HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Pengamatan
4.4.2 Pengaruh suhu
4.5 Pembahasan
Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi yang berlangsung per satuan waktu laju reaksi menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan setiap detiknya. Persamaan laju suatu reaksi kimia tidak dapat ditentukan melalui stoikiometri reaksinya, tetapi dilakukan melalui sebuah percobaan di laboratorium. Dari persamaan laju reaksi tersebut dikenali setelah orde reaksi yaitu nilai yang menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi orde nol menunjukkan bahwa pada perubahan konsentrasi pereaksi tidak mempengaruhi laju reaksi tersebut. Reaksi orde satu menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi pereaksi akan selalu berbanding lurus
dengan laju reaksi. Reaksi orde dua menunjukkan bahwa laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi pereaksi. Begitu pula halnya dengan reaksi orde tiga yang menyatakan bahwa besarnya laju reaksi adalah nilai pangkat tiga dari konsentrasi setiap pereaksi yang terkait. Sedangkan untuk reaksi dengan orde negatif menyatakan jumlah pangkat bilangan laju reaksi yang berbanding terbalik antara konsentrasi dan satuan waktu.
Laju atau kecepatan suatu reaksi dapat berjalan cepat ataupun lambat. Meningkat dan menurunnya laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya konsentrasi (molaritas), luas permukaan, temperatur (suhu), katalis, dan tekanan (untuk kreaksi yang bersifat gas).
Konsentrasi suatu reaktan akan selalu berbanding lurus dengan laju reaksi. Jika konsentrasi suatu zat meningkat (bertambah) maka laju reaksinya akan semakin besar dan sebaliknya, apabila konsentrasi zat tersebut berkurang (semakin kecil) maka laju reaksinya semakin kecil pula. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol/liter, tetapi untuk reaksi pada fase gas umumnya satuan konsentrasi yang digunakan adalah satuan tekanan seperti atm (atmosfer) atau Pa (pascal).
Suhu pada kondisi apapun memiliki pengaruh yang besar terhadap kecepatan reaksi kimia. Kecepatan atau laju reaksi akan bertambah seiring dengan meningkatnya (naik) suhu. Peningkatan suhu menyebabkan semakin cepat molekul-molekul penyusun suatu zat bergerak dan semakin banyak terjadi tumbukan antar molekul. Dengan demikian laju reaksi juga ikut meningkat. Sebaliknya, pada suhu yang rendah laju reaksi akan berjalan sangat lambat.
Berdasarkan teori tumbukan reaksi kimia dapat berlangsung jika molekul- molekul, atom-atom, atau partikel-partikel penyusun suatu zat yang bereaksi mengalami tumbukan. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin halus suatu zat maka semakin luas permukaannya. Pada zat yang berbentuk serbuk memiiki luas permukaan yang lebih besar daripada zat yang berbentuk padatan. Semakin luas permukaan suatu zat yang bereaksi akan mempengaruhi peningkatan laju reaksi tersebut, Karena kemungkinan bereaksi semakin besar dan semakin cepat reaksi tersebut berjalan.
Katalis adalah suatu senyawa kimia yang berperan dalam meningkatkan suatu reaksi kimia tanpa zat atau senyawa tersebut mengalami perubahan. Sifat
dasar setiap zat kimia yang bereaksi memiliki perbedaan yang sangat jelas, sehingga ada reaksi yang berjalan cepat dan ada pula reaksi yang berjalan sangat lambat. Dalam hal ini katalis akan sangat berperan, dengan meningkatkan laju reaksi tersebut. Katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan jalan menurunkan atau mengurangi energi aktivitas.
Berdasarkan hsil percobaandengan mereaksikan Na2S2O3 berbentuk larutan
terhadap larutan HCl terbukti bahwa meningkat atau bertambahnya konsentrasi dan suhu mengakibatkan peningkatan laju reaksi. Namun, dapat dibedakan antara suhu dan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Ternyata, pengaruh suhu lebih besar terhadap peningkatan laju reaksi dibandingkan pengaruh konsentrasi, hal tersebut ditunjukkan dengan semakin sedikitnya waktu yang diperlukan dalam reaksi.
Setelah menuang larutan HCl kedalam gelas kimia yang telah berisi larutan Na2S2O3 perlu dilakukan sedikit penggoyangan pada campuran tersebut,
hal ini dimaksudkan agar larutan Natrium triosulfat dapat bercampur sempurna dengan larutan asam klorida. Selain itu pemanasan juga dilakukan padas uhu 40oC
yang merupakan suhu normal berlangsungnya suatu reaksi. Dikuatirkan pada pemanasan dengan suhu diatas 40oC akan menyebabkan Na
2S2O3 menguap.
