• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan juga merupakan Kota terbesar ke-3 di Indonesia selepas Jakarta dan Surabaya. Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6 persen dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan Kota/

Kabupaten lainnya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis Kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas – batas wilayah Kota Medan adalah sebagai berikut:

- Bagian Utara berbatasan dengan Selat Melaka

- Bagian Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang - Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

Peta Kota Medan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Sumber : www.wikipedia.com

Gambar 4.1 Peta Kota Medan

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), khususnya di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan. karena secara geografis Kota Medan didukung oleh daerah – daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain – lain.

Kondisi ini menjadikan Kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah – daerah sekitarnya. Disamping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor).

Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini. Dengan adanya gerbang ekspor impor ini membuat Kota Medan menjadi kota perdagangan. Lahan-lahan yang seharusnya untuk pertanian diubah menjadi pasar, pemukiman, maupun perkantoran. Karena itu, pemerintah benar-benar mengharap impor bahan pangan dalam pemenuhan kebutuhan penduduknya. Sebagian besar wilayah Kota Medan juga merupakan dataran rendah, yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu sungai Babura dan sungai Deli.

Profil penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku, etnis budaya dan adat istiadat. Hal ini memunculkan karakter sebagian besar penduduk Kota Medan bersifat terbuka. Berdasarkan sisi demografi, Kota Medan pada saat ini sedang mengalami masa transisi demografi.

Kondisi ini menunjukkan suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah seperti perubahan pola pikir masyarakat dan

perubahan sosial ekonominya. Sementara di sisi yang lain adanya faktor perbaikan gizi dan kesehatan yang memadai akan mempengaruhi tingkat kematian yang semakin menurun. Adapun faktor alami yang dapat mempengaruhi peningkatan laju pertumbuhan penduduk adalah tingkat kelahiran, tingkat kematian dan arus urbanisasi. Sedangkan upaya-upaya yang dilakukan untuk pengendalian tingkat kelahiran adalah melalui program keluarga berencana (KB), dan peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat, terutama pembangunan sosial, ekonomi secara menyeluruh.

Kota Medan mempunyai 21 Kecamatan dan 158 Kelurahan. Mayoritas penduduk Kota Medan sekarang ialah suku jawa dan batak toba. Adapun etnis asli Kota Medan adalah melayu dan karo. Di Medan banyak pula penduduk keturunan India dan Tionghoa. Kota Medan juga merupakan salah satu Kota di Indonesia yang memiliki penduduk Tionghoa cukup banyak. Keadaan struktur penduduk Kota Medan menurut Kecamatan jenis kelamin di Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun

Kota Medan 1.053.393 1.082.123 2.135.516

Sumber : BPS Kota Medan, 2014.

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2013 sebanyak 2.135.536 jiwa, dengan jumlah penduduk laki – laki sebanyak 1.053.393 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 1.082.123 jiwa. Hal ini menunjukkan rasio penduduk laki – laki dengan perempuan di Kota Medan sebesar 97,35 persen. Penduduk yang paling banyak berada pada Kecamatan Medan Deli yakni sebanyak 171.951 jiwa dengan jumlah penduduk laki – laki sebanyak 86.937 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 85.014 jiwa.

Sedangkan jumlah penduduk yang paling rendah berada pada Kecamatan Medan

Maimun yakni sebanyak 39.903 jiwa dengan jumlah penduduk laki – laki sebanyak 19.524 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 20.379 jiwa.

Keadaan jumlah penduduk yang semakin meningkat di Kota Medan juga menyebabkan peningkatan tingkat kepadatan penduduk. Hal ini dikarenakan luas wilayah Kota Medan tidak mengalami perubahan. Apalagi dengan semakin menyempitnya luas lahan yang ada sehingga berpeluang terjadi ketidakseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan yang tersedia. Kombinasi antara kepadatan, commuters (penglaju), para pencari kerja dan peran pemerintah Kota Medan sebagai pusat pelayanan regional menyebabkan tuntutan akan pelayanan dasar menjadi semakin meningkat.

Adapun luas wilayah dan tingkat kepadatan penduduk Kota Medan Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Luas Wilayah dan Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2011 - 2013

Tahun Luas Wilayah (Km2)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kepadatan penduduk (Km2 /Jiwa)

2011 265,1 2.117.224 8.001

2012 265,1 2.122.804 7.913

2013 265,1 2.135.516 7.987

Sumber : BPS Kota Medan, 2014.

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui, seiring bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun maka tingkat kepadatan penduduk di Kota Medan juga mengalami peningkatan dikarenakan luas wilayah Kota Medan tidak mengalami perubahan. Tingkat kepadatan penduduk yang relatif tinggi ini akan menjadi tantangan demografi yang harus diantisipasi utuk masa yang mendatang.

Oleh karena itu, kecenderungan semakin menyempitnya luas lahan berpeluang terjadinya ketidakseimbangan antara daya dukung dan daya tampung lingkungan yang ada.

Kota Medan juga sebagai Kota Metropolitan, dimana sektor-sektor ekonomi andalannya adalah sektor tersier dan sekunder juga telah mendorong arus urbanisasi (migrasi) yang cenderung besar, sehingga turut mempengaruhi ketidakseimbangan permintaan dan penawaran di pasar kerja. Kecenderungan ini diperparah lagi dengan kondisi urbanisasi yang ternyata hanya dimotivasi alasan-alasan irrasional dibandingkan alasan-alasan-alasan-alasan rasional, seperti adanya keterampilan dan skill sehingga menjadi harapan untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan yang lebih baik di kota.

Kondisi permintaan dan penawaran pasar kerja di Kota Medan juga dipengaruhi arus commuters. Arus orang yang pulang pergi ke Kota Medan setiap hari saat ini diperkirakan mencapai ± 10.000 orang perhari. Hal ini telah menjadikan pelaku usaha (industri) cenderung mempekerjakan orang-orang berdomisili di luar Kota Medan dibandingkan dengan orang-orang yang tempat tinggalnya di Kota Medan, sebab mereka cenderung bersedia menerima upah lebih rendah. Peluang atau kesempatan kerja yang terbatas ini telah menyebabkan angkatan kerja yang ada di Kota Medan relatif sulit mendapatkan lapangan kerja sehingga, mereka cenderung miskin sekaligus menciptakan kesenjangan pendapatan dengan si kaya.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut Stasium Sampali pada tahun 2013 yaitu 21,8oC dan suhu maksimum berkisar

yaitu 32oC serta menurut stasiun Polonia 23,99oC dan suhu maksimum yaitu 32,1 oC. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata – rata berkisar 79 – 80 persen, kecepatan angin rata – rata sebesar 1,99 m/sec, sedangkan rata – rata laju penguapan setiap bulannya adalah 115,5 mm/hari. Hari hujan di Kota Medan rata per bulan 18 hari dengan rata – rata curah hujan per bulannya 99,8 mm (menurut Stasiun Sampali) dan 233,3 mm (menurut Stasiun Polonia). Kota Medan memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Juni sampai dengan bulan September dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan November sampai dengan bulan Maret, dan diantara dua musim itu diselingi oleh musim pancaroba.

4.1.2 Perkembangan Permintaan dan Penawaran Beras di Kota Medan

Dokumen terkait