• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Kawasan Perbatasan

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

2.1. Gambaran Umum Kawasan Perbatasan

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN PERBATASAN

2.1 Gambaran Umum Kawasan Perbatasan

2.1.1. Letak dan Potensi Kawasan

Secara geografis kawasan perbatasan Kalimantan Barat dengan Sarawak berada pada bagian paling utara wilayah Provinsi Kalimantan Barat, yang membentang dari barat ke timur sepanjang sekitar 966 km yang meliputi kabupaten Sambas sampai kabupaten Kapuas Hulu. Kondisi wilayah perbatasan digambarkan secara topografis relatif bergelombang dan merupakan hulu dari banyak sungai di Kalimantan Barat maupun Serawak. Jenis tanah sebagian besar berupa podsolik merah kuning dan sangat peka erosi.

Potensi sumber daya alam sementara ini yang terdeteksi adalah :

• Tambang : Batubara terdapat di Senaning kabupaten Sintang dan Emas (tanah aluvial-sungai) tersebar hampir di seluruh aliran sungai di sepanjang kawasan perbatasan.

• Hutan : potensinya cukup besar dan dapat diusahakan seluas 80.000 Ha. Selain itu di kawasan ini terdapat hutan lindung berupa taman nasional (TN) Gunung Niut, TN Danau Sentarum, dan TN bentuang karimun. TN-TN ini berpotensi dikembangkan sebagai obyek wisata alam.

• Perkebunan berupa : coklat, lada, karet, kelapa sawit dan lain-lain yang sebagian besar hasilnya dijual ke Serawak.

• Potensi perikanan air tawar cukup besar dan memiliki spesies ikan yang relatif lengkap dan hanya terdapat di beberapa negara di dunia.

Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Di Era Otonomi Daerah Studi Kasus Di Kalimantan Barat

 

2.1.2. Wilayah Administrasi

Secara administrasi, kawasan perbatasan meliputi 5 kabupaten, yaitu kabupaten: Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang, dan Kapuas Hulu (lihat tabel 2.1). Jika diasumsikan kawasan perbatasan merupakan kawasan yang berjarak 20 km dari garis batas sepanjang 966 km, terhitung dari tanjung Dato, kabupaten Sambas yang berada diujung paling barat sampai ke kabupaten Kapuas Hulu yang berada diujung paling timur, maka luas kawasan perbatasan meliputi 19.320 Km2, atau 1.932.000 Ha.

Tabel 2.1

Wilayah Administrasi Kawasan Perbatasan Kalimantan Barat - Sarawak, Tahun 2006

NO KABUPATEN KECAMATAN JML DESA Luas (Ha) IBUKOTA

1 SAMBAS Paloh 8 114.884 Liku Sajingan Besar 5 139.120 Sajingan 2 BENKAYANG Jagoi Babang 6 65.500 Jagoi Babang

Siding 8 56.330 Siding

3 SANGGAU Sekayam 10 84.101 Balai Karangan Entikong 5 50.689 Entikong

4 SINTANG Ketungau Hulu 9 213.820 Senaning Ketungau Tengah 13 218.240 Nanga Merakai 5 KAPUAS HULU Empanang 6 35.725 Nanga Kantuk

Putussibau 7 412.200 Putussibau Badau 7 70.000 Nanga Badau Batang Lupar 10 133.290 Lanjak

Embaloh Hulu 7 345.760 Benua Martinus Kedamin 5 535.230 Kedamin Puring Kencana 6 44.855 Puring Keancana

JUMLAH 112 2.519.744

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Barat

2.1.3. Kependudukan

Jumlah penduduk kawasan perbatasan tahun 2007 sebanyak 185.034 orang dengan kepadatan penduduk rata-rata 15 orang per (lihat tabel 2.2). Sebagian besar penduduknya bersuku Dayak. Secara sosiologis, suku

2

Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Di Era Otonomi Daerah Studi Kasus Di Kalimantan Barat

 

dayak perbatasan memiliki keterikatan sangat tinggi dengan suku dayak yang berada di perbatasan Negara Bagian Serawak (Malaysia).

