• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambaran Umum Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri. Keberadaan Keraton Yogyakarta sangat berpengaruh terhadap keistimewaan provinsi ini.

Kondisi Geografis

Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di pulau Jawa bagian tengah. Daerah Istimewa Yogyakarta di bagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian timur laut, tenggara, barat, dan barat laut dibatasi oleh wilayah provinsi Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Klaten di sebelah timur laut, Kabupaten Wonogiri di sebelah tenggara, Kabupaten Purworejo di sebelah barat dan Kabupaten Magelang di sebelah barat laut.

Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7°.33 - 8°.12 LS dan 110°.00 - 110°.50 BT, tercatat memiliki luas 3 185.80 km² atau 0.17 persen dari luas Indonesia, merupakan provinsi terkecil setelah provinsi DKI Jakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas 1 kotamadya dan 4 kabupaten yang terbagi lagi menjadi 78 kecamatan dan 438 desa atau kelurahan.

Tabel 2 Luas wilayah Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta

Kabupaten/Kota Luas Wilayah (km²) Luas Wilayah (%)

Kabupaten Kulonprogo 586.27 18.40

Kabupaten Bantul 506.85 15.91

Kabupaten Gunungkidul 1 485.36 46.63

Kabupaten Sleman 574.82 18.04

Kota Yogyakarta 32.50 1.02

Daerah Istimewa Yogyakarta 3 185.80 100.00 Sebagian besar wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta terletak pada ketinggian antara 100 m – 499 m dari permukaan laut tercatat sebesar 65.65 %, ketinggian kurang dari 100 m dari permukaan laut sebesar 28.84 %, ketinggian antara 500 m – 999 m dari permukaan laut sebesar 5.04 % dan ketinggian di atas 1000 m dari permukaan laut tercatat sebesar 0.74 %.

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki satu gunung berapi yang masih aktif dan terletak di Kabupaten Sleman yaitu Gunung Merapi. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia maka Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak pantai yang indah dan memiliki ombak yang besar.

Sistem Pemerintahan

Daerah Istimewa Yogyakarta dipimpin oleh seorang Gubernur dan Wakil Gubernur. Sesuai dengan tradisi dan UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta bahwa Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Sultan Yogyakarta yang bertahta dan Wakil Gubernur merupakan Pangeran Paku Alam yang bertahta.

Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri atas 1 kotamadya yaitu Kota Yogyakarta dan 4 kabupaten yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Gunugkidul, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Kepala daerah masing-masing wilayah tersebut dipilih melalui pemilihan kepala daerah pada umumnya, masa jabatan Bupati dan Walikota pun sama seperti di daerah lain di luar Daerah Istimewa Yogyakarta.

Keadaan Penduduk

Menurut Sensus Penduduk 2010, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki jumlah penduduk sebanyak 3 452 390 jiwa dengan proporsi 1 705 404 laki-laki dan 1 746 986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1 084 jiwa per km².

Tabel 3 Jumlah dan persentase penduduk Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010

Kabupaten/ Kota

Laki-laki Perempuan Jumlah

Jiwa % Jiwa % Jiwa %

Kulonprogo 192 829 5.49 200 392 5.70 393 221 11.18 Bantul 462 793 13.17 465 158 13.23 927 956 26.40 Gunungkidul 331 220 9.42 353 520 10.06 684 740 19.48 Sleman 558 900 15.90 555 933 15.82 1 114 833 31.72 Yogyakarta 191 759 5.46 202 253 5.75 394 012 11.21 DI Yogyakarta 1 737 506 49.44 1 777 256 50.56 3 514 762 100.00 Sumber: Sensus Penduduk tahun 2010

Menurut Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 7 jenis pekerjaan, yaitu tenaga profesional, tenaga kepemimpinan, tenaga tata usaha, tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa, tenaga usaha pertanian, dan tenaga produksi. Survey ini dilakukan pada bulan Februari dan Agustus tahun 2012.

Tabel 4 Jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas menurut jenis pekerjaan pada tahun 2012

Jenis Pekerjaan Februari Agustus

Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Tenaga Profesional 74 093 86 735 56 266 70 790 Tenaga

Kepemimpinan

29 600 5 389 26 128 7 873

Tenaga Tata Usaha 59 417 57 080 77 445 46 037 Tenaga Usaha

Penjualan

162 626 223 101 147 910 211 998 Tenaga Usaha Jasa 63 923 83 005 68 450 84 998 Tenaga Usaha

Pertanian

232 520 211 303 255 043 238 033 Tenaga Produksi 395 008 164 596 401 880 174 857 Total 1 017 187 831 182 1 033 122 834 586 Pada tahun 2012, dari 3 629 679 pemeluk agama yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, 92.28 persen diantaranya memeluk agama Islam. Kemudian 4.73 persen beragama Katholik, pemeluk agama Kristen sebanyak 2.60 persen, pemeluk agama Hindu sebanyak 0.24 persen dan pemeluk agama Budha sebanyak 0.14 persen.

