• Tidak ada hasil yang ditemukan

Grafik sistem NaOH-H₃PO₄

Dalam dokumen Laporan praktikum kimia dasar (1) (Halaman 68-74)

HASIL DAN PENGAMATAN 4.1 Tabel Pengamatan

4.1 Tabel Persamaan

4.4.2 Grafik sistem NaOH-H₃PO₄

4.5 Pembahasan

Kata stoikiometri berasal dari bahasa yunani “Stoicheon” yang berarti unsur atau elemen dan “Metron” yang berarti mengukur dari literatur. Stoikiometri artinya mengukur unsur. Istilah ini umumnya lebih luas yaitu meliputi berbagai macam pengukuran kimia yang luas meliputi perhitungan zat dan campuran kimia. Stoikiometri dapat didefinisikan sebagai hubungan kuantitatif antara zat yang berkaitan dengan reaksi kimia, sebagai cabang ilmu reaksi yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat dan reaksi- reaksinya.

- Reaksi Stoikiometri

Reaksi stoikiometri adalah pereaksi yang pembatas pereaksi sisanya habis bereaksi.

- Reaksi Non-Stoikiometri

Reaksi non-stoikiometri adalah reaksi yang terdapat pereaksi pembatas dan pereaksi sisa, yang pereaksi sisanya tidak habis sedangkan pereaksi pembatasnya habis bereaksi.

- Titik Maksimum

Titik maksimum adalah suatu titik dimana merupakan titik tertinggi suatu zat atau senyawa dalam suatu reaksi stoikiometri.

- Titik minimum

Titik minimum adalah suatu titik dimana merupakan titik terendah suatu zat atau senyawa dalam suatu reaksi stoikiometri.

- Titik stoikiometri

Titik stoikiometri adalah dimana reaksi menjadi seimbang dan setara. Dalam menentukan titik stoikiometri ada perhitungan stoikiometri merupakan indikasi efisiensi proses dan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keseimbangan nilai pereaksi itu. Cara menentukannya tulis dan setarakan persamaan reaksinya, ubah salah satu unit dalam satuan mol, cari mol spesies yang dinyatakan dengan menggunakan persamaan reaksi, ubah spesies yang ditanyakan dengan satuan yang diminta.

- Reaksi pembatas

Reaksi pembatas adalah pereaksi yang habis terlebih dahulu pada saat pereaksi direaksikan, sedangkan pereksi sisa adalah pereaksi yang masih tersisa saat berlangsungnya reaksi. Pada saat suhu tinggi reaksi semuanya akan habis bereaksi dan sebaliknya pada saat suhu rendah akan terjadi non-stoikiometri dan pereaksi tidak akan semuanya habis bereaksi.

Hubungan suhu dan stoikiometri adalah suhu akan terjadi keseimbangan reaksi stoikiometri, dan reaksi itu semua akan habis bereaksi. Ketika suhu rendah maka akan terjadi reaksi non-stoikiometri dan pereaksi tidak habis semua bereaksi.

Adapun fungsi-fungsi dari alat adalah : - Pipet tetes

Pipet tetes berfungsi sebagai alat untuk mengambil suatu larutan. - Gelas kimia 100 ml

Gelas kimia 100 ml berfungsi sebagai adah untuk meletakkan zat-zat kimia.

- Termometer

Termometer digunakan sebagai alat untuk mengukur suhu dari larutan. - Gelas ukur 25 ml

Gelas ukur digunakan untuk wadah dari pengambilan larutan yang ditentukan ukurannya, agar larutan tidak kurang dan tidak lebih.

- Pipet Volume

Pipet volume digunakan sebagai alat untuk pengambilan suatu larutan ditempat yang jauh atau panjang.

Aplikasi stoikiometri dalam kehidupan sehari-hari misalnya adalah saat kita memanaskan air, memgang es batu, membuat teh atau kopi panas, maka akan terasa bahwa gelas akan ikut panas juga. Memasak nasi, maka pancinya akan otomatis panas juga.

- Reaksi eksoterm adalah suatu reaksi yang melepas atau mengeluarkan kalor dari sistem ke lingkungan. Contohnya es batu jika diletakkan diatas wadah akan meleleh dan akan menghasilkan kalor, larutan NaOH, larutan HNO3 dan larutan H3PO4.

- Reaksi endoderm adalah suatu reaksi yang menyerap kalor atau panas. Contohnya , amunium clorida dann barium hidroksida.

Fakor kesalahan yang mungkin terjadi adalah ketidak telitian dalam melihat termometer sehingga tidak bisa menentukan dengan baik, kesalahan yang lain juga menempatkan termometer langsung dan gelas kimia langsung pada meja/keramik dan tidak diberi alas sehingga termometer / suhu yang dihasilkan kurang maksimal, dan ada lagi kesalahan yang mungkin terjadi adalah terlalu menempelkan termometer pada pinggiran gelas kimia, itu juga menyebabkan data tidak valid.

