KONSEPSI GATRA DEMI GATRA
3) Identitas Nasional. Identitas nasional atau
kepribadian nasional adalah ekspresi dinamis tentang tujuan dan tekad hidup bangsa ia merupakan
resultante dari sejarah nasional dan tujuan nasional yang berintikan falsafah dan ideologi Pancasila. Sikap, perilaku dan gaya hidup bangsa Indonesia merupakan ungkapan kepribadian nasional yang diekspresikan dalam bentuk sistem nilai-nilai yang dianutnya,
maupun dalam tingkah laku lahiriah. Menurut orientasi Pancasila, manusia dan masyarakat Indonesia memiliki sifat-sifat kepribadian sebagai berikut :
a) Religius, dalam arti religiusitas sebagai kesadaran serta manifestasinya hubungan manusia Indonesia dengan dasar hidup yang mutlak dan transedental.
b) Bersifat kekeluargaan, dalam arti semangat dan kesadaran akan sikap dan tanggung jawab dalam kehidupan kebersamaan yang nampak dalam sikap hidup yang ramah tamah, gotong royong pengayoman dan musyawarah.
c) Hidup serba selaras, dalam arti sebagai semangat dan kesadaran akan sikap dan tanggung jawab dalam kehidupan mandiri
manusia Indonesia dalam tingkah lakunya yang menghendaki keselarasan hubungan dengan Tuhannya, dengan sesamanya (masyarakat) dan dengan lingkungan alam sekitarnya, memberikan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyarakat antara kepentingan keduniaan dan keakhiratan, antara kepentingan jiwa dan raga, antara kepentingan individu dan masyarakat, antara perikehidupan darat, laut dan udara,
menghendaki keserasian hidup dalam masyarakat dan keserasian hubungan antar bangsa-bangsa. d) Bersifat kerakyatan, dalam arti yang
menjunjung asas musyawarah dengan semangat dan kesadaran yang selalu mendahulukan
kepentingan umum, persatuan dan kesatuan bangsa diatas kepentingan individu, suku dan golongan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
1) Agama. Agama dan perikehidupan beragama di Indonesia sangat mempengaruhi Tannas dibidang
sosial budaya. Nilai pertama dan yang merupakan nilai tertinggi dari ideologi dan falsafah bangsa dan negara adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Esa menurunkan agama memang untuk
perbaikan dan kemajuan. Dalam masyarakat Pancasila peranan agama jelas sangat besar, dimana setiap umat beragama diakui sepenuhnya akan haknya untuk
memeluk agamanya dan menjalankan ibadahnya menurut agama dan kepercayaan itu. Apabila setiap umat beragama benar-benar menjalankan kemurnian ajaran agamanya, maka masyarakat dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 akan bertambah kuat.
2) Tradisi. Tradisi diartikan sebagai keseluruhan kepercayaan, anggapan dan tingkah laku, yang
diwariskan dari generasi ke generasi, dari latar belakng kehidupan bangsa dan negara serta suku-suku bangsa, dengan segala bentuk adat istiadat, bahasa dan
kebudayaan masing-masing.
Nilai, norma dan lembaga-lembaga sosial yang terkandung didalamnya akan sangat mempengaruhi Tannas Indoensia dibidang sosial budaya. Hal ini
bergantung kepada pangkal tolak tradisi pada ukuran dari pengejawantahan nilai-nilai luhur dalam falsafah dan ideologi Pancasila dan UUD 1945.
3) Pendidikan. Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan secara sadar dan tertib berfungsi merubah sikap, tingkah laku dan nilai sosial budaya kearah yang dikehendaki. Pendidikan disatu pihak mengembangkan tingkah laku dalam wujud nyata nilai-nilai
falsafah/ideologi Pancasila dan dilain pihak ia mengembangkan nilai-nilai lain yang menunjang. Pendidikan juga merubah serta meniadakan nilai-nilai sosial budaya yang kurang/tidak menunjang
peningkatan Tannas dibidang sosial budaya. Sejalan dengan itu pengembangan dan penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi akan sangat mempunyai pengaruh, baik positif maupun negatif terhadap Tannas Indonesia dibidang sosial budaya.