Tabel 5 Jumlah pemeluk agama Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012

Kabupat en / Kota

Islam Kristen Katholik Hindu Budha Total Kulon progo 446 799 6 770 22 272 34 700 476 576 Bantul 847 495 16 458 24 252 1 809 420 890 434 Gunung kidul 730 863 13 022 10 934 2 823 1 237 758 879 Sleman 866 703 26 957 64 638 1 580 998 960 876 Yogya karta 457 701 31 267 49 644 2 470 1 833 542 961 DI Yogya karta 3 349 561 94 474 171 740 8 716 5 188 3 629 961

Sumber: Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Sarana dan Prasarana

Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal juga sebagai Kota Pelajar, hal ini karena banyaknya sekolah yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Baik sekolah negeri maupun swasta dari berbagai jenjang berkembang dengan baik di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kualitas pendidikan yang memadai diperlukan penduduk untuk meningkatkan kualitas penduduk Daerah Istimewa Yogyakarta. Tingginya permintaan jasa pendidikan menuntut tersedianya penyelenggara pendidikan yang bermutu.

Tabel 6 Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012/2013 menurut strata pendidikan

Tingkat Sekolah

Kabupaten / Kota Daerah

Istimewa Yogyakarta Kulon Progo Bantul Gunung kidul Sleman Yogya karta TK 303 496 568 489 212 2 068 SD 343 355 486 499 170 1 853 SMP 65 88 106 110 59 428 SMA 16 35 23 45 47 166 SMK 35 44 42 54 33 208 SLB 7 18 8 29 9 71 MI 27 27 75 20 2 151 MTS 12 22 29 19 7 89 MA 3 10 5 13 6 37 Total 811 1 095 1 342 1 278 545 5 071

Sumber: Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada jenjang perguruan tinggi, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 10 Perguruan Tinggi Negeri. Adapun Perguruan Tinggi Swasta tercatat sebanyak 112 institusi, dengan rincian sebanyak 18 universitas, 42 sekolah tinggi/institut, serta 7 politeknik dan 45 akademi.

Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini diarahkan agar tempat pelayanan kesehatan mudah dikunjungi dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2012 sarana kesehatan yang tersedia di Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 47 unit Rumah Sakit Umum, 70 unit Rumah Sakit Bersalin, 181 unit Balai Pengobatan, 121 unit Puskesmas Induk dan 1 526 praktek dokter perorangan.

Tabel 7 Jumlah sarana kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2012 Fasilitas

Kesehatan

Kabupaten / Kota Daerah

Istimewa Yogyakarta Kulon progo Ban tul Gunung Kidul Sle man Yogya Karta Rumah Sakit Umum 7 9 3 20 8 47 Rumah Sakit Jiwa - - - 1 1 2 Rumah Sakit Khusus 1 2 - 5 9 17 Puskesmas Induk 21 27 30 25 18 121 Puskesmas Pembantu 62 68 107 71 10 318 Puskesmas Keliling 21 27 30 41 18 137 Praktek Dokter Perorangan - 491 84 691 260 1 526 Rumah Bersalin 8 32 3 16 11 70 Balai Pengobatan 8 78 46 26 23 181 Apotik 22 105 30 186 121 464

Sumber: Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta

Pemeluk agama di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat beragam. Hal ini diikuti pula dengan fasilitas peribadatan yang tersedia hampir di setiap daerah dan fasilitas tersebut memadai untuk masyarakat dapat berhubungan dengan Sang Maha Pencipta secara khidmat dan sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Tabel 8 Jumlah tempat peribadatan di Daerah Istimewa Yogyakarta

Tempat Ibadah Kabupaten / Kota DIY

Kulon progo Bantul Gunung kidul Sleman Yogya karta Masjid 984 1 852 1 703 2 008 486 7 033 Mushola 1 020 1 869 996 1 601 416 6 902 Gereja 21 28 45 60 42 196 Rumah Kebaktian 12 6 3 9 2 32 Gereja 5 3 3 13 7 31 Kapel 37 43 42 53 41 216 Pura - 4 16 3 1 24 Sanggar - 1 - 1 - 2 Wihara - - 8 2 5 15 Cetya - - - 1 1 2

Sumber: Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki satu bandar udara Adisucipto. Bandar udara ini digunakan untuk penerbangan domestik maupun internasional. Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki dua stasiun kereta api besar yaitu stasiun kereta api Tugu dan Lempuyangan. Transportasi umum yang tersedia di Yogyakarta merupakan bis kota dan Trans Jogja. Trans Jogja merupakan bis kota yang menghubungkan antara kota Yogyakarta dengan kabupaten yang lain.

Objek Wisata

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak objek wisata yang menarik bagi wisatawan. Objek wisata yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat beragam, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata belanja dan wisata kuliner. Tabel 9 Jumlah objek wisata dan pengunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 2012

Kabupaten / Kota Jumlah Objek Wisata

Wisatawan Asing Wisatawan Lokal

Kulonprogo 18 705 595 824 Bantul 8 - 2 378 209 Gunungkidul 18 2 053 1 277 012 Sleman 63 455 996 2 713 452 Yogyakarta 23 234 539 3 849 764 DIY 130 693 295 10 814 261

Gambaran Umum Keraton Yogyakarta

Keraton Yogyakarta dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1756 di wilayah Hutan Beringan. Istilah dari Yogyakarta sendiri berasal dari kata Yogya dan Karta. Yogya artinya baik dan Karta artinya makmur. Istilah Keraton berasal dari kata ka-ratu-an, yang berarti tempat tinggal ratu atau raja. Dapat diuraikan secara sederhana bahwa lingkungan seluruh struktur dan bangunan wilayah keraton mengandung arti tertentu yang berkaitan dengan salah satu pandangan hidup Jawa yang sangat esensial, yaitu Sangkan Paraning Dumadi (dari mana asalnya manusia dan kemana akhirnya manusia setelah mati).

