• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Bina Sarana Bakti yang berlokasi di Kampung Sampay, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional

Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis Biaya Usahatani

Rekomendasi

1. Permintaan konsumen terhadap wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli sangat tinggi dan YBSB belum mampu memenuhi permintaan.

2. YBSB memiliki keinginan untuk meningkatkan produksi dengan menambah luas lahan budidaya

1. Seberapa besar tingkat pendapatan wortel, bayam hijau, caysin, selada cos, dan brokoli

2. Apakah rencana peningkatan skala usaha wortel, bayam hijau, caysin, selada cos, dan brokoli layak untuk dijalankan

Analisis Penerimaan Usahatani

bahwa Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) adalah salah satu perusahaan agribisnis yang menghasilkan komoditi pertanian dengan sistem pertanian organik di Kabupaten Bogor dan juga sebagai perintis pertanian organik di Indonesia. Penelitian ini dimulai pada Maret 2013 sampai dengan bulan April 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung, pencatatan dan wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan YBSB untuk mengetahui profil dan perkembangan usaha YBSB, struktur organisasi dan manajemen perusahaan, sumberdaya perusahaan, dan kegiatan operasional yang meliputi proses produksi, pola tanam yang diterapkan, proses pasca panen serta kegiatan pemasaran sayuran.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari YBSB meliputi luas lahan yang diusahakanpada tahun 2012, jumlah produksi yang diperoleh pada tahun 2012, jumlah produksi yang dijual pada tahun 2012, harga jual sayuran yang berlaku pada tahun 2012, permintaan sayuran pada tahun 2012, biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung serta data-data lainnya yang mendukung sehingga dapat diketahui keuntungan usahatani dari masing-masing komoditi yang diteliti. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari artikel yang berasal dari media elektronik (internet), Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Komite Akreditasi Nasional (KAN), Badan Ketahanan Pangan (BKP), Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor, dan literatur yang relevan.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, yaitu :

1. Wawancara yang digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan kondisi yang sebenarnya terjadi dan untuk menggali informasi yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan dengan pihak manajemen/karyawan YBSB tentang gambaran umum dan pola tanam yang digunakan YBSB.

2. Observasi atau pengamatan yang digunakan untuk melihat dan mengamati objek secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian. Observasi dilakukan langsung pada lokasi usaha budidaya sayuran organik yaitu di YBSB. Hal-hal yang diamati adalah proses pembenihan, pembibitan, pengomposan, proses budidaya, hingga kegiatan pasca panen yang dilaksanakan pada saat itu yaitu pada bulan Maret-April 2013.

3. Membaca dan melakukan pencatatan semua data yang dibutuhkan dalam penelitian, seperti luas lahan masing-masing komoditi pada tahun 2012, hasil produksi tahun 2012, harga jual yang berlaku pada tahun 2012.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data-data dan informasi yang diperoleh di lapangan selanjutnya dikumpulkan dan diolah untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel dan alat hitung kalkulator. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif digunakan untuk menginterpretasikan dan mendeskripsikan data yang diperoleh. Analisis kualitatif digunakan pada saat mengidentifikasi gambaran umum YBSB dan keragaan usahatani berupa input- input yang digunakan, proses budidaya, output yang dihasilkan serta perlakuan pasca panen. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis usahatani mulai dari penghitungan biaya usahatani, penghitungan penerimaan usahatani, analisis pendapatan usahatani, dan analisis R/C.

Sebelum melakukan analisis terhadap biaya dan penerimaan usahatani, terlebih dahulu data mengenai luas lahan, produksi, dan input-input variabel diolah. Pengolahan data dilakukan pada setiap periode penanaman pada tahun 2012, sehingga pada setiap periode penanaman dapat diketahui luas lahan, produksi dan produktivitas, serta input-input variabel yang digunakan oleh masing-masing komoditi. Setelah diketahui jumlah penggunaan masing-masing input selanjutnya dilakukan analisis biaya, penerimaan, serta R/C usahatani masing-masing komoditi yang diteliti.

Analisis Biaya Usahatani

Analisis biaya usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani wortel, bayam hijau, caysin, selada cos, dan brokoli. Analisis biaya usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu analisis biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya-biaya usahatani sayuran organik di YBSB di identifikasi mulai dari biaya yang dikeluarkan saat budidaya, pasca panen, hingga produk diterima oleh konsumen. Biaya tunai pada usahatani sayuran organik di YBSB antara lain benih dan bibit, pupuk kandang, upah tenaga kerja, plastik kemasan,biaya manajemen, biaya keamanan, pemeliharaan kebun, listrik, dan biaya transportasi. Sedangkan biaya yang diperhitungkan yaitu biaya penyusutan peralatan.

