• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMODERNAN ABDI DALEM

Karakteristik Responden

Abdi dalem punakawan merupakan abdi dalem yang bekerja di dalam lingkungan Keraton Yogyakarta. Abdi dalem memiliki kepercayaan bahwa mengabdi di Keraton untuk mendapatkan ketenangan hidup yang abadi. Dalam penelitian ini, diambil 60 responden yang merupakan abdi dalem punakawan. Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini, diambil sebanyak 60 responden yang merupakan abdi dalem punakawan. 30 responden merupakan responden laki-laki dan 30 yang lainnya merupakan responden perempuan. Hal ini bertujuan agar terlihat perbedaan tingkat kemodernan antara laki-laki dan perempuan.

Usia

Responden dalam penelitian ini dikategorikan menurut usia >50 tahun dan ≤50 tahun. Hal ini bertujuan agar terlihat perbedaan antara abdi dalem yang mengalami kepemimpinan raja yang sebelumnya dan yang tidak mengalami kepemimpinan raja yang sebelumnya.

Status Sosial atau Jabatan

Responden dalam penelitian ini, sebanyak 20 responden yang berpangkat sebagai bekel. Kemudian, sebanyak 10 responden yang berpangkat sebagai jajar. Sebanyak 5 orang responden berpangkat sebagai penewu. Sebanyak 7 orang responden berpangkat sebagai lurah. Sebanyak 3 responden yang berpangkat sebagai riyo. Sebanyak 5 orang responden berpangkat sebagai wedana. Kemudian, sebanyak 10 orang responden berpangkat sebagai Kangjeng Raden Tumenggung. Pendidikan

Dalam penelitian ini, pendidikan responden diukur dengan seberapa lama responden menempuh pendidikan formal. Dikategorikan rendah, sedang dan tinggi. Kategori rendah antara 0-6 tahun, kategori sedang antara 7-9 tahun dan kategori tinggi diatas 10 tahun. Sebanyak 12 orang responden berada dalam kategori rendah, sebanyak 9 orang responden berada dalam kategori sedang dan sebanyak 49 orang responden termasuk ke dalam kategori tingkat pendidikan yang tinggi.

Pendapatan Keluarga

Dalam penelitian ini, pendapatan keluarga abdi dalem sangat beragam. Hal itu disebabkan oleh apakah abdi dalem memiliki pekerjaan lain atau tidak diluar mengabdi dan pekerjaan suami atau istri abdi dalem. Sebanyak 43 responden mendapatkan pendapatan keluarga sebesar ≤ Rp 1 500 000 setiap bulan, kemudian sebanyak 12 responden mendapatkan pendapatan keluarga antara Rp 1 500 001 – Rp 3 000 000 setiap bulan dan sebanyak 5 responden mendapatkan pendapatan keluarga sebesar > Rp 3 000 001.

Lama Mengabdi

Dalam penelitian ini, lama mengabdi diukur dengan seberapa lama responden mengabdi di Keraton. Dikategorikan rendah, sedang dan tinggi. Kategori rendah antara 0-10 tahun, kategori sedang antara 11-20 tahun dan kategori tinggi diatas 21 tahun. Sebanyak 22 orang responden termasuk dalam kategori rendah, sebanyak 26 orang responden termasuk dalam kategori sedang dan sebanyak 12 orang responden termasuk dalam kategori tinggi.

Tingkat Kemodernan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Penelitian ini dilakukan kepada 60 orang abdi dalem Keraton Yogyakarta yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Penelitian tentang tingkat kemodernan yang terjadi pada abdi dalem Keraton Yogyakarta ini menunjukkan bahwa abdi dalem yang memiliki tingkat kemodernan yang tinggi lebih banyak dibanding abdi dalem yang tingkat kemodernannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa abdi dalem sudah mengalami perubahan walaupun prinsip-prinsip dan kepercayaan yang ada di Keraton Yogyakarta tetap dipegang teguh oleh para abdi dalem.

