• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerakan Keamanan Pangan Desa

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Assalamualaikum wr. wb, (Halaman 96-200)

III. Pengawasan Mutu dan Keamanan Produk Pangan dan Kemasan Pangan

4. Gerakan Keamanan Pangan Desa

Dalam rangka mempercepat dan mensinergikan upaya promotif dan preventif hidup sehat untuk meningkatkan produktivitas penduduk dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan akibat penyakit, Presiden telah mengeluarkan Instruksi untuk

dimana salah satu tujuan khusus Germas adalah penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi.

Berdasarkan Inpres No. 1 Tahun 2017, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) diinstruksikan untuk:

a. Menjamin keamanan dan mutu pangan olahan yang beredar di masyarakat; dan

b. Memperkuat dan memperluas pengawasan dan intervensi keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS).

Intervensi keamanan pangan pada kegiatan Desa Pangan Aman, Pasar Aman dari Bahan Berbahaya dan Sekolah dengan PJAS Aman merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Balai Besar/Balai POM yang bertujuan menggugah komunitas desa, komunitas pasar dan komunitas sekolah agar dapat berdaya, berpartisipasi dan mandiri dalam pembinaan dan pengawasan keamanan pangan di komunitasnya masing-masing.

Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD) telah diinisiasi oleh Badan POM sejak tahun 2014 dan dilaksanakan di seluruh Indonesia dan masih menjadi program prioritas nasional pada RPJMN 2002-2024 serta mendukung program nasional percepatan penurunan dan pencegahan stunting. Di Provinsi DKI Jakarta, sampai dengan tahun 2020, sebanyak 42 (empat puluh dua) kelurahan telah diintervensi program Keamanan Pangan, terdiri dari :

- 10 (sepuluh) kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat;

- 15 (lima belas) kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Timur;

- 5 (lima) kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara;

- 6 (enam) kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan;

- 5 (lima) kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat, dan;

- 1 (satu) kelurahan di wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Penentuan 5 kelurahan yang akan diintervensi GKPD Tahun 2020 didasarkan pada:

a. Adanya komitmen lurah untuk melaksanakan program keamanan pangan secara berkelanjutan,

b. Mempunyai potensi untuk pengembangan ekonomi desa melalui program keamanan pangan seperti Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP), Pedagang Kreatif Lapangan (PKL), warung/toko/ritel pangan desa,

c. Memiliki program pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), khususnya di bidang pangan,

d. Mempunyai potensi untuk pengembangan wisata, dan industri berbasis pangan Lokal, e. Membutuhkan bantuan perbaikan keamanan pangan terkait adanya kasus stunting,

penyakit akibat pangan (foodborne diseases), termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan (lihat prevalensinya),

f. Memiliki program yang dapat disinergikan dan dikolaborasi dengan program Keamanan Pangan Desa yang akan dilaksanakan.

BBPOM di Jakarta telah melakukan Audiensi dengan Walikota Jakarta Timur pada 4 Juni 2020 dan memperoleh nama Kelurahan yang akan diintervensi Kegiatan GKPD Tahun 2020, yaitu:

a. Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara b. Kelurahan Utan Kayu Utara, Kecamatan Matraman c. Kelurahan Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung d. Kelurahan Kramat Jati, Kecamatan Kramat Jati e. Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo

a. Audiensi Keamanan Pangan Terpadu 2020

Kegiatan audiensi dilakukan dengan Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur sebagai lokus target intervensi program keamanan pangan secara terpadu baik untuk Kegiatan Gerakan Keamanan Pangan Desa (GKPD), Pasar Aman dari Bahan Berbahaya (PABB), dan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2020.

Kegiatan keamanan pangan terpadu ini merupakan kegiatan yang berbasis komunitas masyarakat yang sekaligus dapat disinergikan dengan perilaku hidup sehat untuk pencegahan penularan Covid-19. Dan diharapkan Program ini dapat meningkatkan keamanan pangan baik di kelurahan, pasar maupun sekolah.

