• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas

Proses penelitian tindakan kelas ini akan menjelaskan proses penelitian siklus I dan siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan observasi, serta refleksi.

a. Siklus I

Penelitian dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dengan jumlah siswa 34. Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu 22 November 2014 dan 24 November 2014. Materi dalam siklus I yaitu organ pernapasan dan fungsinya, gangguan pernapasan, bahan-bahan yang dikeluarkan saat bernapas, dan cara kerja sistem pernapasan.

1) Perencanaan

Tahap perencanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Dalam tahap perencanaan penelitian, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi sikap, lembar observasi keterampilan (unjuk kerja), dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran tersebut kemudian divalidasikan kepada dosen, guru, dan siswa.

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran direncanakan selama 2 kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan secara tematik integratif. Pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan dengan alokasi waktu 8 x 35 menit (8 jam pelajaran). Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada mata pelajaran IPA maka pada pertemuan pertama dan kedua pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 35 menit (2 jp).

2) Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan yaitu organ pernapasan dan fungsinya, gangguan pernapasan, serta bahan-bahan yang dikeluarkan saat bernapas. Kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan pertama dimulai oleh guru dengan menyampaikan salam, berdoa, memeriksa kerapian dan kebersihan, dan

mempresensi kehadiran siswa. Dalam mengawali kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa keingintahuan pada siswa dalam memecahkan suatu persoalan.

Pada kegiatan inti, siswa mengamati gambar dan menyebutkan fungsi organ pernapasan manusia, serta mencari informasi terkait dengan gangguan pernapasan dan penyebabnya kemudian siswa membentuk 5 kelompok secara bebas. Siswa kelas V di SD N Sarikarya berjumlah 34 tetapi pada pelaksanaan siklus I terdapat 3 siswa yang tidak masuk karena alasan sakit dan absen sehingga dalam satu kelompok anggotanya terdiri dari 6-7 siswa. Setelah membentuk kelompok, siswa melakukan percobaan untuk mengetahui bahan yang dikeluarkan saat bernapas. Sebelum melakukan percobaan, siswa akan mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, soal, dan lembar refleksi. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi Lembar Kerja Siswa secara mandiri. Di akhir pembelajaran siswa menyampaikan kesimpulan, mengisi lembar refleksi, menyanyikan yel SD Sarikarya untuk membangkitkan semangat dan menyampaikan salam, tindak lanjut serta doa penutup.

Pertemuan yang kedua dilaksanakan selama dua jam pelajaran. Dua jam pelajaran (2 x 35 menit) digunakan untuk menyampaikan materi cara kerja organ pernapasan dan langkah untuk menjaga organ pernapasan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 24 November 2014 dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan

rincian yaitu satu jam pelajaran digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada materi cara kerja organ pernapasan dan langkah untuk menjaga organ pernapasan. Satu jam pelajaran (1 x 35 menit) berikutnya digunakan untuk evaluasi siklus I. Dalam penelitian tindakan kelas ini, kegiatan penelitian dilaksanakan secara kolaborasi antara guru kelas dan peneliti. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh guru kelas dan peneliti melakukan observasi sikap dan keterampilan menggunakan lembar observasi serta mendokumentasikan selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan observasi dibantu oleh 3 rekan peneliti. Pada pertemuan kedua siswa membuat model paru-paru di dalam kelas bersama kelompok untuk mengetahui cara kerja paru-paru. Sama dengan pertemuan pertama, sebelum melakukan percobaan siswa akan mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, soal, dan lembar refleksi. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi Lembar Kerja Siswa secara mandiri. Sedangkan satu jam pelajaran (1 x 35 menit) digunakan untuk evaluasi akhir siklus I.

Kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan kedua dimulai oleh guru dengan menyampaikan salam, berdoa, memeriksa kerapian dan kebersihan, dan mempresensi kehadiran siswa. Dalam mengawali kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa keingintahuan pada siswa dalam memecahkan suatu persoalan. Pada kegiatan inti, siswa masuk kembali dalam kelompok yang sama seperti pertemuan pertama. Setelah membentuk kelompok,

siswa membuat model paru-paru. Sebelum melakukan percobaan, siswa akan mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, soal, dan lembar refleksi. Siswa saling bekerjasama membuat model paru-paru. Dari kegiatan membuat model paru-paru siswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan cara kerja paru-paru. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi Lembar Kerja Siswa secara mandiri. Siswa juga dibimbing untuk dapat menjelaskan atau mempresentasikan tabel gangguan pernapasan dan penyebabnya. Di akhir pembelajaran siswa menyampaikan kesimpulan, mengisi lembar refleksi, menyanyikan tepuk SD Sarikarya untuk membangkitkan semangat, kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan siklus I dan menyampaikan salam, tindak lanjut serta doa penutup. 3) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui metode inkuiri terbimbing. Kualitas proses yang diamati adalah sikap dan keterampilan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Kualitas hasil berupa kompetensi pengetahuan dapat diamati dari hasil pekerjaan siswa yang berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan evaluasi pada akhir pertemuan siklus.

Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan oleh peneliti dengan bantuan 3 orang observer. Total observer yang mengamati sebanyak 4 orang. Setiap observer melakukan pengamatan terhadap 7-8 siswa. Observer dalam penelitian ini bertugas untuk melihat jalannya

proses pembelajaran serta melakukan penilaian sikap serta penilaian keterampilan. Penilaian sikap maupun keterampilan dilakukan dengan menggunakan rubrik sehingga observer tinggal memberikan checklist pada salah satu kategori (Baik sekali, Baik, Cukup, dan Perlu Bimbingan) apabila aktifitas siswa sesuai dengan kriteria yang ada pada rubrik.

Pada pertemuan sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti melakukan pengamatan untuk memperoleh data awal kompetensi sikap dan keterampilan siswa. Penilaian juga dilaksanakan pada saat pertemuan pertama dan kedua siklus I. Penilaian ini dilakukan pada saat siswa mengikuti kegiatan pembelajaran. Aspek dalam penilaian sikap yaitu religius, kedisiplinan, kerjasama, kerajinan, tanggung jawab, dan tenggang rasa. Dalam aspek religius, observer menilai dari peran siswa ketika memulai dan mengakhiri kegiatan dengan berdoa. Dalam aspek kedisiplinan, observer menilai dari empat indikator yaitu ketepatan waktu siswa dalam masuk kelas, menyelesaikan dan mengumpulkan tugas tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, dan mengenakan atribut seragam dengan lengkap dan rapi.

Dalam aspek kerjasama, observer menilai dari dua indikator yaitu keterlibatan dan peran serta semua anggota kelompok dalam melakukan percobaan serta keterlibatan semua anggota dalam menjawab, mengajukan pertanyaan, serta memberikan solusi atau pendapat dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok. Dalam aspek kerajinan,

observer menilai dua indikator yaitu keterlibatan dalam melaksanakan piket kelas dan membaca atau belajar sebelum kegiatan kelas dimulai. Dalam aspek tanggung jawab, observer menilai satu indikator yaitu mengembalikan barang atau buku yang dipakai ke tempat semula. Aspek yang terakhir adalah tenggang rasa. Dalam aspek tenggang rasa observer menilai dua indikator yaitu menghargai dan mau mendengarkan pendapat teman serta tidak membedakan dalam berteman.

Penilaian selanjutnya yang dilakukan observer adalah penilaian kompetensi keterampilan. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian unjuk kerja dalam melakukan percobaan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Penilaian unjuk kerja meliputi 6 kriteria yaitu kesiapan alat dan bahan sebelum praktik, ketepatan penggunaan alat dan prosedur kerja, ketelitian dan kerapian kerja, ketepatan dan kecepatan penggunaan waktu, kecekatan atau keterampilan kerja, dan kualitas hasil kerja. Observer dalam penelitian ini memiliki tugas yang sama yaitu untuk melihat jalannya proses pembelajaran serta penilaian keterampilan. Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan rubrik sehingga observer tinggal memberikan checklist pada salah satu kategori (Baik sekali, Baik, Cukup, dan Perlu Bimbingan) apabila aktifitas siswa sesuai dengan kriteria yang ada pada rubrik.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan untuk untuk melihat kembali kekurangan dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran yang telah dilaksanakan pada setiap pertemuan. Selain melihat kembali permasalahan dan kekurangan yang ada pada setiap pertemuan, peneliti juga melihat ketercapaian indikator pada kualitas proses yaitu kompetensi sikap maupun kualitas hasil yaitu kompetensi pengetahuan dan keterampilan belajar pada akhir siklus I.

Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 22 November 2014, secara umum pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dan berjalan dengan baik. Namun ada beberapa masalah yang timbul selama proses pembelajaran. Permasalahan muncul pada tahap mengumpulkan data. Untuk memecahkan dugaan sementara (hipotesis) siswa harus mengumpulkan data dengan melakukan percobaan. Pada saat percobaan siswa kelas V SD N Sarikarya dibagi menjadi lima kelompok sehingga dalam satu kelompok berjumlah 6-7 siswa. Kondisi ini membuat suasana kelas dalam mengikuti percobaan menjadi tidak kondusif. Jumlah anggota dalam setiap kelompok terlalu banyak sehingga tidak semua anggota kelompok ikut terlibat dan berperan dalam melakukan percobaan. Kendala ini diatasi guru dengan menyampaikan instruksi atau penjelasan menggunakan suara lebih lantang.

Selain permasalahan di atas, siswa juga terlihat kebingungan dalam melakukan percobaan karena tidak membaca seksama petunjuk serta langkah yang ada di LKS. Ada beberapa siswa yang cenderung diam dan ada pula siswa yang mengobrol bersama teman lain. Hal tersebut membuat kondisi kelas menjadi gaduh. Kendala ini diatasi dengan menyampaikan pertanyaan pada siswa yang gaduh dan mengobrol serta melakukan tepuk untuk mengembalikan konsentrasi dan perhatian siswa dalam pembelajaran.

Ketika melakukan observasi, peneliti menilai sikap dan keterampilan dalam melakukan percobaan. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menilai sikap dan keterampilan siswa dalam mengikuti percobaan masih kurang. Sebagian besar siswa belum menunjukkan sikap dan keterampilan yang baik ketika melakukan percobaan. Misalnya ada siswa yang menumpahkan air kapur dan membuat kotor meja dan lantai. Ketika membuat kesalahan siswa tidak mau mengaku dan bertanggung jawab tetapi berusaha menyalahkan teman lain. Siswa masih memerlukan arahan dan bimbingan dari guru untuk berhati-hati menggunakan alat dan membersihkan sampah sisa percobaan. Hasil dari LKS yang dikerjakan oleh siswa juga menunjukkan sebanyak 12 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM 66. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa belum mengetahui secara jelas bahan-bahan apa saja yang dikeluarkan saat bernapas.

Pada pertemuan kedua, 24 November 2014 secara umum proses pembelajaran berjalan cukup baik. Ketika membuat model paru-paru, sikap dan keterampilan siswa sudah menjadi lebih baik. Hal tersebut dibuktikan oleh siswa dengan membaca petunjuk serta langkah kegiatan sesuai LKS dan menjaga kebersihan serta keamanan alat maupun bahan yang digunakan untuk membuat model paru-paru sehingga tidak ada alat atau bahan yang rusak dan kotor. Siswa mendapat bimbingan guru untuk lebih berhati-hati dan bijak menggunakan peralatan serta bahan yang ada karena ada benda tajam seperti gunting dan silet untuk memotong botol.

Permasalahan yang terjadi pada pertemuan kedua terjadi ketika siswa menyimpulkan informasi yang telah dikumpulkan dari hasil diskusi dan membuat model paru-paru. Kendala ini diatasi guru dengan mengajak siswa berdiskusi untuk menemukan poin inti dari cara kerja paru-paru. Selain itu, masalah kelompok juga masih muncul pada pertemuan kedua. Jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak membuat suasana menjadi tidak kondusif. Masih ada beberapa siswa yang diam dan tidak berperan dalam membuat model paru-paru, serta siswa yang tidak mengikuti petunjuk kegiatan dengan memainkan alat-alat, menggunakan bahan-bahan untuk mainan. Sebagian besar siswa mendapatkan nilai kurang baik karena belum memenuhi kriteria penilaian dalam rubrik yang ditetapkan dalam kompetensi sikap dan keterampilan.

