• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM

Dalam dokumen Laporan Akhir 2013 (Halaman 35-45)

III.1 Sektor Geografis Kabupaten Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu Kabupaten yang terletak di ujung timur Propinsi Jawa Timur. Wilayah daratannya terdiri atas dataran tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk perkebunan; dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.

Secara geografis Kabupaten Banyuwangi terletak pada 113 53’ 00” sampai dengan 114 38’ 00” Bujur Timur dan diantara 7 43’ 00” sampai 8 46’ 00” Lintang Selatan. Kabupaten Banyuwangi Mempunyai luas 5.782,50 Km2. Kabupaten Banyuwangi mempunyai letak yang strategis karena terletak di ujung paling timur Jalur Pantura serta titik paling timur Jalur Kereta Api Pulau Jawa. Serta menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali menggunakan Kapal Ferry, RCM, roro dan tongkang.

Batas wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut : Utara : Kabupaten Situbondo

Timur : Selat Bali

Selatan : Samudra Indonesia

III-27 Gambar III-1 Batas wilayah administrasi Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten/Kota

lain

Secara administratif, Kabupaten Banyuwangi terbagi atas sejumlah desa dan kelurahan yang tergabung dalam 24 kecamatan. Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi diantaranya sebagai berikut :

1. Kecamatan Pesanggaran 13. Kecamatan Srono 2. Kecamatan Siliragung 14. Kecamatan Rogojampi 3. Kecamatan Bangorejo 15. Kecamatan Kabat 4. Kecamatan Purwoharjo 16. Kecamatan Singojuruh 5. Kecamatan Tegaldlimo 17. Kecamatan Sempu 6. Kecamatan Muncar 18. Kecamatan Songgon 7. Kecamatan Cluring 19. Kecamatan Glagah 8. Kecamatan Gambiran 20. Kecamatan Licin

9. Kecamatan Tegalsari 21. Kecamatan Banyuwangi 10. Kecamatan Glenmore 22. Kecamatan Giri

11. Kecamatan Kalibaru 23. Kecamatan Kalipuro 12. Kecamatan Genteng 24. Kecamatan Wongsorejo

III-28 Gambar III-2 Batas wilayah administrasi Kecamatan Kabupaten Banyuwangi

III.2 Sektor Topografi dan Morfologi

Banyuwangi memiliki luas 5.782,50 Km2., wilayah Kabupaten Banyuwangi di kelompokkan sebagai berikut:

 Ketinggian 0 – 25 meter di atas permukaan laut meliputi luas wilayah 41.926 Ha. (12,04%) dari luas tanah. Ketinggian ini didapatkan pada Kecamatan Banyuwangi, Bangorejo, Giri, Kalipuro, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Srono, Tegaldlimo dan Wongsorejo.

 Ketinggian 100 -500 meter di atas permukaan laut meliputi luas wilayah 158.939 Ha. (45,65%) dari luas daerah. Ketinggian ini didapat pada hampir semua kecamatan kecuali Kecamatan Banyuwangi, Muncar, Purwoharjo yang tingginya di bawah 100 meter di atas permukaan laut.

 Ketinggian 500 – 1.000 meter di atas permukaan laut meliputi luas wilayah 36.527 Ha. (10,49%) dari luas daerah. Ketinggian ini meliputi Kecamatan

III-29 Genteng, Sempu, Giri, Kalipuro, Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon dan Wongsorejo.

 Ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut meliputi Kecamatan Giri, Kalipuro, Glagah, Glenmore, Kabat, Songgon dan Wongsorejo.

 Daerah Kecamatan pantai meliputi Kecamatan Wongsorejo, Giri, Kalipuro, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Tegaldlimo, Purwoharjo dan Pesanggaran.

Topografi wilayah Kabupaten Banyuwangi adalah Bagian barat dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan dataran rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian barat dan utara 40°, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya.

Daratan yang datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 15°, dengan rata-rata curah hujan cukup memadai sehingga bisa menambah tingkat kesuburan tanah.

Dataran rendah yang terbentang luas dari selatan hingga utara dimana di dalamnya terdapat banyak sungai yang selalu mengalir di sepanjang tahun. Di Kabupaten Banyuwangi tercatat 35 DAS, sehingga disamping dapat mengairi hamparan sawah yang sangat luas juga berpengaruh positif terhadap tingkat kesuburan tanah.

Disamping potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat.

Dengan bentangan pantai yang cukup panjang, dalam perspektif ke depan, pengembangan sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah perairan laut.

III-30 Gambar III-3 Peta Terrain (Digital Elevation Mode) Kabupaten Banyuwangi

III.3 Sektor Tata Guna Lahan

Peta tata guna lahan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 terdiri atas Hutan Lindung 36.570,40 Ha, Hutan produksi 78.926,13 Ha, Taman Nasional 65.451,25 Ha, cagar Alam 1.514,25 ha, Taman Wisata 102,00 Ha, Persawahan 66.487,00 Ha, Tegalan 16.215,33 Ha, Kebun Campuran 2.161,10 Ha, Perkebunan Rakyat 31.097,30 Ha, Perkebunan Besar 51046,33 Ha, Pemukiman 127.454,22 Ha, Tambak 1.782,50 Ha, Tanah Rusak / Tandus 338,00 Ha, Dan Lain-lain 100.730,44 Ha.

