah satu penggerak ekonomi sebagian masyarakat Kecamatan Cidaun. Sektor pertambangan terutama pasir besi merupakan usaha baru bagi masyarakat di Kecamatan Cidaun usaha ini dimulai tahun 2009 dengan produksi yang masih kecil dan melibatkan sedikit warga. Kemudian keterlibatan masyarakat Cidaun semakin besar dengan adanya eksploitasi yang meningkat tajam di tahun 2011 hingga sekarang.

Pendidikan

Dibidang pendidikan, institusi pendidikan yang berada di Kecamatan Cidaun terdiri dari jenjang TK hingga SMA dan SMK. Sarana pendidikan di Kecamatan Cidaun yaitu terdapat 44 SD negeri, 5 SMP Negeri, 9 SMP swasta, 4 SMA Swasta dan 1 SMK Kelautan. Keberadaan sarana pendidikan tersebut sangat penting bagi masyarakat Cidaun karena aksesnya yang jauh dari pusat kota, sehingga keberadaan lembaga pendidikan sangat mendukung kebutuhan masyarakat akan pentingnya arti pendidikan bagi masa depan generasi mereka. Jumlah siswa SD di Kecamatan Cidaun sebanyak 8.486 siswa, SMP 3.071 Siswa, SMU 160 dan SMK 113. Data lebih lengkapnya bisa dilihat pada tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Jumlah Sekolah dan Siswa di Kecamatan Cidaun

Desa SD

SLTP SLTA

Negeri Swasta SMU SMK

Negeri Swasta Negeri Swasta

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]

Jumlah Sekolah 44 5 9 0 4 1 0

Jumlah Murid 8.486 3.071 160 113

Sumber: BPS Kab. Cianjur 2013

Gambaran Kegiatan Penambangan Perusahaan Pemegang IUP dan UPR

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cianjur No. 24 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pertambangan Mineral bahwa yang membedakan antara perusahaan pemegang Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dengan Usaha Pertambangan Rakyat adalah luas usaha pertambangan yang dieksploitasi. Pada UPR luas wilayah yang diberikan menurut pasal 67 huruf d maksimal 25 Ha, dan dalam prakteknya UPR-UPR yang ada di Kabupaten Cianjur semuanya diberi wilayah usaha pertambangan rakyat (WIUPR) seluas 5 Ha. Sedangkan perusahaan pemegang IUP memiliki wilayah eksploitasi diatas luasan UPR, namun pada faktanya perusahaan pemegang IUP tidak memiliki wilayah usaha pertambangan. Agar usahanya berjalan mereka harus bermitra dengan UPR yang ada agar mendapatkan suplai raw material, ketentuan tentang kemitraan ini tertuang dalam pasal 66 pada perda tersebut. Dengan berkembangnya waktu beberapa UPR keluar dari kemitraan yang ada dan membentuk UPR mandiri yang bisa memasarkan langsung produknya ke konsumen.

Koperasi Pansela Jaya adalah salah satu perusahaan pemegang IUP produksi yang ada di Pantai Cianjur dengan nomor registrasi perijinan 503/923/DPSDA&P 9 Januari Tahun 2009. Perusahaan digunakan sebagai sampel perusahaan yang memegang IUP produksi karena hampir semua pemegang IUP Produksi memiliki karakter yang sama sehingga dari 5 (lima) perusahaan cukup diwakili oleh koperasi ini. Kesamaan tersebut adalah: kesamaan dalam hal produksi raw material, karakteristik jenis usaha, mekanisme kemitraan dengan UPR, kesamaan karekteristik konsumen (pabrik semen), kesamaan jalur distribusi, dan kemiripan komponen biaya produksi. Penambangan Koperasi Pansela Jaya terletak di Desa Kertajadi kecamatan Cidaun. Berikut ini gambar area penambangan Koperasi Pansela Jaya.

Gambar 9. Area Penambangan Koperasi Pansela Jaya

UPR H. Karom dan UPR Jujun Iskandar merupakan UPR mandiri yang tidak lagi terikat kemitraan dengan perusahaan pemegang IUP. UPR ini merupakan gabungan usaha UPR. H. Karom dan UPR Jujun Iskandar, mereka juga saling bekerjasama dalam kegiatan penambangan dan pemasaran. Produksi UPR-UPR mandiri yang menambang pasir besi di Pantai Cianjur memiliki karakteristik yang mirip, sehingga pengambilan sampel UPR H. Karom dan Jujun I. bisa mewakili UPR yang lain. Kesamaan karakteristik tersebut antara lain: jenis produksi yang sama berupa raw material, luas penambangan yang sama yaitu 5 Ha, mekanisme penambangan yang sama, tujuan pemasaran dan penggunaan sarana produksi yang mirip. Berikut ini gambar area penambangan UPR H. Karom dan UPR Jujun Iskandar.