Permasalahan tidak hanya terjadi pada siswa. Penelitian ini merupakan PTK kolaboratif dimana guru yang mengajar dan peneliti melakukan pengamatan. Sisi positifnya guru lebih memahami karakteristik dari siswa, tetapi terdapat kelemahan ketika guru yang bertindak sebagai pengajar. Konsep pengajaran ideal yang ingin peneliti ajarkan tidak dapat tersampaikan sesuai dengan keinginan peneliti. Pada pembelajaran siklus I guru terlihat kurang memberikan pertanyaan yang membangun pemahaman serta rasa keingintahuan siswa. Dalam melaksanakan kegiatan, guru kurang menyampaikan pentingnya membaca petunjuk serta melakukan percobaan secara urut sesuai petunjuk. Selain itu, guru tidak melakukan pendampingan secara merata pada seluruh kelompok. Hal ini terjadi karena guru hanya mendampingi beberapa kelompok yang duduk di depan. Keinginan peneliti agar pembelajaran dapat berlangsung ideal sedikit terkendala. Pada akhir siklus I peneliti mencoba mengatasi kendala tersebut dengan berdiskusi bersama guru kelas untuk mengevaluasi kegiatan. Dari hasil evaluasi, peneliti membuat kesepakatan dan memberikan masukan untuk perbaikan guru kelas.

Proses dan hasil yang diperoleh dari dua pertemuan dalam siklus I menunjukkan sikap dan keterampilan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Selain sikap dan keterampilan, hasil penelitian berupa ranah pengetahuan belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Kualitas hasil prestasi belajar pada kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan dilihat dari dua indikator yaitu siswa yang lulus KKM dan rata-rata nilai kelas. Pada kondisi awal, jumlah siswa yang lulus KKM kompetensi sikap adalah 47,1%, kompetensi keterampilan adalah 38,2%, dan kompetensi pengetahuan adalah 46,4%. Target capaian yang ditentukan untuk indikator siswa yang lulus KKM siklus I kompetensi sikap adalah 67,1%, indikator siswa yang lulus KKM kompetensi keterampilan adalah 58,2%, dan indikator siswa yang lulus KKM kompetensi adalah pengetahuan adalah 66,4%. Adapun hasil capaian indikator untuk siswa yang lulus KKM kompetensi sikap adalah 68,7%, capaian indikator untuk siswa yang lulus KKM kompetensi keterampilan adalah 59,4%, dan hasil capaian indikator untuk siswa yang lulus KKM kompetensi pengetahuan adalah 50%. Artinya kompetensi pengetahuan belum memenuhi target capaian yang ditetapkan sehingga peneliti melakukan perbaikan pada siklus II.

Kondisi awal nilai rata-rata kelas kompetensi pengetahuan adalah 61,4, kondisi awal nilai rata-rata kelas kompetensi sikap adalah 67, dan nilai rata-rata kelas kompetensi keterampilan adalah 65,4. Target capaian untuk indikator rata-rata nilai kelas pada kompetensi sikap adalah 70, sedangkan untuk kompetensi keterampilan dan pengetahuan adalah 66. Hasil capaian untuk indikator rata-rata nilai kelas kompetensi sikap adalah 72,4, hasil capaian untuk indikator rata-rata nilai kelas kompetensi keterampilan adalah 69,7, dan hasil capaian untuk indikator rata-rata nilai kelas kompetensi pengetahuan adalah 63,3. Hasil capaian

kompetensi pengetahuan belum mencapai target, maka dari itu peneliti akan memperbaiki dan melanjutkan penelitian pada siklus II. Ketercapaian siklus I dapat dilihat pada Tabel IV.1