Tabel 10 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin, usia dan tingkat kemodernan

Jenis Kelamin Usia Tingkat Kemodernan Total Rendah Tinggi n % n % N % Laki-laki > 50 tahun 7 11.67 8 13.33 15 25.00 ≤ 50 tahun 7 11.67 8 13.33 15 25.00 Perempuan > 50 tahun 4 6.67 11 18.33 15 25.00 ≤ 50 tahun 8 13.33 7 11.67 15 25.00 Total 26 43.34 34 56.66 60 100.00

Menurut tabel di atas, abdi dalem yang memiliki tingkat kemodernan rendah terdapat 43.34 persen dan yang memiliki tingkat kemodernan tinggi 56.66 persen. Hal ini menunjukkan bahwa abdi dalem yang memiliki tingkat kemodernan tinggi lebih banyak dibanding abdi dalem yang tingkat kemodernan rendah.

Tingkat Keterbukaan Terhadap Pengalaman Baru

Tingkat keterbukaan terhadap hal baru merupakan suatu cara untuk melihat pandangan seseorang untuk menerima pengalaman maupun hal baru. Hal ini juga untuk melihat apakah seseorang siap untuk menerima suatu perubahan. Semakin tinggi tingkat keterbukaan seseorang terhadap hal baru, maka semakin tinggi pula tingkat kemodernan orang tersebut.

Tabel 11 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dan tingkat keterbukaan terhadap hal baru

Jenis kelamin

Tingkat keterbukaan Total

Rendah Tinggi

N % n % N %

Laki-laki 13 21.67 17 28.33 30 50.00

Perempuan 19 31.67 11 18.33 30 50.00

Total 32 53.34 28 46.66 60 100.00

Berdasarkan tabel 11 di atas, dari 60 responden terdapat 53.34 persen responden yang memiliki tingkat keterbukaan terhadap hal baru rendah dan 46.66 persen yang lainnya tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa 53.34 persen responden tersebut masih belum membuka diri untuk hal-hal baru. Abdi dalem juga masih belum berani untuk melakukan sesuatu yang akan mendatangkan resiko yang besar. Mereka beranggapan bahwa mereka sudah memiliki hidup yang baik dengan mengabdi di Keraton dan tidak ingin meninggalkan kehidupan di Keraton hanya demi mendapatkan kebutuhan materi.

Seperti yang diungkapkan salah seorang responden yaitu Bapak Y yang berusia 69 tahun, beliau merupakan seorang pedagang informal. Berikut pernyataan Bapak Y mengenai pandangannya terhadap hal baru:

“... Ya mau ngapain lagi Mbak, udah enak hidup di Keraton, kenapa mesti nyari kerja di luar kota. Hidup ini kan nggak cuma nyari materi aja, ketentraman hati itu yang paling utama. Kalau hati tentram, semuanya pasti lancar. Intinya nurut sama perintah Sultan pasti

hidupnya enak.”

Pada pertanyaan nomor 11 yang menanyakan apakah responden tergabung dalam suatu organisasi, kelompok sosial atau kelompok politik, sebanyak 30.00 persen responden menjawab ya dan 70.00 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 12 yang menanyakan apakah responden tertarik untuk mendapatkan jaminan kehidupan yang lebih baik namun harus pindah jauh dari rumah, sebanyak 11.67 persen responden menjawab ya dan 88.33 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 15 yang menanyakan apakah responden pernah melakukan perjalanan yang jauh dari rumah dan belum pernah mengenal daerah tersebut sama sekali, sebanyak 78.33 persen responden menjawab ya dan 21.67 persen responden menjawab tidak. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel 12.

Tabel 12 Jumlah dan persentase responden menurut pertanyaan dalam kuesioner mengenai tingkat keterbukaan terhadap hal baru, jenis kelamin dan jawaban pertanyaan

Pertanyaan Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Jawaban Jawaban Jawaban

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n % N % N %

Apakah Anda tergabung ke dalam suatu organisasi, seperti kelompok sosial atau kelompok politik ?