Kegiatan audiensi ini dihadiri oleh Pemerintahan Daerah (Pemda) dan Organisasai Perangkat Daerah (OPD) terkait di jajaran Kota Administrasi Jakarta Timur, meliputi Asisten Administrasi dan Kesra, Asisten Pemerintahan, Asisten Perkenomian dan Pembangunan, Sudin Pendidikan Wilayah I, Sudin Pendidikan Wilayah II, Sudin Kesehatan, Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian, Sudin Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah, Sudin Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sudin Pemuda dan Olahraga, Unit PM PTSP, Kecamatan Ckaung, Kecamatab Pulogadung, Kecamatan Duren Sawit, Kecamatan Matraman, Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Ciracas, Kecamatan Makasar, Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Kramat Jati, Bagian Kesra, Bagian Pemerintahan, Bagian Perekonomian, dan Kepala Pasar Karmat Jati.

Sebagai hasil audiensi dengan Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur, ditentukan lokus kelurahan, pasar, dan sekolah yang menjadi target intervensi program GKPD, PABB, dan PJAS. Kelurahan yang akan diintervensi meliputi 5 (lima) kelurahan, yaitu Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kelurahan, Utan Kayu Utara, Kelurahan Pondok Ranggon, Kelurahan Kramat Jati, dan Kelurahan Kalisari. Penunjukan kelurahan didasarkan pada jumlah kasus stunting tertinggi yang ada di Kota Administrasi Jakarta

Sudin Pendidikan 1:

a. SDN Kebon Manggis 1 b. SDN Jatinegara Kaum 01 c. SMPN 52

d. SMPN 07 e. SMAN 103 f. SMAN 11

Sudin Pendidikan 2:

a. SDN Kalisari 2 b. SDN Bambu Apus 1 c. SMPN 126

d. SMPN 150 e. SMAN 14 f. SMKN 24

b. Advokasi Kegiatan Gerakan Keamanan Pangan Desa/Kelurahan (GKPD), Pasar Aman dari Bahan Berbahaya (PABB), dan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

Kegiatan Advokasi yang dilaksanakan bersamaan untuk kegiatan GKPD, PABB, dan PJAS bertujuan melakukan koordinasi dengan lintas sektor untuk menggalang komitmen pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan kegiatan GKPD, PABB, dan PJAS secara terpadu, memetakan program dan kegiatan lintas sektor yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan program GKPD, PABB, dan PJAS serta menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan GKPD, PABB, dan PJAS.

Kegiatan Advokasi dilaksanakan pada 23 Juni 2020 secara daring dengan mengundang Pemerintahan Daerah (Pemda) dan Organisasai Perangkat Daerah (OPD) terkait di jajaran Kota Administrasi Jakarta Timur, yaitu:

a. Walikota Kota Administrasi Jakarta Timur;

b. Kepala Bagian Perekonomian Kota Administrasi Jakarta Timur;

c. Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Timur;

d. Kepala Suku Badan Perencanaan Pembangunan Kota Administrasi Jakarta Timur;

e. Direktur Usaha dan Pengembangan PD Pasar Jaya;

f. Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Kota Administrasi Jakarta Timur;

g. Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur (Kasudin, Kasi Kesmas, dan Kasi SDK);

h. Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur;

i. Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Timur;

j. Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Timur;

k. Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Timur;

l. Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Kota Administrasi Jakarta Timur;

m. Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Kota Administrasi Jakarta Timur;

n. Suku Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Administrasi Jakarta Timur;

o. Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Administrasi Jakarta Timur;

p. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Administrasi Jakarta Timur;

q. Camat Kelurahan Intervensi Tahun 2020:

1) Camat Jatinegara 2) Camat Matraman 3) Camat Cipayung 4) Camat Kramat Jati 5) Camat Pasar Rebo

r. Lurah, Sekretaris Lurah, Kasie Kesmas dan Calon Kader Keamanan Pangan Kelurahan Interevensi Tahun 2020:

1) Kelurahan Cipinang Besar Utara 2) Kelurahan Utan Kayu Utara 3) Kelurahan Pondok Ranggon 4) Kelurahan Kramat Jati 5) Kelurahan Kalisari

s. Manager Area 07 Perumda Pasar Jaya dan Pengelola Pasar Kramat Jati.