Tabel IV.1 Ketercapaian siklus I Variabel Indikator Deskriptor Kondisi

awal Siklus I Target capaian Capaian Prestasi Belajar (sikap) Siswa yang mencapai kriteria tuntas (minimal nilai 66 atau kategori B ( Baik)

Jumlah siswa yang mencapai kriteria tuntas:jumlah seluruh siswa x 100 % 47,1 % 67,1 % 68,7 % Rata-rata nilai kelas Jumlah nilai seluruh siswa:jumlah siswa 67 70 72,4 Prestasi Belajar (keteram pilan) Siswa yang lulus KKM (minimal nilai 66 atau predikat B). (Jumlah siswa yang lulus KKM : jumlah seluruh siswa x 100%) 38,2 % 58,2 % 59,4 % Rata-rata nilai kelas Jumlah nilai seluruh siswa:jumlah siswa 65,4 66 69,7 Prestasi Belajar (pengeta huan) Siswa yang mencapai kriteria tuntas (minimal nilai 66 atau predikat B). (Jumlah siswa mencapai kriteria tuntas: jumlah seluruh siswa x 100%) 46,4 % 66,4 % 50 % Rata-rata nilai kelas Jumlah nilai seluruh siswa:jumlah siswa 61,4 66 62,5

b. Siklus II

Penelitian siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu 27 November 2014 dan 28 November 2014. Setiap pertemuan dilaksanakan dalam 2 JP atau 2 x 35 menit. Materi dalam siklus II yaitu percobaan untuk mengetahui kadar karbondioksida yang lebih banyak, cara-cara menjaga kesehatan, dan mekanisme pernapasan manusia. Dalam siklus II, pembentukan kelompok dilakukan secara berbeda. Guru dan peneliti akan membentuk delapan kelompok dengan cara berhitung agar anggotanya adil. Selain memodifikasi pembagian kelompok, peneliti akan membantu guru dalam memberikan petunjuk serta instruksi dalam melakukan kegiatan kelompok. Dalam penelitian siklus II guru dan peneliti tetap berkolaborasi, guru tetap berperan mengajar dan peneliti melakukan pengamatan.

1) Perencanaan

Tahap perencanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Dalam tahap perencanaan penelitian, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi sikap, lembar observasi keterampilan, dan Soal Evaluasi. Perangkat pembelajaran tersebut kemudian divalidasikan kepada dosen, guru, dan siswa. Peneliti menggunakan lembar observasi sikap dan keterampilan yang dibuat pada siklus I.

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran direncanakan selama 2 kali pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan secara tematik integratif.

Pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan dengan alokasi waktu 8 x 35 menit (8 jam pelajaran). Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada mata pelajaran IPA. Pada pertemuan pertama dan kedua pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 35 menit (2 jp). Di akhir pertemuan siswa akan mengerjakan soal evaluasi II. Peneliti membuat target capaian baru untuk variabel kompetensi sikap menjadi 77,1 %. Sedangkan target capaian kompetensi keterampilan menjadi 68,2%, dan target capaian kompetensi pengetahuan 76,4%. 2) Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan dengan alokasi waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit) dengan materi cara-cara menjaga kesehatan organ tubuh khususnya pernapasan dan melakukan percobaan untuk mengetahui kadar karbondioksida yang lebih banyak. Kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan pertama dimulai oleh guru dengan menyampaikan salam, berdoa, memeriksa kerapian dan kebersihan, serta mempresensi kehadiran siswa. Dalam mengawali kegiatan pembelajaran, guru menyampaikan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa keingintahuan pada siswa dalam memecahkan suatu persoalan.

