• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gangguan dalam berperilaku dan berimajinasi

BAB III. METODE PENELITIAN

C. Bentuk Gangguan yang Dialami Anak Autis

1. Gangguan dalam berperilaku dan berimajinasi

Segala hal yang AA pikirkan dapat menimbulkan berbagai perilaku yang tidak dapat dijelaskan. Berbagai masalah perilaku dan kemarahan AA dipahami sebagai suatu cara AA memahami dunia dengan cara atau gaya kognitif yang berbeda. Perilaku aneh ditempatkan sebagai reaksi menghadapi hidup yang terasa rumit.

AA mengalami gangguan berperilaku dan berimajinasi dengan prosentase sekitar 52,21 % (lihat Tabel 4.2) dari total gangguan yang diinformasikan remaja SKAA. Ada beberapa kategori gangguan perilaku dan imajinasi AA, yaitu :

a. Adanya perilaku berlebihan dan berkekurangan

Ada 27 pernyataan remaja SKAA yang menunjukkan bahwa AA memiliki perilaku berlebihan dan berkekurangan. Perilaku berlebihan mencakup 22 pernyataan dan perilaku berkekurangan mencakup 5 pernyataan.

1). Perilaku berlebihan, meliputi :

a). Perilaku yang tidak dapat dipengaruhi orang lain untuk berhenti. Ada 4 pernyataan remaja SKAA yang menunjukkan bahwa AA memiliki perilaku berlebihan yang tidak bisa dipengaruhi orang lain untuk berhenti. NC menggambarkan, “Lonjak-lonjak. Kadang pernah ngeyel, susah diatur” (SNC.S2.022).

b). Remaja SKAA juga mendeskripsikan gambaran tentang adanya PMD sebanyak 8 pernyataan. Ada gambaran PMD AA menggunakan suara vokal. Keadaan ini merupakan tanda adanya PMD AA melalui suara vokal terlihat pada munculnya suara gumaman AA. NC menggambarkan gumaman, “Sering nggereng (red : menggumam), hehhhhhhhhh“ (SNC.S2.004). Brian Redi memberi cerita, “dia duduk maen ‘teerrrrrrr’.” (SBR.S2.241).

c). Ada 10 pernyataan remaja SKAA yang menunjukkan perilaku repetitif. Kakak Linux User dan Brian Redi senang berputar-putar baik di dalam rumah maupun di luar rumah.

2). Perilaku berkekurangan yang dimiliki AA seperti duduk diam dengan tatapan kosong. Pada perilaku berkekurangan ini, ada 5 pernyataan remaja SKAA. Brian Redi memiliki cerita, “Kalo saya bener-bener belum tenang itu dia masih metenteng.” (SBR.S2.289). Brian Redi, “Dari jam berapa tu cuman duduk aja. Nah, kalo hari biasa aja cuman berdiri, tangannya diem aja,” (SBR.S2.296-297).

b. Perubahan emosi

Adanya perilaku aneh karena perubahan emosi AA muncul sebanyak 22 pernyataan remaja SKAA. Remaja SKAA melaporkan bahwa AA memiliki beberapa bentuk ekspresi emosi akibat adanya peristiwa yang menekan. Ada juga tantrum pada AA. Tantrum

merupakan kemarahan atau kejengkelan AA apabila kebutuhannya tidak terpenuhi atau adanya tekanan akibat perubahan rutinitas. Tantrum atau kejengkelan AA diekspresikan dengan cara sebagai berikut :

1). AA menyakiti diri sendiri seperti contoh cerita NC, “Nonton tivi iklan dia ndak suka. Kan remotnya rusak, apa ilang (red : hilang). Dia jengkel. Sering mukulin kepala. Kalo nda dagu.” (SNC.S2.030-031).

2). Bentuk tantrum ada yang mengarah pada orang lain seperti memukul dan menjambak. NC menceritakan, “Kalo kita ngga mbuatin apa yang dia mau, dia kan memang jajan tapi kitanya ngga mau, ya udah dia marah. Kadang juga mukul orang, kadang juga njambak (red : menarik rambut sekuat-kuatnya dengan tangan).” (SNC.S2.037-038). Linux User, “Dia paling cuma ngejar-ngejar saya, atau nutup-nutup, kalo diprovokasi sama adik yang paling kecil suruh nyium saya, dia malah nyium saya.” (SL.S2.021, 023). 3). Ada perilaku lain seperti menghilangkan sumber kemarahan

dengan cara melempar atau membuang sumber kemarahan. Linux User juga menyampaikan bahwa kakaknya mengungkapan kemarahan dengan melempar sesuatu, “Dulu parah pas nglempar botol coca cola, sirup.” (SL.S2.037) dan “KR ada tulisan makna, ‘Makan-makan-makan’ (sambil menirukan kata-kata kakaknya).