Tabel 2.2

Perkembangan Penduduk Kawasan Perbatasan Tahun 2004 – 2007

NO KABUPATEN /

KECAMATAN

PENDUDUK (jiwa) LUAS (KM2) KEPADATAN (Orang / Km 2004 2007 2004 2007 1 KAB. SAMBAS a. Kec. Paloh 23.165 23.071 1.149 20 21 b. Kec.Sajingan Besar 8.112 7.587 1.391 6 6 2 KAB.BENGKAYANG a. Kec.Jagoi Babang 8.240 7.258 655 13 11 b. Kec.Siding 5.323 6.732 563 9 12 3 KAB.SANGGAU a. Kec. Sekayarn 26.530 26.966 841 32 32 b. Entikong 12.828 13.083 507 25 26 4 KAB. SINTANG a. Kec.Ketungau Hulu 18.228 19.427 2.138 9 9 b. Kec. Ketungau Tengah 25.572 27.253 2.182 12 12 5 KAB.KAPUAS HULU a. Kec. Empanang 2.563 2.538 357 7 7 b. Kec. Badau 5.656 5.895 700 8 8

c. Kec. Batang Lupar 5.530 5.797 1.333 4 4

d. Kec.Embaloh Hulu 5.029 5.107 3.457 1 1 e. Putussibau 16.922 17.338 4.122 4 4 f. Kedamin 16.22 8 16.982 5.352 3 3

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Barat

2.1.4. Perekonomian

Secara makro, ekonomi perbatasan masih didominasi sektor pertanian (menyumbang sekitar 36% - 47% PDRB kabupaten), khususnya tanaman pangan dan perkebunan rakyat (lihat tabel 2.3). Kabupaten Sambas relatif maju dalam sub sektor tanaman pangan, perkebunan rakyat,

Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Di Era Otonomi Daerah Studi Kasus Di Kalimantan Barat

 

peternakan dan perikanan. Kabupaten Sanggau: perkebunan rakyat besar dan tanaman pangan. Kabupaten Sintang : kehutanan, perikanan, dan tanaman pangan. Selain sektor pertanian, wilayah kabupaten perbatasan didorong oleh sektor perdagangan yang memiliki rata-rata diatas 20% kecuali Kabupaten Sanggau dan Kapuas Hulu, share terhadap PDRB masih cukup dominan.

Tabel 2.3

Persentasi PDRB Kalimantan Barat Tahun 2004 – 2007 Menurut Kabupaten Perbatasan dan Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000

N O

SEKTOR/ SAMBAS BENGKAYA

NG SANGGAU SINTANG KAPUAS HULU SUBSEKTOR 2004 200 7 2004 2007 2004 2007 2004 2007 2004 2007 1 Pertanian 46,79 47,4 43,38 45 36,78 36,03 41,15 39,23 47,37 43,8 2 Pertambangan/pengg alian 0,18 0,17 1,68 1,6 1,54 1,1 3,53 3,4 0,98 1,27 3 Industri 9,84 9,46 5,4 5,1 27,92 29,08 9,55 10,09 5,35 3,61

4 Listrik/ air minum 0,24 0,26 0,11 0,1 0,23 0,27 0,27 0,25 0,29 0,32

5 Bangunan 2,41 2,34 6,51 6,26 3,95 3,95 6,43 6,76 11,01 14,32 6 Perdangangan 27,31 27,41 28,33 27,51 15,81 15,86 22,74 23,35 16,08 18,24 7 Pengangkutan/ komunikasi 3,81 3,64 2,64 2,68 2,26 2,35 3,05 2,89 4,39 3,63 8 Bank/ lembaga keuangan 4,71 4,47 4,99 4,67 3,07 2,91 3,65 3,61 5,09 5,03 9 Jasa-jasa 4,71 4,85 6,96 7,08 8,44 8,45 9,46 10,22 9,44 9,78 Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Barat

