• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

PENGELOLAAN HUTAN KEMENYAN

3.1. Gambaran Umum Tentang Kemenyan

Kemenyan (gum benzoin) di dalam perdagangan biasa disebut sebagai “sumatra benzoin”. Kemenyan merupakan “balsamic resin” yang diperoleh dari hasil pelunakan batang pohon Styrax benzoin Dryand atau Styrax paralleloneurus Perkins, sedangkan yang dihasilkan dari Styrax tonkinensis (Pierre) atau kemungkinan juga dari jenis-jenis lain dikenal dengan nama “siam benzoin”. Styrax berasal dari bahasa Yunani kuno “storax” yaitu nama yang digunakan untuk gum/getah yang berbau harum atau juga untuk pohon yang menghasilkannya. Sedangkan “benzoin” berasal dari bahasa Arab, yaitu “ben” yang berarti harum dan “zoa” berarti getah jadi benzoin adalah getah yang berbau harum (Clause (1961)

dalam Widiyastuti et all, 1995).

Secara umum, kemenyan tersebar di belahan bumi utara, khususnya di Asia Timur (tidak terdapat di Australia dan Pasifik Sentral). Pulau Sumatera merupakan pusat penyebaran

kemenyan yang terluas. Khusus daerah penyabaran kemenyan durame (Sytrax benzoin Dryand), terdapat di Sumatera, Semenanjung Malaya dan Jawa Barat (Steenis, 1954). Menurut Heyne (1987) di Sumatera kemenyan tersebar di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Untuk Indonesia terdapat 7 jenis Styrax yang menghasilkan getah kemenyan, tetapi hanya dua jenis yang diusahakan di Sumatera Utara, yakni Styrax benzoin Dryand dan Styrax

parllelonorous Perkin. Kedua jenis tersebut termasuk ke dalam family Styracaceae dari

tanaman berbiji dua (Dicotil). Kemenyan (Styrax spp.) termasuk jenis pohon berukuran besar, yaitu dari family Styracaceae3

3

Jayusman,1999 (dalam Harmoko “ Kontribusi Hutan Rakyat Kemenyan terhadap Pendapatan Rumah

.

Antara Styrax parllelonorous dan Styrax benzoin dapat dibedakan sebagai berikut : Tanda-tanda Styrax parllelonorous Perkin (Kemenyan Toba = Haminjon Toba) ialah :

a. Berbiji bulat lonjong sebesar ibu jari kaki

b. Daunnya lebih besar dari daun Styrax benzoin, daunnya berwarna hijau tua

c. Tinggi tanaman dapt mencapai 40 meter

d. Cabang tumbuh menjulang ke atas membentuk sudut ± 60o dengan batang tanaman

e. Tumbuh pada tempat yang tingginya 600-2000 mdpl.

Styrax benzoin Dryand, juga disebut Haminjon Dairi atau Haminjon Durame.

Tanda-tandanya antara lain :

a. Berbiji agak bulat/bulat gepeng

c. Daun sebelah bawah tertutup dengan buluh yang berbentuk bintang

d. Cabangnya tumbuh mendatar (Sianturi et al, 1971)

Kemenyan dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 600-900 m daerah permukaan laut. Namun, apabila ditanam pada dataran yang ketinggiannya kurang atau lebih maka pertumbuhan hanya kurang baik. Curah hujan yang dikehendaki tanaman ini berkisar antara 2500 mm-4000 mm/ tahunnya yang terbagi dalam 100-500 curah hujan serta iklim panas yang cukup lembab dengan suhu sekitar 25-30˚C. Kurang atau lebih curah hujan yang turun maupun iklimnya berpengaruh terhadap pertumbuhan kemenyan itu sendiri. Hal tersebut juga dapat menentukan tingkat produktifitas tanaman. Walaupun demikian tanaman kemenyan juga tumbuh pada berbagai jenis tanah dan tidak terlalu menuntut kesuburan tanahnya. Kemenyan dapat tumbuh pada tanah vulkanis muda maupun tua, alluvial, tanah gambut dan bahkan tanah yang berjenis podzolik merah kuning. Kondisi tanah yang penting untuk tanaman tersebut adalah tanah-tanah tersebut mudah ditembus air dan tidak terdapat pada lapisan tanah batu yang kedalaman 2-3 m yang dapat menghalangi pertumbuhan akar dalam mencari jatah-jatah makanan disekitarnya.