Setelah melakukan percobaan ini kesimpulan yang dapat ditulis pada sistem NaOH dan HNO3 pada volume 4 ml dan 8 ml, 6 ml dan 6 ml, serta 8 ml dan 4 ml dan pada volume 2 ml dan 6 ml, 4 ml dan 4 ml, serta 6 ml dan 2 ml pada larutan NaOH dan H3PO4. Suhu tertinggi pada larutan NaOH dan HNO3 adalah 29 dan⁰

suhu terendah adalah 28 , begitu juga pada larutan NaOH adalah suhu tertinggi⁰

30 dan suhu terendah 28 .Namun pada saat dicampurkan antara larutan keduanya⁰ ⁰

( NaOH-HNO3 ) suhunya antara tertinggi dan terendah adalah 29 C.⁰

Pada larutan NaOH, suhu tertinggi 30 dan terendah adalah 28 , namun pada⁰ ⁰

larutan H3PO4 suhu tertinggi adalah dan terendah adalah sama yaitu 29 . Namun⁰

saat dicampurkan kedua larutan suhu tertingginya adalah 29 , dan suhu⁰

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

- Pada sistem NaOH- HNO3 semua reaksinya merupakan reaksi non

stoikiometri dan pada sistem NaOH-H3PO4 semua reaksinya juga

merupakan reksi non stoikiometri.

- Pereaksi sisa dan peraksi pembatas reaksi non stoikiometri terdapat pada larutan NaOH-HNO3 semua volumenya 4 ml dan 8 ml, 6 ml dan 8 ml, 8

ml dan 4 ml karena semuanya ada peraksi sisa. Begitu juga dengan NaOH-H3PO4 2 ml dan 6 ml, 4 ml dn 4 ml, 6 ml dan 2 ml terdapat

pereaksi sisa, karena tidak habis bereaksi sehingga disebut reaksi non stoikiometri.

- Dapat diketahui setelah percobaan ini titik tertinggi pada sistem NaOH- HNO3 pada volume yang sama ( 4 dan 6 ml, 6 dan 6 ml, 8 dan 4 ml ) yaitu

29 C. Pada larutan NaOH-H⁰ 3PO4 suhu tertinggi 29 C, dan suhu terendah⁰

27 C.⁰

5.2 Saran

Setelah kita melakukan percobaan pada laruan NaOH-HNO3 dan NaOH-

H3PO4, sebaiknya juga terhadap larutan lain misalnya antara NaOH-H2SO4, agar

DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, Davide. 2003. Kimia Untik Pemula. Jakarta: Erlangga

Keenan, Kleinfer, Wood. 1980. Kimia Untuk Universitas Edisi Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar. Jakarta: Gelora Aksara Respati. 1992. Dasar-Dasarr Ilmu Kimia. Jakarta: Rineka Cipta Syukri, Syahrir. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Reaksi kimia berjalan pada tingkat kecepatan yang berbeda-beda ada yang diantaranya yang berjalan sangat lambat, misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau penghancuran botol plastik oleh sinar matahari yang memerluhkan waktu bertahun–tahun bahakan berabad–abad. Ada juga reaksi yang

berjalan sangat cepat, misalnya : nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu dapat pula kita temukan dalam kehidupan sehari–hari reaksi yang berjalan cepat maupun lambat pada kondisi yang berbeda, misalnya : besi mudah berkarat pada kondisi ynag lemab, tetapi di lingkungan yang kering besi berkarat, akan memakan waktu yang cukup lama.

Hal ini juga terjadi pada alat transportsi yang kita gunakan dlam kehidupan, ada kendaraan yang melaju kencang dan ada pula yang lambat. Demikian pula reaksi kimia ada yang berlangsung lambat. Kebanyakan diantara kita belum menyadari dan memperhatikan dengan saksama fenomena alam (reaksi kimia) yang terjadi diantara kita. Untuk itu perlu bagi manusia mempelajari dan memahami faktor–faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi kimia. Bagaimanakah hubungan formulasi antara luas permukaan, konsentrasi, suhu, dan lain sebagainya, dengan kecepatan reaksi kimia ? pertanyaan ini yang muncul ketika kita mulai mengetahui penyebab dasar suatu reaksi bisa berlangsung cepat atau berlangsung lambat.

Selain itu kita akan membahas persamaan laju suatu reaksi yang menggambarkan hubungkan laju reaksi secara menyeluruh dalam suatu reaksi kimia dengan konsep-konsep dasar molaritas, volume, tekanan, dan jumlah zat (mole). Serta bagaimana hubungan setiap konsep reaksi yang sangat dipengaruhi oleh tunbukan partikel penyusun dan molekul-molekul yang terlihat dalam reaksi tersebut. Semua ini akan menbantu kita mengenali peranan reaksi kimia bagi sebuah proses kehidupan di alam semesta. Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Tujuan Percobaan

 Mengetahui orde reaksi Na2SO4

 Mengetahui nilai k dalam percobaan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam dokumen Laporan praktikum kimia dasar (1) (Halaman 68-74)

Dokumen terkait