• Tidak ada hasil yang ditemukan

GURU PENDIDIKAN AGAMA YANG IDEAL

BAGIAN EMPAT

GURU PENDIDIKAN AGAMA YANG IDEAL

37 Wina, Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta. Kencana. 2012. h. 13.

GURU PENDIDIKAN AGAMA YANG IDEAL

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 Ayat 1, disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didikanak usia dini di jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru berkedudukan sebagai tenaga profesional.

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional tersebut berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru juga berperan sebagai agen pembelajaran (learning agent,) artinya guru berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

Guru yang profesional akan menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang bermutu dalam rangka mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru harus memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sehingga memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya. Prinsip profesionalitas tersebut, antara lain guru memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, idealisme, komitmen untuk meningkatkan pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.

Untuk mewujudkan fungsi, peran, dan kedudukan tersebut, guru perlu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Di samping itu guru juga harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihAyati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebgai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.

Kualifikasi akademik seorang guru diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Kompetensi yang dimiliki seorang pendidik atau guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan untuk mengelola pembelajaran peserta didik. Dalam hal ini, paling tidak guru memiliki pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik, kemampuan mengembangkan kurikulum atau silabus, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan kemampuan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian

Untuk mewujudkan fungsi, peran, dan kedudukan tersebut, guru perlu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. Di samping itu guru juga harus memiliki kesehatan jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihAyati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebgai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.

Kualifikasi akademik seorang guru diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Kompetensi yang dimiliki seorang pendidik atau guru tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan untuk mengelola pembelajaran peserta didik. Dalam hal ini, paling tidak guru memiliki pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik, kemampuan mengembangkan kurikulum atau silabus, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan kemampuan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokratis, jujur, dan menjadi teladan bagi peserta didik.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam, baik kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni dan budaya. Paling tidak, guru menguasai materi secara luas dan mendalamsesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang diampu. Di samping itu, guru hendaknya juga memiliki konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi dan seni yang relevan, dan secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan atau kelompok mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar. Guru sebagai bagian dari masyarakat, sekurang-kurangnya dia memiliki kompetensi dalam bermunikasi lisan, tulis, dan atau isyarat secara santun, penggunaan teknologi informasi, bergaul secara efektif, menerapkan prinsip persaudaraan dan semangat kebersamaan.

Idealitas yang mestinya dimiliki oleh setiap guru pada umumnya, juga mesti dimiliki oleh guru pendidikan agama pada sekolah. Bahkan pemilikan persyaratan bagi guru Pendidikan Agama lebih kompleks dibandingkan dengan guru pada umumnya. Sebab Pendidikan Agama pada Sekolah adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta

didik dalam mengamalkan ajaran agama, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Hal ini antara lain tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan,Pasal 1 Ayat 1.

Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama. Pendidikan agama mewujudkan keharmonisan, kerukunan, dan rasa hormat di antara sesama pemeluk agama yang dianut dan terhadap pemeluk agama lain.

Pendidikan agama diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, mendorong kreativitas dan kemandirian, serta menumbuhkan motivasi hidup. Guru agama mestinya mampu menanamkan peserta didik untuk mengamalkan ajaran agamanya berdasarkan iman dan takwa, berkakhlak mulia, mampu mewujudkan keharmonisan, kerukunan, dan rasa hormat antar pemeluk agama.