3.1.1. Sejarah Pengenalan Kemenyan

Menurut para petani kemenyan atau dalam bahasa PakPak lazim disebut dengan

kemenjen, pohon kemenyan yang ada di sekitar daerah PakPak Bharat berasal dari tanah Arab

yang di bawa ke Indonesia oleh para pedagang. Pohon kemenyan pertama sekali di tanam di daerah Barus. Hal ini disebabkan pada masa penjajahan Belanda Pantai Barus merupakan daerah pelabuhan dan perdagangan bebas. Selanjutnya dari Barus tanaman Kemenyan terus berkembang dan menyebar ke daerah lain, seperti daerah Pak-pak Barat, Dolok Sanggul dan Dairi.

Tanah Arab merupakan asal tumbuhan Kemenyan, yang kita ketahui daerah padang pasir yang panas dan gersang. Namun, hasil getah yang di hasilkan tak sebagus dan tak sebanyak jika tanaman kemenyan tersebut di tanam di dataran tinggi. Pohon Kemenyan dapat hidup dan menghasilkan getah yang banyak serta bagus jika pohon tersebut di tanam pada dataran tinggi yang bersuhu sejuk dan dingin (750 mdpl/meter di atas permukaan laut).

Penyebaran pohon kemenyan. Menurut masyarakat yang ditemui dan ditanyai oleh penulis, bahwa pohon kemenyan yang ada saat ini sebagian besar penyebarannnya dibawa oleh hewan seperti rusa atau rigarung (bahasa Pak-pak). Di samping itu juga tentu ada masyarakat pada awalnya menanam pohon kemenyan sebagai pohon pelindung di daerah perladangan. Serta ada juga yang dibawa oleh para pedagang untuk diperkenalkan pada masyarakat yang didatangi oleh para pedagang yang berasal dari Barus maupun pedagang yang berasal dari daerah Dolok Sanggul, Dairi dan PakPak Bharat untuk diperkenalkan sebagai komuditas tanaman baru yang menghasilkan nilai ekonomi baru disamping rempah-rempah yang selama ini masyarakat ketahui.

Sebenarnya pada masa Penjajahan Belanda sudah ada anjuran kepada masyarakat agar menanam pohon kemenyan. Karena kemenyan merupakan salah satu komoditas yang diperdagangkan ke Eropa bersamaan dengan rempah-rempah yang berasal dari daerah Sumatera Utara (Kresidenan Tapanuli). Di Eropa kemenyan diolah menjadi bahan pencampur parfum. Hal ini disebabkan dengan bau yang ditimbulkan dari getah kemenyan tersebut mempunyai sifat yang “relatif” harum dan pada waktu itu (abad XVIII) mudah dikelola.

Pada masa Romawi kuno, kemenyan telah digunakan sebagai bagian dari ritual. Sebagai contoh; digunakan sebagai “pengurapan” atau pembersihan diri yang dilakukan oleh para pemimpin agama/Pendeta kepada seseorang penganut agama/umat Kristen, agar kembali bersih dan suci seperti saat pertama kali turun ke dunia/lahir. Dan juga Pengurapan dilakukan saat anak atau bayi baru lahir. Hal ini juga tidak terlepas dari ajaran Agama Kristen yang

dilakukan secara turun-temurun yang dimulai saat Isa Al-Masih atau Jesus Kristus lahir ke dunia, pengurapan telah dilakukan.

