• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah, Lokasi, Visi dan Misi Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) merupakan suatu lembaga berbentuk yayasan yang didirikan oleh Pater Agatho Elsener, OFMCap pada tanggal 7 Mei 1984. Pada mulanya, yayasan ini diharapkan menjadi pusat informasi pembangunan karena pada saat itu Pater Agatho berpendapat bahwa pembangunan yang berjalan di Indonesia arahnya terbalik. Namun karena tema pembangunan dianggap luas dan kurang jelas, maka dipilih pembangunan pertanian khususnya pertanian organis (Natural Farming). Pater Agatho sangat terinspirasi oleh sebuah buku yang dibacanya berjudul “The One Straw Revolution” karya Masanobu Fukuoka. Pikiran utama buku tersebut menjelaskan bahwa “alam sudah bekerja sebagaimana mestinya dan manusia hanya mendukungnya” dan pemikiran tersebut yang mendasari dibuatnya pertanian organis sebagai sarana pembangunan YBSB.

Mulai tahun 1987 seluruh lahan YBSB dimanfaatkan untuk pertanian organik, yang artinya pertanian mengikuti hukum alam, dimana segala bentuk asupan kimia sintetis (pestisida dan pupuk) dihentikan total. Dan sejak saat itu YBSB dikenal sebagai salah satu pionir pengembangan pertanian organis di Indonesia. Dalam kurun waktu 16 tahun YBSB telah mengalami banyak perkembangan, salah satunya yaitu pada bulan September tahun 2000 YBSB memperoleh sertifikasi dari salah satu lembaga sertifikasi yang telah mendapatkan akreditasi dari IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement) yaitu NASAA (National Association of Sustainable Agriculture Australia) sebagai salah satu produsen bahan pangan organik dan produknya telah memperoleh label non pesticides and chemical free. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi YBSB karena dengan sertifikasi tersebut, YBSB dapat lebih memperluas usaha dan pasar sayuran organik di Indonesia. Selain telah memperoleh sertifikasi, perkembangan lain yang dialami oleh YBSB yaitu jumlah komoditi sayuran yang diusahakan semakin beragam dan lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan produksi semakin luas.

YBSB merupakan salah satu produsen sayuran organik yang berlokasi di di Jalan Gandamanah, Desa Tugu Selatan, Kampung Sampay, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi kebun YBSB berada di kawasan puncak lereng Gunung Pangrango pada ketinggian 800-1000 mdpl dengan suhu rata-rata

23-25oC dan tekanan udara antara 881.1-913.8 mb. Iklim di wilayah YBSB yaitu tropis cenderung basah dengan curah hujan rata-rata 250-400 ml/bulan dan kelembaban antara 83-90%. Alasan pemilihan lokasi ini karena faktor alam yang sangat mendukung untuk kegiatan budidaya organik yakni struktur tanahnya yang gembur dan berdekatan dengan sumber mata air pegunungan, sehingga memudahkan untuk melakukan penyiraman terhadap tanaman. Luas kebun YBSB yang digunakan untuk memproduksi sayuran organik adalah 4 hektar yang terdiri dari 9 plot lahan penanaman sayuran, 1 plot lahan percobaan tanaman (digunakan untuk penelitian dan pengembangan), 1 plot untuk pembenihan, 1 plot persemaian benih, 1 bangunan untuk proses pematangan pupuk kandang, serta beberapa bangunan seperti kantor bagian pemasaran dan toko sayuran organis milik YBSB. Selain lahan dan bangunan yang disebutkan diatas, didalam kebun produksi YBSB juga terdapat lahan tidur yang belum dimanfaatkan.

Suatu organisasi ataupun perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang hendak dicapai di masa mendatang dan mencerminkan cita-cita yang akan dicapai. Visi yang dimiliki YBSB adalah hidup harmonis dengan sesama, alam dan Tuhan. Hal tersebut didasari karena pembangunan yang dilakukan oleh manusia sering sekali merusak keseimbangan di alam, seharusnya semua unsur di alam harus saling mendukung, diadakan untuk kepentingan bersama, bahkan memberikan diri untuk kelangsungan hidup yang lain.