Pada kegiatan inti, siswa melakukan tanya jawab untuk menjelaskan cara merawat organ tubuh pada sistem pernapasan kemudian menuliskannya dalam bentuk laporan sederhana. Melalui tanya jawab siswa saling bertukar pikiran dan informasi kemudian

siswa membentuk 8 kelompok dengan cara berhitung agar anggotanya adil dan merata. Siswa kelas V di SD N Sarikarya berjumlah 34 tetapi pada pelaksanaan siklus II terdapat 4 siswa yang tidak masuk karena alasan sakit dan absen sehingga dalam satu kelompok anggotanya terdiri dari 3-4 siswa. Siswa tersebut sudah berhari-hari tidak masuk sekolah. Guru kemudian mengatur letak tempat duduk tiap kelompok. Setelah membentuk kelompok, siswa melakukan percobaan untuk mengetahui kadar karbodioksida yang lebih banyak. Sebelum melakukan percobaan, siswa akan mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, soal, dan lembar refleksi. Kegiatan dilaksanakan oleh semua kelompok yang telah dibagi. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi Lembar Kerja Siswa secara mandiri dan dikumpulkan. Di akhir pembelajaran siswa menyampaikan kesimpulan, mengisi lembar refleksi, menyanyikan tepuk “cocacola” untuk membangkitkan semangat dan menyampaikan salam, tindak lanjut serta doa penutup.

Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal 28 November 2014 selama dua jam pelajaran. Satu jam pelajaran pertama (1 x 35 menit) digunakan untuk membuat model paru-paru dan menjelaskan mekanisme pernapasan manusia. Kegiatan pembelajaran IPA pada pertemuan kedua dimulai oleh guru dengan menyampaikan salam, berdoa, memeriksa kerapian dan kebersihan, dan mempresensi kehadiran siswa. Dalam mengawali kegiatan pembelajaran, guru

menyampaikan beberapa pertanyaan untuk menimbulkan rasa keingintahuan pada siswa dalam memecahkan suatu persoalan.

Pada kegiatan inti, siswa masuk kembali dalam kelompok yang sama seperti pertemuan pertama. Setelah membentuk kelompok, siswa membuat model paru-paru. Siswa kembali membuat model paru-paru pada siklus I karena banyak kendala dan siswa belum memahami mekanisme pernapasan secara jelas. Sebelum melakukan percobaan, siswa akan mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, soal, dan lembar refleksi. Siswa saling bekerjasama membuat model paru-paru. Siswa membuat model paru-paru di dalam kelas bersama kelompok yang sama pada pertemuan sebelumnya untuk mengetahui cara kerja paru-paru. Sebelum melakukan percobaan siswa akan mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, soal, dan lembar refleksi. Guru menjelaskan aturan serta petunjuk kegiatan percobaan dengan bantuan dari peneliti sehingga diharapkan siswa menjadi lebih paham dan tidak bingung melakukan kegiatan sesuai petunjuk. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi Lembar Kerja Siswa secara mandiri isian dalam Lembar Kerja Siswa memaparkan seberapa jauh pemahaman siswa setelah melakukan percobaan.

Dari kegiatan membuat model paru-paru siswa diharapkan mampu memahami dan menjelaskan mekanisme pernapasan manusia secara lebih jelas. Setelah melakukan percobaan siswa mengisi Lembar

Kerja Siswa secara mandiri. Siswa yang sudah selesai mengerjakan LKS dapat mengumpulkan hasilnya pada guru kelas.

Kegiatan selanjutnya siswa membuat laporan cara-cara menjaga kesehatan organ tubuh manusia secara keseluruhan. Guru membawa kelas dalam situasi diskusi sehingga siswa diharapkan mencari informasi dari berbagai sumber lalu menyampaikan hasil pemahamamannya dalam laporan. Di akhir pembelajaran siswa menyampaikan kesimpulan, mengisi lembar refleksi, menuliskan harapan dan cita-cita di pohon harapan untuk membangkitkan semangat, kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi akhir pertemuan siklus II dan menyampaikan salam, tindak lanjut serta doa penutup. 3) Observasi

Kualitas proses yang diamati adalah sikap dan keterampilan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Ketika guru mengajar, peneliti melakukan pengamatan dengan memberi check list pada lembar observasi. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu tiga rekan peneliti lain. Kami berempat bekerjasama untuk mengamati. Masing-masing dari kami mengamati 7-8 siswa. Sikap siswa diamati atau diobservasi oleh peneliti selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan keterampilan diamati ketika siswa melakukan percobaan. Sikap dan keterampilan siswa diamati ketika melakukan percobaan

Dokumen terkait