• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Republik Indonesia

Kondisi Geografis dan Kependudukan

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dengan luas sekitar ±5,250,053 km², yang mana terbagi atas luas daratan 1.922.570 km² dan luas perairan 3.257.483 km². Letak geografis Indonesia yang strategis, yaitu tepat berada di garis khatulistiwa dengan posisi 6º LU-11º LS dan 95º BT-141º BT dan dilalui oleh Samudra Pasifik dan Samudra Hindia serta berada diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Australia menjadikan Indonesia kaya akan sumber daya hayati.

Selain memiliki wilayah yang luas, Indonesia juga memiliki jumlah populasi yang padat. BPS mencatat menurut sensus penduduk terakhir yaitu tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah 237,641,326 jiwa yang tersebar di 33

69Hasan Mustafa. 2000. Teknik Sampling. Hal 9. Diakses pada tanggal 20 Januari 2014 pada

alamat http://home.unpar.ac.id/~hasan/SAMPLING.doc.

27 provinsi dengan laju pertumbuhan sebesar 1.49 dari tahun 2000-2010.71 Hal ini menunjukan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang bagus untuk dikembangkan.

Kondisi Perekonomian

Apabila ditinjau dengan beberapa indikator ekonomi yang sering digunakan, maka akan terlihat bagaimana kondisi perekonomian saat ini. Indikator pertama yang sering digunakan adalah indikator pertumbuhan ekonomi dengan melihat laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang mana dapat dilihat dari gambar 6.

Dari gambar 6 tersebut, PDB Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif tiap tahunnya. Sedangkan apabila dilihat dari laju pertumbuhannya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berfluktuatif dengan rata-rata laju pertumbuhannya diatas 5%, meskipun pada tahun 2009 sempat mengalami penurunan ke angka 4.63% (Gambar 7). hal tersebut dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah adanya imbas dari krisis Amerika pada tahun 2008.

Gambar 6 PDB Indonesia dari tahun 2000-2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000 ( Milyar Rupiah)

Sumber: Diunduh dan diolah dari data situs resmi Bank Indonesia

http://www.bi.go.id/id/statistik/seki/terkini/riil

Untuk indikator moneter, inflasi Indonesia selama satu dekade terakhir mempunyai kecenderungan menurun meskipun sempat melonjak tinggi pada tahun 2005 sebesar 17.11. Meskipun begitu tahun berikutnya yaitu tahun 2006 inflasi kembali menurun dan mencapai angka terendah pada tahun 2009 dan pada tahun 2012 inflasi sebesar 4.3. Untuk indikator kesejahteraan, tingkat pengangguran terbuka diklaim turun menjadi 6,14% tetapi sektor informal masih sangat dominan, yaitu sebesar 62,17%. Selain itu elastisitas pertumbuhan terhadap pengurangan kemiskinan masih sangat rendah. Penduduk miskin hanya mampu

71 Badan Pusat Statistik.2014. Penduduk Indonesia Menurut Provinsi dan Laju Pertumbuhan

28

berkurang 0.89 juta jiwa dari 30.02 menjadi 29.13 juta jiwa. Bahkan ketimpangan pendapatan (Gini ratio) meningkat sampai mencapai angka 0.41.

Gambar 7 Laju Pertumbuhan Q to Q Indonesia dari tahun 2004-2012 (persen)

Sumber: BPS RI, 2013 (diolah)

Gambar 8 Inflasi Indonesia tahun 2000 sampai 2012 Sumber: BPS RI, 2013 (diolah)

Gambar 9 Jumlah Penduduk Miskin Indonesia (juta jiwa) dan Gini Ratio Indonesia tahun 2000 sampai 2012

Sumber: Katalog BPS: Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosio-Ekonomi Indonesia Tahun 2012 (diolah)

29 Sektor Migas dan Industri Migas Nasional

Sektor migas di Indonesia sudah berkembang sekitar 125 tahun sejak mulai ditemukannya minyak di Sumatra Utara pada tahun 1885 hingga sekarang menjadi salah satu negara yang ikut berpatisipasi di dunia migas Internasional. Pada tahun 2010, Indonesia berada di urutan 21 negara produsen minyak di dunia dengan cadangan migas sekitar 4 juta barel dan menyumbang 1,2% dari produksi minyak dunia. 72

Berkurangnya laju produksi minyak dan meningkatnya konsumsi minyak di Indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara pengimpor minyak (net oil importer) semenjak tahun 2004. Hal ini juga difaktori oleh tingginya harga

minyak dunia pada tahun 2004 dan terus mengalami kenaikan harga sampai tahun 2012 yang membuat pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM pada tahun 2008 dan keluar dari organisasi minyak dunia OPEC.73 Keputusan pemerintah ini tidak

jarang menuai kontroversi karena pemerintah dianggap lebih mengutamakan keuntungan dari selisih ekspor semata daripada memenuhi kebutuhan nasional.

