• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3 Uji Statistik

4.3.1 Uji Statistik pada Persamaan Pengaruh Harga Beras, PDRB Perkapita dan Jumlah Penduduk terhadap Permintaan Beras di Kota Medan

Dari tabel 4.8 hasil Prob. dari variabel harga beras sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. harga beras lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial harga beras terdapat hubungan yang signifikan antara harga beras terhadap permintaan beras di Kota Medan.

Pada variabel PDRB perkapita hasil Prob. sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. PDRB perkapita lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara PDRB perkapita terhadap permintaan beras di Kota Medan.

Pada variabel jumlah penduduk hasil Prob. sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. jumlah penduduk lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk terhadap permintaan beras di Kota Medan.

Sedangkan nilai Prob. (F-statistic) dari persamaan permintaan beras sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. (F-statistic) lebih kecil dari nilai α (0,0000 <

0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara bersama-sama terdapat

hubungan positif yang signifikan antara harga beras, PDRB perkapita dan jumlah penduduk terhadap permintaan beras di Kota Medan.

4.3.2 Uji Statistik pada Persamaan Pengaruh Harga Beras, Jumlah Penduduk dan Indeks Curah Hujan terhadap Penawaran Beras di Kota Medan

Dari tabel 4.9 hasil Prob. dari variabel harga beras sebesar 0,00095, berarti nilai Prob. harga beras lebih kecil dari nilai α (0,0095 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara harga beras terhadap penawaran beras di Kota Medan.

Pada variabel jumlah penduduk hasil hasil Prob. sebesar 0,0049, berarti nilai Prob. jumlah penduduk lebih kecil dari nilai α (0,0049 < 0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah penduduk terhadap penawaran beras di Kota Medan.

Pada variabel indeks curah hujan hasil hasil Prob. sebesar 0,0360, berarti nilai Prob. indeks curah hujan lebih kecil dari nilai α (0,0360 < 0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara indeks curah hujan terhadap penawaran beras di Kota Medan.

Sedangkan nilai Prob. (F-statistic) dari persamaan penawaran beras sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. (F-statistic) lebih kecil dari nilai α (0,000004 <

0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara bersama-sama terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga beras, jumlah penduduk dan indeks curah hujan terhadap penawaran beras di Kota Medan.

4.3.3 Uji Statistik pada Persamaan Pengaruh PDRB Perkapita dan Indeks Curah Hujan terhadap Harga Beras di Kota Medan

Pada tabel 4.10 hasil Prob. dari variabel PDRB perkapita sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. PDRB perkapita lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara PDRB perkapita terhadap harga beras di Kota Medan.

Pada variabel indeks curah hujan hasil hasil Prob. sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. indeks curah hujan lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05), maka H0

ditolak dan Ha diterima yaitu secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara indeks curah hujan terhadap harga beras di Kota Medan.

Sedangkan nilai Prob. (F-statistic) dari persamaan harga beras sebesar 0,0000, berarti nilai Prob. (F-statistic) lebih kecil dari nilai α (0,0000 < 0,05), maka H0 ditolak dan Ha diterima yaitu secara bersama-sama terdapat hubungan yang signifikan antara PDRB perkapita dan indeks curah hujan terhadap harga beras di Kota Medan.

4.4 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui kemampuan variasi variabel independen secara bersama-sama menjelaskan variabel dependen, nilai R2 berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2 < 1).

4.4.1 Koefisien Determinasi (R2) pada Persamaan Pengaruh Harga Beras, PDRB Perkapita dan Jumlah Penduduk terhadap Permintaan Beras di Kota Medan

Pada tabel 4.8 hasil R2 dari persamaan simultan permintaan beras di Kota Medan sebesar 0,999755 (99,98 persen), berarti kemampuan variabel harga beras, PDRB Perkapita dan jumlah penduduk berpengaruh secara simultan sebesar 99,98 persen terhadap permintaan beras di Kota Medan, sedangkan sisanya 0,02 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model estimasi.

4.4.2 Koefisien Determinasi (R2) pada Persamaan Pengaruh Harga Beras, Jumlah Penduduk dan Indeks Curah Hujan terhadap Penawaran Beras di Kota Medan

Pada tabel 4.9 hasil R2 dari persamaan simultan penawaran beras di Kota Medan sebesar 0,933018 (93,30 persen), berarti kemampuan variabel harga beras, jumlah penduduk dan indeks curah hujan berpengaruh secara simultan sebesar 93,30 persen terhadap penawaran beras di Kota Medan, sedangkan sisanya 6,70 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model estimasi.