1) Kebijaksanaan. Pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya akan ikut berperan aktif memperkuat Tannas Indonesia apabila kemampuan nasional dalam sosial budaya dibangun dan
ditempatkan sebagai kekuatan untuk menunjang Tannas. Politik dan strategi dasar pembangunan kehidupan sosial budaya harus diarahkan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan nasional dibidang sosial budaya.
2) Tujuan. Terwujud suatu tingkat Tannas Indonesia dibidang sosial budaya yang lebih kuat dan tangguh, yang dapat menjamin kelangsungan hidup sosial budaya bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
3) Sasaran. Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka sasaran strategi pembangunan nasional dibidang sosial budaya, adalah :
1. Terbinanya mutu manusia dan bangsa Indonesia sebagai sumber dan kekuatan dasar kehidupan sosial budaya bangsa, baik dalam kadar sikap mental, kondisi fisik dan kecerdasan yang lebih sesuai dengan peranannya, baik sebagai subyek maupun obyek pembangunan.
2. Terwujudnya kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya yang berdasarkan falsafah dan ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
4) Strategi.
1. Bidang agama. Meningkatkan usaha-usaha penghayatan dan pemahaman bahwa perikehidupan beragama adalah selaras dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila, bahwa ajaran-ajaran dan hukum-hukum agama memberikan dasar moralitas dan rintisan jalan kemajuan disamping
fungsinya menuntun manusia untuk dunia akhirat.
Meningkatkan terus usaha-usaha pembinaan kerukunan hidup umat beragama dalam rangka
usaha memperkokoh persatuan dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Meningkatkan usaha-usaha pelayanan dalam rangka
pengamanan dan penambahan sarana-sarana yang diperlukan bagi kehidupan keagamaan. b) Bidang Pendidikan.
(1) Membina suatu sistem pendidikan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, yang lebih mampu memenuhi kebutuhan
pembangunan dan mengakomodasi tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
(2) Meningkatkan usaha-usaha pendidikan dalam rangka usaha meningkatkan mutu manusia Indonesia dengan kadar sikap mental, kondisi fisik dan kecerdasan yang lebih sesuai dengan kebutuhan
pembangunan. 3. Bidang kebudayaan
1. Meningkatkan usaha-usaha pembinaan kebudayaan nasional sebagai pengejawantahan manusia Indonesia atas dasar norma-norma Pancasila.
2. Meningkatkan pembinaan disiplin nasional yang lebih nyata dalam rangka usaha lebih memperkokoh persatuan
nasional, dan sikap mental yang lebih sesuai dengan proses pembangunan dan pembaharuan.
3. Meningkatkan pembinaan bahasa Indonesia secara baik dan benar untuk memperkokoh kesatuan budaya bangsa.
Pembinaan bahasa daerah, tradisi, kesenian dan adat istiadat daerah yang dilakukan dalam rangka
pengembangan bahasa Indonesia dan untuk mempertebal perbendaharaan bahasa Indonesia sebagai satu sarana identitas nasional.
d) Bidang Kependudukan. Meningkatkan usaha-usaha mengatasi masalah kependudukan dengan segala implikasinya demi kelestarian kehidupan manusia dan bangsa secara manusiawi disatu pihak, dan untuk menempatkannya sebagai sumber dan kekuatan Tannas secara kualitatif maupun kuantitatif. Usaha-usaha tersebut,
terutama ditujukan pada 3 determina penduduk, yaitu : fertilitas, mortalitas dan migrasi.
e) Bidang pelayanan sosial. Meningkatkan usaha-usaha pelayanan sosial seperti peningkatan
pelayanan kesehatan dan pemberantasan penyakit, peningkatan perbaikan gizi,
peningkatan usaha-usaha bantuan dan jaminan sosial dalam rangka perwujudan sekuritas sosial dan peningkatan kesejahteraan sosial umumnya. f) Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diarahkan
kepada kemampuan sendiri, kemampuan
penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai unsur integral Tannas.