11 18.33 19 31.67 7 11.67 23 38.33 18 30.00 42 70.00 Apakah Anda tertarik untuk mendapat jaminan kehidupan yang

lebih baik tetapi Anda harus pindah jauh dari rumah dengan kondisi budaya dan bahasa yang berbeda ?

6 10.00 24 40.00 1 1.67 29 48.33 7 11.67 53 88.33

Apakah Anda pernah melakukan perjalanan yang jauh dari rumah dan anda belum mengenal sama sekali daerah tersebut ?

Pandangan Terhadap Status dan Kedudukan Perempuan

Pandangan terhadap status dan kedudukan perempuan merupakan ukuran untuk melihat anggapan seseorang bahwa seorang perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, atau biasa dikenal dengan kesetaraan gender. Semakin tinggi pandangan seseorang terhadap status dan kedudukan seorang perempuan, maka semakin tinggi pula tingkat kemodernan orang tersebut. Tabel 13 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dan pandangan

terhadap status dan kedudukan perempuan Jenis

Kelamin

Pandangan terhadap status dan kedudukan perempuan Total Rendah Tinggi N % n % N % Laki-laki 1 1.67 29 48.33 30 50.00 Perempuan 4 6.67 26 43.33 30 50.00 Total 5 8.34 55 91.66 60 100.00

Berdasarkan tabel 13 di atas, sebanyak 8.34 persen responden mendapatkan hasil yang rendah dan 91.66 persen responden mendapatkan hasil yang tinggi dalam indikator pandangan terhadap status dan kedudukan perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa 91.66 persen responden setuju apabila perempuan memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Mereka tidak lagi beranggapan bahwa perempuan hanya boleh mengurus rumah tangga dan tidak boleh bekerja di luar rumah.

Pada pertanyaan nomor 16 yang menanyakan apabila responden memiliki seorang anak perempuan yang masih lajang dan sudah bekerja akan bekerja di luar kota apakah responden akan mengizinkan, sebanyak 56.66 persen responden menjawab ya dan 43.34 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 17 yang menanyakan menurut pandangan responden apakah seorang perempuan boleh menjadi pemimpin sebuah kelompok yang beranggotakan laki-laki, sebanyak 91.67 persen responden menjawab ya dan 8.33 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 18 yang menanyakan menurut pandangan responden apakah seorang perempuan yang sudah berkeluarga boleh

Box 1 Kasus Ibu H (75 Tahun)

Beliau menyatakan bahwa pandangan perempuan yang hanya boleh mengurus rumah tangga dan tidak boleh bekerja di luar rumah tidak lagi dianut olehnya. Beliau merupakan seorang pensiunan Kepala Sekolah SD Negeri yang terkenal di Kota Yogyakarta. Beliau seorang wanita yang tangguh dan menjadi tulang punggung keluarga ketika suaminya meninggal dunia. Beliau sangat aktif di organisasi dan memliki karier yang baik hingga masa pensiunnya. Beliau memiliki 3 anak perempuan dan 1 anak laki-laki, ketiga anak perempuannya menempuh pendidikan hingga di Perguruan Tinggi kemudian bekerja dan memiliki karier yang baik seperti dirinya.

bekerja di luar rumah, sebanyak 88.33 persen responden menjawab ya dan 11.67 persen responden menjawab tidak. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel 14.

Tabel 14 Jumlah dan persentase responden menurut pertanyaan dalam kuesioner mengenai pandangan terhadap status dan kedudukan perempuan, jenis kelamin dan jawaban pertanyaan

Pertanyaan Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Jawaban Jawaban Jawaban

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

N % n % n % n % N % N %

Misalnya, Anda memiliki seorang anak perempuan yang masih lajang dan sudah bekerja. Suatu ketika, anak perempuan Anda diharuskan untuk bekerja di luar kota. Demi memenuhi kebutuhan keluarga Anda, apakah Anda mengizinkan ?