‘Itu makna’, ‘Makan-makan-makan’, akhirnya semua koran KR dibuang ke tetangga” (SL.S2.085).

4). Brian Redi juga menyampaikan bahwa AA juga merusak beberapa barang ketika marah, “Walaupun terkadang juga dia tu benci sama satu lagu, lagu itu ada di dalam buku, buku itu dia sobek, dia bakar.” (SBR.S2.397-398). AA akan mematikan televisi yang sedang menyiarkan acara yang tidak ia sukai. Situasi ini disampaikan Linux User, “Kalo dulu, kamar langsung dimasukin terus dimatikan tipinya, saya diusir.” (SL.S2.121).

c. Adanya perilaku seksual yang tidak lazim

Ada 6 pernyataan remaja SKAA yang menunjukkan adanya perilaku seksual yang tidak lazim.

1). Ada ketertarikan melakukan sesuatu

Remaja SKAA menggambarkan bahwa AA senang memeluk atau meminta dipeluk. Cathy bercerita, “Dia tu suka, maksute, e.. ‘Sini-sini, peluk ya?’ Peluk ya?’ kadang suka gitu.” (SC.S2.037).

2). Ketertarikan akan sesuatu

Remaja SKAA menyampaikan bahwa AA tertarik dengan bagian dan obyek tertentu. AA cenderung tertarik memegang alat kelaminnya semenjak ia berusia remaja. Dahulu, AA sempat memegang alat kelaminnya di tempat umum. Brian Redi memiliki informasi, “Kalo itu keliatannnya masih, aku bagian itu kurang

paham, yang jelas dia suka megang nuwun sewu ya mbak (red : minta maaf ya mbak) alat kelaminnya di tempat umum, langsung mbuka celana dipegang atau tangannya langsung masuk.” (SBR.S2.317-319).

d. Adanya pola permainan kaku dan aneh

Remaja SKAA menyampaikan bahwa AA memiliki pola permainan yang aneh dibandingkan anak seusianya. Ada 1 pernyataan remaja SKAA yang menunjukkan adanya pola permainan AA yang aneh. NC menyampaikan bahwa adiknya yang berusia 9 tahun sudah bisa naik sepeda. Adiknya sudah mengerti cara mengayuh tetapi ia belum mengerti cara menghentikannya dengan menggunakan rem tangan. NC menceritakan, “Kalo sepeda di deket rumah. Tapi belom bisa ngerem.” (SNC.S2.066).

e. Perfeksionis

AA adalah seorang yang perfeksionis bahwa segala sesuatu itu harus benar menurut kebenaran yang dimilikinya. Ada 2 bentuk pernyataan remaja SKAA yang menunjukkan adanya gambaran perfeksionis dalam diri AA. Bentuk perfeksionis pada diri AA yang muncul pada cerita remaja SKAA adalah adanya tindakan yang sama seperti yang diminta orang tuanya. NC menceritakan, “Kalo disuruh jangan ya engga, tapi kalo dia ngga tau ya mungkin dilakuin.” (SNC.S3.144) dan Cathy juga bercerita, “Kalo, dia nganggepe kalo aku ga boleh itu, ya udah pokoknya aku ga boleh itu. Adik saya

mikirnya udah kaya gitu. Pokoknya sebelum ijin sama ibu saya, berarti dia ga boleh makan apa, gitu. Ga boleh ini-ini-ini.” (SC.S2.132) f. Adanya gangguan sensoris

AA sangat sensitif dengan suara. Mereka akan menutup telinga apabila mendengar suara keras. NC menceritakan bahwa adiknya akan menutup telinga apabila ada iklan tertentu. NC bercerita, “Ada, iklan. Nutupin telinga.” (SNC.S3.046). Ada 1 pernyataan yang muncul pada gangguan sensoris AA.

Dokumen terkait