Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) dibangun pada tahun 1994 di wilayah Kecamatan Cibungbulang dan Pamijahan, Kabupaten Bogor dengan luas sekitar 110 Ha. Alasan dibentuknya Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah KPS Bogor adalah sebagai berikut:
1) Semakin berkembangnya kawasan pemukiman sehingga lahan peternakan semakin terdesak.
2) Upaya melestarikan peternakan sapi perah rakyat yang berwawasan lingkungan.
3) Munculnya masalah sosial akibat bau, limbah, dan lainnya yang disebabkan oleh penyebaran usaha peternakan sapi perah yang tidak terpola sesuai dengan tata ruang.
4) Upaya perbaikan usaha sapi perah dari usaha sambilan ke arah usaha pokok.
Pembangunan kawasan ini diharapkan dapat menjadi percontohan nasional usaha pemeliharaan sapi perah yang berwawasan lingkungan serta dapat memenuhi kebutuhan susu dalam negeri sekaligus menghemat devisa negara dan membuka lapangan kerja. KUNAK ini juga diharapkan dapat menjadi sentra produksi susu daerah Bogor. Pendirian kawasan ini juga merupakan salah satu usaha merelokasi usaha ternak sapi perah agar memudahkan dalam pembinaan terhadap peternak, sehingga dapat meningkatkan keuntungan peternak dan KPS Bogor.
37 Setiap peternak di wilayah KUNAK memiliki kavling, yang terdiri dari rumah, kandang, dan lahan untuk menanam rumput gajah sebagai pakan utama sapi. Setiap kavling di wilayah ini memiliki luas rata- rata 5000 meter. Jumlah kavling di KUNAK terbagi kedalam tiga lokasi yaitu lokasi I di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang dan Desa Pasarean Kecamatan Pamijahan (52,43 Ha), lokasi II di Desa Pamijahan Kecamatan Pamijahan dan Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang (41,98 Ha), dan lokasi III di di Desa Ciasihan Kecamatan Pamijahan (21,02 Ha), namun saat ini seluruh kavling di lokasi III dalam keadaan rusak. Kavling di KUNAK merupakan bantuan dari pihak pemerintah untuk para peternak yang diberikan lewat KPS Bogor. Peternak dapat membeli kavling dengan cara kredit kepada KPS.
Bangsa sapi yang digunakan peternak di kawasan ini adalah sapi peranakan Fries Holland. Sapi jenis ini sudah banyak di pelihara di Indonesia, sapi jenis ini tidak tahan terhadap panas, tetapi lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan (Makin, 2011). Produksi susu di lokasi penelitian rata-rata sebesar 10,04 liter/ekor/hari, tingkat produksi susu ini relatif masih rendah. Menurut Makin (2011), penghasilan susu sapi perah jenis Fries Holland yang tertinggi di dunia dapat menghasilkan susu rata-rata 6000 liter/ekor/laktasi atau sekitar 19,67 liter/ekor/hari.
Pemeliharaan sapi perah tidak lah mudah karena memakan waktu yang cukup lama. Kegiatan usahaternak sapi perah mencakup kegiatan pemeliharaan hingga pada proses penanganan susu. Peternak memulai kegiatan membersihkan kandang dan memandikan sapi pada pukul 05.00. Kandang dibersihkan agar susu yang akan diperah tidak terkontaminasi dengan kotoran sapi, juga agar kandang tetap dalam keadaan bersih dan kering sehingga tidak menjadi sarang kuman dan penyakit. Kotoran sapi di lokasi penelitian belum banyak dimanfaatkan. Kotoran sapi hanya dibuang peternak atau dialirkan ke lahan hijauan milik masing-masing peternak sehingga berfungsi sebagai pupuk kandang. Setelah itu peternak melakukan pemerahan, pemerahan dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari, hal ini karena produktivitas sapi perah di lokasi penelitian masih rendah. Hampir seluruh peternak responden masih melakukan pemerahan secara manual tanpa bantuan mesin pemerah.
38
Setelah pemerahan peternak memberikan pakan berupa konsentrat dan ampas tahu kepada ternak. Lalu pada pukul 07.00 peternak mengantarkan hasil susu ke KPS yang berada di KUNAK. Kegiatan peternak setelah itu ialah mencari rumput, setiap kavling di fasilitasi lahan kosong untuk ditanami rumput, namun biasanya rumput yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan pakan sapi sehingga petrnak mencari rumput di luar wilayah KUNAK. Peternak biasanya menggunakan rumput hijauan sebanyak 30,8 Kg/ST/hari. Proses pencarian rumput biasanya berlangsung hingga pukul 12.00, setelah itu sekitar pukul 14.00 peternak biasanya kembali membersihkan kandang, memandikan sapi dan memberi pakan, hingga sekitar pukul 05.00 sapi di perah untuk kembali disetorkan hasil susu nya kepada KPS. Rata- rata tenaga kerja yang digunakan di KUNAK Cibungbulang ialah tenaga kerja luar keluarga karena rata- rata pemilik usaha ternak tidak tinggal di kawasan tersebut.
Peran peternak sangat lah besar, selain kegiatan yang dilakukan sehari-hari, setiap bulannya peternak juga harus membeli perlengkapan ternak lainnya seperti pembelian pakan konsentrat dan ampas tahu. Peternak biasanya membeli konsentrat di KPS ataupun di pihak swasta lainnya. Pakan konsentrat yang di beli dari KPS dibayarkan pada awal bulan ketika pengambilan penerimaan susu. Rata- rata peternak menggunakan konsentrat sebesar 3,3 Kg/ST/hari dengan harga rata- rata Rp 2.041 /Kg. Selain itu peternak juga menggunakan ampas tahu sebagai pakan tambahan ternaknya. Peternak mendapatkan ampas tahu dari pabrik tahu. Ampas tahu yang digunakan dalam satu hari ialah sebesar 18,6 Kg/ST/hari, dengan harga rata-rata Rp 600 /Kg. Ampas tahu yang dipesan peternak akan diantarkan langsung oleh pihak produsen ke lokasi peternak sehingga tidak ada biaya transportasi tambahan. Pemberian pakan konsentrat dan ampas tahu diberikan secara bersamaan atau dicampur. Setelah itu diberikan rumput.
Selain penyediaan pakan, ketersediaan air pun penting untuk diperhatikan, karena sekitar 70 % dari tubuh sapi terdiri dari air. Air yang digunakan peternak di lokasi dikelola oleh pihak KPS, setiap bulannya petrnak hanya perlu membayar sebesar Rp 10.000 dengan berapapun pemakaiannya. Namun dari hasil wawancara, hal yang sering dikeluhkan peternak adalah sering macetnya keetersediaan air, sehingga terhambatnya aktivitas.
39 Hampir seluruh peternak di kawasan ini bergantung pada KPS, mulai proses pemeliharaan kesehatan, penyediaan pakan konsentrat dan hijauan, hingga proses pemasaran susu. Peternak di KUNAK Cibungbulang lebih suka untuk menyetorkan susu ke koperasi, dari pada ke selain koperasi, meskipun harga yang ditawarkan secara eceran lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan koperasi. Pelayanan yang diberikan koperasi kepada para peternak yang menjadikan peternak lebih memilih untuk bergabung dalam koperasi.
5.3 Karakteristik Peternak Contoh