BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum objek penelitian
PT Pertani (Persero) merupakan kelanjutan dari Badan Perseroan Produksi Bahan Makanan dan Pembukuan Tanah (BMPT) yang didirikan sejak tahun 1959 berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 1 tahun 1959 tanggal 14 Januari 1959. Dalam rangka Pelaksanaan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No.19 tahun 1960 , BMPT berubah nama menjadi Badan Pimpinan Umum Perseroan Pertanian Negara disingkat menjadi BPU Pertani.
Selanjutnya BPU Pertani berdasarkan peraturan pemerintah No. 12 tahun 1963 tanggal 1 Januari 1963 berubah menjadi Perusahaan Pertanian Negara disingkat “PN Pertani”. Dalam perkembangannya Perusahaan Pertanian Negara berubah menjadi Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 1973 dan akta Notaris Kartini Mulyadi, SH No. 46 tanggal 11 Januari 1974, Akta perseroan No. 136 tanggal 24 April 1974 dan Akta perubahan yang dibuat Notaris Imas Fatimah, SH No. 45 tanggal 6 Februari 1984 menjadi PT Pertani (Persero). Sesuai dengan akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 12 tanggal 28 Desember 2007 dari Notaris Mintarsih Natamihardja, SH di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-1210.AH01.02 tahun 2008 tanggal 11 Maret 2008 mengenai Pernyataan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Selaku Rapat Umum Pemegang Saham PT Pertani (Persero) No. KEP-50/MBU/2007, tanggal 17 April 2007 bahwa:
1. Menyetujui peningkatan Modal Dasar Perseroan yang semula Rp205.000.000.000 menjadi sebesar Rp 2.000.000.000.000.
2. Menyetujui pengeluaran atau penempatan saham dalam simpanan (portepel) sebanyak 470.000 lembar saham, setiap saham bernilai nominal Rp 1.000.000 sehingga seluruhnya Rp 470.000.000.000 yang seluruhnya diambil bagian oleh Negara Republik Indonesia.
3. Untuk memenuhi pengeluaran atau penempatan saham yang diambil bagian tersebut pada butir 2 (dua), disetujui penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam saham Perseroan sebesar Rp470.000.000.000 berdasarkan PP Nomor 86 Tahun 2015.
4. Dengan adanya penambahan Modal disetor tersebut, maka modal ditempatkan atau disetorkan PT Pertani (Persero) semula Rp 51.315.000.000 menjadi Rp 521.315.000.000.
5. Pasal 4 ayat 1, 2 dan 3 dari anggaran dasar Perseroan disesuaikan dengan perubahan modal dasar dan modal disetor sebagaimana dimaksud pada angka 2, 3 dan 4 diatas.
2. Visi dan Misi PT. Pertani a. Visi PT. Pertani
Menjadi perusahaan perbenihan dan perberasan nasional yang unggul dan berkelanjutan
b. Misi PT. Pertani
1. Memproduksi dan memasarkan produk perbenihan, pemberasan dan sarana pertanian yang unggul dan ramah lingkungan.
2. Menerapkan strategi pengembangan produk, peningkatan produktivitas dan pelayanan, serta memberikan nilai tambah bagi pemegang saham dan stakeholder lainnya.
3. Mengembangkan budaya perusahaan dan sumber daya manusia yang
andal dan berintegritas didukung oleh prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau (good corporate governance).
KOMISARIS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR OPERASIONAL DIREKTUR KEUANGAN & SDM DEVISI PEMASARAN DEVISI PERBENIHAN DAN
SAPROTAN ALINNYA DEVISI PERBERASAN DAN
PERGUDANGAN
DEVISI PERENCANAAN
DAN MANAJEMEN RESIKO
DEVISI SDM DAN UMUM
SEKRETARIS PERUSAHAAN
DEVISI EKUANGAN DAN AKUNTANSI
KOMITE PEMANTAU RISIKO
DEVISI HUKUM DAN ASET
DEVISI AUDIT INTERNAL
WIL. JAWA
TENGAH DAN
DIY
WILAYAH SUMBANGSEL WILAYAH SUMBAGUT WILAYAH JAWA BARAT WIL. JAWA TIMUR WILAYAH SULAWESI WILAYAH KALIMANTAN
3. Job Description
SUPERVISI
Supervision
Piagam Komite Audit memberi mandat kepada Komite Audit untuk melaksanakan tugas berikut:
1. Membantu Dewan Komisaris dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor.
2. Mereview Program Kerja SPI dan Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawasan Intern.
3. Melakukan review TOR dan memastikan kualitas pelaksanaan audit oleh auditor eksternal. DEWAN KOMISARIS Board Of Commisioner DIREKSI Board Of Directors KOMITE AUDIT Audit Committee
SATUAN PENGAWAS INTERNAL
Internal Control Unit4. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem manajemen pengendalian serta pelaksanaannya.
5. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan perusahaan.
6. Memastikan manajemen telah menerapkan GCG dengan baik.
7. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta tugas-tugas Dewan Komisaris lainnya.
Selain itu, Piagam Komite Audit juga menetapkan beberapa kewenangan dari Komite Audit, yakni:
a. Komite Audit berwenang mendapatkan informasi secara penuh dan bebas tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan pelaksanaan tugasnya.
b. Dalam melaksanakan wewenangnya, Komite Audit wajib bekerja sama dengan Satuan Pengawas Intern.
c. Komite Audit berwenang melakukan investigasi dengan izin Dewan Komisaris. d. Komite Audit berwenang mendapatkan Laporan Hasil Pemeriksaan SPI. e. Apabila diperlukan, dengan persetujuan tertulis Dewan Komisaris, Komite
Audit dapat meminta bantuan tenaga ahli dan atau konsultan untuk membantu Komite Audit.
Piagam Komite Audit menetapkan bahwa Komite Audit sekurang-kurangnya mengadakan rapat sama dengan ketentuan minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Minimum 4 kali dalam setahun, Komite Audit dapat mengundang pihak Manajemen yang terkait dengan materi rapat, untuk hadir dalam rapat Komite Audit untuk pembahasan Laporan Keuangan. Komite Audit mengadakan rapat koordinasi dengan Satuan
Pengawas Intern sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan. Setiap rapat Komite Audit dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir.
Di tahun 2018, kegiatan Komite Audit meliputi adalah sebagai berikut:
1. Rapat internal. Diskusi secara internal dengan bahasan hasil kajian laporan keuangan dan informasi keuangan lain yang diterbitkan oleh Manajemen. 2. Rapat dengan Dewan Komisaris. Diskusi dengan Dewan Komisaris terkait
pembahasan program pendidikan dan pelatihan untuk Komite Audit.
3. Rapat dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) selaku auditor ekstern. Diskusi dengan pihak auditor independen dari KAP yang melaksanakan audit umum atas laporan keuangan, yang meliputi pembahasan perencanaan, monitoring dan hasil audit.
4. Rapat dengan Intern (DAT). Diskusi dengan pihak auditor intern Perusahaan yang meliputi pembahasan laporan hasil pemeriksaan yang diterbitkan.
4. Flowchart Perusahaan PT Pertani (persero)
Bagian Gudang Bagian Kartu Persediaan Bagian Jurnal
Diterima dari bagian Produksi Mulai Diterima dari bagian produksi Kartu Gudang Laporan Produk Selesai Laporan produk selesai Menjumlahka total beban pokok produk Kartu beban pokok Produk LPS KHPP Bukti Memorial Kartu Persediaan