4.4.3 Koefisien Determinasi (R2) pada Persamaan Pengaruh PDRB Perkapita dan Indeks Curah Hujan terhadap Harga Beras di Kota Medan

Pada tabel 4.10 hasil R2 dari persamaan simultan harga beras sebesar 0,719808 (71,98 persen), berarti kemampuan variabel PDRB perkapita

mempengaruhi variabel harga beras di Kota Medan sebesar 71,98 persen, sedangkan sisanya 28,02 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar model estimasi.

4.5 Pembahasan

4.5.1 Pengaruh Harga Beras, PDRB Perkapita dan Jumlah Penduduk terhadap Permintaan Beras di Kota Medan

Dari tabel 4.9 menunjukkan hasil dari persamaan simultan permintaan beras, bahwa variabel eksogen yaitu harga beras, PDRB perkapita dan jumlah penduduk secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen yaitu permintaan beras di Kota Medan, dengan melihat nilai Prob. (F-statistik) sebesar 0,0000 lebih kecil dari α sebesar 0,05.

Nilai Prob. variabel harga beras dari hasil estimasi sebesar 0,0000 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara harga beras terhadap permintaan beras di Kota Medan. Perubahan pada harga beras memberikan pengaruh yang besar terhadap jumlah beras yang diminta, ini sesuai dengan teori Mankiw (2003) Hubungan suatu barang dengan harga dalam hukum permintaan bersifat negatif/kebalikan, artinya jika harga suatu barang naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan berkurang dan sebaliknya jika harga turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat. Hal ini terkait dengan kemampuan masyarakat untuk membeli beras.

Kondisi saat ini beras masih menjadi komoditi pilihan sebagai bahan pangan utama.

Namun, yang terjadi di lapangan dengan naiknya harga beras tidak menyebabkan

masyarakat beralih mengkonsumsi bahan pangan lain sehingga mereka menjadi kelaparan karena terbiasa mengkonsumsi nasi.

Nilai Prob. variabel PDRB perkapita dari hasil estimasi tersebut sebesar 0,0000 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara PDRB perkapita terhadap permintaan beras di Kota Medan.

PDRB perkapita merupakan salah satu parameter untuk melihat pertumbuhan tingkat pendapatan masyarakat disuatu daerah. Ketika tingkat pendapatan meningkat, maka daya beli masyarakat juga meningkat, sehingga permintaan beras juga akan meningkat. Ini sesuai dengan teori Pracoyo (2006), hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Bila pendapatan seseorang/masyarakat meningkat maka akan meningkatkan permintaan terhadap suatu barang.

Sedangkan nilai Prob. variabel jumlah penduduk dari hasil estimasi sebesar 0,0000 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk terhadap permintaan beras di Kota Medan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Mankiw (2003) Pertambahan jumlah konsumen, misalnya jumlah penduduk, tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan jumlah permintaan suatu barang. Akan tetapi pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan kesempatan kerja. Dengan demikian akan lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan hal ini juga akan menambah daya beli masyarakat. Pertambahan daya beli masyarakat akan menambah permintaan.Penduduk di Kota Medan merupakan penduduk yang tingkat konsumsi berasnya tinggi atau dengan kata lain beras menjadi makanan

sangat kuat, sehingga konsumsi terhadap bahan pangan selain beras masih sangat rendah, maka perubahan jumlah penduduk akan berpengaruhi terhadap perubahan jumlah permintaan beras.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Winarto (2009) bahwa harga beras, PDRB perkapita dan jumlah penduduk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap permintaan beras di Jawa Tengah. Penelitian ini juga didukung dengan hasil penelitian Risty, dkk (2014) bahwa variabel harga beras dan pendapatan berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan beras organik di Kota Medan.

Dari hasil estimasi persamaan simultan permintaan beras pada tabel 4.8 dapat dilihat nilai R-squared sebesar 0,999755, berarti kemampuan variabel harga beras, PDRB perkapita dan jumlah penduduk secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel permintaan beras di Kota Medan sebesar 99,98 persen, sedangkan sisanya 0,02 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi.