Untuk dapat mewujudkan visi yang telah dirancang, YBSB juga memiliki misi organisasinya yaitu memberikan informasi akan pentingnya penerapan sikap organis, penerapan sistem pertanian organik serta mendidik petani baik perorangan maupun lembaga yang membutuhkan keterampilan dan teknik usaha pertanian organik. Misi YBSB tersebut dituangkan dalam nama lembaga yaitu memBINA (menyiapkan, mengembangkan) sebagai SARANA (metode, alat) agar setiap manusia dapat semakin berBAKTI dan melayani sesama, alam, dan Tuhan. Dengan demikian YBSB didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dunia menjadi tempat yang aman damai dan harmonis bagi seluruh makhluk hidup dan semua ciptaan Tuhan, baik saat ini maupun di masa yang akan datang, bebas dari ketakutan dan ancaman kehancuran. Manusia dan alam seluruhnya hidup dalam kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan sejati.

Manajemen dan Struktur Organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam suatu usaha memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal tersebut perlu dilakukan agar setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat bekerja lebih terarah, terencana, dan bertanggung jawab dengan tugas yang dimilikinya. Begitu pula dengan Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) dalam menjalankan kegiatan usahanya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan. Oleh karena itu, YBSB membuat struktur organisasi dengan harapan semua sumber daya manusia yang dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya untuk menjalankan dan mengembangkan yayasan. Secara garis besar struktur organisasi YBSB dapat dilihat pada Gambar 3.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat diketahui bahwa pemegang kekuasan tertinggi yaitu pengurus yayasan. Pengurus yayasan membawahi direktur eksekutif, dimana direktur eksekutif membahawahi tiap bagian yang lebih spesifik lagi yaitu Divisi Keuangan, Divisi Pertanian Organis (PO), Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), HRD serta Bidang Litbang dan PU. Tugas utama direktur eksekutif adalah memimpin YBSB untuk mewujudkan visi dan misi dalam aktivitas program sehari-hari. Dalam pelaksanaan tugasnya, direktur eksekutif dibantu oleh beberapa manajer divisi dan manajer divisi dibantu oleh kepala-kepala bidang dan unit serta staf pelaksana.

Masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan sesuai dengan dekripsi pekerjaan. Divisi PO (Pertanian Organis) merupakan bagian dari yayasan yang bertugas melaksanakan kegiatan produksi sayuran organik, menjual serta memasarkan sayuran organik YBSB. Divisi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu Bagian Benih, Bagian Produksi, dan Bagian Pasar. Bagian benih memiliki tugas dalam menyediakan serta menjamin kualitas dan kuantitas benih lokal yang akan ditanam di kebun produksi YBSB ataupun yang akan dijual. Bagian produksi memiliki tugas melakukan persemaian benih (pembibitan), merencanakan produksi sayuran serta melaksanakan budidaya sayuran organik mulai dari proses persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan hingga pemanenan. Tugas lain divisi PO adalah mengoptimalkan lahan untuk peningkatan hasil produksi. Sedangkan Bagian Pasar memiliki tugas dalam memperoleh informasi permintaan sayuran organik YBSB, melakukan kegiatan pasca panen, menjual serta memasarkan sayuran organik.

Divisi keuangan bertugas menangani administrasi yayasan, melakukan audit internal terhadap setiap divisi, serta membuat laporan keuangan yayasan termasuk

Pengurus Yayasan

Direktur Eksekutif Konsultan

Div. Keuangan Bid. Litbang Div. Diklat Div. HRD

Div. PO Bid. PU

Bid. Pasar Bid. Produksi

Bid. Benih

Gambar 3 Bagan struktur organisasi Yayasan Bina Sarana Baktia

a

laporan laba rugi serta laporan pemasukan dan pengeluaran uang. Divisi diklat melakukan kegiatan yang berfokus pada pelatihan dan pendidikan organik bagi pelajar, lembaga, ataupun masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dalam mengenai pertanian organik. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa magang,

Live in, kursus, PKL, dan kunjungan lapang. Sedangkan Divisi HRD memiliki tugas manajerial terhadap SDM di YBSB dan termasuk juga perekruitan pegawai.