23 38.33 7 11.67 11 18.33 19 31.67 34 56.67 26 43.33

Menurut pandangan Anda, apakah perempuan boleh menjadi seorang ketua atau memimpin sebuah kelompok yang beranggotakan laki-laki ?

27 45.00 3 5.00 28 46.67 2 3.33 55 91.67 5 8.33

Menurut pendapat Anda, apakah seorang perempuan yang sudah berkeluarga boleh bekerja di luar rumah ?

Tingkat Keterdedahan Media Massa

Tingkat keterdedahan media massa merupakan frekuensi seseorang menerima informasi melalui berbagai macam media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Semakin tinggi tingkat keterdedahan seseorang terhadap media massa, maka semakin tinggi pula tingkat kemodernan orang tersebut.

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dan tingkat keterdedahan media massa

Jenis Kelamin

Tingkat keterdedahan media massa Total

Rendah Tinggi

N % n % N %

Laki-laki 16 26.67 14 23.33 30 50.00

Perempuan 20 33.33 10 16.67 30 50.00

Total 36 60.00 24 40.00 60 100.00

Berdasarkan tabel 15 di atas, sebanyak 60.00 persen responden mendapatkan hasil rendah dan 40.00 persen responden mendapatkan hasil tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa 60.00 persen responden masih belum mendapatkan akses yang mudah untuk mendapatkan informasi melalui media massa. Khususnya media internet, masih banyak abdi dalem yang belum mengerti tentang penggunaan internet. Hal ini juga dikarenakan oleh tingkat pendidikan responden.

Seperti yang diungkapkan salah seorang responden Ibu S (32 tahun) yang sudah 10 tahun mengabdi di Keraton. Beliau hanya menempuh pendidikan hingga lulus Sekolah Dasar. Berikut pernyataan Ibu S mengenai tingkat keterdedahan media massa:

“... Walah Mbak, boro-boro saya mau belajar soal internet. Saya kan cuma lulusan SD. Kerja juga cuma ngurus anak-anak dan suami sama tugas di Keraton. Nggak perlu pake internet segala.”

Pada pertanyaan nomor 21 yang menanyakan apakah responden berlangganan koran atau majalah, sebanyak 40.00 persen responden menjawab ya dan 60.00 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 23 yang menanyakan apakah responden selalu menonton televisi ketika mempunyai waktu luang, sebanyak 98.33 persen responden menjawab ya dan 1.67 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 24 yang menanyakan apakah responden pernah melakukan browsing di internet, sebanyak 23.33 persen responden menjawab ya dan 76.67 persen responden menjawab tidak. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel 16.

Tabel 16 Jumlah dan persentase responden menurut pertanyaan dalam kuesioner mengenai tingkat keterdedahan media massa, jenis kelamin dan jawaban pertanyaan

Pertanyaan Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Jawaban Jawaban Jawaban

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n % N % N %

Apakah Anda berlangganan koran atau majalah ? 13 21.67 17 28.33 11 18.33 19 31.67 24 40.00 36 60.00 Apakah Anda selalu menonton televisi ketika Anda memiliki

waktu luang ?

29 48.33 1 1.67 30 50.00 0 0.00 59 98.33 1 1.67 Apakah Anda pernah melakukan browsing di Internet? 9 15.00 21 35.00 5 8.33 25 41.67 14 23.33 46 76.67

Tingkat Kepercayaan Terhadap Media Massa

Tingkat kepercayaan terhadap media massa merupakan tingkat kepercayaan seseorang terhadap hal-hal yang disajikan di media massa. Semakin tinggi tingkat kepercayaan seseorang terhadap media massa, maka semakin modern orang tersebut.

