• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Lingkungan dan Sistem Penyediaan Air Bersih

V GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian .1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

5.1.2 Keadaan Lingkungan dan Sistem Penyediaan Air Bersih

Kondisi lingkungan terkait sumberdaya air di Kelurahan Kamal saat ini cukup mengkhawatirkan. Lokasi yang merupakan kawasan industri dan berdekatan dengan laut menimbulkan banyak masalah. Potensi masalah atau

kerawanan yang terjadi di Kelurahan Kamal adalah banjir, kemacetan, kebakaran, pencurian, kerawanan sosial, penyakit demam berdarah, dan penurunan kualitas lingkungan.

Inti masalah di Kelurahan Kamal adalah air tanah yang tercemar akibat adanya industri sejak tahun 1985 yang membuang limbah B3 di sekitar pemukiman, serta lokasi Kelurahan Kamal yang sangat berdekatan dengan laut sehingga air tanah terasa asin, keruh, dan berbau. Seluruh wilayah Kelurahan Kamal belum mendapatkan akses air perpipaan PDAM, maka masyarakat mengandalkan pemenuhan kebutuhan air dari sumber yang ada. Air tanah yang tidak layak untuk dikonsumsi terpaksa digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena belum terpasangnya jaringan air perpipaan PDAM. Air tanah hanya dapat digunakan untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus saja, sedangkan untuk keperluan memasak dan minum, masyarakat terpaksa harus membeli air keliling, air minum dalam kemasan (AMDK), atau air minum isi ulang (AMIU) dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan jika mereka berlangganan air PDAM.

Wilayah dengan kondisi paling buruk di Kelurahan Kamal dialami oleh RW 01 dan RW 03. Warga RW 01 setiap hari harus merasakan banjir rob ketika air laut pasang pada sore atau malam hari karena lokasinya paling dekat dengan laut dibanding RW lainnya, sedangkan RW 03 tepatnya RT 004 dan RT 005 merasakan kondisi air tanah paling buruk. Kemungkinan kondisi air tanah yang tercemar diakibatkan oleh limbah pabrik yang dulu telah lama berdiri.

Menurut Bapak Egar Warman selaku Ketua RW 03 Kelurahan Kamal, beliau serta masyarakat sudah melaporkan permintaan pemasangan jaringan air perpipaan kepada PT. Palyja sejak tahun 2006, namun sampai sekarang belum ada tindak lanjut dari PT. Palyja. Warga Kelurahan Kamal sudah bertahun-tahun mendambakan air perpipaan PDAM karena wilayah perbatasan Kelurahan Kamal, yaitu Tangerang sudah terpasang jaringan air perpipaan PDAM. Padahal Kelurahan Kamal merupakan kelurahan dalam Provinsi DKI Jakarta yang seharusnya lebih maju dibandingkan dengan Tangerang. Alasan belum terpasangnya jaringan air perpipaan di Kelurahan Kamal oleh PT. Palyja adalah pipa utama harus membelah jalan tol.

Selama ini, warga Kelurahan Kamal bergantung pada air keliling atau air yang mereka beli dari kios air yang mendapatkan pasokan dari PT. Palyja. PT. Palyja mengirim air ke kios-kios air yang berada pada tiap RW di Kelurahan Kamal dengan menggunakan mobil tangki penampungan air. Selanjutnya, masyarakat membeli dengan cara memesan kepada pengurus kios air, lalu air diantarkan ke rumah masing-masing pemesan dengan menggunakan gerobak keliling, atau jika ingin mendapatkan harga yang lebih murah dapat membeli langsung dari kios air. Harga air keliling dikenakan Rp 500 per pikul yaitu setara dengan 40 liter jika konsumen membeli langsung dari kios air dan beragam dari Rp 2.000 hingga Rp 6.000 per pikul untuk harga air keliling yang diantarkan ke rumah-rumah warga. Hal itu dirasakan oleh warga RW 01-09, sedangkan di RW 10, yakni Perumahan Citra 5, telah memiliki akses air pribadi non-PDAM.

Perumahan Citra 5 merupakan salah satu proyek dari salah satu developer besar di Indonesia, yaitu Ciputra Group. Proyek perumahan ini mulai dikembangkan pada tahun 1984 dengan nama proyek Citra 1 dan terus berkembang sampai dengan proyek Citra 7, namun hanya Perumahan Citra 5 yang berada di Kelurahan Kamal, tepatnya di RW 10. Perumahan Citra 1 sampai Citra 7 memiliki total luas lahan sebesar 450 Ha dengan total hunian 12.000 Kepala Keluarga (KK). Perumahan Citra memiliki fasilitas lengkap, salah satunya adalah Pengolahan Air Bersih (Water Treatment Plant). Ciputra Group membangun

Water Treatment Plant secara mandiri untuk pemenuhan kebutuhan air masyarakat yang tinggal di Perumahan Citra, maka warga Perumahan Citra 5 di RW 10 tidak perlu membeli air keliling seperti yang dilakukan oleh warga RW 01-09.

Water Treatment Plant Perumahan Citra mendapat pasokan air baku dari Sungai Cisadane. Air dari Water Treatment Plant mengalir ke rumah-rumah warga RW 10 selama 20 jam setiap hari dengan volume 1.310 m3 per 20 jam. Tingkat kebocoran Water Treatment Plant adalah sebesar 15-20 persen. Hal itu dapat disebabkan oleh galian fondasi atau pekerjaan rumah warga yang sedang di renovasi, pergeseran tanah, pergerakan akar pohon, dan sebagainya. Jika permintaan air oleh warga melebihi kapasitas produksi Water Treatment Plant,

maka developer membeli air dari PT. Palyja. Hal tersebut jarang sekali terjadi, kira-kira hanya terjadi satu tahun sekali.