Selain divisi-divisi yang telah disebutkan diatas, YBSB memiliki dua bidang mandiri dalam mendukung kegiatan produksi sayuran organik yaitu Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan Bidang Pekerjaan Umum (PU). Bidang Litbang memiliki prioritas dalam meneliti dan mengembangkan produksi sayuran benih lokal, produk olahan, termasuk proses pemasaran YBSB. Bidang Litbang memfokuskan pada aspek perumusan pedoman standar (teknis budidaya mutu sayur dan benih lokal) maupun analisis usahatani yang dipraktekkan di kebun organik YBSB. Bidang litbang akan terus memacu pertumbuhan “organik” dengan merumuskan pedoman standar agar visi hidup organik terus bertumbuh dan berkembang. Sedangkan Bidang Pekerjaan Umum (PU) memiliki tujuan mewujudkan kebun yang memadai dengan infrastruktur yang baik dan sesuai. Bidang PU memiliki tugas utama yaitu memfasilitasi kepentingan pertanian organik dan pelatihan agar lebih efektif dan efesien, menciptakan kebun yang lebih multiguna dengan mempertimbangkan aspek kepentingan agroekologi agar pengelolaan lahan lebih optimal serta keseimbangan populasi sekaligus menghentikan energi yang hilang (erosi). Selain itu, bidang ini memberi sarana agar lebih nyaman bagi pekerja dan pengunjung.

Deskripsi Sumberdaya Yayasan Bina Sarana Bakti

Sumberdaya yang dimiliki Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) meliputi sumberdaya keuangan (modal) dan sumberdaya fisik. Sumberdaya keuangan merupakan kemampuan yang dimiliki YBSB untuk mengelola segala hal yang terkait dengan keuangan yayasan dalam menjalankan setiap kegiatan yayasan. Sumberdaya fisik meliputi lahan, peralatan, dan kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki yayasan.

Aspek sumberdaya manusia sangat penting bagi setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya agar tujuan perusahaan dalam mencapai keberhasilan dapat diraih, begitu pula dengan YBSB. YBSB memiliki total tenaga kerja berjumlah 79 orang yang terdiri dari satu orang pada Divisi Keuangan, 48 orang pada Divisi PO, tujuh orang pada Divisi Diklat, satu orang pada Divisi HRD, 10 orang pada Bidang PU, dan 12 orang pada Bidang Litbang. Divisi PO merupakan bagian dari yayasan yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan produksi sayuran organik di YBSB serta menjual dan memasarkannya. Total tenaga kerja yang ada pada divisi ini yaitu 48 orang yang terbagi ke dalam masing-masing bidang yakni dari empat orang pada Bidang Benih, 31 orang pada Bidang Produksi, dan 12 orang pada Bidang Pasar. Lebih rinci lagi, pada Bidang Benih terdiri dari satu orang kepala bidang benih dan tiga orang tenaga pelaksana, pada Bidang Produksi terdiri dari satu orang kepala bidang produksi, empat orang kepala unit, dan 26 tenaga pelaksana atau buruh tani. Sedangkan pada Bidang Pasar terdiri dari satu orang kepala bidang pasar, empat orang kepala unit, dan tujuh orang tenaga pelaksana.

Karyawan atau tenaga kerja yang ada di YBSB terdiri dari tenaga kerja laki- laki dan perempuan. Status karyawan di YBSB juga beragam yakni mulai dari tenaga kerja tetap serta tenaga kerja harian. Data tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi sayuran organik di YBSB berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012a

Jenis Kelamin Tenaga Kerja (orang) Persentase (%)

Laki-laki 25 52.08

Perempuan 23 47.92

Jumlah 48 100.00

a

Sumber : Diolah dari data Yayasan Bina Sarana Bakti (2012)

Berdasarkan Tabel 9, dapat dijelaskan bahwa jumlah karyawan atau tenaga kerja dalam memproduksi sayuran organik di YBSB merata atau tidak jauh berbeda antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Tenaga kerja laki-laki memiliki proporsi 52.08 persen dari jumlah tenaga kerja, sedangkan tenaga kerja perempuan memiliki proporsi 47.92 persen dari jumlah tenaga kerja.

