• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Gambaran Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Rokok Djarum

a. Kudus Kota Kretek

Kudus adalah kota dimana sejarah kretek dimulai dari kota ini, yang pada tahun 1880, H. Jamhari adalah seorang penduduk Kudus, mencampus cengkeh dengan tembakau untuk menghasilkan sebuah rokok yang dapat menyembuhkan nyeri di dadanya. Dari rokok cengkeh pertama kali itu berkembang menjadi sebuah industri rakyat lokal dan kemudian menjadi sebuah industri rokok produksi missal yang diekspor ke seluruh dunia.

Kudus juga merupakan rumah dari seorang pria yang bernama M. Nitisemito, bapak dari industri kretek. Walaupun H. Jamhari adalah penemu kretek namun M. Nitisemito yang memulai produksi dan memesarkan rokok cengkeh unik dan membuatnya berada dalam jalur ketenaran. Bahkan di Kudus ada sebuah jalan yang diberi nama M. Nitisemito, sayangnya perusahaan yang dulu terkenal dengan nama Bal Tiga, saat ini sudaha tidak lagi beroperasi.

Tidaklah mengejutkan bila industri kretek adalah sebuah lapangan pekerjaan utama di kota kudus. Terdapat sekitar 600 produsen kretek yang mempekerjakan 180.000 pegawai di Indonesia, mayoritas karyawan berasal dari kota Kudus. Produsen kretek Djarum memiliki karyawan sebanyak 75.000 orang di Kudus. Skala industri ini menunjukkan produsen kretek adalah adalah 95% pengguna cengkeh di seruruh dunia. Sebagai tempat kelahiran kretek, maka kudus juga merupakan rumah satu- satunya m useum kretek di dunia. Di luar dunia kretek Kudus merupakan pusat keagamaan, banyak orang muslim melakukan perlawatan keaagamaan ke Kudus, mengunjungi menara Kudus setiap tahunnya.

b. Sejarah Djarum

PT. Djarum adalah sebuah perusahaan rokok di Indonesia yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah. Djarum merupakan salah satu dari tiga perusahaan rokok terbesar di Indonesia (dua lainnya adalah Gudang Garam dan HM Sampoerna).

Sejarah Djarum berawal saat Oei Wie Gwan membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 dan mengubah namanaya menjadi Djarum. Oei mulai memasarkan kretek dengan merk Djarum yang ternyata sukses di pasaran. Setelah kebakaran hampir memusnahkan perusahaan pada tahun 1963 (Oei meninggal tak lama kemudian), Djarum kembali bangkit dan memoderenisasi peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972, Djarum mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. Tiga tahun kemudian Djarum mulai memasarkan

Djarum Filter, merk pertama yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Saat ini Djarum dipimpin oleh Budi Hartono dan Bambang Hartono yang merupakan putra dari Oei.

c. Perkembangan Kretek Djarum

Kretek Djarum adalah sebuah warisan turun-temurun. Keahlian dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kretek Djarum telah diwariskan sejak dari dulu.

Ramuan dan rempah-rempah yang dipercaya oleh nenek moyang kita memiliki manfaat kesehatan, masih digunakan di dalam resep rokok kretek Djarum sampai saat ini. Bahan yang digunakan adalah bahan berkualitas tinggi. Cengkeh pilihan, dipetik dalam kondisi yang baik dan masih segar. Tembakau yang digunakan pun kelas tinggi yang dikenal dengan nama “Srintil” di dalam semua rokok kretek Djarum.

Tentu saja baik Djarum maupun kretek telah berubah sesuai jaman. Merk Djarum yang tertua adalah Djarum Coklat yang diproduksi pada tahun 1955, tembakau yang pada awalnya dibungkus dengan kulit jagung, sekarang sudah tidak digunakan, tetapi merk coklat masih tetap bertahan. Perubahan lainnya telah membantu memperluas jangkauan produk Djarum, misalnya adalah perusahaan yang pertama kali mengembangkan dan meluncurkan rokok kretek rendah nikotin, perusahaan rokok yang memberikan kretek rasa cherry dan rasa vanilla. Lebih lanjut, rokok kretek

Djarum dibungkus dengan menggunakan kertas hitam dan coklat yang diluncurkan pertama kali di pasar Internasional.