Gambar 10. Area Penambangan UPR H. Karom dan UPR Jujun I

Kegiatan Penambangan Pasir Besi

P ada pe nam b an gan t erbuk a (op en pi t m i ni ng ) t ahap penambangan/ operasi produksi umumnya meliputi kegiatan mobilisasi peralatan dan sarana pendukung, pembersihan lahan (landclearing), pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup (overburden), penggalian (digging), pengangkutan ke stockpile, pengolahan dan benefisiasi. Jika kita uraikan maka alur penambangan pasir besi dapat kita lihat seperti pada gambar berikut ini:

Gambar 11. Tahap Proses Penambangan

Penambangan kembali dilokasi yang sama setelah 3-5 hari

Land Clearing

Mining

Pengangkutan Ke stockpile di area penambangan

Penurunan kadar air

Pengangkutan Ke stockpile di Cianjur

Pengangkutan Ke Konsumen

Pengisian bekas tambang dengan pasir dari gumuk pasir disampingnya

Menimbulkan kerusakan jalan

Pasir besi yang diambil merupakan pasir besi yang sudah terseleksi dengan memiliki kadar Fe 51 % dan BJ 2.6. Benefisiasi dilakukan jika perusahaan mendapatkan order dari selain industri semen untuk meningkatkan kadar Fe dan BJ sebagai konsentrat pasir besi. Proses benefisiasi umumnya menggunakan magnetic separator. Akan tetapi kegiatan ini jarang dilakukan karena berdasarkan keterangan UPR dan perusahaan pemegang IUP, produk yang dipasarkan 95% masih berupa raw material terseleksi. Bagi mereka memasarkan produk ini lebih mudah, kebutuhan pasar besar dan perputaran uang lebih cepat. Jika diuraikan maka tahapan proses penambangan di atas adalah sebagai berikut:

Pembersihan Lahan (Land Clearing).

Pembersihan lapangan (land clearing) dimaksudkan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang dari sampah yang terbawa ombak dan menutupi area yang akan ditambang. Pembersihan lapangan ini dapat dilakukan menggunakan tenaga manusia dengan menggunakan peralatan manual seperti cangkul, garuk (ripper), sapu lidi dan lain-lain. Penambang di Pantai Cianjur sangat diuntungkan dengan kondisi pantai yang relatif bersih sehingga kegiatan ini tidak memerlukan waktu dan tenaga yang berarti.

Proses Penambangan Pasir Besi

Sebagaimana ketentuan Pemerintah Kabupaten Cianjur yang tertuang dalam Perda Nomor 24 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Penambangan pasal 71 huruf c disebutkan bahwa usaha penambangan rakyat (UPR) tidak diperkenankan menggunakan alat-alat berat, berdasarkan ketentuan tersebut maka seluruh penambang di sepanjang pantai Cianjur hanya diperbolehkan menggunakan cangkul, sekop, garuk dan mobil

doble garden berkapasitas muatan 1 kubik pasir besi. Keberadan cangkul dan sekop ini sangat penting karena kedua alat ini digunakan untuk menyeleksi pasir berkadar besi lebih tinggi, kemudian pasir diangkut ke stockpile area penambangan. Pasir besi berkadar Fe tinggi umumnya berwarna hitam dan terkumpul di hamparan pantai yang terkena ombak, pasir ini terseleksi secara alami oleh gerakan ombak pantai karena perbedaan berat jenis diantara pasir tersebut, pasir berwarna hitam umunya ada di lapisan permukaan kemudian setelah dicangkul pada kedalaman 4-10 CM akan terlihat lapisan berikutnya yaitu pasir yang dominan berwarna putih. Pasir besi yang yang dominan berwarna putih ini umumnya berkadar Fe kurang dari 51%, sehingga tidak diambil oleh penambang. Gambar kegiatan penambangan dan penyeleksian pasir besi bisa kita lihat pada gambar berikut ini.

Gambar 12. Kegiatan Penambangan dan Penyeleksian Pasir Besi di Pantai Cianjur Setelah pasir besi berhasil dikumpulkan oleh para penambang maka pasir tersebut diangkut dengan mobil doble gardan menuju stockpile area penambangan. Di

stockpile pasir besi dibiarkan di udara terbuka agar mengalami proses penurunan kadar air secara alami melalui paparan sinar matahari dan gravitasi. Pasir besi ini tidak memerlukan perlakuan tambahan, karena kelebihan pasir besi dari Pantai Cianjur Selatan selain sudah terseleksi kadar Fe dan berat jenisnya (BJ) juga tidak bercampur dengan batu atau kerikil pantai, sehingga setelah ditambang tidak memerlukan penyaringan (filtrasi).