Melalui kegiatan Advokasi ini diperoleh adanya dukungan dari Pemda dan OPD terkait di jajaran Kota Administrasi Jakarta Timur dalam program GKPD, PABB, dan PJAS melalui adanya integrasi program OPD dengan program GKPD, PABB, dan PJAS.

c. Bimbingan Teknis Kader Keamanan Pangan Desa/Kelurahan

Bimbingan Teknis (Bimtek) Kader Keamanan Pangan Desa/Kelurahan merupakan tahapan kegiatan Gerakan Keamanan Pangan Desa/Kelurahan (GKPD) yang kedua setelah Advokasi Kelembagaan Desa. Kegiatan Bimtek ini bertujuan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten untuk melakukan pendampingan implementasi keamanan pangan kepada komunitas desa dan melakukan pengawasan keamanan pangan di desa/kelurahan.

Dengan memerhatikan Protokol Kesehatan Pencegahan Penularan Covid-19,

1. Rabu-Kamis, 1-2 Juli 2020 Pk. 08.00 s.d. 15.00 WIB

Cipinang Besar Utara Kantor Kelurahan Cipinang Besar Utara 2. Selasa-Rabu, 7-8 Juli 2020

Pk. 08.00 s.d. 15.00 WIB

Utan Kayu Utara Kantor Kelurahan Utan Kayu Utara

3. Kamis-Jumat, 9-10 Juli 2020 Pk. 08.00 s.d. 15.00 WIB

Pondok Ranggon Kantor Kelurahan Pondok Ranggon 4. Senin-Selasa, 13-14 Juli 2020

Pk. 08.00 s.d. 15.00 WIB

Kramat Jati Kantor Kelurahan Kramat Jati 5. Rabu-Kamis, 15-16 Juli 2020

Pk. 08.00 s.d. 15.00 WIB

Kalisari Kantor Kelurahan

Kalisari Tabel 19. Waktu dan tempat pelaksanaan Bimtek KKPD

Peserta yang mengikuti kegiatan Bimtek ini adalah 2 (dua) orang Perwakilan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur dan 15 (lima belas) orang Kader yang ditunjuk oleh Tim Keamanan Pangan Desa/Kelurahan dari masing-masing kelurahan, yaitu:

a. 5 (Lima) Orang Ibu PKK/Pengurus Posyandu/Ibu Rumah Tangga.

b. 5 (Lima) Orang Guru/Pembina Pramuka/Pembina UKS.

c. 5 (lima) orang Kader Masyarakat (Karang Taruna/Remaja Putra/Putri ≥17 tahun/Kader Pembangunan Manusia (KPM)).

Kegiatan Bimtek Kader Keamanan Pangan Desa terdiri atas beberapa tahapan kegiatan, yaitu Pre-Test, Pembekalan dan Pemberian Materi, Diskusi dan Tanya Jawab, Pemberian Paket Edukasi Keamanan Pangan (Rapid Test Kit, Rompi Kader, dan Permainan Ular Tangga), Simulasi Rapid Test Kit serta Post- Test. Pembekalan dan Pemberian Materi meliputi:

a. Pembekalan untuk KKPD mengenai tugas dan fungsi KKPD.

b. Pemberian materi keamanan pangan, antara lain:

1) Pedoman Pelaksanaan Desa Pangan Aman, 2) Keamanan Pangan,

3) 5 Kunci Keamanan Pangan (KP) untuk Keluarga, 4) 5 Kunci Keamanan Pangan (KP) untuk Sekolah, 5) 5 Kunci Keamanan Pangan (KP) untuk Ritel Pangan,

6) 5 Kunci Keamanan Pangan (KP) untuk Penjual Pangan Siap Saji (PSS), 7) Keracunan, Intoleransi, dan Alergi Pangan,

8) Aplikasi Keamanan Pangan, 9) Stunting dan Keamanan Pangan, 10) Penggunaan Rapid Test Kit.

d. Bimbingan Teknis Komunitas Desa

Salah satu tahapan program Gerakan Keamanan Pangan Desa adalah bimtek keamanan pangan untuk komunitas desa/ kelurahan. Tujuan kegiatan ini untuk melatih dan memandirikan masyarakat desa di bidang keamanan pangan dan Bimtek Keamanan pangan untuk pelaku usaha pangan desa yang bertujuan untuk melatih usaha pangan desa di bidang keamanan pangan agar masyarakat terpapar pengetahuan tentang keamanan pangan sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pemberdayaan komunitas desa diharapkan masyarakat yaitu ibu rumah tangga dapat menyiapkan dan mengolah pangan sesuai dengan prinsip keamanan pangan, anak- anak mampu memilih dan membeli pangan jajanan yang aman, bermutu dan bergizi, penyedia pangan (ritel, PKL, IRTP dll) dapat menyediakan pangan yang aman untuk dikonsumsi.