Wilayah Keraton Yogyakarta membentang antara Tugu (batas utara) dan Krapyak (batas selatan), antara Sungai Code (sebelah timur) dan Sungai Winongo (sebelah barat), antara Gunung Merapi dan Laut Selatan. Garis besarnya, wilayah Keraton memanjang sepanjang 5 kilometer dari Panggung Krapyak di sebelah selatan hingga Tugu Keraton di sebelah utara dan terdapat garis linier dualisme terbalik yang bisa dibaca secara simbolik filosofis.

Dari arah selatan ke utara mulai dari Panggung Krapyak melambangkan arti proses terjadinya manusia, mulai ketika masih berada di alam arwah sampai hadir ke dunia karena adanya ibu dan bapak. Panggung Krapyak dianggap sebagai penjelmaan dari perempuan atau ibu (Yoni) dan Tugu Keraton Yogyakarta dianggap sebagai penjelmaan dari laki-laki atau bapak (Lingga). Dalam hal ini Keraton sebagai badan jasmani manusia, sedang Raja atau Sultan adalah lambang jiwa sejati yang hadir ke dalam badan jasmani. Sedangkan dari arah utara ke selatan, melambangkan proses perjalanan manusia pulang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai asal dari segala apa yang ada (Dumadi). Oleh karena itu sebutan Sangkan Paraning Dumadi adalah sebutan lain untuk Tuhan dalam pandangan hidup Jawa. Panggung Krapyak adalah tempat tinggi, dalam hal ini adalah lambang tempat asalnya manusia secara esensial di sisi Tuhan sebagai tempat yang tinggi.

Adapun fungsi Keraton Yogyakarta antara lain: 1. Sebagai tempat tinggal Raja dan keluarganya. 2. Sebagai pusat pemerintahan.

3. Sebagai pusat kebudayaan dan pengembangannya.

4. Pada masa kemerdekaan, mulai dibuka untuk kepentingan umum, seperti kegiatan pariwisata, ilmu pengetahuan, serta kegiatan lain yang ada hubungannya dengan kepentingan masyarakat.

5. Merupakan museum perjuangan bangsa karena Yogyakarta dengan Keratonnya pernah digunakan sebagai tempat kegiatan perjuangan fisik maupun kegiatan pemerintahan ketika Ibukota Republik Indonesia berada di Yogyakarta.

Keraton Yogyakarta dipimpin oleh seorang raja atau Sultan yang dimulai oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I yang terus dilanjutkan oleh keturunannya. Saat ini, Sri Sultan Hamengkubuwono X yang memimpin Keraton Yogyakarta Hadiningrat sejak tanggal 7 Maret 1989. Untuk menyelenggarakan pemerintahan Keraton, Sri Sultan dibantu oleh para Pangeran dan Abdi Dalem. Setiap Pangeran diberi tugas untuk mengepalai sebuah kantor yang ada di dalam Keraton yang bertugas mengurus segala kebutuhan Keraton. Menurut Pranatan yang mengatur tentang struktur pemerintahan Keraton Yogyakarta, yang ditetapkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, pada tanggal 8 November 1999, kantor yang ada di Keraton terdiri dari beberapa bebadan yang masing-masing mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda. Kantor-kantor tersebut antara lain:

A. KAWEDANAN HAGENG PUNOKAWAN PARWA BUDAYA, yang dibentuk dari gabungan:

1. KHP. Krida Mardawa 2. Kawedanan Pengulon 3. Kawedanan Puralaya 4. Kawedanan Keputren

B. KAWEDANAN HAGENG PUNOKAWAN NITYA BUDAYA, yang dibentuk dari gabungan:

1. KHP. Widya Budaya 2. KHP. Purayakara 3. Tepas Banjar Wilapa 4. Tepas Museum 5. Tepas Pariwisata

C. KAWEDANAN HAGENG PUNOKAWAN PARASRAYA BUDAYA, yang dibentuk dari gabungan:

1. KHP. Wahana Sarta Kriya 2. KHP. Puraraksa

3. Tepas Panitikisma 4. Tepas Keprajuritan 5. Tepas Halpitapura 6. Tepas Security

D. KAWEDANAN HAGENG PANITRA PURA, yang dibentuk dari gabungan:

1. Parentah Hageng

2. Kawedanan Hageng Sri Wandawa 3. KH. Tepas Dwarapura

4. Tepas Darah Dalem 5. Tepas Rantam Harta 6. Tepas Danarta Pura 7. Tepas Witardana

Dokumen terkait