Setiap tenaga kerja dalam memproduksi sayuran organik di YBSB memiliki tingkat pendidikan yang beragam mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi. Tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar adalah SD dan SMP yaitu sebanyak 39.58 persen dan 41.67 persen dari jumlah tenaga kerja. Sedangkan tingkat pendidikan tenaga kerja yang paling sedikit adalah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu hanya 8.33 persen dari jumlah tenaga kerja. Karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi adalah karyawan setingkat manajer, kepala bidang, dan kepala unit. Sedangkan karyawan ditingkat pelaksana atau buruh tani, kebanyakan dari mereka tingkat pendidikannya adalah SD dan SMP. Data mengenai tingkat pendidikan tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi sayuran organik di YBSB dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Tahun 2012a

Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (orang) Persentase (%)

SD 19 39.58 SMP 20 41.67 SMA 5 10.42 Perguruan Tinggi 4 8.33 Jumlah 48 100.00 a

Berdasarkan Tabel 10, tenaga kerja di YBSB umumnya telah mengikuti pendidikan formal. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh tenaga kerja di YBSB minimal dapat membaca dan menghitung. Kondisi tersebut cukup menguntungkan bagi yayasan karena dengan dasar pendidikan yang telah dimiliki tenaga kerja tersebut akan memudahkan mereka dalam menyerap teknologi dan informasi yang diberikan berkaitan dengan usaha budidaya sayuran organik.

Umur tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi sayuran organik di YBSB bervariasi dan digolongkan ke dalam empat golongan. Jumlah tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi di YBSB berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012a

Golongan Umur (tahun) Tenaga Kerja (orang) Persentase (%)

21-30 6 12.50 31-40 17 35.42 41-50 23 47.92 51-60 2 4.17 Jumlah 48 100.00 a

Sumber : Diolah dari data Yayasan Bina Sarana Bakti (2012)

Struktur umur penduduk terdiri dari anak-anak (tidak produktif) pada umur 0-14 tahun, usia subur atau dewasa (produktif) pada umur 15-64 tahun, dan penduduk usia tua pada umur 65 tahun ke atas (BPS 2010). Berdasarkan batasan usia tersebut, maka Tabel 12 menunjukkan bahwa seluruh tenaga kerja di YBSB berada pada umur yang produktif.

YBSB memiliki seorang manajer pertanian organis yang memiliki tanggung jawab terhadap operasional kebun secara keseluruhan, mulai perencanaan produksi benih, perencanaan produksi sayuran, pendataan berbagai laporan tentang operasional kebun, pengendalian biaya produksi, proses produksi sayuran, pengiriman produk, serta pemantauan perkembangan dan pemeliharaan kebun. Manajer pertanian organis juga melakukan jalinan kerjasama atau kemitraan dengan petani sebagai pihak pemasok sayuran organik. Hal tersebut dilakukan karena yayasan belum mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi dengan produksi sayuran organik yang dihasilkannya, sehingga dengan dilakukannya kemitraan dengan petani tersebut diharapkan mampu mengurangi gap antara sayuran organik yang ditawarkan YBSB dengan permintaannya.