Selain itu, perangkat desa dan pemuda mampu melakukan pengawasan pangan yang beredar di daerahnya.

Mengikuti kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta mengenai Pembatasan Aktivitas selama PSBB 2 (Pergub No. 88 tahun 2020) dan Perpanjangan PSBB Periode 28 September-11 Oktober 2020 (Kepgub No. 959 tahun 2020), Kegiatan Bimtek Komunitas untuk Komunitas Desa dilaksanakan secara daring melalui Zoom Cloud Meeting selama 1 (satu) hari pada Senin, 28 September 2020. Bimtek dilakukan oleh Kader Keamanan Pangan Desa (KKPD) yang sudah dilatih dan Petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) didampingi BBPOM di Jakarta. Pelaksanaan bimtek dilakukan terhadap 50 (lima puluh) orang masyarakat dari tiap desa/kelurahan yang menjadi target intervensi yang berasal dari komunitas Ibu Rumah Tangga, Remaja, Sekolah, Ritel, Pelaku Usaha Pangan Siap Saji, dan Pelaku Usaha Pangan Olahan/IRTP.

Peserta yang mengikuti kegiatan Bimtek Komunitas ini adalah komunitas desa/usaha pangan desa dari tiap kelurahan intervensi, yaitu:

a. 10 (sepuluh) orang Ibu Rumah Tangga: Ibu hamil/menyusui, Ibu yang memiliki balita/anak stunting, Ibu Rumah Tangga.

b. 8 (delapan) orang Remaja: Remaja putra dan putri (17-21 tahun).

c. 8 (delapan) orang Komunitas Sekolah: Guru/Penjaja Kantin/Siswa.

d. 8 (delapan) orang Ritel Pangan: Pemilik usaha ritel (toko/warung klontong).

e. 8 (delapan) orang Pelaku Usaha Pangan Siap Saji: Pemilik usaha warung makan, PKL.

f. 8 (delapan) orang Pelaku Usaha Pangan Olahan: Pelaku Usaha Pangan Olahan/IRTP yang belum memiliki izin edar.

Kegiatan Bimtek untuk Komunitas Desa diadakan selama 1 (satu) hari meliputi beberapa tahapan kegiatan, yaitu Pre-Test, Pembekalan dan Pemberian Materi, Diskusi

e. Fasilitasi Keamanan Pangan Desa/Kelurahan

Fasilitasi penerapan keamanan pangan oleh Kader Keamanan Pangan Desa dilakukan untuk memberikan pendampingan praktek keamanan pangan untuk meningkatkan kemampuanmasyarakat desa dan pelaku usaha pangan desa dalam menerapkan keamanan pangan. Masyarakat dan pelaku usaha pangan desa/kelurahan yang difasilitasi merupakan 50 (lima puluh) orang komunitas yang telah dibimtek sebellumnya yang meliputi komunitas Ibu Rumah Tangga, Komunitas Sekolah, Komunitas Ritel Pangan/Warung, Komunitas Pelaku Usaha Pangan Siap Saji (PKL), dan Pelaku Usaha Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP). Pelaksanaan fasilitasi oleh kader keamanan pangan desa/kelurahan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dalam kurun waktu Oktober-November 2020 dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan pembatasan jumlah petugas yang berkunjung ke sarana komunitas.

Hasil pelaksanaan fasilitasi keamanan pangan dapat dilihat pada Tabel.

No Komunitas Hasil Pelaksanaan

1. Ibu Rumah Tangga - Sebagian besar belum memiliki tempat sampah yang bertutup dan sarana cuci tangan yang lengkap (sabun cuci tangan dan lap pengering) di dapur pengolahan.

- Masih menggunakan peralatan (pisau dan talenan) yang sama untuk mengolah pangan yang berbeda  Harus dicuci dahulu untuk mengolah pangan yang lain.