4.5.2 Pengaruh Harga Beras, Jumlah Penduduk dan Indeks Curah Hujan terhadap Penawaran Beras di Kota Medan

Dari tabel 4.9 menunjukkan hasil dari persamaan simultan penawaran beras, bahwa variabel eksogen yaitu harga beras, jumlah penduduk dan indeks curah hujan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen yaitu penawaran beras di Kota Medan, dengan melihat nilai Prob. (F-statistik) sebesar 0,000000 lebih kecil dari α sebesar 0,05.

Nilai Prob. variabel harga beras dari hasil estimasi tersebut sebesar 0,0095 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara harga beras terhadap penawaran beras di Kota Medan.

Perubahan harga beras juga memberikan pengaruh terhadap penawaran beras.

Daerah – daerah yang menjadi penyuplai beras akan meningkatkan penawarkan sehingga harga beras di pasar kembali stabil. Penelitian ini sesuai dengan teori Mankiw (2003) Hubungan antara harga dan penawaran suatu barang adalah berbanding lurus. Semakin murah harga maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin sedikit dan semakin mahal harga, maka jumlah barang yang ditawarkan semakin banyak.

Nilai Prob. variabel jumlah penduduk dari hasil estimasi tersebut sebesar 0,0049 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah penduduk terhadap penawaran beras di Kota Medan. Hal ini sesuai dengan teori Mankiw (2003) Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap suatu barang, semakin tinggi jumlah penduduk, maka penawaran terhadap suatu barang akan meningkat.

Beras merupakan makanan pokok yang harus dipenuhi. Jika jumlah penduduk terus meningkat, maka konsumsi beras akan ikut meningkat. Namun peningkatan jumlah penduduk tidak sejalan dengan peningkatan lahan. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan beras, Kota Medan sangat bergantung pada daerah-daerah disekitarnya.

Nilai Prob. variabel indeks curah hujan dari hasil estimasi tersebut sebesar 0,0360 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara indeks curah hujan terhadap penawaran beras di Kota Medan. Curah hujan sangat berpengaruh pada luas areal panen padi. Jika curah hujan meningkat, maka luas areal panen padi juga akan meningkat sehingga produksi padi akan mengalami peningkatan. Sedangkan jika curah hujan menurun, maka luas areal

panen padi juga akan menurun sehingga produksi padi akan mengalami penurunan.

Sehingga akan berdampak pada penawaran beras.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ruatingrum (2011), Winarto (2009) dan Hasyim (2007) bahwa harga beras berpengaruh terhadap penawaran beras.

Dari hasil estimasi persamaan simultan penawaran beras pada Tabel 4.9 dapat dilihat nilai R-squared sebesar 0,933018, berarti kemampuan variabel harga beras, jumlah penduduk dan indeks curah hujan secara bersama-sama memberi penjelasan variasi variabel penawaran beras di Kota Medan sebesar 93,30 persen, sedangkan sisanya 6,70 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model estimasi.

4.5.3 Pengaruh, PDRB Perkapita dan Indeks Curah Hujan terhadap Harga Beras di Kota Medan

Dari tabel 4.10 menunjukkan hasil dari persamaan simultan harga beras, bahwa variabel eksogen yaitu PDRB perkapita dan indeks curah hujan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel endogen yaitu harga beras di Kota Medan, dengan melihat nilai Prob. (F-statistik) sebesar 0,000000 lebih kecil dari α sebesar 0,05.

Nilai Prob. variabel PDRB perkapita dari hasil estimasi tersebut sebesar 0,0000 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara harga beras terhadap harga beras di Kota Medan.

Sedangkan nilai Prob. variabel indeks curah hujan dari hasil estimasi tersebut sebesar 0,0000 lebih kecil dari α sebesar 0,05. Artinya secara parsial

terdapat pengaruh yang signifikan antara indeks curah hujan terhadap harga beras di Kota Medan.

Meningkatnya tingkat pendapatan perkapita, maka kebutuhan akan beras dapat dipenuhi, maka permintaan akan beras akan meningka sehingga harga beras akan meningkat. Disisi lain, ketika indeks curah hujan meningkat, maka produksi beras akan menurun dikarenakan gagal panen, sehingga dapat mengurangi penawaran beras, akibat kekurangan supply beras maka harga beras akan meningkat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait