KONSEPSI GATRA DEMI GATRA
18. Gatra Pertahanan dan Keamanan Negara. Pertahanan
dan keamanan negara Indonesia adalah daya upaya rakyat semesta Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai intinya dan merupakan salah satu fungsi utama pemerintah dan negara Republik Indonesia didalam rangka menegakkan Ketahanan
Nasional dengan tujuan mencapai keamanan bangsa dan negara, serta keamanan perjuangannya. Pertahanan dan Keamanan
dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan dan menggerakan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat
diseluruh bidang kehidupan nasional secara teritegrasikan dan terkoordinasikan.
a. Ketahanan dibidang Hankamneg. Ketahanan dibidang
Hankamneg adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang dating dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, substansi, essensi dan ciri-ciri.
Hakekat ketahanan dibidang Hankamneg adalah
perjuangan rakyat semesta dalam mana seluruh potensi dan kekuatan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, agama dan militer disusun dan dikerahkan secara terpimpin, terkoordinasi dan teritengrasi, baik dibidang nasional maupun internasional.
1) Tujuan Tannas bidang Hankamneg. Tannas bidang Hankamneg adalah suatu konsepsi didalam pengaturan dan penyelenggaraan pertahanan dan keamanan
nasional didalam kehidupan nasional, bangsa Indonesia yang berisi petunjuk tentang bagaimana mengatur dan menyelenggarakan perjuangan rakyat semesta,
sehingga didapat kemampuan yang maksimal untuk mengatasi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) dengan tujuan untuk melindungi bangsa dan tumpah darah Indonesia, mengamankan dan menyelematkan perjuangan bangsa Indonesia sesuai dengan kepentingan dan tujuan nasional yang terumuskan dalam UUD 1945.
2) Ciri-ciri. Falsafah, pandangan dan faham bangsa Indonesia. Falsafah dan pandangan tentang
pertahanan keamanan Indonesia tercermin dalam pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945. Bangsa Indonesia cinta damai dan ingin bersahabat dengan segala bangsa didunia serta tidak
menghendaki terjadinya sengketa bersenjata ataupun perang.
Bangsa Indonesia menentang penjajahan dalam segala penampilannya dan memihak keadilan dan kebenaran. Oleh karena itu politik pertahanan dan
keamanan Indonesia adalah defensif aktif dan preventif aktif. Bangsa Indonesia hanya berperang apabila
ternyata tidak terdapat jalan lain untuk menyelesaikan pertikaian, sehingga dipaksa untuk mengambil
kesatuan Indonesia. Bila bangsa Indonesia terpaksa berperang, maka perwujudan sampai kemenangan akhir tercapai dengan segala daya dan upaya yang sebelumnya telah dipersiapkan.
3) Faham bangsa Indonesia tentang damai dan perang. Bangsa Indonesia cinta damai karena memahami
sepenuhnya, bahwa penggunaan kekerasan dalam memecahkan masalah sengketa akan selalu
menimbulkan malapetaka bagi umat manusia. Karena itu bangsa Indonesia dalam penyelesaian pertikaian baik nasional maupun internasional mengutamakan cara-cara damai.
Walaupun cinta damai akan tetapi bangsa Indonesia bertekad bulat dan bersikap teguh untuk
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya terhadap segala bentuk ancaman, tantangan,
hambatan, gangguan dan serangan dari manapun juga datangnya. Apabila tekad ini harus berwujud perang, maka ini dilakukan semata-mata karena bangsa
Indonesia lebih cinta akan kemerdekaannya.
Bagi bangsa Indonesia perang adalah jalan yang terakhir yang terpaksa harus ditempuh untuk
mempertahankan ideologi Pancasila, kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia serta keutuhan bangsa. Oleh karena itu, bagi bangsa Indonesia perang adalah perang atas dasar Ideologi dan berdasarkan keadilan dan kebenaran.
4) Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara yang dianut didalam pertahanan dan keamanan adalah Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara melandasi upaya peningkatan Ketahanan Nasional dan juga ketahanan dibidang Hankam.
5) Doktrin Pertahanan dan Keamanan Nasional. Doktrin perjuangan bangsa Indonesia dibidang Hankamneg adalah doktrin yang berlandaskan Pancasila dan
landasan konstitusional UUD 1945 serta doktrin-doktrin nasional lainnya, ialah Wawasan Nusantara, Integrasi Hankamneg yang merupakan asas dan pedoman
bidang-bidang masalah keamanan dalam negeri,
masalah pemantapan wilayah dan masalah partisipasi TNI dan Polri diluar bidang Hankam dirumuskan
tersendiri.
6) Sistem Pertahanan Semesta. Pelaksanaan Hanneg Indonesia didasarkan atas Sistem Hanneg yang
berintikan TNI sebagai komponen utama didukung oleh komponen cadang dan komponen pendukung serta potensi-potensi lainnya seperti potensi ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya, geografi, dan sebagainya. Sistem Hanta diproses melalui upaya
memasyarakatkan dan mengikutsertakan seluruh rakyat dalam upaya bela negara dalam masyarakat bangsa Indonesia. Sistem Hanta merupakan perpaduan serasi antara Sistem Senjata Teknologi (Sistek) dan Sistem Senjata Sosial (Sissos) bersifat semesta (cq Kewilayahan) dan menyangkut segenap bidang kehidupan bangsa. Sistek dan Sissos dikembangkan secara prinsipal dan konsepsional dirumuskan dan disusun atas dasar sumber falsafah hidup bangsa, pengalaman perjuangan dan kondisi serta situasi negara dan bangsa Indonesia.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi upaya peningkatan Ketahanan Nasional bidang Hankamneg antara lain:
1. Geografi. Untuk dapat mempertahankan negara sesuai dengan sifat geografi Indonesia yang berupa Nusantara diperlukan
kekuatan Hankamneg yang bermutu, mahir dalam melaksanakan operasi-operasi gabungan, memiliki kemampuan strategis yang memadai sebagai faktor penangkal dengan kemampuannya untuk menguasai dan melindungi setiap titik, setiap jengkal tanah dan wilayah perairan di setiap penjuru tanah air. Manusia merupakan factor yang sangat menentukan. Selain berfisik sehat dan terlatih, dituntut juga sikap mental dan pengorganisasian yang baik, diwujudkan dalam moral yang tinggi karena keyakinan akan kebenaran motivasi perjuangan (ideologi/politik), nasionalisme,
patriotisme, dan kepercayaan diri, rasa solidaritas, jiwa kerja sama dan kebanggaan kesatuan, karena prestasi dan sejarah. Integrasi TNI dan kemanunggalan TNI dengan rakyat merupakan suatu keharusan karena perang bersifat semesta, berdaya pemusnahan massal. Pemerataan penyebaran dalam kepadatan penduduk tidak seimbang, sehingga banyak terdapat daerah-daerah strategis yang relatif terlalu jarang dan terlalu padat penduduknya. Adanya penduduk yang mampu berperan positif dalam pertahanan semesta sangat menentukan karena Ketahanan Hankamneg khususnya merupakan usaha integral rakyat.
2. Kondisi Internasional. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa pada hakekatnya pertentangan-pertentangan internasional merupakan refleksi dari kepentingan-kepentingan nasional masing-masing negara. Kondisi internasional menunjukkan tidak adanya pola-pola perimbangan kekuatan yang tidak lagi didasarkan atas
sistem bipolar atau neobipolar, akan tetapi lebih merupakan perimbangan kekuatan yang bersifat polisentris dengan kepentingan-kepentingan nasional bangsa-bangsa yang bersangkutan berupa regionalisme dan koeksistensi yang sangat menonjol, adanya tekanan tekanan internasional yang dalam kelanjutannya dapat berwujud dan berakibat timbulnya konflik-konflik bersenjata.
3) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat di negara-negara maju mengakibatkan ketinggalan dan ketergantungan Indonesia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Perlu diambil langkah yang konkrit untuk mengurangi lebarnya jurang ketinggalan tersebut.
Dalam upaya dibidang Hankamneg diusahakan peningkatan kemampuan nasional dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian dan pengembangan.
4) Keterbatasan sumber daya dan ketidakpastian masa depan. Sumber daya makin lama semakin langka,
seolah-olah tidak ada batasnya. Oleh karena itu selalu ada penyesuaian antara kebutuhan dengan sumber daya yang ada. Karena tidak adanya kepastian masa depan, maka upaya Hankamneg harus senantiasa diarahkan untuk memperhitungkan apa yang bakal terjadi di masa depan. Selanjutnya harus selalu merumuskan jalan dan tindakan apa yang perlu dipilih untuk menghadapi setiap perubahan. Dengan demikian diharapkan agar ketidakpastian dapat ditekan
serendah-rendahnya dengan perjuangan, perhitungan dan kesiagaan untuk menghadapi setiap kemungkinan. 5) Kepemimpinan dan pengelolaan (Manajemen).
Berhasil atau gagalnya usaha bangsa Indonesia dibidang Hankamneg akan sangat dipengaruhi oleh adanya kepemimpinan yang kuat, bersih dan
berwibawa dan dinamis, terlebih-lebih pada masa-masa darurat dimana kepemimpinan diperlukan untuk dapat menjamin kelangsungan kehidupan nasional yang merdeka dan berdaulat. Demikian pula
kemampuan manajemen pada semua eselon, termasuk kemampuan implementasi perlu ditingkatkan sesuai dengan kepribadian Indonesia. Anggaran pertahanan yang sangat terbatas lebih-lebih memerlukan tingkat manajemen yang tinggi.
c. Kebijaksanaan dan Strategi
1. Politik dan Strategi Dasar Hankamneg. Berdasarkan landasan politik dan strategi, hakekat tantangan dan
Wawasan Nusantara, maka dirumuskan politik dan strategi dasar Hankamneg yang bertujuan pertama, untuk menjamin tetap tegaknya dan terlindunginya Negara Kesatuan RI
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dari segala ancaman, hambatan, tantangan dan gangguan, baik dari dalam maupun dari luar negara dan kedua
mengamankan, menyelematkan perjuangan bangsa
Indonesia guna mencapai segala kepentingan, tujuan-tujuan dan cita-cita perjuangannya yang diwujudkan melalui
a) Politik Hankamneg. Politik Pertahanan dan Keamanan Negara dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Defensif aktif: diwujudkan dengan membangun kekuatan Hankamneg yang merupakan kemampuan untuk menangkal dan menanggulangi ancaman-ancaman dalam segala
bentuk dan manifestasinya dari manapun datangnya. (2) Preventif aktif : diwujudkan dengan membangun kekuatan Hankamneg yang merupakan kemampuan untuk menangkal, mencegah serta mengatasi gangguan dan ancaman yang mungkin timbul terhadap keamanan, ketentraman dan ketertiban didalam negara.
(3) Bebas dan aktif dalam menyelenggarakan kerjasama
regional/internasional guna menciptakan kerukunan, perdamaian dan kestabilan regional di Asia Tenggara dengan didasari Ketahanan Nasional yang sepadan dan
mendorong terwjudnya Ketahanan Regional. Bebas dan aktif dalam mengusahakan
adanya kerjasama internasional dalam rangka perjuangan untuk menghapuskan imperialisme dalam segala bentuk
manifestasinya.
b) Strategi Dasar Hankamneg. Strategi Dasar Pertahanan da Keamanan Negara dapat dirumuskan sebagai berikut :
(1) Membina Ketahanan Nasional disegala kehidupan dan penghidupan bangsa
Indonesia dengan antara lain mewujudkan stabilitas dan melaksanakan pembinan dan pembangunan wilayah nasional.
(2) Melindungi jalannya pembangunan nasional guna menjamin tercapainya kepentingan nasional, tujuan-tujuan dan sasaran nasional.
(3) Membangun kemampuan Pertahanan Semesta dengan meningkatkan kesadaran tanggung jawab, kewaspadaan, kemampuan dan kesiagaan warga negara, masyarakat dan bangsa.