Penduduk setempat hanya dengan menggunakan pas lintas batas dapat saling mengunjungi untuk keperluan sehari-hari dengan jumlah pengeluaran belanja maksimum sebesar 600 ringgit per orang per bulan. Dari lima kabupaten di wilayah perbatasan Kalimantan Barat, hingga tahun 2007 baru terdapat satu pintu perbatasan resmi, yaitu di Kabupaten Sanggau (Entikong) dengan fasilitas Custom, Immigration, Quarantine, and Security (CIQS) yang sudah cukup baik. Sedangkan wilayah perbatasan lainnya seperti di Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sintang, Sambas, dan Kapuas Hulu masih belum memiliki pos lintas batas yang resmi. Sesuai dengan

Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Di Era Otonomi Daerah Studi Kasus Di Kalimantan Barat

 

kesepakatan dengan pihak Malaysia dalam forum Sosek Malindo, sebenarnya telah disepakati pembukaan beberapa pintu perbatasan secara bertahap di beberapa kawasan, yaitu Nanga Badau (Kapuas Hulu) – Lubuk antu (Sri Aman) yang disepakati pada tahun 1998, dan Aruk Sambas-Biawak yang disepakati pada tahun 2005. Sedangkan kawasan lain di Kabupaten Sintang dan Bengkayang masih terus diusulkan dalam pembahasan forum Sosek Malindo.

2.1.5. Tingkat Kesejahteraan

Meskipun kawasan perbatasan kaya dengan sumberdaya alam dan letaknya mempunyai akses ke pasar (serawak), tapi terdapat sekitar 45% desa miskin dengan jumlah penduduk miskin sekitar 35%.

Perbandingan tingkat kesejahteraan penduduk juga dapat di ukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana indicator tessebut di ukur dari indek pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Bila dilihat dari IPM per kabupaten hanya Kabupaten Sambas yang memiliki IPM terendah dari 5 kabupaten perbatasan.

Tebel 2.4

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/ Kota Provinsi Kalimantan Barat, tahun 2005

Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Di Era Otonomi Daerah Studi Kasus Di Kalimantan Barat

 

2.1.6. Sarana dan Prasarana

Jenis prasarana transportasi yang tersedia laut, sungai dan darat. Fasilitas transportasi laut menghubungkan Paloh (kabupaten Sambas) dengan Lundu (Serawak), untuk fasilitas sungai masih ada namun sudah tidak populer lagi. Jaringan jalan darat di Kalimantan Barat berbentuk vertikal sehingga pelayanannya kurang efektif. Panjang jalan darat sekitar 520 km dengan rincian : 200 km jalan tanah, 30 km jalan batu, 290 km jalan aspal. Sedangkan menurut fungsinya terdapat 63% jalan kabupaten, 31% jalan propinsi, dan 6% jalan nasional.

Untuk fasilitas kelistrikan, dari 10 ibu kota kecamatan yang ada dikawasan perbatasan Kalimantan Barat, sudah hampir 100 % teraliri oleh listrik hanya operasionalnya hanya 12 jam saja. Hal ini menunjukkan besarnya perbedaan kesejahteraan masyarakat perbatasan di Kalimantan Barat dengan masyarakat perbatasan di Serawak yang hampir seluruhnya telah mendapatkan pelayanan listrik. Pada saat ini di kawasan perbatasan Serawak telah tersedia pembangkit listrik tenaga air, seperti dari bendungan Batang Ai di Lubuk Antu dengan kapasitas 108 MW dan bendungan Bakun yang sedang dibangun dengan kapasitas 2.400 MW.

Kondisi tersebut ternyata terjadi pula pada fasilitas air bersih yang hanya mampu melayani 50 persen penduduk di kawasan Kalimantan Barat. Sedangkan penduduk kawasan perbatasan di Serawak telah terpenuhi 100 persen fasilitas air bersih.

Dokumen terkait