Namun selama bertahun-tahun lamanya Djarum telah memproduksi rokok kretek dan tidak ada sesuatu yang berubah. Dedikasi terhadap kualitas, penggunaan bahan-bahan terbaik, alami bahkan mesin pelinting tangan yang dulu digunakan sampai sekarang masih dipergunakan untuk menghasilkan rokok kretek yang sama. Djarum akan terus menghasilkan dan mengembangkan rokok kretek kelas dunia.

d. Djarum Meluncurkan Rokok Kretek di Seluruh Dunia

Saat rokok kretek menjadi populer di Indonesia, maka Djarum mulai memasarkan produknya melampaui perbatasan Indonesia. Selama 100 tahun, kretek telah berubah dari sebuah rokok lokal lintingan tangan menjadi sebuah produk massal yang memperoleh best seller di dunia Internasional. Djarum dengan bangga menjadi pemimpin industri di dalam pasar Internasional.

Di Amerika Serikat, Djarum adalah pemain pasar penting dengan 70 persen dari pasar kretek. Rokok kretek Djarum Black dan Djarum Special yang rendah tar dan nikotin telah sukses di pasaran Negara-negara bagian Amerika, dimana merek tersebut dikaitkan dengan gaya hidup anak muda yang dinamis, trendi dan identik dengan kebebasan. Rokok Djarum Black juga menseponsori acara / event mobil tingkat Internasional seperti Blackin your car, Hot Import Night dan lain-lain.

e. Produk Rokok Djarum 1. Djarum Coklat 2. Djarum Istimewa 3. Djarum 76 4. Djarum Super 5. L. A Lights 6. L. A Menthol Lights 7. Djarum Black 8. Djarum Special

9. Djarum Black Slimz, dll f. Museum Kretek

Museum kretek terdapat di kota Kudus didirikan pada tahun 1986. Gagasan ini berasal dari Supardjo Rustam yang merupakan Gubernur Jawa Tengah.Museum ini didirikan untuk memepringati sejarah dari industri rokok kretek sejak kelahirannya tahun 1880 hingga saat ini. Museum ini secara resmi dibuka oleh Supardjo Rustam pada tanggal 3 Oktober 1986.

Museum kretek terbentang di lahan seluas 2 hektar, sebagian besar pendanaan untuk pembangunan dan perawatannya diperoleh dari perusahaan rokok ternama di Indonesia yang berpusat di kota Kudus, yaitu Djarum dan Sukun. Dua bangunan terpisah di depan museum memiliki gaya arsitektur dan kerajinan dari rumah tradisional di Kudus dan sebuah

tempat peribadatan gaya Kudus. Di dalam museum terdapat banyak hiasan dan pahatan serta patung hasil karya para seniman asal Kudus.

Pajangannya menggambarkan proses panjang yang dibutuhkan untuk menghasilkan rokok kretek, mulai dari penanaman dan pemanenan tembakau, menuju pengolahan dan pembuatan, hingga menjadi produk akhir. Alat-alat gulungan tangan tradisional, juga bahan-bahan pembungkus seperti kulit jagung dipajang di dalam museum. Penghormatan diberikan kepada M. Nitisemito, bapak dari industri rokok kretek. Dengan menampilkan foto-foto dari awal munculnya produksi rokok kretek. Sejarah dari industri rokok kretek juga dipetakan, mulai dari pertama rokok cengkeh tonik kesehatan hingga industri produksi missal saat ini. Museum kretek ini terletak di jalan Getas Pejaten 155, Kudus, Jawa Tengah.