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi pada pratikum kali ini adalah tidak tepatnya volume larutan yang diambil pada saat pemipetan, serta penggunaan stopwatch yang kurang cermat (teliti). Kemungkinan pula terjadi kesalahan pada saat pemanasan campuran, misalnya keterlambatan diangkatnya gelas kimia yang berisi campuran larutan Na2S2O3 dan larutan HNO3, dari penangas air sehingga
suhu lebih dari 40oC ataupun sebaliknya. Ketika dilakukan pencampuran, larutan
yang tadinya berwarna bening dan jernih terlihat berubah sedikit demi sedikit menjadi keruh.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kosentrasi Na2S2O3 & HNO3
12,8 dimana orde reaksi Na2S2O3 0,2688 & HNO3 1,87 dan persamaan
konsentrasinya (12,8) [Na2S2O3]1,8[HNO3]0,2688 dan berdasarkan pengaruh suhu
Na2S2O3 0,585 dan NHO3 3, jadi orde totalnya 16,0256 dan persamaan laju
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
- Besarnya laju reaksi selalu berbanding lurus dengan konsentrasi zat pereaksi maka reaksi akan semakin cepat berlangsung. Berdasarkan percobaan diketahui bahwa peningkatan laju reaksi bertambah seiring bertambahnya konsentrasi Na2S2O3 dan HCl
- Suhu memiliki kecenderungan untuk menimgkatkan laju reaksi lebih besar dibandingkan kecenderungan konsenterasi dalam meningkatkan laju reaksi. Bertambahnya suhu berbanding lurus dengan peningkatan laju suatu reaksi. Dari hasil percobaan dapat dibuktikan bahwa suhu memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk meningkat laju reaksi, terbukti dengan semakin sedikitnya waktu yang dibutuhkan Na2S2O3 untuk beraksi
dengan HCl.
- Orde reaksi menyatakan pangkat bilangan (konsentrasi) laju suatu reaksi. Untuk hasil percobaan diperoleh hasil Na2S2O3 = 12,08 dan orde reaksi
12,8[Na2S2O3]1,8 [HNO3] 0,2688 dimana 12,8 adalah k (kostanta). Sedangkan
untuk laju reaksi yang di pengaruhi suhu di peroleh orde reaksi Na2S2O3 =
0,585 dan orde reaksi HNO3 = 3. Sehingga persamaan laju reaksi menjadi
V = 16,0256 [Na2S2O3]3[HCl]0,585, dimana 16,0256 adalah kostanta (k).
5.2. Saran
Pada praktikum selanjutnya perlu dilakukan percobaan laju reaksi karena pengaruh katalis dan luas permukaan. Selain itu perlu juga dilakukan percobaan laju reaksi zat dalam fase gas.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Jakarta: Erlangga Keenan, Charles w. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Petrucci. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga Syukri. 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam ilmu kimia, kita mengenal apa yang disebut unsur, unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan secara kimia menjadi zat kimia lain yang yang sederhana. Jenis unsur tidak terlalu banyak dialam terdapat kurang lebih 90 jenis unsur. Mengenai unsur-unsur sangatlah penting dalam ilmu kimia . sebab reaksi kimia pasti terdiri dari unsur-unsur yang bereaksi.dengan mengetahui sifat-sifat tersebut mudah bereaksi atau sukar bereaksi dengan unsur lainnya. Melalui percobaan ini kita akan mengenal beberapa unsure yang bergabung pada golonga IA(alkali) dan IIA(alkali tanah) pada sistem periodik.
Logam alkali adalah logam atau unsur-unsur golongan IA (kecuali hidrogen) yaitu litium, natrium, kalium, rubidium, seselium, dan fransium. Sedangkan alakali berasal dari bahas arab yang berarti abu, air atau bersifat basa. Oleh karena itu, logam-logam golongan IA membentuk basa-basa yang larut dalam air, maka disebut dengan logam alkali.
Logam alkali tanah meliputi berilium, magnesium, kalsium, stransium, barium, dan radium. Keenam unsur itu terletak pada golongan IIA. Logam alkali juga membentuk basa tetapi lebih lemah daripada logam alkali. Unsur-unsur golongan IIA umumnya ditentukan dalam tanah berupa senyawa tak larut. Oleh karena itu golongan IIA disebut logam alkali tanah.
1.2 Tujuan
- Mengetahui kelarutan unsur-unsur satu golongan satu golongan jika dicampur suatu basa.
- Mengetahui sifat-sifat unsur golongan IA & IIA
- Mengetahui kelarutan unsur-unsur dalam suatu golongan jika dicampurkan suatu zat asam.