Area perkantoran dan perdagangan terpusat di Kecamatan Depok, Mlati dan Banyuwangi. Adapun selebihnya, area residensial tersebar merata di seluruh Kabupaten Banyuwangi. Kondisi ini mengharuskan ketersediaan tower secara merata guna meng-cover pelanggan potensial yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi. Pada gambar di bawah adalah menunjukkan peta tata guna lahan. Warna hijau tua adalah area hutan, warna coklat adalah persebaran area residential, warna hijau muda adalah area pertanian dan warna oranye adalah area industri.

III-31 Gambar III-4 Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Banyuwangi

III.4 Sektor Jaringan Transportasi

Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Dengan berkembangnya kegiatan penduduk di Kabupaten Banyuwangi baik secara kuantitas dan kualitas sebagai akibat perkembangan penduduk,maka persebaran kegiatan-kegiatan itupun semakin meluas secara fisik. Sehingga pola pergerakan yang terjadi antar lokasi kegiatannyapun semakin meningkat. Kegiatan penduduk dan kebutuhan pergerakan akan menentukan permintaan pelayanan terhadap angkutan pergerakan (sarana transportasi). Dan selanjutnya hal ini akan

III-32 menuntut pula penyediaan jaringan jalan yang sesuai dengan fungsi yang diembannya.

Permintaan terhadap jasa transportasi ini berasal dari berbagai peruntukan lahan disetiap bagian wilayah Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, kondisi sosial ekonomi penduduk yang berlainan akan menuntut penyediaan sistem jaringan jalan yang sesuai untuk kelancaran pergerakan guna berlangsungnya kegiatan penduduk yang ada di dalam Kabupaten Banyuwangi. Dengan demikian pola pergerakan itu sendiri bukanlah merupakan tujuan atau motivasi, akan tetapi hanya merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan atau motivasi penduduk dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang berbeda dan tersebar secara fisik disetiap bagian Kabupaten Banyuwangi.

Peliknya pola pergerakan penduduk Kabupaten Banyuwangi lebih lanjut dapat menyebabkan sistem jaringan jalan menjadi bias / kabur, yang diwarnai dengan perangkapan fungsi jalan atau jalan difungsikan tidak sesuai dengan fungsi yang diembannya. Kondisi seperti ini dapat mengakibatkan persoalan lalu-lintas seperti; kecelakaan, kesemrawutan dan kemacetan lalu¬lintas serta umur jalan tidak sesuai dengan yang direncanakan.

Pendekatan terhadap sistem jaringan jalan Kabupaten Banyuwangi dilakukan dengan mengenali faktor-faktor yang berpengaruh baik secara makro maupun mikro. Adapun indikasi faktor pengaruh secara makro diantaranya; karakteristik sosial ekonomi penduduk, penggunaan lahan, ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Sedangkan indikasi faktor pengaruh secara mikro diantaranya; pertumbuhan lalu-lintas, kapasitas dan tingkat pelayanan jalan, klasifikasi fungsi jalan, serta mutu perkerasan jalan. Kabupaten Banyuwangi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, terletak di ujung paling timur Jalur Pantura serta titik paling timur Jalur Kereta Api Pulau Jawa. Serta menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali menggunakan Kapal Ferry, RCM, roro dan tongkang.

Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat dikenali kebutuhan sistem jaringan jalan Kabupaten Banyuwangi, baik yang berupa sistem jaringan jalan primer maupun sekunder yang sesuai dengan pola pergerakan penduduk Kabupaten Banyuwangi di masa yang akan datang.

Jalan kolektor menyajikan informasi jalan yang menghubungkan antara jalan utama menuju ke kota-kota Kecamatan, jalan kolektor biasanya bercirikan jalan yang masih bisa dilalui oleh mobil dua arah.

III-33 Jalan lokal menyajikan informasi yang lebih detail untuk menghubungkan jalan kolektor atau jalan utama menuju ke Kelurahan. Pada level tertentu tersedia jalan yang lebih detail hingga jalan setapak yang menjelaskan sebagai jalan yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan roda dua.

Pada Gambar 3.5 : Peta Jaringan Jalan Kabupaten Banyuwangi bisa dideskripsikan bahwa jalan utama memberikan informasi tentang akses jalan yang menghubungkan antar kota Kabupaten dalam satu propinsi.

Gambar III-5 Peta Jaringan Jalan Kabupaten Banyuwangi

III.5 Sektor Demografi

Bersumber dari data kependudukan pada dokumen ”Jumlah Penduduk Tahun 2010” dari Biro Pusat Statistik (BPS) di Kabupaten Banyuwangi, diperoleh informasi jumlah penduduk tahun 2010 dan analisa regresi linier pertumbuhan jumlah penduduk hingga tahun 2018 adalah sebagai berikut.