Gambar 10 Negara-negara Penyumbang Minyak Dunia pada Tahun 2010 Sumber: PwC. 2012. Oil and Gas in Indonesia-Investment and Taxation Guide 2012. PwC Indonesia. Hal 6

72 PwC. 2012. Oil and Gas in Indonesia-Investment and Taxation Guide 2012. PwC Indonesia. Hal

5

30

Gambar 11 Sektor Minyak dan Gas Indonesia dari tahun 1885-2008

Sumber: PwC. 2012. Oil and Gas in Indonesia-Investment and Taxation Guide 2012. PwC Indonesia. Hal 5

Untuk sektor gas sendiri, Indonesia merupakan negara produsen gas ke delapan di dunia. Dengan cadangan sebesar 108 triliun kubik persegi pada tahun 2010. Cadangan tersebut menjadikan Indonesia negara dengan cadangan gas terbesar ke 11 didunia dan paling terbesar se-Asia Pasifik. Dengan potensi tersebut Indonesia bertanformasi menjadi negara pengekspor gas alam cair/liquefied natural gas (LNG) kedua terbesar di dunia pada tahun 2010 dengan memasok 11% permintaan dunia. 74

Regulasi

Pada sektor migas, regulasi yang mengatur tentang eskploitasi, eskplorasi sampai perdagangan pasca produksi telah mengalami beberapa perubahan. Dimulai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 44 tahun 1960 tentang pertambangan minyak dan gas bumi yang mengakhiri sistem konsesi di sektor migas dengan munculnya sistem kontrak karya. Setelah itu beberapa tahun setelah muculnya sistem PSC yang dikenalkan oleh Ibnu Soetowo pada tahun 1966, lahirlah Undang-Undang Nomor 8 tahun 1971 tentang Pertamina. Ketika Undang- Undang tersebut dikeluarkan, belum ada peraturan pemerintah yang mengatur syarat-syarat kerjasama hingga pada tahun 1994 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 35 tentang syarat syarat dan pedoman kerjasama kontrak bagi hasil minyak dan gas bumi.75

Setelah 30 tahun Undang-Undang Nomor 8 tahun 1971 ini bertahan dan berhasil membawa Pertamina sebagai salah satu perusahaan minyak (milik pemerintah) terbesar di dunia, munculah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 yang tidak jarang menimbulkan perdebatan pada waktu itu. Tujuan pembentukan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 seperti yang tercantum pada pasal 3 adalah:

1. Menjamin eksplorasi dan eksploitasi yang efektif, efisien, berdaya saing dan berkelanjutan

2. Menjamin proses akuntabel, transportasi, penyimpanan dan usaha komersial melalui persaingan usaha yang sehat dan transparan.

3. Menjamin pasokan minyak dan gas bumi yang efisien dan efektif dalam pemenuhan kebutuhan dalam negeri.

74 Ibid. Hal 7

31 4. mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk lebih

mampu bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional 5. Meningkatkan pendapatan nasional.

6. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara adil serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Selain itu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 menetapkan bahwa Pertamina bukan lagi pemegang kendali atas PSC melainkan digantikan perannya oleh BP Migas dan BPH Migas. Kegiatan hulu dikendalikan melalui Kontrak Kerja Sama (yang sebagian besar adalah PSC) antara badan usaha / bentuk usaha tetap dan badan pelaksana (BP migas) (Pasal 6) dan kegiatan hilir dikendalikan oleh izin usaha yang dikeluarkan oleh badan pengawas (BPH Migas) (pasal 7). Tugas BP migas dan BPH migas antara lain untuk memastikan:

1. Konservasi sumber daya dan cadangan. pengelolaan data migas. 2. Penerapan norma-norma teknis yang baik.

3. Menjamin kualitas produk olahan.

4. Menjamin keselamatan kerja dan keamanan.

5. Menjamin pengelolaan lingkungan seperti mencegah polusi dan memulihkan kerusakan lingkungan.

6. Memprioritaskan tenaga kerja lokal, barang dan jasa dan kapasitas rekayasa dalam negeri.

7. Pengembangan masyarakat setempat.

8. Pengembangan dan penerapan teknologi minyak dan gas. Sektor Hulu (Upstream Sector)

Gambar 12 Cadangan Minyak Indonesia Tahun 2010 (MMSTB= Juta Stock Tank Barel)

32

Gambar 13 Cadangan Gas Indonesia Tahun 2012 (TSCF= trillion square cubic feet)

Sumber: Statistik Gas Bumi Ditjen Migas

Berdasarkan peta cadangan minyak bumi dan gas di Indonesia diatas (gambar 12 dan 13) cadangan minyak bumi Indonesia adalah 7,408.24 MMSTB (juta stock tank barel) yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia dengan daerah Sumatera Tengah yang masih menyimpan banyak cadangan minyak bumi yaitu sebesar 3,685.95 MMSTB. Total cadangan tersebut masih cukup untuk produksi selama ±24 tahun, dengan asumsi tingkat produksi sebesar 313 juta barel per tahun.76