2. Remaja - Sebagian besar belum memiliki tempat sampah yang

bertutup dan sarana cuci tangan yang lengkap (sabun cuci tangan dan lap pengering) di dapur pengolahan.

- Kesadaran akan praktik hygiene sanitasi dalam kehidupan sehari-hari perlu ditingkatkan (kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah pangan, setelah

menggunakan toilet, dan setelah bersin).

3. Sekolah - Sebagian besar belum memiliki tempat sampah yang bertutup.

- Masih menggunakan peralatan (pisau dan talenan) yang sama untuk mengolah pangan yang berbeda  Harus dicuci dahulu untuk mengolah pangan yang lain.

4. Pelaku Usaha Pangan Siap Saji (PKL)

- Sebagian besar belum mengenakan pakaian kerja yang lengkap (celemek, penutup kepala, dan sarung tangan).

- Belum tersedia sarana cuci tangan dan cuci peralatan yang memadai di tempat berjualan (masih menggunakan 1 wadah untuk cuci dan bilas peralatan).

5. Ritel (Warung/Toko Kelontong)

- Masih ditemukan produk pangan yang

berdampingan/bercampur dengan produk nonpangan di area pemajangan.

- Tidak dilakukan sanitasi dengan menggunakan larutan sanitizer dan air panas terhadap etalase pemajangan secara rutin.

- Masih ditemukan banyak produk pangan yang TMS Boraks, khususnya produk Kerupuk yang diperoleh dari pemasok.

- Masih ditemukan produk pangan yang kemasannya sudah rusak dan kedaluwarsa di area pemajangan.

6. Pelaku Usah Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)

- Sebagian besar belum memiliki dokumen produksi.

- Sebagian besar belum mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan.

Tabel 20. Hasil Pelaksanaan Fasilitasi Keamanan Pangan

f. Intensifikasi Pengawasan Keamanan Pangan Desa/Kelurahan

Intensifikasi pengawasan keamanan pangan merupakan tahapan sampling dan uji produk pangan menggunakan rapid test kit (Boraks, Formalin, Rhodamin B, dan Methanyl Yellow) yang dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu Pre Intervensi (sebelum dilakukannya pendampingan fasilitasi keamanan pangan), dan Post Intervensi (setelah kegiatan fasilitasi keamanan pangan). Tahapan kegiatan ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data hasil pengujian sampel yang digunakan untuk memastikan praktek keamanan pangan sudah diterapkan di desa/kelurahan. Sampel pangan yang diuji merupakan produk pangan yang diproduksi dan dijual oleh komunitas desa/kelurahan yang menjadi target intervensi yaanag terdiri atas IRTP, PKL, warung/ritel pangan.

Karena kantin sekolah tidak beroperasi saat pandemi, maka tidak dilakukan sampling dan pengujian terhadap produk pangan di kantin sekolah.

Hasil intensifikasi pengawasan keamanan pangan terhadap 5 (lima) kelurahan intervensi tahun 2020 dapat dilihat pada Gambar 56.

%MS %TMS

Intervensi mengalami peningkatan pada sebagian besar kelurahan Iintervensi, kecuali Kelurahan Cipinang Besar Utara yang menunjukkan hasil yang sama pada Pre dan Post Intervensi. Hal ini menandakan adanya peningkatan praktik keamanan pangan pada komunitas yang diintervensi dan diperlukan upaya yang kontinu dalam penerapan di kehidupan sehari-hari.

g. Workshop Perkuatan Kapasitas Desa dalam Rangka Monitoring dan Evaluasi Kegiatan monitoring dan evaluasi merupakan tahapan akhir dari Program GKPD yang bertujuan untuk memastikan hal-hal yang telah direncanakan dapat berjalan dengan baik dan untuk mengetahui hasil serta dampak dari program tersebut. Monitoring diperlukan untuk melakukan tindakan perbaikan agar pelaksanaan program GKPD pada tahun berikutnya dapat berjalan lebih baik, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengetahui dampak dan/atau pencapaian target pelaksanaan program GKPD.

Workshop Perkuatan Kapasitas Desa (Monev) merupakan kegiatan monev keamanan pangan desa dengan stakeholder terkait (kemitraan dengan stakeholder) dan perwakilan desa yang telah diintervensi keamanan pangan (komunikasi 2 arah dengan perwakilan komunitas desa). Pada kegiatan tahun ini, juga bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan monev untuk pelaksanaan program PJAS dan PABB di Provinsi DKI Jakarta. Dalam kegiatan ini, dibahas mengenai evaluasi pelaksanaan kegiatan GKPD, PJAS, dan PABB terhadap kelurahan, sekolah, dan pasar intervensi tahun 2020 beserta tindak lanjutnya.

Stakeholder yang diundang dalam kegiatan ini meliputi Walikota, Bagian Perekonomian, Bagian Kesejahteraan Rakyat, Perumda Pasar Jaya, Bappeda, Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk, Suku Dinas Kesehatan, Suku Dinas Pendidikan Wilayah I dan II, Suku Dinas Lingkungan Hidup, Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian, Unit Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Tim Penggerak PKK, Camat, Tim Keamanan Pangan, dan Kader Keamanan Pangan dari Kelurahan yang diintervensi GKPD tahun 2020, dan Sekolah yang diintervensi PJAS Tahun 2020 di Kota Administrasi Jakarta Timur.

Kegiatan Workshop Perkuatan Kapasitas Desa (Monev) dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada hari Kamis, 03 Desember 2020 secara luring dan daring di Hotel Acacia, Jakarta Pusat. Melalui kegiatan Workshop Perkuatan Kapasitas Desa (Monev) ini, para peserta kegiatan yang meliputi lintas sektor terkait program keamanan pangan mendapatkan gambaran hasil pelaksanaan GKPD, PJAS, dan PABB tahun intervensi 2020 serta evaluasi pelaksanaannya guna menyusun perbaikan program atau mereplikasi program serupa di masa mendatang secara mandiri.

Adapun dari hasil evaluasi pelaksanaan program intervensi GKPD tahun 2020 dapat diidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat program, antara lain:

a. Faktor pendukung Program GKPD

1) Komitmen Lurah beserta Tim Keamanan Pangan Desa untuk melaksanakan program keamanan pangan secara berkelanjutan.

2) Kader Keamanan Pangan Desa yang aktif melakukan pendampingan implementasi keamanan pangan kepada komunitas desa/kelurahan dan pengawasan keamanan pangan di desa/kelurahan.

3) Adanya dukungan OPD terkait terhadap pelaksanaan program keamanan pangan di desa/kelurahan.

4) Tersusunnya dokumen rencana program keamanan pangan yang akan dilaksanakan tahun berikutnya.

5) Adanya peningkatan komunitas usaha pangan desa/kelurahan dengan pemberian SPPIRT oleh Sudinkes.

b. Faktor penghambat Program GKPD

1) Koordinasi antara Tim Keamanan Pangan Desa dan Kader Keamanan Pangan Desa perlu ditingkatkan.

2) Sistem pertemuan dan bimtek yang dilakukan secara daring, sehingga peserta yang mengikuti kurang fokus dan materi kurang dapat dipahami dengan baik.

3) Adanya kondisi Pandemi Covid 19 yang membatasi kegiatan Fasilitasi Keamanan Pangan yang membutuhkan interaksi tatap muka, sehingga pendampingan implementasi keamanan pangan oleh komunitas belum tercapai secara optimal.

5. Pangan Jajanan Anak Sekolah

PJAS merupakan Program Proyek Prioritas Nasional yang dilaksanakan secara menyeluruh di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Provinsi DKI Jakarta. Sejak tahun 2015- 2019 telah dilaksanakan intervensi PJAS Provinsi DKI Jakarta melalui bimbingan teknis keamanan pangan di sebanyak 746 (tujuh ratus empat puluh enam) sekolah dan yang mendapatkan Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah (PBKPKS) sebanyak 117 (seratus tujuh belas) sekolah.

Diharapkan dengan adanya kegiatan Intervensi Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) akan berdampak yakni :

● Memastikan agar sekolah aman dari PJAS yang mengandung bahan berbahaya

● Sekolah memilih kemandirian dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip keamanan pangan di sekolah khususnya di kantin sekolah

Program PJAS pada tahun 2020 disesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19.

No Tahapan PJAS Lama Tahap PJAS Tatanan Normal Baru

Keterangan

1 Advokasi Lintas Sektor Keamanan PJAS

Advokasi Lintas Sektor -

2 Pemetaan kantin sekolah

- Audit kantin dalam rangka pemetaan

- Mobling 1 (pre intervensi)

Pemetaan kantin sekolah Tahun 2020 tahapan pemetaan dihilangkan karena pandemic Covid-19

3 Bimbingan Teknis Keamanan Pangan di Sekolah

- Mobling 2 (post intervensi) - Evaluasi siswa

Pemberian Paket Edukasi/

Produk Informasi Keamanan Pangan

-

5 Audit Surveilan PBKPKS Monitoring pemberdayaan Kader Keamanan Pangan Sekolah dalam Penerapan Keamanan Pangan)

1) Kelengkapan ceklis pemberdayaan kader keamanan pangan sekolah 2) kelengkapan ceklis sarana prasarana keamanan pangan

3) Dokumen rencana aksi keamanan pangan sekolah

6.2 Level 2 (Verifikasi Level 2 akan Komitmen sekolah dalam dilaksanakan dan penerapan keamanan diselesaikan pada

pangan) tahun 2021

1) Pemeriksaan keamanan pjas di lingkungan sekolah (sampling dan pengujian PJAS)

2) Sertifikasi Piagam Bintang Pangan Kantin Sekolah tingkat Emas, Perak, dan Perunggu Tabel 21. Tahapan Pelaksanaan Program PJAS

a. Bimtek Keamanan PJAS

Tahapan selanjutnya pada program ini adalah Bimbingan Teknis Keamanan Pangan untuk Kader Keamanan Pangan Sekolah dilaksanakan pada tanggal 24 September 2020 secara daring. Pertemuan dimulai dengan sambutan dari Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Timur, H Gunas Mahdianto kemudian dilanjutkan arahan oleh Kepala BBPOM di Jakarta, Drs. Safriansyah, Apt, M.Kes.

Kegiatan Bimbingan Teknis Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) dilakukan terhadap 12 sekolah di Kota Administrasi Jakarta Timur yang rincian sebagai berikut :

No Daftar Sekolah

Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Timur 1 SDN Kebon Manggis 01

2 SDN Jatinegara Kaum 01 3 SMPN 52

4 SMPN 07 5 SMAN 103 6 SMAN 11

Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Timur

11 SMAN 14 12 SMKN 24

Tabel 22. Bimbingan Teknis Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS)

Adapun kriteria sekolah yang dipilih mengikuti Bimtek, yaitu:

1) Sekolah/Madrasah, baik yang berada dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (SD, SMP dan SMA/SMK) maupun Kementerian Agama (MI, MTS dan MA)

2) Sekolah/Madrasah memiliki komitmen yang baik untuk mengimplementasikan program keamanan pangan

3) Sekolah/Madrasah diutamakan yang sudah mendapatkan intervensi dari BB/ BPOM namun belum menadpatkan sertifikat PBKPKS

4) Sekolah yang dipilih diutamakan merupakan target intervensi program berbasis sekolah dari K/L lain (Sekolah Ramah Anak – KPPA, Sekolah Sehat- Kemendikbud/

Kemenag/ Kemenkes, Sekolah Adiwiyata - KLHK)

5) Sekolah/Madrasah terpilih hendaknya mewakili wilayah rural/urban, status sekolah (negeri, swasta) dengan jumlah yang proporsional sesuai target sekolah perpropinsi

Peserta bimtek berasal dari komunitas sekolah yaitu Kepala Sekolah/ Guru UKS, dan Pengelola kantin, perwakilan dari lintas sektor dinas kesehatan dan dinas pendidikan.

Kelompok Peserta Jumlah

Peserta Tugas dan Fungsi Materi yang disampaikan

Pengelola Kantin 1 orang / Sekolah

- Lima Kunci Keamanan Pangan Mengelola Pangan

- Lima Kunci Keamanan Pangan Mengelola Pangan

Dalam dokumen KATA PENGANTAR. Assalamualaikum wr. wb, (Halaman 96-200)

Dokumen terkait