Menurut Suratiyah (2002), perhitungan penyusutan alat-alat pertanian pada dasarnya bertolak pada harga pembelian sampai dengan alat tersebut dapat memberikan manfaat. Nilai penyusutan pada penelitian ini dihitung berdasarkan metode garis lurus sebagai berikut :

Biaya penyusutan = Harga pembelian (Rp) – Nilai sisa (Rp)

Pengeluaran total (biaya total) merupakan jumlah dari biaya tunai dan biaya variabel biaya diperhitungkan) sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut (Soekartawi 2002) :

TC = TFC + TVC Keterangan:

TC = Pengeluaran total usahatani (Rp/tahun) TFC = Biaya tetap usahatani (Rp/tahun) TVC = Biaya variabel usahatani (Rp/tahun) Analisis Penerimaan Usahatani

Analisis penerimaan usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah penerimaan yang diperoleh dalam usahatani sayuran organik. Menurut Soekartawi (2002), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual, atau dapat dituliskan sebagai berikut :

TR = Y x Py Keterangan:

TR = Penerimaan total usahatani (Rp/tahun)

Y = Total hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg/tahun) Py = Harga jual produk y per unit (Rp/Kg)

Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui besarnya pendapatan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli yang dilakukan oleh YBSB. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara semua penerimaan (revenue) dan biaya total, baik biaya total yang bersifat tunai maupun tidak tunai, sehingga dapat diformulasikan secara matematis sebagai berikut :

= TR – TC Keterangan :

Π = Pendapatan atau keuntungan usahatani (Rp/tahun) TR = Penerimaan total usahatani (Rp/tahun)

TC = Pengeluaran total usahatani (Rp/tahun) Analisis R/C

Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) digunakan untuk mengetahui besarnya tingkat pendapatan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selad cos, dan brokoli. Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) menunjukkan penerimaan yang diperoleh YBSB dari setiap rupiah pengeluaran yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran organik sebagai manfaat. Menurut Soekartawi (2002), analisis R/C merupakan selisih perbandingan antara penerimaan dan biaya. Analisis R/C dalam penelitian ini terdiri dari R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. R/C atas biaya tunai dihitung dengan membandingkan antara total penerimaan tunai dengan biaya tunai usahatani dalam

satu tahun, sedangkan R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan total penerimaan dengan total pengeluaran usahatani. Rumus yang digunakan dalam analisis R/C adalah sebagai berikut :

R/C atas biaya tunai = R/C atas biaya total =

Dalam mengukur tingkat keuntungan usahatani maka terdapat kriteria penilaian dari hasil perhitungan R/C tersebut, yaitu :

 Apabila nilai R/C > 1, maka usahatani menghasilkan keuntungan

 Apabila nilai R/C = 1, maka usahatani tersebut dikatakan impas

 Apabila nilai R/C < 1, maka usahatani tersebut dikatakan tidak menguntungkan

Oleh karena itu, nilai R/C > 1 berarti usahatani menguntungkan, karena setiap biaya sebesar Rp 1.00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran organik akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (lebih besar dari Rp 1.00). Sebaliknya, jika nilai R/C < 1 berarti usahatani tidak efisien, karena setiap biaya sebesar Rp 1.00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran organik akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan (lebih kecil dari Rp 1.00). Nilai R/C = 1 menunjukkan usahatani berada dalam titik impas, karena jumlah biaya yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran organik akan menghasilkan penerimaan yang sama dengan biaya yang dikeluarkan.

Tabel 8 Komponen analisis pendapatan usahatani

No. Komponen Perhitungan

A. Penerimaan usahatani Harga x Hasil panen

B. Total penerimaan A

C. Biaya tunai a. Biaya sarana produksi

b. Biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK)

c. Biaya Manajemen d. Biaya Keamanan

e. Biaya Pemeliharaan Kebun f. Biaya Listrik

g. Biaya Transportasi h. Plastik Kemasan D. Biaya yang diperhitungkan a. Penyusutan peralatan

E. Total biaya C+D

F. Pendapatan atas biaya tunai A-C

G. Pendapatan atas biaya total A-E

H. R/C atas biaya tunai A/C

Berdasarkan Tabel 8, pendapatan usahatani dan nilai R/C diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan (revenue) usahatani dan pengeluaran (cost) usahatani. Perhitungan pendapatan dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari selisih antara total penerimaan usahatani sayuran organik dan pengeluaran tunai, sedangkan pendapatan atas biaya total diperoleh dari selisih antara total penerimaan dan total pengeluaran. Total penerimaan diperoleh dari penerimaan tunai produksi, sedangkan total pengeluaran diperoleh dari penjumlahan antara pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai (yang diperhitungkan).

Dokumen terkait