Sedangkan untuk gas bumi total cadangan Indonesia adalah 150,70 TSCF (trillion square cubic feet) dengan Kepulauan Natuna sebagai daerah penyimpan cadangan terbesar yaitu 90.27 TSCF. Total cadangan tersebut masih cukup untuk produksi selama ±51 tahun dengan asumsi tingkat produksi sebesar 3 TSCF per tahun.77

Untuk perkembangan wilayah kerja,78 dari tahun 2002 wilayah kerja Indonesia selalu mengalami peningkatan. Dari awalnya ada 107 wilayah kerja pada tahun 2002 sampai pada tahun 2012 mencapai 309 wilayah kerja yang terbagi atas 75 wilayah kerja produksi, 180 wilayah kerja eksplorasi dan 54 wilayah kerja gas metana batubara (gambar 14). Ini menandakan bahwa semakin banyak kontraktor migas yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia.

76 Angka 313 juta barel per tahun diambil dari perhitungan produksi minyak bumi (lifting) per hari

pada tahun 2012, yaitu sebesar 859 ribu barel per hari dikalikan 365 (1 tahun)

77 Angka 3 TSCF per tahun diambil dari perhitungan produksi gas per hari Indonesia pada tahun

2012 yaitu sebesar 8,1 juta SCF per hari dikalikan 365 (1 tahun)

78 Wilayah Kerja adalah daerah tertentu di dalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia

untuk pelaksanaan Eksplorasi dan Eksploitasi (pasal 1 ayat 16 UU no. 22 tahun 2001) ;Misal di daerah Kepulauan Natuna di bagi dalam beberapa wilayah kerja dengan beberapa kontraktor PSC yang mengolahnya.

33

Gambar 14 Perkembangan Wilayah Kerja di Indonesia dari tahun 2002 sampai 2012

Sumber: Web resmi Satuan Kerja Khusus Migas (SKK Migas) www.skkmigas.go.id Meskipun cadangan migas di Indonesia cukup banyak dan perkembangan wilayah kerja di Indonesia meningkat setiap tahunnya, tetapi wilayah kerja tersebut masih di dominasi perusahaan asing. Untuk produksi minyak di Indonesia, Pertamina hanya menguasai 13% produksi nasional, berada di peringkat 4, dibawah ConocoPhillips (Gresik) Ltd. sebesar 15%, British Petroelum (BP) Berau sebesar 17% dan Total E&P Indonesie sebesar 34% dan sisanya terbagi atas perusahaan-perusahaan minyak asing lain seperti PetroChina, Vico Ind, dan yang lainnya (gambar 15).

Sedangkan untuk produksi gas, Pertamina menjadi produsen gas terbesar kedua dengan menguasai 17% produksi nasional dibawah Chevron Pacific Indonesia sebesar 47%. Sedangkan sisanya masih terbagi atas perusahaan- perusahaan asing lainnya (gambar 16)

Gambar 15 Produsen Minyak Indonesia pada tahun 2012

Sumber: BP Migas dalam PwC. 2012. Oil and Gas in Indonesia-Investment and Taxation Guide 2012. PwC Indonesia. Hal 10

34

Gambar 16 Produsen Gas Indonesia pada tahun 2012

Sumber: BP Migas dalam PwC. 2012. Oil and Gas in Indonesia-Investment and Taxation Guide 2012. PwC Indonesia. Hal 11

Sektor Hilir (Downstream Sector)

Meskipun sektor hilir secara resmi diliberalisasi dengan adanya Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2001, Pertamina yang mewakili perusahaan migas negara masih mendominasi sektor hilir sampai dengan tahun 2004 yang mana pada waktu itu lisensi penjualan produk BBM tidak lagi dipegang oleh Pertamina tetapi diberikan juga kepada perusahaan asing yaitu Shell dan Petronas dan juga menandakan bahwa monopoli Pertamina di sektor hilir migas telah berakhir. Tetapi untuk penjualan BBM bersubsidi masih dipegang oleh Pertamina.

Perusahaan Migas Nasional (National Oil and Gas Company)

Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.79

Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 tentang pengalihan bentuk perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi

79 Profil Badan Usaha Milik Negara dalam KPK. 2011. Laporan Studi Prakarsa Anti Korupsi.

35 negara (Pertamina) menjadi perusahaan perseroan (Persero). Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Migas baru, Pertamina tidak lagi menjadi satu- satunya perusahaan yang memonopoli industri migas. Kegiatan usaha minyak dan gas bumi saat ini diserahkan kepada mekanisme pasar.80

Untuk saat ini Pertamina sudah berkembang dengan mempunyai 20 anak perusahaan yang bergerak di bidang hulu dan hilir sektor migas. Selain itu Pertamina menjadi perusahaan yang masih memegang distribusi domestik terbesar di Indonesia dengan melayani lebih dari 4784 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke setiap hari baik BBM bersubsidi atau Public Sevice Obligation(PSO)(Minyak Tanah/Kerosin, Solar, Permium) dan BBM Non PSO ( Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, Pertamax Racing). Pertamina saat ini juga melayani 56 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di seluruh Indonesia dan Timor Leste.81

Dokumen terkait