III-34 Tabel III-1 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

No Kecamatan Jumlah Penduduk

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 1 BANYUWANGI 106,112 106,159 106,205 106,252 106,299 106,346 106,392 106,439 106,486 2 SINGOJURUH 45,117 45,137 45,157 45,177 45,196 45,216 45,236 45,256 45,276 3 MUNCAR 127,919 127,975 128,032 128,088 128,144 128,201 128,257 128,314 128,370 4 GLAGAH 33,984 33,999 34,014 34,029 34,044 34,059 34,074 34,089 34,104 5 TEGALDLIMO 61,075 61,102 61,129 61,156 61,183 61,209 61,236 61,263 61,290 6 KABAT 67,133 67,163 67,192 67,222 67,251 67,281 67,310 67,340 67,370 7 BANGOREJO 59,449 59,475 59,501 59,528 59,554 59,580 59,606 59,632 59,659 8 TEGALSARI 46,192 46,212 46,233 46,253 46,273 46,294 46,314 46,334 46,355 9 KALIBARU 61,622 61,649 61,676 61,703 61,731 61,758 61,785 61,812 61,839 10 ROGOJAMPI 92,107 92,148 92,188 92,229 92,269 92,310 92,350 92,391 92,432 11 SEMPU 71,476 71,507 71,539 71,570 71,602 71,633 71,665 71,696 71,728 12 LICIN 27,993 28,005 28,018 28,030 28,042 28,055 28,067 28,079 28,092 13 SRONO 87,508 87,547 87,585 87,624 87,662 87,701 87,739 87,778 87,817 14 WONGSOREJO 74,344 74,377 74,409 74,442 74,475 74,508 74,540 74,573 74,606 15 SONGGON 50,247 50,269 50,291 50,313 50,335 50,358 50,380 50,402 50,424 16 GENTENG 82,999 83,036 83,072 83,109 83,145 83,182 83,218 83,255 83,292 17 GIRI 28,295 28,307 28,320 28,332 28,345 28,357 28,370 28,382 28,395 18 PURWOHARJO 64,958 64,987 65,015 65,044 65,072 65,101 65,130 65,158 65,187 19 SILIRAGUNG 44,097 44,116 44,136 44,155 44,175 44,194 44,214 44,233 44,252 20 CLURING 70,058 70,089 70,120 70,151 70,181 70,212 70,243 70,274 70,305 21 PESANGGARAN 48,397 48,418 48,440 48,461 48,482 48,504 48,525 48,546 48,568 22 GAMBIRAN 58,257 58,283 58,308 58,334 58,360 58,385 58,411 58,437 58,462 23 KALIPURO 76,423 76,457 76,490 76,524 76,558 76,591 76,625 76,659 76,692 24 GLENMORE 69,235 69,265 69,296 69,326 69,357 69,387 69,418 69,449 69,479 Total 1,554,997 1,555,681 1,556,366 1,557,050 1,557,736 1,558,421 1,559,107 1,559,793 1,560,479 Sumber : Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuwangi

III.6 Sektor Hidrologi

Kabupaten Banyuwangi mempunyai lereng dengan kemiringan lebih dari 40% meliputi lebih kurang 29,25% dari luas daerah yang mempunyai tinggi tempat lebih dari 500 meter di atas permukaan laut.

Beberapa sungai besar maupun kecil yang melintas Kabupaten Banyuwangi mulai bagian Utara ke Selatan sehingga merupakan daerah yang cocok untuk pertanian lahan basah, yaitu meliputi :

III-35 a) Sungai Bajulmati (20 km), melewati Kecamatan Wongsorejo.

b) Sungai Selogiri (6,173 km), melewati Kecamatan Kalipuro. c) Sungai Ketapang (10,26 km), melewati Kecamatan Kalipuro. d) Sungai Sukowidi (15,826 km), melewati Kecamatan Kalipuro.

Sumber(http://banyuwangi-permai.blogspot.com/2010/03/geografi-kabupaten-banyuwangi.html)

III.7 Sektor Iklim

Kabupaten Banyuwangi terletak di selatan equator yang dikelilingi oleh Laut Jawa, Selat Bali dan Samudra Indonesia dengan iklim tropis yang terbagi menjadi 2 musim yaitu :

• Musim penghujan antara bulan Oktober – April • Musim kemarau antara bulan April – Oktober

• Diantara kedua musim ini terdapat musim peralihan Pancaroba yaotu sekitar bulan April/Mei dan Oktober/Nopember

• Rata-rata curah hujan sebesar 7,644 mm perbulan dengan bulan kering yaitu bulan April, September, dan Oktober

IV-36

BAB IV

Dalam dokumen Laporan Akhir 2013 (Halaman 35-45)

Dokumen terkait