Setelah menambang, penambang melakukan aktivitas berikutnya yaitu melakukan pengurukan bekas tambang sebanyak pasir yang ditambang dengan pasir besi berkadar rendah dari gumuk di samping area tambang. Penutupan bekas tambang ini bertujuan agar tanah penutup yang baru akan diterpa ombak sehingga dalam rentang 3-5 hari mereka bisa kembali ke lokasi tersebut dan sudah menemukan timbunan- timbunan pasir berwarna hitam yang mereka cari. Untuk kegiatan penambangan di hari berikutnya mereka akan pindah ke lokasi lain yang timbunan pasir besi berwarna hitamnya sudah cukup banyak, tapi perpindahan kegiatan penambangan ini masih dalam satu area UPR yang sama.

Penanganan Material (Material Handling)

Penanganan material merupakan satu rangkaian kegiatan operasi yang tercakup dalam kegiatan penggalian atau pemindahan pasir besi selama penambangan. Pada siklus operasi penambangan, terdapat dua operasi utama yaitu pemuatan (loading) dan ngangkutan /transportasi (Hauling). Penanganan material pada tambang sangat tergantung pada pemilihan dan jenis alat pemuatan dan pengangkutan yang akan digunakan. Pemuatan (Loading) merupakan kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material ke dalam alat angkut, atau ke tempat penampungan material (stockpile) ataupun ke dalam suatu alat pengatur aliran material (hopper, bin, feeder). Pada kegiatan penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur oleh UPR kegiatan loading untuk memindahkan raw material ke stockpile area penambangan menggunakan mobil doble gardan dengan kapasitas angkut satu kubik.

Pengangkutan (Hauling)

Kegiatan pengangkutan material dari stockpile pertambangan ke stockpile di Kota Cianjur menggunakan kendaraan truk jungkit (dump truck) dan truk biasa yang memiliki kemampuan mengangkut material 8-12 ton. Raw material terseleksi yang diangkut umumnya 3-5 M3. Dari kubikasi ini jika konsumen mensyaratkan BJ pasir besi 2.6 maka akan didapatkan beban tonase sebesar 8-12 ton, padahal kapasitas kemampuan jalan di jalur provinsi ruas Sindangbarang-Cianjur sebesar 8 ton. Ripitasi pengangkutan pasir besi yang melewati ruas jalan ini mengakibatkan kerusakan parah mencapai puluhan kilometer. Sampai di Cianjur pasir besi ditampung pada area sockpile transit, selanjutnya diangkut kembali dengan kendaraan yang berbeda setelah konsumen siap menerima pasir besi, kendaraan tersebut terkadang menggunakan dump truck atau tronton. Pengangkutan ke konsumen ini melewati ruas Cianjur-Warungdanas di Kecamatan Karangtengah melalui ruas jalan nasional. Kerusakan jalan yang parah kembali terjadi setelah kendaraan pengangkut pasir besi melewati ruas Warungdanas- Cinangsi sepanjang kurang lebih 10 KM, ruas ini merupakan jalan kabupaten yang kemampuan kelas jalannya di bawah 8 ton (III c).

Rehabilitasi Lahan Bekas Penambangan

Kegiatan rehabilitasi lahan bekas penambangan pada penambangan pasir besi di Kabupaten Cianjur yang dilakukan oleh UPR sebenarnya telah berlangsung secara tidak langsung. Ketika mereka melakukan pengumpulan pasir besi berkadar Fe lebih dari 51%, maka bekas kerukan atau galian tersebut selanjutnya ditutup dengan pasir besi berkadar Fe lebih rendah dari gumuk pasir di sampingnya. Penutupan ini secara tidak langsung telah mengembalikan kondisi bibir pantai ke keadaan semula.Terkait dengan kerusakan lahan karena penggunaan alat berat hal ini tidak terjadi karena penambangan menggunakan peralatan sederhana berupa cangkul dan sekop.

ipatujah

Dampak Lingkungan

Sejauh ini belum dilaporkan adanya kerusakan lingkungan di sekitar area penambangan. Kerusakan pantai atau ekosistem pantai juga belum terindikasi, kerusakan lingkungan justru berada di luar Kecamatan Cidaun yaitu adanya kerusakan jalan sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya. Kerusakan ini akibat pengangkutan pasir besi menuju konsumen. Dan kerusakan jalan inilah yang perlu dihitung

Dokumen terkait