Tabel 17 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dan tingkat kepercayaan terhadap media massa

Jenis Kelamin

Tingkat kepercayaan terhadap media massa Total

Rendah Tinggi

N % n % N %

Laki-laki 16 26.67 14 23.33 30 50.00

Perempuan 6 10.00 24 40.00 30 50.00

Total 22 36.67 38 63.33 60 100.00

Berdasarkan tabel 17 di atas, sebanyak 36.67 persen responden mendapat hasil rendah dan 63.33 persen responden mendapat hasil tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 63.33 persen responden percaya akan informasi-informasi yang disajikan di media massa dibanding informasi-informasi yang didapat dari seseorang yang dikenal.

Pada pertanyaan nomor 26 yang menanyakan apakah responden lebih percaya kepada berita yang terdapat di koran atau majalah dibanding informasi yang didapat dari teman, sebanyak 53.33 persen responden menjawab ya dan 46.67 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 27 yang menanyakan apakah responden lebih tertarik menonton televisi swasta nasional dibanding televisi lokal, sebanyak 75.00 persen responden menjawab ya dan 25.00 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 29 yang menanyakan apakah responden lebih tertarik membaca berita di surat kabar nasional dibanding surat kabar yang hanya terbit di Yogyakarta, sebanyak 53.34 persen responden menjawab ya dan 46.66 persen responden menjawab tidak. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel 18.

Tabel 18 Jumlah dan persentase responden menurut pertanyaan dalam kuesioner mengenai tingkat kepercayaan terhadap media massa, jenis kelamin dan jawaban pertanyaan

Pertanyaan Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Jawaban Jawaban Jawaban

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

n % n % n % n % N % N %

Apakah Anda lebih percaya kepada berita yang terdapat di koran atau majalah dibanding informasi yang Anda dapat dari teman ?

14 23.33 16 26.67 18 30.00 12 20.00 32 53.33 28 46.67

Apakah Anda lebih tertarik menonton televisi swasta nasional dibanding televisi lokal ?

19 31.67 11 18.33 26 43.33 4 6.67 45 75.00 15 25.00 Apakah Anda lebih tertarik membaca berita di surat kabar

nasional dibanding surat kabar yang hanya terbit di Yogyakarta saja ?

Tingkat Materialisme

Tingkat materialisme merupakan sikap seseorang terhadap pentingnya materi bagi hidup orang tersebut. Inkeles dan Smith (1974) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat materialisme seseorang maka semakin tinggi tingkat kemodernan seseorang tersebut. Manusia modern dianggap realistis bahwa hidup di dunia ini pasti membutuhkan materi. Sehingga semakin tinggi tingkat materialisme seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat kemodernan orang tersebut.

Tabel 19 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dan tingkat materialisme

Jenis Kelamin

Tingkat materialism Total

Rendah Tinggi

n % n % N %

Laki-laki 29 48.33 1 1.67 30 50.00

Perempuan 30 50.00 0 0.00 30 50.00

Total 59 98.33 1 1.67 60 100.00

Berdasarkan tabel 19 di atas, sebanyak 98.33 persen responden memiliki tingkat materialisme yang rendah dan hanya 1.67 persen yang memiliki tingkat materialisme tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa 98.33 persen responden memang mengabdi dengan ketulusan hati mereka tanpa memikirkan materi atau upah apa yang akan mereka dapatkan nantinya. Ketentraman batin dan ketenangan hidup adalah tujuan mereka dalam mengabdi di Keraton. Mereka percaya bahwa dengan ketulusan mengabdi yang mereka berikan untuk Keraton, maka keluarga mereka akan selalu mendapatkan rezeki dan dijauhkan dari segala malapetaka.