Proses pengolahan air Water Treatment Plant adalah air baku dimasukkan ke dalam waduk yang disebut flokulator, lalu ditambahkan sejumlah zat kimia dan uji tingkat keasaman, kemudian mengalami proses filtrasi untuk menghasilkan air yang layak untuk dikonsumsi, lalu dialirkan ke penampungan yang selanjutnya akan dialirkan ke rumah-rumah warga Perumahan Citra 5 melalui pipa. Harga yang dikenakan per meter kubik air adalah Rp 6.500 untuk pemakaian 0-30 m3 pertama, sedangkan untuk pemakaian air diatas 30 m3 dikenakan tarif sebesar Rp 10.000 per meter kubik.

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden diperoleh berdasarkan survei terhadap 65 rumah tangga di Kelurahan Kamal. Pada penelitian ini, karakteristik responden dibagi ke dalam 8 kategori, antara lain jenis kelamin, tingkat usia, tingkat pendidikan formal, kategori penduduk, lama tinggal, jumlah tanggungan, tingkat pendapatan keluarga, dan jenis pekerjaan responden. Sebagian besar informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini disampaikan oleh satu orang perwakilan dari setiap rumah tangga. Perwakilan tersebut diduga memiliki informasi yang cukup mengenai sumber air, keperluan penggunaan air, volume penggunaan, harga, dan kualitas air pada masing-masing sumber, serta nilai keinginan untuk memperoleh jaringan air perpipaan PDAM. Jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan jumlah tanggungan yang diambil adalah berdasarkan data kepala keluarga. Pendapatan yang ditanyakan adalah pendapatan total, yaitu pendapatan siapa saja yang bekerja pada suatu rumah tangga tersebut, sedangkan untuk tingkat usia, tingkat pendidikan formal, kategori penduduk, dan lama tinggal, data yang diambil berdasarkan perwakilan setiap rumah tangga yang diwawancarai. Kuesioner yang lengkap dimunculkan di lampiran 1 dan data hasil wawancara responden yang lengkap dimunculkan di lampiran 2. Data mengenai karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data karakteristik responden Kelurahan Kamal (n=65) Kategori

Responden

Jumlah (orang) Persentase (persen)

RW 01-09 RW 10 RW 01-09 RW 10 1. Jenis Kelamin a. Laki-laki 51 9 92,73 90,00 b. Perempuan 4 1 7,27 10,00 2. Usia a. 15-30 tahun 8 1 14,55 10,00 b. 31-40 tahun 21 4 38,18 40,00 c. 41-50 tahun 18 2 32,73 20,00 d 51-60 tahun 4 1 7,27 10,00 e. > 60 tahun 4 2 7,27 20,00 3. Pendidikan Formal a. Tidak Sekolah 11 0 20,00 0,00 b. SD 20 0 36,36 0,00 c. SMP 11 1 20,00 10,00 d. SMA 12 5 21,82 50,00 e. PT 1 4 1,82 40,00 4. Kategori Penduduk a. Asli 38 0 69,09 0,00 b. Pendatang 17 10 30,91 100,00 5. Lama Tinggal a. < 10 tahun 4 5 7,27 60,00 b. 10-20 tahun 14 4 25,45 40,00 c. 21-30 tahun 8 0 14,55 0,00 d. 31-40 tahun 16 1 29,09 0,00 e. > 40 tahun 13 0 23,64 0,00 6. Jumlah Tanggungan a. ≤ 3 orang 31 8 56,36 80,00 b. 4-6 orang 21 2 38,18 20,00 c. ≥ 7 orang 3 0 5,45 0,00 7. Pendapatan Keluarga a. < 1 juta 10 0 18,18 0,00 b. 1-3 juta 35 4 63,64 40,00 c. 3-5 juta 6 3 10,91 30,00 d. > 5 juta 4 3 7,27 30,00 8. Pekerjaan a. Tidak Bekerja 0 2 0,00 20,00 b. Buruh 18 0 32,73 0,00 c. PNS 3 0 5,45 0,00 d. Karyawan Swasta 15 7 27,27 70,00 e. Wiraswasta 19 1 34,55 10,00

Berdasarkan data karakteristik responden yang diperoleh pada Tabel 4, sebagian besar responden yang diwawancarai pada RW 01-09 dan RW 10 mayoritas berjenis kelamin laki-laki. Jumlah responden terbanyak berada pada rentang usia 31-40 tahun pada RW 01-09 maupun pada RW 10. Pendidikan formal terakhir pada responden di RW 01-09 mayoritas hingga tingkat SD, sedangkan RW 10 hingga tingkat SMA. Sebanyak 38 responden yang diwawancarai di RW 01-09 merupakan penduduk asli yang telah menetap selama 31-40 tahun, sedangkan pada RW 10 seluruh responden merupakan penduduk pendatang yang telah menetap kurang dari 10 tahun. Jumlah tanggungan mayoritas responden pada RW 01-09 maupun RW 10 sebanyak kurang dari 3 orang. Mayoritas responden pada RW 01-09 adalah wiraswasta, sedangkan responden RW 10 mayoritas merupakan karyawan swasta. Pendapatan rumah tangga responden terbanyak berada pada rentang 1-3 juta, baik pada RW 01-09 maupun RW 10.

Dokumen terkait