(4) Membangun TNI yang tangguh, efektif dan efisien dengan kekuatan cadangan yang segera dapat dikembangkan, sepadan
dengan tugas yang dihadapkan dalam rangka perwujudan Sishanta dan
memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi yang mutakhir yang sedapat mungkin
ditunjang oleh industri nasional, khususnya industri Hankam untuk mencari
kemungkinan pembuatan loncatan-loncatan kedepan dalam pembangunan, sesuai
dengan fungsi yang diemban oleh TNI. (5) Memelihara integritas dan
kemanunggalan antara
komponen-komponen TNI serta kemanunggal-an TNI dan rakyat.
(6) Penyusunan kekuatan Hankamneg yang mampu ikut mewujudkan perdamaian dan keamanan regional di Asia Tenggara
khususnya dan dunia pada umumnya.
d. Pola Dasar Pelaksanaan Hankamneg
1) Bangsa Indonesia melaksanakan Hankamneg atas dasar falsafah Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Atas dasar itu pola dasar pelaksanaan Hankamneg dapat disimpulkan sebagai berikut :
a) Semua warganegara berhak dan wajib turut serta dalam pertahanan negara.
b) Kesatuan dibidang Hankamneg sesuai perumusan dalam Wawasan Nusantara yang perwujudannya adalah : Sishanta.
2) Penyelenggaraan upaya dibidang Hankamneg selalu dapat dipolakan sesuai pola pemikiran perumusan Strategi : Pembinaan, Pembangunan Kekuatan dan Penggunaan Kekuatan, yang ketiga-tiganya merupakan bagian yang dapat dibedakan tetapi sulit untuk
dipisahkan.
3. Perumusan politik Strategi Hankamneg dilaksanakan kepada kepentingan Tujuan Nasional, Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional yang dilaksanakan pada lembaga-lembaga tertinggi secara seksama dengan memanfaatkan keahlian yang ada dengan pendekatan multidisipliner, lintas sektor dan lintas departemen dan selalu memperhitungkan faktor-faktor kondisi, baik yang statis maupun dinamis. Demikian arti pentingnya strategi atau perumusan strategi, sehingga dapat dikatakan, bahwa apabila kebijaksanaan dibidang strategi salah, maka kepandaian para panglima, kemenangan gemilang dalam pertempuran, keberanian Prajurit dan kehebatan persenjataan dan perlengkapan itu tidak akan mencapai dampak yang diinginkan sesuai dengan kepentingan dan tujuan nasional yang semula diharapkan.
4) Pembangunan/Pembinaan Sumber Daya Hanneg. Pola pelaksanannya meliputi pembinaan sumber daya manusia, sarana, wadah atau ruang juang dan
sistemnya. Dibidang sumber daya manusia yang terdiri atas TNI dan segenap warganegara Indonesia : secara batiniah, dibekali, dibina dengan pola tingkah laku
Pancasila, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan perangkat peraturan disamping kepemimpinan dan manajemen yang baik. Diluar TNI dengan usaha penyadaran, pembinaan dan pendidikan sebagaimana tersebut diatas, dalam peningkatan ketahanan secara lahiriah
ditingkatkan kualitas jasmani, kemahiran, kecerdasan dan keterampilan.
Dibidang prasarana dan bidang Hanneg dilaksanakan dengan modernisasi manajemen
pembangunan Hankam yang didukung oleh industri nasional lainnya dan pengadaan melalui usaha
penelitian dan pengembangan. Dibidang ruang juang ditingkatkan dengan system pembinaan territorial. 5) Dibidang penggunaan kekuatan Hanneg, pola pelaksanaan-nya adalah dengan Sishanta dengan segala aspek kaitan dan ruang lingkupnya yang terus ditingkatkan dengan penggarapan dibidang pengkajian dan pembinaan sistem, doktrin, strategi militer, taktik teknik dan administrasinya serta latihan-latihan dan uji coba yang senantiasa dilakukan.
19. Evaluasi
a. Apa yang saudara ketahui tentang mental psikologi dari faktor dinamis.
b. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap gatra kekayaan alam.
c. Bagaimana kebijaksanaan dan strategi dari gatra penduduk.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan indentitas Nasional. 5. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap gatra
Hankamneg.
BAB IV