Manajer PO membawahi Bidang Benih, Bidang Produksi, dan Bidang Pasar, dimana masing-masing bidang tersebut dipimpin oleh seorang kepala bidang yang bertindak sebagai penanggung jawab. Kepala Bidang Benih bertanggung jawab dalam menyediakan dan menyiapkan benih yang berkualitas untuk ditanam, melakukan perencanaan dan pendataan jumlah benih yang akan digunakan pada setiap plot, serta memastikan persediaan benih. Kepala Bidang Produksi bertanggung jawab dalam kegiatan budidaya sayuran organik berupa pengawasan di lapangan, memastikan ketersediaan input-input produksi seperti

benih, bibit, pupuk, dan pestisida nabati serta menentukan berapa jumlah bedeng yang akan ditanami masing-masing komoditi setiap minggunya. Bidang Produksi juga melakukan pendataan dan pemantauan pola tanam disetiap bedeng dan plot serta membuat perencanaan tanam dan prediksi panen setiap minggu. Sedangkan manajer pasar bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Bidang Pasar yaitu memperoleh informasi mengenai permintaan konsumen, menyampaikan informasi permintaan tersebut kepada Bagian Produksi, melakukan pencatatan produksi atau panen setiap minggu, melakukan kegiatan pasca panen yaitu membersihkan dan menyortir hasil panen, memisahkan hasil panen berdasarkan grade yang ditentukan, melakukan pengemasan pada sayuran, serta mendistribusikan produk kepada konsumen.

Sistem perekrutan tenaga kerja yang dilakukan YBSB tidak mengutamakan pendidikan utamanya pada karyawan ditingkat pelaksana atau buruh tani, akan tetapi yang paling diutamakan adalah keahlian, kedisplinan, serta pengalaman mereka terkait budidaya sayuran. Sebelum resmi menjadi karyawan, para calon karyawan harus terlebih dahulu melalui masa percobaan dan pelatihan budidaya sayuran organik selama dua bulan. Hal tersebut dilakukan YBSB agar mengetahui sejauh mana calon tenaga kerja tersebut memiliki keahlian dalam melakukan budidaya sayuran, serta mengetahui sejauh mana calon karyawan tersebut mampu mengikuti dan mematuhi tata cara budidaya sayuran organik yang berbeda dengan budidaya sayuran konvensional. Apabila calon karyawan tersebut dianggap memenuhi kriteria yang diharapkan YBSB, maka selanjutnya dapat diresmikan menjadi karyawan. Hari kerja yang ditetapkan YBSB kepada seluruh karyawannya baik di tingkat pelaksana atau buruh tani maupun kepala unit, kepala bidang, dan manajer adalah sama yaitu dimulai dari hari Senin hingga Sabtu, sedangkan Minggu libur. Pada hari Senin hingga Jumat, jam kerja yang ditetapkan YBSB yaitu mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, sedangkan hari Sabtu jam kerja dimulai pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB. Adapun waktu istirahat yang diberikan sebanyak dua kali pada hari Senin hingga Kamis, yaitu pukul 09.45-10.00 WIB dan pukul 12.00-13.00 WIB. Pada hari Jumat istirahat yang diberikan hanya satu kali yaitu pukul 11.00-13.00 WIB, sedangkan hari Sabtu tidak terdapat waktu istirahat.

Karyawan atau tenaga kerja yang ada di YBSB statusnya terbagi menjadi tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Karyawan tetap terdiri dari karyawan setingkat kepala unit, kepala bidang, dan manajer, sedangkan tenaga kerja harian terdiri dari karyawan setingkat pelaksana atau buruh tani. Pemberian gaji kepada karyawan tetap dilakukan setiap awal bulan, sedangkan upah tenaga kerja harian diberikan setiap minggu sekali yakni pada hari Sabtu.

Pembagian jam kerja antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan tidak berbeda, yaitu delapan jam kerja perharinya. Namun terdapat perbedaan upah antara keduanya, dimana tenaga kerja laki-laki sebesar Rp 25 000/hari sedangkan tenaga kerja perempuan sebesar Rp 20 000/hari.

Permodalan dan Fasilitas Produksi Yayasan Bina Sarana Bakti

Sumberdaya keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dan dikelola secara baik dan benar agar seluruh kegiatan

yayasan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan visi misi Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB). Sumberdaya keuangan yang dimiliki yayasan dialokasikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian dalam yayasan sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan yayasan baik dalam memproduksi sayuran organik maupun kegiatan yayasan diluar kegiatan produksi sayuran organik dapat berjalan dengan baik. Besarnya uang yang dianggarkan YBSB untuk kegiatan produksi sayuran organik kurang lebih sebesar Rp 30 000 000/bulan. Uang tersebut digunakan untuk seluruh kegiatan produksi sayuran organik mulai dari pengadaan benih, persemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pasca panen, hingga pendistribusian produk.