Pada pertanyaan nomor 31 yang menanyakan apakah responden bersedia mengabdi untuk Keraton walaupun tidak diberi imbalan berupa gaji, sebanyak 88.33 persen responden menjawab ya dan 11.67 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 32 yang menanyakan apakah responden selalu berharap diberi imbalan ketika melakukan sesuatu, sebanyak 18.33 persen responden menjawab ya dan 81.67 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 33 yang menanyakan apakah responden akan menerima apabila responden akan diberi gaji tetap tetapi mengharuskan untuk berhenti menjadi

Box 2 Kasus Bapak A (53 Tahun)

Beliau menyatakan bahwa beliau sudah mengabdi kepada Keraton selama 23 Tahun. Upah atau gaji yang beliau terima setiap bulan hanya sebesar Rp300 000. Prinsip beliau dalam mengabdi kepada Keraton hanyalah untuk mencari ketenangan batin dan mendapat berkah kehidupan dari Keraton. Baginya, hal ini merupakan hal yang paling berharga dalam hidupnya dibanding materi atau uang yang berlimpah. Beliau memiliki 3 orang anak perempuan yang kini ketiganya sudah menjadi pramugari di maskapai penerbangan ternama di Indonesia. Hal ini, beliau anggap sebagai berkah dari Keraton atas pengabdiannya selama ini.

seorang abdi dalem, sebanyak 3.33 persen responden menjawab ya dan 96.67 persen responden menjawab tidak. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel 20.

Tabel 20 Jumlah dan persentase responden menurut pertanyaan dalam kuesioner mengenai tingkat materialisme, jenis kelamin dan jawaban pertanyaan

Pertanyaan Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Jawaban Jawaban Jawaban

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

n % n % N % n % N % N %

Apakah Anda bersedia mengabdi untuk Keraton walaupun tidak diberi imbalan berupa uang/gaji ?

27 45.00 3 5.00 26 43.33 4 11.67 53 88.33 7 11.67 Apakah Anda selalu berharap diberi imbalan ketika Anda

melakukan sesuatu ?

2 3.33 28 46.67 9 15.00 21 35.00 11 18.33 49 81.67 Jika ada seseorang yang menawarkan kepada Anda suatu

pekerjaan dengan gaji sebesar Rp. 10.000.000 setiap bulannya tetapi mengharuskan Anda untuk berhenti menjadi seorang abdi dalem, apakah Anda akan menerima ?

Kontrol Kelahiran

Kontrol kelahiran merupakan usaha seseorang untuk mengontrol kelahiran anak dalam suatu keluarga. Keluarga yang dapat mengontrol kelahiran anak mereka maka sudah dianggap sebagai keluarga yang modern. Kontrol kelahiran sangat berhubungan dengan jumlah anak yang dimiliki dan jarak kelahiran antara anak yang satu dengan yang lain. Apabila jumlah anak yang relatif banyak dan jarak usia anak yang dekat maka dapat dikatakan bahwa keluarga tersebut tidak dapat mengontrol kelahiran anak-anak mereka. Kontrol kelahiran ini dapat diusahakan melalui penggunaan alat kontrasepsi yang dianjurkan oleh pemerintah. Tabel 21 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dan pandangan

terhadap kontrol kelahiran Jenis

Kelamin

Kontrol kelahiran Total

Rendah Tinggi

n % n % N %

Laki-laki 0 0.00 30 50.00 30 50.00

Perempuan 5 8.33 25 41.67 30 50.00

Total 5 8.33 55 91.67 60 100.00

Berdasarkan tabel 21 di atas, sebanyak 8.33 persen responden memiliki tingkat kontrol kelahiran yang rendah dan sebanyak 91.67 persen responden memiliki tingkat kontrol kelahiran yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa 91.67 persen responden tidak setuju dengan anggapan bahwa jumlah anak yang banyak maka akan banyak pula rezeki yang didapat. Mereka juga tidak setuju dengan jarak kelahiran anak yang terlalu dekat.

Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang responden, Ibu T (71 tahun) yang hanya memiliki 1 orang putra dan 1 orang putri. Beliau mengaku melakukan program Keluarga Berencana. Berikut pernyataan Ibu T mengenai kontrol kelahiran:

“...Ya kalau dulu sih KB Mbak, makanya anak saya cuma

dua. Kebutuhan kan banyak, kalau anaknya banyak ya kebutuhannya kan pasti lebih banyak. Saya mau anak saya dapat pendidikan sampai kuliah, rumah nyaman, makan serba kecukupan. Anak kan titipan Tuhan, harus dijaga dengan baik. Kalau anak banyak tapi terlantar kan malah

jadi dosa.”