3.1.2. Pengetahuan Petani tentang Kemenya

Berdasarkan kriteria diatas maka Pakpak Bharat mendukung bagi pertumbuhan tanaman kemenyan, itu dapat dilihat dari kondisi tipografi tempat yang sebagian merupakan daerah ketinggian yang berkisar 700-1400 m dari permukaan laut, dan memiliki iklim hujan tropis yang dipengaruhi angin musim serta kandungan tanahnya yang merupakan jenis tanah yang berpasir, berbatu atau kerikil.

Kemenyan yang banyak tumbuh di Kec. Siempat Rube banyak tumbuh pada kemiringan ±20˚-30˚ dan tidak terlalu susah untuk dikerjakan, apabila kemenyan tumbuh pada kemiringan di atas 30˚ sudah jarang dikerjakan karena dianggap terlalu beresiko untuk keselamatan petani dan berada pada kandungan tanah yang berkerikil dan berpasir. Kemenyan yang tumbuh mendapat humus yang bayak dan baik akibat pembusukan daun dan batang pohon lain yang telah berguguran dan mati karena usia atau di tabang petani, bahkan bangkai hewan yang mati karena usia dan penyakit hewan.

Pengetahuan masyarakat tentang tanaman kemenyan didasari dari pengetahuan mereka tentang kesuburan tanah, iklim dan curah hujan. Tanah yang baik untuk penanaman kemenyan adalah tanah yang mengandung pasir dan berbatu kecil dengan ketinggian rata-rata 600-900 m dari permukaan laut. Sedangkan iklimnya adalah iklim sedang, karena tanaman kemenyan mengandung getah, sehingga apabila suhu terlalu panas menyebabkan getah sulit kering atau akan selalu meleleh. Curah hujan yang sesuai dengan perkebunan kemenyan adalah curah hujan sedang. Artinya tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit atau sesuai dengan musim yang ada di Indonesia. Pengetahuan petani tersebut dapat diketahui dari

kebiasaan yang dilakukan bahwa lahan yang kering dan belerang dimanfaatkan sebagai perkebunan.

Pemilihan lahan tersebut didasari oleh anggapan bahwa tanaman tersebut tidak membutuhkan perawatan khusus, serta tidak menuntut kesuburan tanah yang optimal. Intensitas air yang dibutuhkan tidak terlalu banyak dagi pertumbuhan dan kelangsungannya. Selain pengetahuan mereka mengenai kesuburan tanah, iklim, curah hujan yang secara alamiah dapat berpengaruh bagi pertumbuhan dan kelangsungan tanaman kemenyan. Unsur-unsur ekologis lainnya juga terkait dan dapat mempengaruhi suatu jalinan ekosistem.

Keberadaan tanaman kemenyan secara alamiah berfungsi sebagai penahan lajunya air hujan yang turun kedaerah terendah sehingga air dapat teresap dalam pori-pori tanah dataran tinggi yang akhirnya merupakan cadangan bagi kebutuhan sehari-hari jika musim kemarau. Di samping sebagai penahan lajunya air hujan, tanaman kemenyan juga sebagi penambah kelestarian hutan yang memiliki banyak fungsi, baik dari bidang ekonomis maupun ekologis.

Curah hujan yang terkadang tinggi pada musim penghujan dapat melongsorkan sejumlah lereng terjal yang banyak terdapat disekitar desa. Ditanaminya pohon kemenyan disekitar lereng-lereng tersebut maka erosi yang dapat ditimbulkan oleh hujan deras dapat dihindari.

Kemenyan yang pada umumnya dikelolah atau diproduksi petani di kec.Siempat Rube adalah Kemenyan Bunga. Karena harga kemenyan bunga memiliki nilai jual yang tinggi dan lebih banyak tumbuh di hutan mereka. Jenis-jenis kemenyan yang panulis ketahui dari petani adalah sebagai berikut :

Dokumen terkait