Modal yang dimiliki YBSB untuk menjalankan seluruh aktivitas yayasan berasal dari modal sendiri tanpa dibantu oleh modal pinjaman dari bank maupun lembaga keuangan lainnya. Permodalan yang dimiliki yayasan berupa lahan seluas 15 hektar yang didalamnya terdapat bangunan kantor YBSB yang digunakan pula sebagai asrama, bangunan operasional kebun produksi, toko sayuran organik YBSB, villa, peralatan, dan kendaraan. Sedangkan modal yang digunakan untuk kegiatan produksi sayuran organik adalah lahan seluas empat hektar yang didalamnya terdiri dari bangunan operasional kebun produksi, bangunan untuk proses pematangan pupuk kandang, peralatan produksi, serta kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan produk kepada konsumen.

Peralatan produksi yang dimiliki oleh YBSB digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan produksi antara lain untuk kegiatan pembenihan, persemaian, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pasca panen. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pembenihan antara lain timbangan benih, tampah, dan kotak penjemur benih. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan persemaian benih (pembibitan) diantaranya polybag mini, alat cetak soil block, dan meja persemaian.

Peralatan yang digunakan untuk kegiatan penanaman dan pemeliharaan terdiri dari garpu besar dan kecil, lorry, gembor, semprotan, tebasan, sabit, cangkul, dan ember, dan plastik ultra violet. Selain itu, peralatan yang digunakan untuk kegiatan panen dan pasca panen antara lain gunting, pisau, container, timbangan, mesin wrapping, mesin sealer, meja untuk melakukan pengemasan, plastik, styrofoam, mobil box dan mini truk.

Pola Tanam Usahatani Sayuran Organik Yayasan Bina Sarana Bakti Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) dalam kegiatan usahataninya melakukan budidaya berbagai jenis sayuran organik antara lain sayuran daun- daunan, sayuran umbi-umbian, sayuran kacang-kacangan, dan sayuran buah. YBSB pada tahun 2012 membudidayakan 25 jenis sayuran organik yaitu bayam hijau, bawang daun, bit, brokoli, cabe keriting, caisin, kacang kapri, kailan, kangkung, kol bulat putih, lobak, okra, oyong, pakcoy, petsai, selada cos, seledri, timun jepang, tomat, wortel, zucchini, dan lain-lain. Jenis sayuran yang menjadi unggulan di YBSB antara lain wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli karena tingginya permintaan konsumen terhadap komoditi tersebut.

Kegiatan budidaya sayuran organik YBSB dilakukan pada lahan seluas empat hektar yang dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut plot. Plot yang

dibuat memiliki luas lahan yang berbeda-beda. Setiap plot dibagi menjadi bedengan-bedengan yang disebut bed. Jumlah bedengan yang terdapat di kebun adalah 1 315 bed, dengan luas satu buah bed yaitu 10 m2. Berikut ini adalah lokasi dan jumlah bedengan yang ada pada masing-masing plot :

a. Plot A memiliki jumlah bedengan 144 bed. b. Plot B memiliki jumlah bedengan 80 bed. c. Plot C memiliki jumlah bedengan 133 bed. d. Plot D memiliki jumlah bedengan 87 bed. e. Plot E memiliki jumlah bedengan 131 bed. f. Plot F/G memiliki jumlah bedengan 132 bed. g. Plot H memiliki jumlah bedengan 159 bed. h. Plot I1 memiliki jumlah bedengan 129 bed. i. Plot I2 memiliki jumlah bedengan 120 bed. j. Plot J memiliki jumlah bedengan 127 bed.

k. Plot Pembenihan memiliki jumlah bedengan 200 bed.

Bedengan yang ada di kebun YBSB memiliki lebar 1 meter dan panjang 10

Dokumen terkait