Pada pertanyaan nomor 37 yang menanyakan apakah responden setuju dengan anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki, sebanyak 20.00 persen responden menjawab ya dan 80.00 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 39 yang menanyakan apakah responden setuju dengan menikah di usia muda, sebanyak 20.00 persen responden menjawab ya dan 80.00 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 40 yang menanyakan apakah responden setuju dengan kelahiran anak dengan jarak yang dekat, sebanyak 5.00 persen responden menjawab ya dan 95.00 persen responden menjawab tidak. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel 22.

Tabel 22 Jumlah dan persentase responden menurut pertanyaan dalam kuesioner mengenai kontrol kelahiran, jenis kelamin dan jawaban pertanyaan

Pertanyaan Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Jawaban Jawaban Jawaban

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

N % n % n % n % N % N %

Apakah Anda setuju dengan anggapan bahwa banyak anak banyak rezeki ?

6 10.00 24 40.00 6 10.00 24 40.00 12 20.00 48 80.00 Apakah Anda setuju dengan menikah di usia muda ? 11 18.33 19 31.67 1 1.67 29 48.33 12 20.00 48 80.00 Apakah Anda setuju dengan kelahiran anak dengan jarak yang

dekat ?

Tingkat Rasionalitas

Tingkat rasionalitas merupakan tingkat kepercayaan seseorang kepada hal-hal rasional dan mengesampingkan hal-hal-hal-hal yang dianggap irrasional. Semakin tinggi tingkat rasionalitas seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat kemodernan seseorang tersebut.

Tabel 23 Jumlah dan persentase responden menurut jenis kelamin dan tingkat rasionalitas

Jenis Kelamin

Tingkat rasionalitas Total

Rendah Tinggi

n % n % N %

Laki-laki 21 35.00 9 15.00 30 50.00

Perempuan 21 35.00 9 15.00 30 50.00

Total 42 70.00 18 30.00 60 100.00

Berdasarkan tabel 23 di atas, sebanyak 70.00 persen responden memiliki tingkat rasionalitas yang rendah dan 30.00 persen responden memiliki tingkat rasionalitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 70.00 persen responden masih percaya akan adanya hal-hal gaib dan bersifat irrasional. Kepercayaan bahwa pusaka-pusaka dan kereta kuda memiliki penunggu masih dipegang teguh oleh para abdi dalem.

Pada pertanyaan nomor 41 yang menanyakan apakah responden percaya dengan hal-hal mistis, sebanyak 63.33 persen responden menjawab ya dan 36.67 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 42 yang menanyakan apakah responden percaya apabila sebuah keris atau kereta kuda memiliki “penunggu”, sebanyak 75.00 persen responden menjawab ya dan 25.00 persen responden menjawab tidak. Pada pertanyaan nomor 44 yang menanyakan apakah responden percaya apabila tidak melakukan ritual tertentu maka penguasa alam akan marah dan akan terjadi bencana alam, sebanyak 45.00 persen responden menjawab ya dan 55.00 persen responden menjawab tidak. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dalam tabel 24.

Box 3. Kasus Bapak B (43 Tahun)

Bapak B merupakan seseorang yang memiliki keahlian dalam merancang bangunan. Beliau mengaku masih mempercayai adanya hal-hal mistis dan gaib. Beliau mengaku pernah melihat sebuah keris dapat terbang dan dapat berdiri sendiri. Beliau juga pernah melihat sebuah kereta kuda yang berjalan sendiri di depan rumahnya tanpa kusir dan tanpa penumpang. Pada saat itu juga tercium aroma bunga melati dan hari itu bertepatan dengan

Dokumen terkait